Samsi Sastrawidagda
Dr. Samsi Sastrawidagda (lahir: Solo, 13 Maret 1894 - wafat 1963) adalah Menteri Keuangan Pertama Indonesia. Latar BelakangIa menempuh pendidikan ekonomi dan hukum negara di Sekolah Tinggi Dagang (Handels-hogeschool) di Rotterdam. Gelar akademik terakhir yang didapat tahun 1925 adalah gelar Doktor dengan disertasi De Ontwikkeling v.d handels politik van Japan.[1] Selama di Rotterdam, ia dikenal sebagai pemukul gong dalam perkumpulan gamelan pribumi. KarierPerjalanan karier di Kementerian Keuangan dirintis sejak Sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang kedua (19 Agustus 1945). Pada saat itu, dibentuk 12 Kementerian dan 4 Menteri Negara. PPKI menunjuk Samsi Sastrawidagda, Kepala Kantor Tata Usaha dan Pajak di Surabaya pada masa pendudukan Jepang, sebagai Menteri Keuangan[2] pada kabinet RI pertama (Kabinet Bucho/presidensial). Menteri KeuanganSebagai Menteri Keuangan dalam kabinet Republik Indonesia (RI) pertama Dr. Samsi mempunyai peranan besar dalam usaha mencari dana guna membiayai perjuangan dan jalannya pemerintahan RI. Ia memperoleh informasi dari Laksamana Shibata bahwa di gedung Bank Escompto Surabaya tersimpan uang peninggalan pemerintah Hindia Belanda yang disita Jepang. Karena hubungannya yang dekat dengan para pemimpin pemerintahan Jepang di Surabaya ia berhasil membujuk mereka. Uang tersebut diambil melalui operasi penggedoran bank.[3] Sebagai Menteri Keuangan, Samsi tidak pernah memimpin Kementerian Keuangan secara langsung. Bahkan belum sempat menyusun perencanaan. Kondisi fisiknya yang sering sakit-sakitan menjadikan ia lebih memilih tinggal di Surabaya. Pada tanggal 26 September 1945 ia mengundurkan diri menjadi Menteri Keuangan[4] kemudian A.A. Maramis yang sebelumnya Menteri Negara dilantik menjadi Menteri Keuangan. Referensi
|