Chad
Republik Chad (Arab: تشاد , Tašād; Prancis: TCad) adalah sebuah negara di Afrika Tengah yang terkurung daratan. Chad berbatasan dengan Libya di sebelah utara, Republik Afrika Tengah di selatan, Niger di barat, Sudan di timur dan Nigeria serta Kamerun di barat daya. Disebabkan oleh jaraknya dan kebanyakan kawasannya yang beriklim gurun, negara berkenaan dirujuk sebagai 'jantung mati Afrika.' Di utara, ia meliputi Pegunungan Tibesti, pegunungan paling besar di gurun Sahara. Chad merupakan sebagian daripada bekas Persekutuan Afrika Prancis Khatulistiwa. Chad memiliki beberapa wilayah: zona gurun di utara, sabuk Sahel yang gersang di tengah, dan zona Sabana Sudan yang lebih subur di selatan. Danau Chad yang ada dinegara ini merupakan lahan basah terbesar kedua di Afrika. Bahasa resmi Chad adalah Arab dan Prancis. Ini adalah rumah bagi lebih dari 200 kelompok etnis dan bahasa yang berbeda. Islam (55,1%) dan Kristen (41,1%) adalah agama utama yang dianut di Chad.[5][6] Chad menempati urutan ke-2 terendah dalam Indeks Pembangunan Manusia, dengan 0,394 pada tahun 2021 dan menempati urutan ke-190. Chad merupakan negara terbelakang yang menghadapi dampak menjadi salah satu negara termiskin dan paling korup di dunia. Lebih dari 75% penduduknya hidup di bawah garis kemiskinan dengan mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani. Sejak tahun 2003 minyak mentah telah menjadi sumber utama pendapatan ekspor negara tersebut, menggantikan industri kapas tradisional. Chad memiliki catatan hak asasi manusia yang buruk, dengan pelanggaran yang sering terjadi seperti pemenjaraan sewenang-wenang, pembunuhan di luar hukum, dan pembatasan kebebasan sipil oleh pasukan keamanan dan milisi bersenjata. SejarahDaerah yang kini bernama Cad pernah dihuni oleh sebuah kelompok yang secara politis merupakan suku-suku yang tidak berhubungan. Tengkorak-tengkorak manusia dan lukisan-lukisan gua dari masa kuno telah ditemukan di sana. Secara bertahap kerajaan-kerajaan setempat yang lemah berkembang; kemudian semuanya disusul oleh Kekaisaran Kanem-Bornu yang lebih besar dan berkuasa. Kemudian, kedatangan orang-orang asing datang memberi banyak pengaruh di Cad. Di awal Abad Pertengahan, Cad menjadi jalur persilangan para pedagang Muslim dan suku-suku asli. Pada 1900, setelah Pertempuran Kousséri, Cad menjadi bagian sistem kolonial Prancis. Dalam PD II, Cad adalah koloni pertama Prancis yang bergabung dengan Prancis Bebas dan Sekutu, di bawah kepemimpinan gubernurnya Félix Éboué. Pada 1960, Cad menjadi negara merdeka, dengan François Tombalbaye sebagai presiden pertama. Sejarah pasca kemerdekaan Cad ditandai dengan ketidak stabilan dan kekerasan dari ketegangan antara bagian utara yang sebagian besar Arab Muslim dan bagian selatan yang sebagian besar orang Kristen dan animis. Pada 1965, ketidak puasan kaum Muslim dengan Presiden Tombalbaye - orang Kristen dari selatan - menyebabkan perang gerilya. Ditambah dengan kemarau parah, meruntuhkan kekuasaannya dan pada 1975, Presiden Tombalbaye terbunuh dalam sebuah kup yang dipimpin oleh Noël Milarew Odingar, yang segera digantikan oleh orang selatan lainnya, jenderal Félix Malloum. Malloum juga gagal mengakhiri perang, meskipun ia merangkap jabatan sebagai PM pada 1978 dari pemimpin pemberontak Hissène Habré, kepala Angkatan Bersenjata Utara (FAN), dan pada 1979 digantikan oleh orang utara yang didukung Libya, Goukouni Oueddei, saat negeri itu memasuki masa anarki Perang Saudara Cad. Pada tingkat ini Prancis dan Libya ikut campur tangan secara berulang untuk mendukung satu sisi terhadap lainnya. Habre pada 1982 menaklukkan ibu kota mengusir Presiden Oueddei, dan mendapatkan kendali menyeluruh atas negeri ini. Masa pemerintahan 8 tahunnya menimbulkan banyaknya huru-hara politik, sehingga berbagai organisasi HAM mendakwanya telah memerintahkan hukuman mati atas lawan-lawan politik dan anggota suku yang dianggap sebagai musuh rezimnya. Libya menyerang Cad pada 1980, untuk membuat Oueddei tetap menjabat dan melanjutkan kebijakan ekspansionis untuk menyatukan Libya dan Cad secara politik. Sebelumnya, orang Libya telah menduduki jalur sempit di daerah yang dikenal sebagai Jalur Aouzou pada 1972-73. Prancis dan AS menanggapinya dengan membantu Habré untuk mencoba memuat ambisi kawasan Libya di bawah Muammar al-Qaddafi. Perang saudara meluas. Pada Desember 1980 Libya menduduki semua bagian Cad utara, namun Habré mengalahkan pasukan Libya dan mengusirnya pada November 1981. Pada 1983, pasukan Qaddafi menaklukkan semua bagian negeri ini di utara Koro Toro. AS menggunakan basis-basis gelap di Cad untuk melatih para prajurit Libya yang tertangkap, yang dicoba diorganisasi ke dalam angkatan anti-Qaddafi. Bantuan Habré dari AS dan Prancis membantunya memenangkan perang terhadap Libya. Pendudukan Libya di utara Koro Toro berakhir saat Habré mengalahkan Qaddafi pada 1987. Meski menang, pemerintahan Habré lemah dan tampaknya tak disukai sebagian besar orang Cad. Ia dijatuhkan oleh pemimpin pemberontak yang didukung Libya Idriss Déby pada 1 Desember 1990. Habré pergi ke pengasingan di Senegal. Déby mengangkat diri sebagai diktator. Segera setelah itu sebuah konstitusi ditulis. Dukungan rakyat buat Déby rupanya ditunjukkan dalam sebuah pemilu pada Mei 2001, di mana ia mengalahkan 6 calon lainnya dengan 67,3% suara. PemilU itu digambarkan "agak adil", meski ada tercatat beberapa ketakteraturan. Pada 1998, sebuah perlawanan bersenjata terjadi di utara, dipimpin oleh mantan ketua pertahanan Presiden Déby, Youssouf Togoimi. Sebuah perjanjian perdamaian yang diperantarai Libya pada 2002 gagal mengakhiri perang itu. Pada 2003 dan 2004, kerusuhan di kawasan Darfur, Sudan terciprat ke perbatasan, bersama dengan sekian ribu pengungsi. Pada 23 Desember 2005, Cad mengumumkan berada dalam "keadaan perang" dengan Sudan. Organisasi Konferensi Islam (OKI) telah mendesak Sudan dan Cad mengendalikan diri untuk mengurangi ketegangan antara kedua negeri yang bertetangga itu. Pada 8 Februari 2006, Cad dan Sudan menandatangani Persetujuan Tripoli, mengakhiri konflik Cad-Sudan. Persetujuan ini melarang kedua negara memulai gerakan media satu sama lain, dan juga campur angan urusan dalam negeri lainnya. Pada 13 April 2006 para pemberontak menyerang ibu kota, mencoba menjatuhkan Presiden Idriss Deby. Angkatan pemerintah mengalahkan mereka dalam Pertempuran N'Djamena. Cad kemudian menuduh Sudan mendukung dan melatih para pmberontak itu, dan memperparah hubungan diplomatik antarkedua negara. GeografiCad adalah negara pedalaman di Afrika Tengah bagian Utara seukuran 1.284.000 kilometer persegi (496.000 mil persegi) di selatan Libya. Cad memiliki perbatasan sepanjang 5.968 kilometer (3.708 mil) dengan Kamerun, Republik Afrika Tengah, Libya, Niger, Nigeria, dan Sudan. IklimSebagian besar wilayah Cad merupakan gurun, sehingga Cad dijuluki sebagai "jantung mati Afrika".[butuh rujukan] Cad memiliki 4 zona iklim: dataran kering yang luas di tengah, gurun di utara, pegunungan yang kering di barat laut, dan dataran rendah tropis di selatan. Hanya 3% tanah Cad baik ditanami dan tidak ada yang memiliki panen tetap. Bencana alam di Cad termasuk angin harmattan yang panas, kering, dan berdebu yang terjadi di utara, kemarau periodik, dan wabah uir-uir. Danau Cad, yang terletak di Cad dan Kamerun, pernah menjadi danau terbesar ke-2 di Afrika namun telah banyak susut selama beberapa dasawarsa terakhir dan kini menurun menjadi kurang dari 10% dari ukuran sebelumnya. TopografiTopografi Cad didominasi oleh Lembah Sungai Cad yang rendah (dengan ketinggian sekitar 250 m / 820 kaki), yang secara bertahap menaik ke pegunungan dataran tinggi di utara, timur, dan selatan. Di timur pegunungan mencapai ketinggian lebih dari 900 meter (3.000 kaki) di dataran tinggi Ennedi dan Ouaddaï. Ketinggian tertinggi dicapai di Pegunungan Tibesti di utara, dengan ketinggian maksimum 3.415 m (11.204 kaki) di Emi Koussi. Separuh utara negeri ini terletak di Sahara. Satu-satunya sungai yang penting, Sungai Logone dan Chari (Shari), terletak di barat daya dan mengalir ke Danau Cad. Danau itu berukuran 2 kali lipat selama musim hujan. PolitikCabang eksekutif yang kuat yang dipegang oleh Presiden Idriss Deby dari Gerakan Pembebasan Patriotik mendominasi sistem politik Cad. Déby dipilih secara konstitusional pada 1996 dan 2001, meski pengamat internasional mencatat ketakteraturan dalam proses pemilihan. Presiden Cad terbatas dalam 2 masa jabatan hingga Déby memiliki syarat konstitusional yang dihapus pada 2005. Presiden dipilih oleh hak pilih universal bagi mereka yang berusia 18. Presiden berkuasa mengangkat PM dan Dewan Negara (atau kabinet), dan melaksanakan pengaruh atas pengangkatan hakim, jenderal, pejabat provinsi. Cabang legislatif Cad terdiri atas Majelis Nasional unikameral. Cabang yudikatifnya terdiri atas MA, Dewan Banding, pengadilan kejahatan, dan pengadilan hakim. Pembagian administratifSejak 2002, Cad telah dibagi atas 18 kawasan, di mana ia dibagi lagi atas 52 departemen dan dibagi lagi atas 348 kotamadya. Walau bagaimanapun, pelaksanaan rencana baru ini pada peringkat dasar secara perlahan. Kawasan-kawasan itu biasanya hanya berurusan pada 14 prefektur yang ada hingga 1999. Kawasan-kawasan yang ada di Cad: Oposisi internal dan hubungan luar negeriPresiden transisi Déby menghadapi tentangan bersenjata dari kelompok-kelompok yang terpecah belah oleh pertikaian kepemimpinan tetapi bersatu dalam niat mereka untuk menggulingkannya.[7] Pasukan ini menyerbu ibu kota pada 13 April 2006, tetapi akhirnya berhasil dipukul mundur. Pengaruh asing terbesar Chad adalah Prancis, yang mempertahankan 1.000 tentara di negara itu. Déby mengandalkan Prancis untuk membantu mengusir para pemberontak, dan Prancis memberikan dukungan logistik dan intelijen kepada tentara Chad karena takut akan runtuhnya stabilitas regional sepenuhnya.[8] Namun demikian, hubungan Perancis-Chad memburuk dengan pemberian hak pengeboran minyak kepada perusahaan American Exxon pada tahun 1999.[9] Ada banyak kelompok pemberontak di Chad selama beberapa dekade terakhir. Pada tahun 2007, sebuah perjanjian damai ditandatangani yang mengintegrasikan tentara Front Bersatu untuk Perubahan Demokratis ke dalam Angkatan Darat Chad.[10] Gerakan untuk Keadilan dan Demokrasi di Chad juga bentrok dengan pasukan pemerintah pada tahun 2003 dalam upaya menggulingkan Presiden Idriss Déby. Selain itu, terjadi berbagai konflik dengan pemberontak Janjaweed di Khartoum di Chad timur, yang membunuh warga sipil dengan menggunakan helikopter tempur.[11] Saat ini, Persatuan Pasukan Perlawanan (UFR) adalah kelompok pemberontak yang terus berperang melawan pemerintah Chad. Pada tahun 2010, UFR dilaporkan memiliki kekuatan yang diperkirakan berjumlah 6.000 orang dan 300 kendaraan.[12] MiliterCIA World Factbook memperkirakan anggaran militer Chad 4,2% dari PDB pada tahun 2006.[1] Mengingat PDB negara saat itu ($7,095 miliar), pengeluaran militer diperkirakan sekitar $300 juta. Namun perkiraan ini menurun setelah berakhirnya Perang Saudara di Chad (2005–2010) menjadi 2,0%[13] seperti yang diperkirakan oleh Bank Dunia untuk tahun 2011. EkonomiEkonomi pertanian Cad didorong oleh pembangunan ladang minyak dan jalur pipa sejak 2000. Lebih dari 80% penduduk Cad menjalankan pertanian subsisten dan pembiakan ternak untuk mata pencahariannya. Kapas, dan, dalam ukuran yang tak terlalu jauh, ternak dan getah arab, yang sampai kini tetap menyediakan sebagian besar penerimaan ekspor Cad, namun Cad mulai mengekspor minyak pada 2003 dari 3 ladang minyak dekat Doba. Diperkirakan penerimaan dari minyak menambah PDB per kapita Cad menjadi 40% pada 2004, dan mungkin mengganda pada 2005. Ekonomi Cad telah lama lumpuh karena letaknya yang di pedalaman, komunikasi dalam negeri yang kurang, biaya energi yang tinggi, jarangnya sumber daya air dan sejarah ketaktabilan. Hingga kini, Cad bergantung pada bantuan dan modal asing bagi sebagian besar proyek investasi sektor pemerintah dan swasta namun penerimaan minyak akan mengubah keuangan pemerintah. Sebuah konsorsium, dipimpin oleh ExxonMobil (AS), dan keikutsertaan Chevron (AS) dan Petronas (Malaysia), menginvestasikan $3,7 miliar untuk mengembangkan cadangan minyak yang diperkirakan 1 miliar barel (0,2 km³) di Cad selatan, dan Cad menjadi negara produsen minyak pada 2003, dengan penyelesaian jalur pipa (sebagian dibiayai Bank Dunia) yang menghubungkan ladang minyaknya yang ada di selatan ke terminal di pesisir Atlantik melalui Kamerun. Cad berharap menghindari limbah dan korupsi yang dialami beberapa negara produsen minyak Afrika lainnya; karena keadaan pertolongannya, Bank Dunia telah mendesak hukum baru yang meminta 80% penerimaan minyak akan dihabiskan dalam proyek pembangunan. Namun, pada Januari 2006 Bank Dunia menghentikan program pinjamannya pada Cad, atas keputusan Cad "melunakkan" hukum yang memerintahkan pengeluaran uang dari minyak. Tanggapan Cad adalah Bank Dunia menggunakan Cad sebagai sasaran uji untuk gaya manajemen yang berbeda. Bila stabilitas ekonomi Cad terpelihara, harapan ekonomi Cad kini lebih baik daripada sebelumnya. Diketahui bahwa cadangan minyak masih ada di negeri ini, di samping ladang minyak yang sudah dieksploitasi. DemografiTerdapat lebih dari 200 kelompok etnis di Cad. Umumnya mereka yang tinggal di utara dan timur adalah Muslim; lebih ke selatan orang Kristen atau animis, meski pembagian utara/selatan seperti itu memberi keterangan atas hubungan bernuansa suku dan keagamaan yang kompleks di Cad. Melalui hubungan keagamaan dan perdagangannya yang panjang dengan Sudan dan Mesir, banyak orang di kawasan timur dan tengah Cad telah terarabkan, menuturkan Bahasa Arab Cad (lihat bawah; meski secara tipe bukit bahasa sastra Arab) dan mempraktikkan banyak praktik kebudayaan Arab lainnya juga. Lebih dari tiga perempat penduduk Cad tinggal di pinggiran kota. BudayaCad adalah sebuah negara yang secara budaya beragam. Di antara perwujudanya adalah banyaknya bahasa yang diucapkan di sana. Meski bahasa resmi di Cad hanya bahasa Arab dan Prancis, ada lebih dari 100 bahasa suku yang diucapkan dan sebuah logat bahasa Arab yang dikenal sebagai bahasa Arab Cad adalah hal tererat di negeri ini sebagai bahasa dagang nasional, yang merupakan campuran bahasa Arab "sastrawi", Prancis, dan logat lain, yang berbeda dari bahasa resmi negeri ini, Arab sastrawi, dan saat penutur Arab sastrawi bisa memahami bahasa Arab Cad, kebalikannya salah. Sekolah pemerintahan mengajarkan bahasa resmi, dengan Prancis yang secara khas bahasa instruksi. Sedikit orang Cad selain elit terdidik/pelancong bercakap bahasa Arab sastrawi. Kelompok etnis terbesar di Cad, orang Sara yang Kristen/animis yang tinggal di selatan negeri ini, hanya menyusun 20% penduduk. Di Cad tengah, orang biasa hidup berpindah dan menggembala. Penduduk di pegunungan utara amat jarang dan biasanya Muslim dari berbagai latar belakang. Tiap masyarakat di Cad (lebih kecil daripada kelompok yang digambarkan di atas) telah mengembangkan agama, musik, dan cerita rakyatnya sendiri. Gereja Kristen terbesar adalah Gereja Katolik Roma, Assemblees Chretiennes du TCad, Eglise Baptiste du TCad dan Eglises Evangeliques au TCad. Lihat pula
Bacaan lebih lanjut
Pranala luarPemerintah
Berita
Selayang pandang
Direktori
PariwisataWikiwisata memiliki panduan wisata Chad. Lain-lain
|