Senegal
Senegal (/ˌsɛnɪˈɡɔːl, -ˈɡɑːl/ ⓘ;[7][8] bahasa Prancis: Sénégal; Wolof: Senegaal), secara resmi bernama Republik Senegal (Bahasa Prancis: République du Sénégal [ʁepyblik dy seneɡal]), adalah sebuah negara di sebelah selatan Sungai Senegal di Afrika Barat. Negara ini berbatasan dengan Samudra Atlantik di sebelah barat, Mauritania di utara, Mali di timur, serta Guinea dan Guinea Bissau di selatan. Gambia merupakan sebuah enklave (daerah kantong) di wilayah Senegal. Sungai Gambia sepanjang 300 km mengalir di Gambia. Tanjung Verde terletak 560 km dari pesisir Senegal. Ibu kota Senegal adalah Dakar. Nama "Senegal" berasal dari bahasa Wolof "Sunuu Gaal", yang berarti "Perahu Kita". Senegal mempunyai luas daratan sebesar hampit 197,000 kilometer persegi dan mempunyai populasi sebanyak kira-kira 15 juta penduduk. Iklim di Senegal berupa iklim Sahel, tetapi juga mengalami musim hujan. Senegal memiliki populasi lebih dari 13,5 juta,[9] sekitar 42 persen di antaranya tinggal di daerah pedesaan. Kepadatan di daerah ini bervariasi dari sekitar 77 jiwa per kilometer persegi di wilayah barat-tengah ke 2 per kilometer persegi di bagian timur. SejarahEra kolonialPada pertengahan abad ke-15, bangsa Portugis mendarat di pantai Senegal, diikuti oleh pedagang yang mewakili negara-negara lain, termasuk Prancis.[10] Berbagai kekuatan Eropa—Portugal, Belanda, dan Inggris—berkompetisi untuk perdagangan di daerah ini dari abad ke-15 dan seterusnya. Pada tahun 1677, Prancis menguasai apa yang telah menjadi titik keberangkatan kecil di Perdagangan budak Atlantik—pulau Gorée sebelah Dakar modern, digunakan sebagai pangkalan untuk membeli budak.[11][12] Para misionaris Eropa memperkenalkan agama Kristen ke Senegal dan Casamance pada abad ke-19. Barulah pada tahun 1850-an bahwa Prancis mulai memperluas ke daratan Senegal setelah mereka menghapus perbudakan dan mulai mempromosikan doktrin abolisionis,[13] menambahkan kerajaan pribumi seperti Waalo, Cayor, Baol, dan Kekaisaran Wolof. Koloni Prancis semakin menginvasi dan mengambil alih semua kerajaan kecuali Sine dan Saloum di bawah Gubernur Louis Faidherbe.[14][15] Resistensi Senegal untuk ekspansi Prancis dan pemenjaraan perdagangan budak yang menguntungkan mereka dipimpin sebagian oleh Lat-Dior, Damel dari Cayor, dan Maad a Sinig Kumba Ndoffene Famak Joof, raja Sine, mengakibatkan Pertempuran Logandème. Kemerdekaan (1960)Pada 4 April 1959 Senegal dan Sudan Prancis bergabung untuk membentuk Federasi Mali, yang menjadi sepenuhnya independen pada tanggal 20 Juni 1960, sebagai hasil dari kemerdekaan dan transfer kesepakatan kekuasaan yang ditandatangani dengan Prancis pada tanggal 4 April 1960. GeografiPolitikPembagian administratifSenegal dibagi menjadi 14 wilayah, masing-masing dikelola oleh Dewan Regional yang dipilih berdasarkan jumlah populasi di tingkat Arondisemen. Negara ini kemudian dibagi lagi oleh 45 Departemen, 113 Arondisemen (keduanya tidak memiliki fungsi administratif).[16] Ibukota daerah memiliki nama yang sama dengan daerahnya masing-masing:
EkonomiDemografiSenegal memiliki populasi lebih dari 13,5 juta, sekitar 42 persen di antaranya tinggal di daerah pedesaan. Kepadatan di daerah ini bervariasi dari sekitar 77 jiwa per kilometer persegi di wilayah barat-tengah ke 2 per kilometer persegi di bagian timur. Kelompok etnikSenegal memiliki berbagai kelompok etnis dan, seperti di kebanyakan negara Afrika Barat, beberapa bahasa banyak dipakai. Wolof adalah kelompok etnis terbesar di Senegal pada 43 persen; Fula[17] dan Toucouleur (juga dikenal sebagai Halpulaar'en, secara harfiah "penutur-bahasa-Pulaar") (24%) adalah kelompok terbesar kedua, diikuti oleh Serer (14,7%), [45] kemudian diikuti kelompok seperti Jola (4%), Mandinka (3%), Maures (atau Naarkajors), Soninke, Bassari dan banyak komunitas yang lebih kecil (9%). Sekitar 50.000 orang Eropa (sebagian besar dari Prancis) dan Lebanon[18] serta sebagian lebih kecil dari Mauritania dan Maroko[butuh rujukan] tinggal di Senegal, terutama di kota-kota dan beberapa pensiunan yang tinggal di kota-kota resor sekitar Mbour. Sebagian besar orang Lebanon bekerja di bidang perdagangan.[19] Juga terletak terutama di daerah perkotaan adalah komunitas kecil Vietnam serta meningkatnya jumlah pedagang imigran asal Tiongkok, masing-masing berjumlah mungkin beberapa ratus orang.[20] Ada juga puluhan ribu pengungsi Mauritania di Senegal, terutama di daerah bagian utara negara.[21] Menurut World Refugee Survey tahun 2008, yang diterbitkan oleh Komite AS untuk Pengungsi dan Imigran, Senegal memiliki populasi pengungsi dan pencari suaka yang jumlahnya sekitar 23.800 pada tahun 2007. Mayoritas populasi ini (20.200) adalah dari Mauritania. Para pengungsi tinggal di N'dioum, Dodel, dan permukiman kecil di sepanjang lembah Sungai Senegal. BahasaBahasa Prancis adalah bahasa resmi, dipakai setidaknya oleh semua orang yang melalui beberapa tahun dalam sistem pendidikan yang berasal dari Prancis (sekolah Al-Quran bahkan lebih populer, tetapi bahasa Arab tidak banyak digunakan di luar konteks bacaan). Kebanyakan orang juga menggunakan bahasa etnis mereka walau, terutama di Dakar, bahasa Wolof adalah lingua franca.[22] Bahasa Pulaar digunakan oleh masyarakat beretnis Fula dan Toucouleur. Bahasa Serer digunakan secara luas oleh etnis Serer maupun non-Serer (termasuk Presiden Sall, yang istrinya berketurunan Serer); begitu juga dengan bahasa Cangin, yang digunakan oleh etnis Serer. bahasa Jola banyak diucapkan di Casamance. Beberapa bahasa Senegal memiliki status hukum "bahasa nasional": Balanta-Ganja, Hassaniya Arab, Jola-Fonyi, Mandinka, Mandjak, Mankanya, Noon (Serer-tengah hari), Pulaar, Serer, Soninke, dan Wolof. AgamaSenegal adalah negara sekuler. Islam adalah agama dominan di negeri ini, dianut oleh sekitar 94% dari penduduk negara; komunitas Kristen, sebesar 5% dari populasi, sebagian besar adalah Katolik Roma namun masih ada beragam golongan Protestan. Satu persen memiliki kepercayaan animisme, khususnya di wilayah tenggara negara. Beberapa orang Serer mengikuti agama Serer. BudayaSenegal terkenal akan tradisi mendongeng Afrika Barat, yang dilakukan oleh pencerita yang dinamakan Griot, yang telah menjaga sejarah Afrika Barat selama ribuan tahun melalui cerita dan musik. Profesi griot ini pun turun menurun dan membutuhkan bertahun-tahun untuk mempelajari tentang asal-usul, sejarah dan musik. Para griot memberikan suara untuk generasi masyarakat Afrika Barat. Monumen Renaisans Afrika dibangun pada tahun 2010 di Dakar dan merupakan patung tertinggi di Afrika. Dakar juga menjadi tuan rumah festival film, Recidak. MasakanKarena Senegal berbatasan dengan Samudra Atlantik, ikan merupakan bahan yang sangat penting. Ayam, domba, kacang polong, telur, dan daging sapi juga digunakan dalam masakan Senegal, tetapi tidak daging babi, karena mayoritas penduduk beragama Muslim. Kacang tanah, tanaman utama Senegal, serta couscous, nasi putih, ubi jalar, lentil, kacang tunggak dan berbagai sayuran, juga biasa dimasukkan ke berbagai macam masakan. Daging dan sayuran biasanya direbus atau direndam dalam bumbu dan rempah-rempah, lalu dituangkan di atas nasi atau couscous, atau dimakan dengan roti. Jus segar yang populer di Senegal terbuat dari bissap, jahe, buy (diucapkan 'buoy', yang merupakan buah dari pohon baobab, juga dikenal sebagai "buah roti monyet"), mangga, atau buah lain atau pohon-pohon liar (yang paling terkenal sirsak, yang disebut corossol dalam bahasa Prancis). Makanan penutup sangat kaya dan manis, menggabungkan bahan-bahan asli dengan gaya karakteristik dari dampak Prancis pada metode kuliner Senegal. Mereka sering disajikan dengan buah segar dan secara tradisional dibarengi oleh kopi atau teh. OlahragaAda banyak olahraga di Senegal. Gulat dan sepakbola adalah dua olahraga yang paling populer. Senegal akan menggelar 2026 Summer Youth Olympics di Dakar, membuatnya menjadi negara Afrika pertama yang menggelar sebuah pertandingan Olimpiade.[23][24] Gulat adalah olahraga paling populer[25] di Senegal dan telah menjadi obsesi nasional.[26] Olahraga ini menjadi cara bagi banyak pemuda untuk keluar dari kemiskinan dan merupakan satu-satunya olahraga yang diakui sebagai olahraga yang berkembang dari budaya Barat. Sepak bola merupakan olahraga yang populer di Senegal. Pada tahun 2002, tim selesai sebagai runner-up di Piala Afrika dan menjadi salah satu dari tiga tim Afrika yang pernah mencapai perempat-final Piala Dunia FIFA, mengalahkan juara sebelumnya Prancis di pertandingan pertama mereka. Pemain populer dari tim ini termasuk Sadio Mané, El Hadji Diouf, Papa Bouba Diop, Khalilou Fadiga dan Henri Camara, semuanya pernah bermain di Eropa. Pada 2022, Senegal berhasil menjuarai Piala Afrika setelah mengalahkan Mesir di final. Basket juga merupakan olahraga populer di Senegal. Negara ini secara telah menjadi salah satu kekuatan basket yang dominan di Afrika. Tim putra berperforma lebih baik daripada tim Afrika lainnya di Piala Dunia FIBA 2014, di mana mereka mencapai babak playoff untuk pertama kalinya. Tim putri telah memenangkan total 19 medali di 20 Kejuaraan Afrika, lebih dari dua kali lebih banyak medali dari pesaing lainnya. Pada tahun 2016, asosiasi basket nasional di AS, yang dikenal sebagai NBA mengumumkan peluncuran sebuah Akademi Elit di Afrika, lebih tepatnya di Senegal.[27] Negara ini menjadi tuan rumah reli Paris-Dakar dari tahun 1979 sampai 2007. Reli Dakar adalah lomba olahraga otomotif off-road yang dimulai dari Paris, Prancis sampai Dakar, Senegal. Peserta mengendarai kendaraan off-road untuk menyeberangi geografi yang sulit. Perlombaan terakhir diadakan pada tahun 2007, sebelum reli 2008 dibatalkan sehari sebelum acara karena masalah keamanan di Mauritania. Ocean X-Prix yang menjadi bagian dari kejuaraan off-road listrik Extreme E juga diselenggarakan di Senegal. Galeria gambar
Lihat pulaReferensi
Pranala luarWikiwisata memiliki panduan wisata Senegal.
|