Turkmenistan
Turkmenistan (bahasa Turkmen: Türkmenistan), juga dikenal sebagai Turkmenia (bahasa Rusia: Туркмения), adalah sebuah negara di Asia Tengah dan berbatasan dengan Iran di selatan, Afganistan di tenggara, Uzbekistan di utara, Kazakhstan di barat laut dan Laut Kaspia di barat. Sebagian besar wilayahnya merupakan hamparan Gurun Karakum. Negara ini memiliki cadangan gas alam terbesar kelima di dunia. Saat ini, Turkmenistan menerapkan sistem politik partai tunggal. Sistem ini dianggap tidak memenuhi prinsip-prinsip dasar demokrasi.[4] Sejak kemerdekaannya dari Uni Soviet, Turkmenistan dipimpin oleh Saparmurat Niyazov bahkan ia menjuluki dirinya sebagai Turkmenbashi (bahasa Turkmen: Türkmenbaşy yang berarti "Pemimpin semua orang Turkmen"). Pada tahun 2022, ia meninggal dunia dan digantikan oleh Serdar Berdimuhamedow yang ditunjuk oleh Dewan Keamanan Negara Turkmenistan melalui pemilihan umum pada tanggal 11 Februari 2007. SejarahWilayah Turkmenistan telah lama dikenal banyak orang dalam sejarah. Banyak pasukan dari berbagai kerajaan yang dikirim ke wilayah ini, demi mendapatkan wilayah yang lebih makmur. Wilayah ini sudah lama dikenal terutama oleh berbagai kekaisaran Persia. Sejarah wilayah ini dimulai saat Kaisar Akhemeniyah (Kekaisaran kuno pertama Persia) menaklukan wilayah ini dan membaginya dalam tiga wilayah, Margiana, Khwarezmia, Parthia. Aleksander Agung menaklukan wilayah ini pada abad ke-IV SM pada perjalanannya menuju Asia Tengah, dan pada saat itu pula Jalur Sutra dibangun sebagai jalur perdagangan utama yang menghubungkan Asia dan Cekungan Mediterania. Beberapa abad kemudian, berdiri Kekaisaran Parthia Persia dan membangun ibu kotanya di Nisa (Situs Warisan Dunia UNESCO di Turkmenistan), yang saat ini berada sekitar 18 km ke arah barat daya Ashgabat. Setelah kejatuhan kekaisaran Parthia, wilayah ini kerap kali diduduki oleh berbagai kekaisaran Iran untuk beberapa abad. Pada abad ke-VII M, bangsa Arab menaklukan wilayah ini dan sekaligus memperkenalkan Islam dan juga budaya Timur Tengah. Turkmenistan mulai dikenal luas ketika khalifah Ma'mun Ar-Rasyid dari dinasti Bani Abbasiyah memindahkan ibu kota kerajaan Khorasan Raya ke Merw (Situs Warisan Dunia UNESCO di Turkmenistan). Pada pertengahan abad ke-XI Kekaisaran Turki Seljuk memusatkan kekuasaan wilayahnya di Turkmenistan dalam upaya untuk meluaskan wilayah kekaisarannya hingga Khorasan. Pada pertengahan abad ke-XII, kekuasaan Kekaisaran Turki Seljuk pun jatuh yang dikalahkan oleh Genghis Khan yang pada saat itu berhasil merebut kekuasaan di wilayah timur Laut Kaspia dalam rangka pengembaraannya ke barat. Tujuh abad kemudian, bangsa Turkmen hidup dibawah kekuasaan berbagai kekaisaran dan perang antarsuku. Sekitar abad ke-XVII dan ke-XIX Masehi, kekuasaan di Turkmenistan diperebutkan oleh Kekaisaran Persia, Kekahanan Khiva, para Emir dari Bukhara, dan penguasa Afganistan. Selama masa ini, pemimpin spiritual Turkmen, Magtymguly Pyragy terkenal karena upaya untuk menjaga kebebasan dan otonomi bagi rakyatnya. Pada saat itu, wilayah yang luas di Asia Tengah, termasuk Turkmenistan belum dapat dipetakan dan hampir tidak dikenal secara luas oleh bangsa Eropa dan Dunia Barat. Persaingan untuk menguasai wilayah tersebut antara Kekaisaran Inggris dan Kekaisaran Tsar Rusia ditandai dengan Permainan Besar. Sepanjang penaklukan mereka di Asia Tengah, Rusia disambut dengan perlawanan yang paling berat oleh Turkmenistan. Bagaimanapun juga, pada tahun 1894 Rusia telah dapat menancapkan pengaruhnya di Turkmenistan dan memasukkan wilayah itu ke dalam wilayah kekaisarannya. Masa Uni SovietBerdasarkan Perjanjian Anglo-Rusia 1907, perang antara Kekaisaran Rusia dengan Kekaisaran Inggris di Asia Tengah pun usai. Sejak saat itu, Turkmenistan berada penuh dalam kekuasan Kekaisaran Tsar Rusia. Berbagai pengaruh dari budaya Rusia, termasuk bahasa pun mulai diperkenalkan kepada bangsa Turkmen. Revolusi Oktober 1917 yang terjadi di Rusia dan ketidakseimbangan politik menyebabkan keinginan bangsa Turkmen mendeklarasikan Republik Sosialis Soviet Turkmenistan, salah satu dari enam republik di Uni Soviet. Perubahan besar terjadi dalam kehidupan bangsa Turkmen. Bangsa Turkmen pun didorong untuk sekuler dan mengadaptasi cara berpakaian bangsa Eropa. Aksara yang digunakan dalam bahasa Turkmen pun diganti dari aksara Arab kuno ke Latin dan pada akhirnya menggunakan Aksara Kiril. Namun, membawa bangsa Turkmen untuk meninggalkan cara-cara tradisional mereka untuk mendukung komunisme tidak sepenuhnya berhasil hingga akhir tahun 1948. Kebijakan nasional Uni Soviet, antara tahun 1920 hingga 1930, sebenarnya mempromosikan "Penemuan Tradisi Bangsa Turkmen".[5] Bangsa Turkmen mendapat perlakuan yang lebih dalam administrasi Soviet dan sistem pendidikan. Selama tahun Stalin memerintah, dia mengizinkan bahasa Turkmen sebagai bahasa resmi di Republik Sosialis Soviet Turkmenistan. Masa KemerdekaanKetika Uni Soviet mulai runtuh, Turkmenistan dan republik Asia Tengah lainnya cemas akan keadaan negara, karena mereka membutuhkan kekuatan ekonomi dan pasar umum dari Uni Soviet untuk bisa mencapai kemakmuran. Namun demikian, Turkmenistan mengumandangkan kemerdekaannya pada tanggal 27 Oktober 1991, dan merupakan republik terakhir Soviet yang memisahkan diri.[6] Pada tahun 1991, Turkmenistan bergabung dalam Persemakmuran Negara-Negara Merdeka, sebuah organisasi internasional yang anggotanya terdiri dari negara-negara pecahan Uni Soviet. Namun, Turkmenistan mngurangi status keanggotaannya dalam organisasi tersebut menjadi "anggota asosiasi" pada Agusus 2004. Pernyataan yang disampaikan oleh Presiden Turkmenistan bahwa kebijakan negara tersebut akan netral selamanya.[7] Pemimpin lama Republik Sosialis Soviet Turkmenistan, Saparmurat Niyazov menjadi presiden pertama Turkmenistan setelah keruntuhan Uni Soviet. Di bawah kepemimpinan dia, hubungan antara bangsa Rusia dan Turkmen sangat dingin. Dia menyebut dirinya sebagai seorang promotor Muslim tradisional dan budaya bangsa Turkmen, bahkan dia menyebut dirinya sebagai Türkmenbaşy, yang berarti Pemimpin semua bangsa Turkmen. Perpanjangan kekuasaan dia bertambah besar pada awal 1990an, dan pada tahun 1999, dia menjadi Presiden seumur hidup. Dia meninggal dunia pada 21 Desember 2005 tanpa meninggalkan pewaris. Seorang mantan wakil perdana menteri dikabarkan adalah anak tidak sahnya dia. Gurbanguly Berdymukhamedov dipilih untuk menggantikan dia pada 11 Februari 2007 melalui pemilihan umum. GeografiDengan luas 488.100 km2 (188.500 sq mi), Turkmenistan adalah negara ke-52 terbesar di dunia. Luasnya sedikit lebih kecil ketimbang luas Spanyol dan lebih besar daripada negara bagian California. Negara ini terletak antara garis lintang 35 ° dan 43 ° U dan bujur 52 ° dan 67 ° T. Terletak di Asia Tengah yang sebagian besar merupakan wilayah gurun pasir yang dibatasi oleh barisan pegunungan, menyebabkan 80% wilayahnya diselimuti oleh gurun Karakum. Di bagian tengah wilayah ini merupakan daerah Dataran rendah Turpan. Di bagian barat daya wilayah ini terdapat pegunungan Kopet Dag yang memiliki puncak tertinggi Kuh-e Rizeh (Gunung Rizeh) sekitar 2,912 meter (9,553 kaki).[8] Di bagian barat negara ini terbentang Barisan Pegunungan Balkan Besar (sebagian besar terletak di Provinsi Balkan) dan juga Barisan Pegunungan Köýtendag di bagian timur laut yang berbatasan dengan Uzbekistan, yakni di Provinsi Lebap. Barisan Pegunungan Balkan Besar menjulang tinggi dengan puncak tertingginya Gora Arlan (Gunung Arlan) sekitar 1,880 meter (6,710 kaki)[9] dan puncak tertingginya, Ayrybaba yang terletak di Barisan Pegunungan Kugitangtau sekitar 3,137 meter (10,292 kaki).[10] Terbentang pula sungai-sungai besar seperti Amu Darya, Mughrab dan Hari. IklimSebagian besar wilayah Turkmenistan merupakan gurun pasir terkering di dunia, yang di mana di beberapa tempat memiliki curah hujan tahunan hanya mencapai 12 mm (0.47 inci). Suhu tertinggi yang pernah tercatat yaitu sekitar 48.9 °C (120°F) dan di Kerki, sebuah kota kecil yang terletak di tepi Sungai Amu Darya, yaitu sekitar 51.7 °C (125.1 °F) pada Juli 1983. PolitikSetelah 69 tahun menjadi bagian dari Uni Soviet dan 67 tahun menjadi bagian dari republik kesatuan dalam Uni Soviet, pada tanggal 27 Oktober 1991,rakyat Turkmenistan memutuskan untuk merdeka dan berpisah dari Uni Soviet. Presiden seumur hidup Saparmurat Atayevich Niyazov yang merupakan mantan birokrat Partai Komunis Uni Soviet yang memimpin Turkmenistan dari tahun 1985, ketika dia menjabat ketua Partai Komunis Turkmenistan. Dia mengambil alih kepemimpinan setelah keruntuhan Uni Soviet dan pada tanggal 28 Desember 1999, dia diangkat sebagai Presiden seumur hidup Turkmenistan oleh Mejlis (majelis setempat). Bekas partai Komunis, sekarang dikenal sebagai Partai Demokrat Turkmenistan yang merupakan partai tunggal yang diizinkan oleh pemerintah. Partai polik lainnya dianggap tidak sah atau ilegal kecual mendapat persetujuan dari pemerintah. Pembagian administratifTurkmenistan dibagi menjadi lima provinsi atau welayatlar (bentuk tunggalnya disebut welayat) dan sebuah distrik ibu kota. Setiap provinsi dibagi menjadi beberapa etraplar (bentuk tunggalnya disebut etrap), yang bisa menjadi county atau kota. Menurut Konstitusi Turkmenistan (Pasal 16 di dalam Konstitusi Tahun 2008, Pasal 47 di dalam Konstitusi Tahun 1992), beberapa kota bisa saja memiliki status welaýat (provinsi) atau etrap (distrik).
EkonomiTransportasiTransportasi otomobilKonstruksi jalan baru dan modernisasi jalan yang sudah ada berperan penting dalam pengembangan negara ini. Dengan peningkatan alur lalu lintas pada jalan yang telah ada, begitu pula dengan rencana pembangunan jalan tol baru. Pembangunan jalan dan sarana transportasi selalu menarik perhatian. Pada tahun 2004, Baimukhamet Kelov diberhentikan dari posisinya oleh Menteri Transportasi Turkmenistan karena melakukan penggelapan dana publik dan kelalaian dalam bekerja.[12] Transportasi udaraKota Turkmenbashi dan Ashgabat memiliki jadwal penerbangan komersial. Bandar Udara Ashgabat adalah yang terbesar, dengan penerbangan internasional reguler. Selain itu, jadwal penerbangan internasional juga tersedia di Turkmenbashi. Maskapai utama yang dioperasikan Pemerintah Turkmenistan adalah Turkmenistan Airlines. Maskapai ini juga merupakan yang terbesar di negara ini. Armada Turkmenistan Airlines terdiri dari pesawat buatan Amerika, Boeing.[13] Transportasi udara telah mengangkut lebih dari dua ribu penumpang setiap harinya di negara ini.[14] Penerbangan internasional telah melayani sekitar setengah juta penumpang untuk keluar masuk Turkmenistan setiap tahunnya. Turkmenistan Airlines memiliki jadwal penerbangan reguler menuju ke Moskwa, London, Frankfurt, Birmingham, Bangkok, Delhi, Abu Dhabi, Amritsar, Kiev, Lviv, Beijing, Istanbul, Minsk, Almaty, Tashkent dan St. Petersburg. Transportasi maritimSejak tahun 1962, Pelabuhan Laut Internasional Turkmenbashi mengoperasikan sebuah kapal feri menuju ke Baku, Azerbaijan. Dalam beberapa tahun terakhir, terlihat peningkatan transportasi tanker yang mengangkut minyak. Pelabuhan Turkmenbashi, mengasosiasikan feri menuju ke pelabuhan Laut Kaspia (Baku, Aktau). Pada tahun 2011, telah diumumkan bahwa pelabuhan Turkmenbashi akan dipugar sepenuhnya. Proyek ini melibatkan rekonstruksi terminal yang lama dan pembangunan tempat berlabuh yang baru.[15][16] Transportasi kereta apiKereta api adalah salah satu moda transportasi utama di Turkmenistan. Kereta api telah digunakan di negara ini sejak tahun 1876. Awalnya merupakan bagian dari Jalur kereta api Trans-Kaspia, kemudian Jalur kereta api Asia Tengah, setelah keruntuhan Uni Soviet, jaringan kereta api di Turkmenistan dimiliki dan dioperasikan oleh Türkmendemirýollary yang dimiliki negara. Panjang total jalur kereta api mencapai 3181 km. Lalu lintas penumpang kereta api di Turkmenistan dibatasi oleh perbatasan nasional negara, kecuali di wilayah dimana kereta transit datang dari Tajikistan menuju Uzbekistan dan sebaliknya. Armada lokomotif terdiri dari serangkaian lokomotif buatan Uni Soviet seperti 2TE10L, 2TE10U, 2M62U serta beberapa di antaranya dibuat di Tiongkok. Lokomotif langsir termasuk buatan Uni Soviet seperti TEM2, TEM2U, CME3. Saat ini, jalur kereta api Kazakhstan-Turkmenistan-Iran dan Turkmenistan-Afghanistan-Tajikistan sedang dibangun. DemografiSebagian besar penduduk Turkmenistan merupakan etnis Turkmen dan diikuti oleh etnis-etnis minoritas lainnya seperti etnis Uzbek dan Rusia. Jumlah kecil minoritas lainnya berasal dari etnis Kazakh,Tatar, Ukraina, Azerbaijan, Armenia dan Balokh. Persentasi etnis Rusia menurun dari 18.6% pada tahun 1939 menjadi 9.5% pada tahun 1989. BahasaBahasa Turkmen (bahasa Turk / bahasa Oghuz) adalah bahasa resmi di Turkmenistan (menurut Konstitusi Tahun 1992), walaupun masih banyak penduduknya yang menggunakan bahasa Rusia sebagai "bahasa untuk komunikasi antar-etnis". Sekitar 72% penduduknya menggunakan bahasa Turkmen, 12% menggunakan bahasa Rusia, 9% menggunakan bahasa Uzbek,[17] dan 7% menggunakan bahasa lainnya. (Bahasa Rusia (349,000), Uzbek (317,000), Kazak (88,000), Tatar (40,400), Ukraina (37,118), Azerbaijan (33,000), Armenia (32,000), bahasa Kurdi Utara (20,000), Lezgia (10,400), Persia (8,000), Belarusia (5,290), Erzya (3,490), Korea (3,490), Bashkir (2,610), Karakalpak (2,540), Ossetia (1,890), Dargwa (1,600), Lak (1,590), Tajik (1,280), Georgia (1,050), Lithuania (224), Tabasaran (180), dan Dungan).[18] AgamaBerdasarkan pada CIA World Factbook, Islam dianut oleh sekitar 89% penduduk, sementara 9% penduduknya menganut kristen Gereja Ortodoks dan lainnya sekitar 2% dilaporkan sebagai penganut atheis. Islam masuk ke Turkmenistan melalui kegiatan misionaris, di mana para misionaris merupakan orang suci yang terkadang dianggap sebagai leluhur dari suku atau etnik tertentu, kemudian mereka menjadi "pendiri" kelompok suku. Pada masa Uni Soviet, semua hal yang berhubungan dengan keagamaan dibekukan oleh otoritas komunis Soviet. Sebagian besar sekolah dan lembaga keagamaan ditutup dan dilarang, bahkan sebagian besar mesjid pun ditutup. Namun, sejak tahun 1990, telah dilakukan usaha untuk mengembalikan semua peninggalan budaya yang hilang dan dilarang pada masa Uni Soviet. Presiden pertama Saparmurat Atayevich Niyazov menyatakan bahwa nilai-nilai dasar keislaman harus diajarkan di sekolah-sekolah umum. Beberapa institusi islam, termasuk sekolah-sekolah keagamaan dan mesjid telah kembali dibuka dengan banyak bantuan dukungan dari Arab Saudi, Kuwait dan Turki. Kelas-kelas keagamaan pun diadakan di semua sekolah dan mesjid dengan beberapa menggunakan Bahasa Arab, pelajaran Al-Qur'an dan Hadis, serta sejarah Islam.[19] Kota-kota terbesar
Ashgabat,Mary,Turkmenabat,anau,Balkanabat,Daşoguz Budaya
Warisan
Referensi
Pranala luar
|