Pertempuran Makariv
Pertempuran Makariv adalah pertempuran militer di kota Makariv di Oblast Kyiv, Ukraina, selama terjadinya peristiwa invasi Rusia ke Ukraina 2022. Pertempuran tersebut berlangsung sejak 27 Februari 2022 hingga laporan pertempuran terakhir pada 25 Maret 2022. Penembakan-penembakan di kota masih berlanjut hingga 31 Maret, kemudian wilayah Makariv dibebaskan sepenuhnya keesokan harinya, pada 1 April 2022. Menyusul pembebasan wilayah tersebut, terungkap bahwa lebih dari 200 warga sipil di area pemukiman, telah dibunuh oleh pasukan Rusia. Banyak dari para korban menunjukkan tanda-tanda penyiksaan, beberapa di antaranya orang-orang tua dan beberapa orang lagi ditemukan telah ditembak di bagian kepala dengan tangan terikat. PertempuranPada 27 Februari 2022, para warga sipil Ukraina memberikan informasi kepada Angkatan Bersenjata Ukraina bahwa satu gugus pasukan Rusia yang terdiri dari 15 tank, 25 pengangkut personel lapis baja dan 15 kendaraan berjenis Ural-4320 melewati Makariv. Pasukan tersebut terbagi menjadi tiga konvoi dan membawa senjata penyembur api, rudal, artileri swagerak serta bahan bakar. Seorang jurnalis Ukraina yang bernama Andriy Tsaplienko menulis bahwa, pasukan tersebut bergerak menuju Kyiv atau Zhytomyr.[7] Pasukan Rusia yang berupaya mencapai Kyiv melalui kota, memulai pertempuran pada hari itu juga. Menurut Kantor Berita Nasional Ukraina, Unkrinform, pasukan Rusia menempatkan wanita dan anak-anak di kendaraan angkut tersebut sebagai tameng manusia. Gugus pasukan Rusia tersebut memasuki jalan raya yang menghubungkan Kyiv dan Zhytomyr, dengan setidaknya satu tank Rusia hancur.[8] Pada pagi tanggal 28 Februari, pasukan Ukraina berhasil menghancurkan konvoi pasukan Rusia yang membawa peralatan militer.[9] Kemudian setelahnya, pasukan Ukraina yang terdiri dari Brigade Mekanik Terpisah ke-14 dan Brigade Serangan Udara ke-95, mengklaim telah sepenuhnya merebut kembali Makariv pada 2 Maret. Para pasukan tersebut tetap berada di Makariv setelah pembebasannya.[4] Setelah pertempuran sengit yang terjadi di sekitar wilayah Makariv pada 8 Maret, seorang komandan Ukraina memperkirakan masih terdapat gugus pasukan Rusia di sekitarnya yang perlu ditumpas. Hal ini diungkap oleh pengintai Ukraina yang menyampaikan bahwa mereka bergerak menuju posisi tank T-64BV Ukraina yang diawaki oleh sersan Serhiy Vasich dan anggota pasukannya, prajurit Vitaliy Parkhomuk dan prajurit Oleh Svynchuk, ketiganya adalah anggota pasukan Brigade Mekanik Terpisah ke-14. Ketika pasukan Rusia berada dalam jarak tembak tank, Vasich memberi perintah untuk menembak mereka dan tembakan tersebut mengenai tank Rusia. Kendaraan Rusia yang menyertainya juga tak luput ditembaki, sehingga akhirnya pasukan infanteri Rusia tercerai berai, kemudian memanggil bala bantuan berupa dukungan artileri. Tentara Rusia bersembunyi di gedung-gedung kota, sementara kendaraan tempur Rusia berusaha menargetkan tank. Kemudian tank Ukraina memasuki sayap Rusia dan mulai menembakkan peluru fragmentasi berdaya ledak tinggi. Namun, peluru kendali antitank Rusia meledakkan amunisi di dalam tank dan menewaskan Vasich, Parkhomuk dan Svynchuk. Pada akhirnya, kru menghancurkan enam unit kendaraan tempur Rusia dan berkontribusi pada serangan balasan Ukraina yang mengusir pasukan Rusia dari Makariv. Ketiganya secara anumerta dianugerahi penghargaan Pahlawan Ukraina.[3] Pada tanggal 9 Maret, dilaporkan terjadi pertempuran hebat di kota, meskipun kota tersebut masih dikuasai oleh pasukan Ukraina.[10] Kemudian pada 15 Maret, lebih banyak serangan-serangan Rusia terhadap Makariv yang berhasil dipukul mundur.[11] Setelahnya pada 17 Maret, pasukan Ukraina mengumumkan bahwa Makariv telah dibebaskan dari pasukan Rusia dan mengibarkan bendera Ukraina di tengah kota. Namun, kota tersebut masih dihujani oleh tembakan-tembakan Rusia. Lalu pada tanggal 21 Maret, Kepala Polisi Oblast Kyiv, Andriy Nebytov, dalam kunjungannya ke Makariv, mengatakan bahwa kota tersebut terus-menerus dihujani tembakan oleh musuh, tidak ada orang yang berada di jalan-jalan dan tingkat kehancuran kota yang tinggi. Kemudian pada 22 Maret, Kementerian Pertahanan Ukraina menyatakan Makariv telah dibebaskan sepenuhnya dari pasukan Rusia. Namun, keesokan harinya, walikota Makariv, Vadim Tokar, menyatakan "militer [Ukraina] tidak mengendalikan keseluruhan wilayah Makariv, hanya sebagian saja" dan "100 persen warga sipil tidak diperkenankan untuk kembali". Ia juga mengatakan Rusia telah menguasai 15% Makariv pada 23 Maret.[5] Pada tanggal 23 Maret, seorang jurnalis Ukraina, Roman Tsimbalyuk melaporkan bahwa komandan Brigade Senapan Bermotor Garda Terpisah ke-37 Rusia, kolonel Yuri Medvedev telah tertabrak oleh tank pasukannya sendiri, hingga berdampak unit tersebut kehilangan hampir setengah dari pasukannya selama terjadinya pertempuran di Makariv. Tidak diketahui tanggal pasti insiden tersebut terjadi, tetapi kemudian dilaporkan pada tanggal 11 Maret oleh Kepala Republik Chechnya, Ramzan Kadyrov, yang mengatakan Medvedev tengah dirawat di rumah sakit. Beberapa media barat berspekulasi melaporkan bahwa Medvedev tidak berhasil selamat atas serangan tersebut.[1][2] Pada tanggal 25 Maret, dalam sebuah pengarahan singkat, Wakil Kepala Staf Komando Angkatan Darat Angkatan Bersenjata Ukraina, Oleksandr Gruzevych, mengatakan bahwa Makariv berada dalam "zona abu-abu", yang berarti, baik Rusia maupun Ukraina tidak memiliki kendali penuh atas Makariv.[12] Otoritas di Oblast Kyiv juga menyebutkan pertempuran sengit masih berlangsung di Makariv pada 25 Maret.[13] Kemudian tanggal 28 Maret, mayor jenderal Mykola Zhyrnov mengumumkan pasukan Rusia telah berhasil dikalahkan dalam pertempuran di Irpin dan "Makariv juga terus dikendalikan oleh Angkatan Bersenjata kita".[14] Pada hari yang sama, selama serangan balasan oleh Angkatan Bersenjata Ukraina, desa Motyzhyn yang berada dekat Makariv, berhasil direbut kembali setelah terus menerus berada di bawah pendudukan Rusia sejak tanggal 27 Februari. Dilaporkan juga bahwa kepala desa ini, Olga Sukhenko dan keluarganya tewas terbunuh oleh pasukan pendudukan Rusia.[15] Hujan tembakan Rusia terhadap Makariv masih terus berlanjut hingga 31 Maret.[16] Kemudian pada 1 April, pasukan Rusia mundur dari seluruh wilayah (hromada) Makariv dan sepenuhnya meninggalkan Oblast Kyiv keesokan harinya pada 2 April.[17] KesudahanWarga sipil di wilayah Makariv menderita banyak kerugian sebagai akibat dari serangan dan pertempuran tersebut. Sebuah peristiwa yang tertangkap oleh kamera CCTV keamanan kota, memperlihatkan dua warga sipil yang berusia lanjut, tengah berada dalam dalam mobil, kemungkinan dalam upayanya mencoba untuk melarikan diri dari kota, kemudian berhenti setelah melihat kendaraan lapis baja Rusia. Kendaraan tempur ini lalu menembaki mobil tersebut yang langsung menewaskan kedua penumpangnya.[18] Serangan Rusia lainnya terhadap warga sipil terjadi pada 7 Maret, saat serangan udara Rusia membombardir sebuah pabrik roti dengan sekitar 30 orang yang masih berada di lokasi tersebut. Mayat 13 korban warga sipil dapat dikeluarkan dari reruntuhan dan lima orang lainnya berhasil diselamatkan.[19] Sebelum terjadinya pertempuran, Makariv memiliki sekitar 15.000 penduduk dan hanya kurang dari 1.000 orang yang tetap bertahan di kota tersebut selama pertempuran.[20] Pada 8 April, walikota Vadim Tokar mengatakan bahwa menurut perkiraan awal, tempat tersebut telah hancur sekitar 40% dan 132 warga sipil ditemukan telah dieksekusi dengan ditembak.[21][22] Pembunuhan warga sipil di wilayah Makariv ini, serupa dengan peristiwa yang terjadi di kota Bucha yang berada tidak jauh dari Makariv. Peristiwa ini dikenal dengan peristiwa pembantaian Bucha.[23] Pada akhir Juni, ditentukan bahwa jumlah warga sipil yang tewas di desa-desa bagian dari hromada (munisipalitas) di wilayah Makariv, sebenarnya lebih dari 200 orang. Korban-korban tersebut termasuk para lansia, para korban yang telah ditembak di bagian kepala dengan tangan terikat ke belakang dan kondisi mayat dengan tanda-tanda penyiksaan. Tokar juga menyebutkan kasus-kasus orang yang dipindahkan secara paksa ke Belarus dan Rusia.[6] Pada 10 Juli, dalam kunjungannya ke Makariv, Duta Besar Amerika Serikat untuk Ukraina, Bridget A. Brink mengaku "sangat tersentuh atas cerita orang-orang yang menderita, akibat serangan brutal Rusia di Makariv" dan mengungkapkan kebanggaan atas bantuan kemanusiaan yang dikirim Amerika Serikat ke wilayah tersebut untuk pemulihannya.[24] Referensi
|