Benin
Republik Benin, dahulu bernama Dahomey, adalah sebuah negara di Afrika barat. Negara ini berbatasan dengan Togo di sebelah barat, Nigeria sebelah timur, Burkina Faso serta Niger di sebelah utara, dan Teluk Guinea di sebelah selatan. EtimologiSelama pemerintahan kolonial Perancis dan setelah kemerdekaan pada 1 Agustus 1960, negara ini bernama Dahomey yang diambil dari nama kerajaan pendahulunya, Kerajaan Dahomey. Pada tanggal 30 November 1975, negara ini berganti nama menjadi Benin setelah kudeta militer Marxis-Leninis.[5] Teluk Benin berbatasan dengan negara ini dan nama teluk itu diambil dari nama Kerajaan Benin yang terletak di Nigeria saat ini. SejarahKerajaan Afrika Dahomey muncul di Benin. Sejak abad ke-17, kerajaan dikuasai oleh oba, jauh melampaui perbatasan Benin masa ini, meliputi sebagian besar Afrika Barat. Kerajaan makmur ini adalah "pengekspor" budak dan berdagang dengan orang Portugal dan Belanda. Tetapi kekacauan di sini akhirnya mengakibatkan Dahomey dijajah Prancis pada tahun 1892. Pada 1904, Dahomey menjadi sebagian jajahan Prancis Afrika Barat, tidak lagi sebagai Dahomey. Pada 1958, Dahomey diberi otonomi, dan kemerdekaan penuh diraih tahun 1960. Periode bergolak mengikuti kemerdekaan, dan ada beberapa kudeta dan pergantian rezim sebelum kekuasaan diambil alih oleh Mathieu Kérékou. Kérékou menganut paham marxisme, dan negara dinamai kembali "Benin". Pada akhir 1980-an, Kérékou meninggalkan Marxisme dan mengambil keputusan untuk mendirikan kembali demokrasi. Dia dikalahkan dalam pemilu 1991, tetapi menang lagi tahun 1996. GeografiBentuk keseluruhan negeri ini dibatasi sungai Niger di utara dan dataran pesisir di selatan, di bagian timur sedikit tak datar. Bagian utara negeri ini terutama tersusun atas sabana dan pegunungan setengah gersang. Titik tertingginya ialah Gunung Sagboroa setinggi 658 m. Selatan negeri ini terdiri atas sebuah dataran pantai berawa yang menyebar, danau dan laguna seperti danau Nohoué atau laguna di Porto Novo. Sebagian besar penduduknya bertempat tinggal di pesisir pantai, di mana sebagian kota besar di Benin terpusat, khususnya Porto Novo dan Cotonou. Negeri ini terletak di zona antartropis, iklimnya kering dan lembap, dibandingkan dengan hujan, yang terjadi 10 kali (April hingga Juli dan September hingga November). Mahkamah Peradilan Internasional di den Haag menyatakan pada 12 Juli 2005 perbatasan antara Benin dan Niger termasuk pulau di bantaran Sungai Niger dan sungai Mékrou. Sebanyak 16 pulau yang baru diberikan ke Benin, dan Lété kepada Niger. IklimIklimnya tropis, panas dan kering bersama dengan keadaan musiman das geografi di seluruh negeri, musimnya jelas dan silih berganti. Terbentang 900 hingga 1300 mm air, kawasan yang banyak mendapat hujan ada di sudut tenggara, Cotonou hingga Porto Novo, antara Atacora-Natitingou dan Djougou, kawasan Dassa dan Ndali di utara Parakou. Curah hujah maksimum ada di selatan (iklim ekuator), pada pertengahan Maret hingga Juli, dan dan curah hujan menurun pada November/Desember. Angin musim, berhembus dari April hingga November, di tenggara. Harmattan yang kering berhembus ke arah sebaliknya dari angin musim, November hingga Mei, menghasilkan debu warna jingga. Tingkat kelembapan, selalu besar, berada antara 65 dan 95%. Suhu rata-rata meliputi 22 dan 34 °C, panas di bulan April dan Mei (tepat setelah Harmattan berhembus selama 6 bulan, sesudah angin musim yang membawa hujan). DanauTerdapat beberapa danau di Benin, antara lain: Danau Ahémé, Danau Aziri, Danau Nokoué, Danau Porto Novo, Danau Sele, Danau Toho, dan Togbadji Lagoon. PolitikPolitik Benin terjadi dalam kerangkan republik demokrasi representatif presidensil, di mana Presiden Benin ialah kepala negara dan kepala pemerintahan, dan sistem multipartai berbagai bentuk. Kekuasaan eksekutif dipegang oleh pemerintah. Kekuasaan legislatif dipegang oleh pemerintah dan legislatur. Peradilan merdeka dari kekuasaan eksekutif dan legislatif. Sistem politiknya sekarang diturunkan dari konstitusi Benin 1990 dan perubahan menuju demokrasi pada 1991. Pembagian administratifBenin terbagi atas 12 departemen: EkonomiEkonomi Benin tetap tak berkembang dan bergantung pada pertanian penyambung hidup, produksi kapas, dan perdagangan regional. Rata-rata perkembangan dalam output sesungguhnya stabil 5% dalam 6 tahun terakhir, namun penduduk yang cepat berkembang telah mengimbangi perkembangan ini. Inflasi telah menurun selama beberapa tahun terakhir. Agar mengembangkan pertumbuhan lebih lanjut, Benin merencanakan menarik lebih banyak investasi asing, lebih menekankan pada pariwisata, memfasilitasi pertumbuhan sistem prosses makanan dan produk pertanian, dan mendorong informasi baru dan teknologi komunikasi. Kebijakan swastanisasi 2001 tetap berlanjut dalam telekomunikasi, air, listrik, dan pertanian meski awalnya pemerintah enggan. Paris Club dan kreditor bilateral telah mengurangi utang, saat menekankan reformasi struktural dipercepat. DemografiBenin tersusun atas 40 etnis yang berbeda, yang paling banyak ialah etnis Fon yang berjumlah 49% dari penduduk Benin. Etnis lainnya antara lain Adja, Yoruba, Somba, dan Bariba. Kebanyakan etnis itu memiliki bahasa sendiri.[butuh rujukan] Namun bahasa Prancis yang dijadikan sebagai bahasa resmi di Benin.[6] Sehingga bahasa Prancis dituturkan di banyak kota. Bahasa asli lainnya ialah bahasa Fon dan Yoruba yang cukup banyak penuturnya. Orang-orang Benin kebanyakan memeluk Voodoo, agama anisme lokal, yang pusatnya ada di kota Ouidah. Selain itu terdapat juga Kristen (Katolik) dan Islam. BudayaHari libur nasional
Serba-serbiPenduduk: 7.513.946 jiwa (2006). 0-14 tahun: 47,32%; 15-64 tahun: 50,38%; + 65 tahun: 2,3% Lihat pulaReferensi
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Bénin. Wikiwisata memiliki panduan wisata Benin.
|