^Penghulu Sukabumi, tokoh Ulama Pakauman Sukabumi, yang senantiasa di kritisi oleh K.H. Ahmad Sanusi sekaitan dengan tugas-tugas ulama pakauman diantaranya pengumpul Zakat, Infak, Shodaqoh, dll. yang dianggap oleh Ahmad Sanusi tidak sesuai/menyimpang dari ajaran Islam yang sebenarnya.[1]
^Pada tanggal 15 Oktober1950, Syamsuddin meninggal dunia. Jenazahnya di shalatkan di Masjid Agung Sukabumi dan dikebumikan di pemakaman umum CiandamSukabumi. Untuk mengenang jasa-jasanya Pemerintah Kota Sukabumi mengabadikan namanya pada nama Rumah Sakit Daerah dan atas saran Ir. Sukarno namanya diabadikan pula menjadi nama jalan di depan Sekretariat Daerah Pemerintah Kota Sukabumi, sedangkan Presiden Republik Indonesia (H.M. Suharto) menganugerahkan Bintang Maha Putra Utama pada tanggal 12 Agustus1996 di Jakarta kepada Mr. Syamsudin.[1]
^mewakili Masyumi (pada Kabinet Moh, Hatta II) berdasarkan Penetapan Presiden Nomor 6 Tahun 1949.
^sampai dengan meninggal dunia, Era Kabinet Muhammad Natsir jilid 2 ia Duta Besar Luar Biasa berkuasa penuh pada Pemerintah Republik Pakistan berdasarkan Keputusan Presiden RIS Nomor 75 Tahun 1950.[1]
^San A Undo Tyuoo Honburtyo atau Jepang Cahaya Indonesia, Jepang Pelindung Asia, dan Jepang Pemimpin Indonesia). Dalam rangka mempercepat tugas-tugasnya sebagai Ketua 3A, ia menerbitkan Surat Kabar yang bernama Asia Raya (Asia Raya, 12 Mei 1942).