Purwokerto (kota)
Purwokerto (bahasa Jawa: ꦥꦹꦂꦮ꧀ꦮꦏꦽꦠ, Pegon: بوروكيرتو, translit. Purwakerta) adalah ibu kota Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Indonesia. Jumlah penduduknya 249.618 jiwa di Oktober tahun 2020 menurut data BPS Kabupaten Banyumas 2020.[2][3] Meski bukan kota otonom, Purwokerto merupakan kota sentral dalam hal perekonomian hingga pendidikan di bagian barat Jawa Tengah.[4][5] Selain itu, Purwokerto adalah pusat koordinasi kabupaten/kota wilayah Jawa Tengah bagian barat atau Bakorlin III. Julukan kota di jalur tengah Jawa Tengah ini adalah kota wisata, kota keripik, kota transit, kota pendidikan, sampai kota pensiunan karena begitu banyaknya pejabat-pejabat negara yang pensiun dan menetap dengan alasan kenyamanan dan kententraman di Kota ini. Di kota ini pula terdapat Museum Bank Rakyat Indonesia, yang dahulu berdiri di Purwokerto dan didirikan oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja, putra daerah Purwokerto.[6] PemerintahanPurwokerto bukan kota otonom melainkan kawasan dimana pusat pemerintahan Kabupaten Banyumas berada, dan secara de jure masih di bawah pemerintah daerah Kabupaten Banyumas sebagai pusat pemerintahan. Purwokerto terbagi menjadi 4 kecamatan dengan 27 kelurahan. Terdapat wacana pembentukan Kota Purwokerto yang lepas dari Kabupaten Banyumas menjadi daerah otonom.[7] Apabila dilihat dari sejarahnya, Purwokerto dahulu berstatus Kota Administratif (Kotif), di mana sebagian kotif lain sudah menyandang status kota dengan otonomi tersendiri. Jika Purwokerto berhasil menjadi kota, minimal ada 4 kecamatan yang tergabung,[8] seperti yang terlihat di tabel berikut ini:
GeografiPurwokerto terletak di selatan Gunung Slamet, merupakan gunung tertinggi kedua di Pulau Jawa atau gunung tertinggi di Jawa Tengah. Gunung Slamet termasuk kedalam gunung berapi yang masih aktif dan merupakan gunung tertinggi di Jawa Tengah, membuatnya dikenal sebagai kota yang cukup sejuk, memiliki udara yang sangat bersih dan tanah yang subur. Secara geografi, Purwokerto berada di ketinggian 71 hingga 286 m dpl (ketinggian rata-rata 183,87 m dpl) dan terletak di koordinat 7°26′S 109°14′E / 7.433°S 109.233°E. Selain itu, Purwokerto menjadi pusat pemerintahan karena merupakan pusat koordinasi daerah Jawa Tengah bagian Barat Bakorlin III. Purwokerto berbatasan dengan Sokaraja yang terdapat Kali Pelus. Rencana PemekaranPada tahun 2020, Pemerintah Kabupaten Banyumas mengusulkan pemekaran wilayah Banyumas menjadi tiga daerah otonomi atas persetujuan Bupati dan DPRD Kabupaten Banyumas, yakni Kota Purwokerto, Kabupaten Banyumas Barat, dan Kabupaten Banyumas. Sebagai ibukota Kabupaten Banyumas, Kota Purwokerto dinilai sudah sangat layak dari berbagai sisi untuk dimekarkan menjadi kota otonom. Terlebih Kota Purwokerto sejak dahulu memiliki Pengadilan Negeri (PN), Kejaksaan Negeri (Kejari), dan Lembaga Permasyarakatan (LAPAS) sendiri. Namun wacana pemekaran tersebut terhambat oleh kebijakan moratorium pemekaran daerah oleh pemerintah pusat.[11] Daerah Otonomi Baru (DOB) Kotamadya Purwokerto sendiri diperkirakan akan memiliki luas wilayah 288,39 km² dengan jumlah penduduk 724.513 Jiwa (per 2023) yang wilayahnya meliputi eks-wilayah Kota Administratif Purwokerto beserta kecamatan - kecamatan penyangga disekitarnya. Berikut kecamatan yang diperkirakan akan dimekarkan menjadi Kota Purwokerto:[11]
Wacana pemekaran di Wilayah Purwokerto dan Banyumas Raya bukan hanya sebatas pemekaran kota/kabupaten saja tetapi mengemuka juga pembahasan di masyarakat maupun kalangan akademisi tentang pemekaran provinsi, terdapat dua wacana pemekaran provinsi yaitu, Provinsi Banyumas Raya dan Provinsi Jawa Selatan. Pada wacana yang mengemuka tersebut Provinsi Banyumas Raya akan meliputi wilayah - wilayah dengan penutur dialek Ngapak (Banyumasan), seperti Wilayah eks Karesidenan Banyumas dan sebagian Karesidenan Pekalongan seperti, Brebes, Tegal, dan Pemalang. Selain wacana Provinsi Banyumas Raya berkembang pula wacana Provinsi Jawa Selatan dikalangan akademisi.[14] Provinsi Jawa Selatan dinilai lebih rasional secara geografis. Karena seluruh wilayahnya terletak di sisi selatan Pulau Jawa yang jauh dari pusat Jawa Tengah, dan memiliki potensi wilayah yang lebih luas dari Banyumas Raya yaitu seluruh Wilayah eks - Karesidenan Banyumas dan Karesidenan Kedu (kecuali Temanggung). Ibukota dari Jawa Selatan akan berada di titik paling tengah yaitu, sekitar Kebumen, seperti Karanganyar dan Gombong. Selain itu, sudah terdapat bandara taraf internasional di perbatasan Purworejo - Yogyakarta yaitu Bandar Udara Internasional Yogyakarta.[15] SejarahPada awal abad ke-20, Purwokerto mengalami babak baru dalam tata ruang yang tengah memasuki kota tersebut. Saat itu, kota-kota di Pulau Jawa tengah mengalami lonjakan penduduk. Hampir di setiap kota, pertambahan penduduk sekitar 10 kali sampai 20 kali lipat.[butuh rujukan] Kota-kota tersebut pada umumnya mengalami masalah akut tentang tata ruang. Pemerintah kolonial Belanda yang kelimpungan menghadapi persoalan itu sibuk mencari model pembangunan bagi kota-kota di Jawa. Saat kesibukan meliputi Pemerintah Kolonial Belanda, Herman Thomas Kartsen menjejakkan kaki di Semarang pada 1914. Kota yang juga tengah mengalami persoalan pertambahan penduduk. Dalam catatan W.F. Wertheim melalui buku Masyarakat Indonesia dalam Transisi, pertambahan penduduk di kota itu hampir mencapai seratus persen. Di kota tersebut, Kartsen menemui Henri Maclaine Pont. Pont adalah teman Kartsen semasa kuliah di Insitut Teknologi Delf, Amsterdam, Belanda. Di Semarang, Pont mendirikan biro arsitek. Melalui Pont, Kartsen mendapat banyak informasi tentang keadaan Semarang dan kota lainnya. Kedatangan Kartsen di Semarang adalah guna merancang Kota Semarang dan kota-kota lainnya di Pulau Jawa, termasuk Purwokerto.[butuh rujukan] Pada masa Hindia Belanda, di sekitar kota Purwokerto dibangun juga beberapa pabrik gula seperti Pabrik Gula Kalibagor, Purwokerto dan Kalirejo.[16] EkonomiDalam sejarahnya, Purwokerto bukan merupakan kota industri maupun perdagangan. Sampai saat ini, aktivitas industri jarang ditemukan di Purwokerto. Kota ini bisa dikatakan tidak memiliki industri dalam skala besar yang dapat menyerap ribuan tenaga kerja atau mencakup wilayah puluhan hektare. Jika pun ada industri, itu umumnya industri-industri tradisional yang hanya mempekerjakan puluhan pekerja, seperti industri rokok rumahan, industri mi atau sohun kering, pabrik pengolah susu skala kecil, industri peralatan dari logam, dan industri oleh-oleh yang hanya ramai pada musim lebaran. Purwokerto tidak memiliki aktivitas perdagangan dalam skala besar dan tidak terdapat areal pergudangan yang dapat menyimpan komoditas dalam jumlah ribuan kubik. Pendek kata, dahulu kota ini sama sekali bukan kota industri dan perdagangan. Awal dekade 2000-an, kota ini lebih cocok disebut sebagai kota pegawai dan kota pelajar. Mata pencaharian penduduk yang bisa diandalkan untuk hidup cukup adalah dengan menjadi pegawai negeri maupun BUMN. Perubahan secara cukup signifikan terjadi mulai tahun 2000-an, yakni saat kota ini mulai dibanjiri mahasiswa-mahasiswa untuk menuntut ilmu di perguruan tinggi, terutama di Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) dan Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP). Sejak saat itu, aktivitas ekonomi rakyat yang berkenaan dengan kebutuhan mahasiswa pun berkembang. Usaha indekos dibangun untuk disewakan kepada para mahasiswa pendatang. Usaha barang dan jasa didirikan untuk melayani kebutuhan mahasiswa. Kondisi ini membuat perekonomian kota Purwokerto tumbuh cukup signifikan sebagai kota jasa. Di akhir tahun 2011, telah berdiri hotel bintang lima Aston Imperium Hotel dengan 12 lantai. Pada pertengahan tahun 2012, dibangun Rita Supermall, dengan 16 lantai dan 2 lantai bawah tanah, yang berlokasi di selatan Alun-Alun Purwokerto dan pemekaran Moro Mall menjadi mal besar dengan 3 bangunan menara.
Bahasa dan budayaBahasa yang digunakan oleh masyarakat Purwokerto adalah bahasa Jawa dialek Banyumasan. Wikipedia juga turut melestarikan bahasa banyumasan ini dengan menerbitkan Wikipedia bahasa Banyumasan. Kenthongan atau musik thek-thek adalah seni musik Purwokerto yang dimainkan dengan alat musik bambu dan dimainkan oleh 20-40 orang. Kebudayaan Begalan dan Ronggeng adalah kesenian asli Banyumas yang sekarang sudah mulai pudar keberadaanya. PariwisataPurwokerto memiliki beberapa tempat wisata alam berskala nasional berupa gua, air terjun dan wanawisata. Wisata alam di Purwokerto antara lain: Baturraden, Pancuran Pitu, Pancuran Telu, Gua Sarabadak, Museum BRI, Curug Gede, Curug Ceheng, Curug Belot, Curug Cipendok, Masjid Saka Tunggal, Bumi Perkemahan Baturraden, Bumi Perkemahan Kendalisada, Telaga Sunyi, Hutan Pinus Limpakuwus, Mata Air Panas Kalibacin, Bendung Gerak Serayu, Wahana Wisata Lembah Combong, Combong Valley Paint Ball and War Games, Serayu River Voyage, Baturraden Adventure Forest,[17] Kebun Raya Baturraden yang diresmikan oleh Megawati Soekarnoputri pada Desember 2015 yang merupakan salah satu dari banyak kebun raya yang dimiliki Pemerintah Indonesia setelah Kebun Raya Bogor dan Kebun Raya Cibodas di Jawa Barat. Pariwisata urban di Purwokerto berpusat pada beberapa markah tanah, pusat kegiatan rakyat, dan taman perkotaan, seperti Alun-Alun Purwokerto,Taman Satria Berkoh,Taman Pangsar Soedirman Karanglewas Taman Andhang Pangrenan, Taman Maskemambang, Menara Pandang Teratai Purwokerto, dan Madhang Maning Park. PendidikanPurwokerto dikenal sebagai salah satu kota pelajar di Pulau Jawa karena memiliki beberapa sekolah dan perguruan tinggi. Perguruan tinggiPurwokerto umum dikenal sebagai Kota Pelajar karena letak yang strategis untuk menimba ilmu dan biaya hidup relatif lebih murah jika dibandingkan dengan biaya hidup di kota-kota besar lainnya di Indonesia. Perguruan tinggi yang terdapat di Purwokerto antara lain: Universitas Jenderal Soedirman, Universitas Islam Negeri Prof. Saifuddin Zuhri Purwokerto, Universitas Telkom Purwokerto, Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Universitas Wijayakusuma, Universitas Amikom Purwokerto, Universitas Nahdlatul Ulama Purwokerto, Universitas Harapan Bangsa Purwokerto, Sekolah Tinggi Teknik Wiworotomo Purwokerto, Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Jawa Tengah, Universitas Terbuka Tutorial Purwokerto (UTTP), Politeknik Ma'arif Purwokerto, Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang Kampus Purwokerto, Sekolah Tinggi Ilu Kesehatan Bina Cipta Husada, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Satria, Politeknik Pratama, Akademi Manajemen Rumah Sakit Kusuma Husada, Akademi Kebidanan YLPP Karang Klesem, Akademi Pariwisata Eka Sakti, Akademi Keperawatan Yakpermas, Universitas Bina Sarana Informatika Kampus Purwokerto, Akademi Farmasi Kusuma Husada,Politeknik Ma'arif NU Purwokerto Akademi Kebidanan Perwira Husada, Sekolah Tinggi Ilmu Komputer Yos Sudarso (Stikomyos). OlahragaOlahraga yang banyak menetaskan atlet-atlet dari kota ini adalah atlet cabang bulu tangkis, atletik, dan renang. Ada dua stadion besar di Purwokerto, yakni GOR Satria (milik Pemerintah Kabupaten Banyumas) dan GOR Soesilo Soedarman Unsoed yang sering dijadikan homebase Pelatnas Atletik karena memiliki trek lari yang berstandar Internasional. Purwokerto pernah melahirkan pelari nasional Poernomo yang menjadi pelari jarak pendek Indonesia pertama yang mengikuti Olimpiade. Pebulu tangkis Christian Hadinata dan Fung Permadi juga atlet kelahiran Purwokerto yang telah meraih berbagai macam penghargaan tingkat internasional, lalu Meitri Widya Pangastika adalah atlet renang putri andalan nasional di zamannya. Begitu melekatnya cabang aletik di Purwokerto sehingga SMAN 3 Purwokerto mengkhususkan satu kelasnya untuk menjadi atlet.[butuh rujukan]. Persibas Banyumas merupakan klub sepak bola daerah ini. Pendukungnya disebut "Bombastik".[18] KulinerMakanan khas dari Purwokerto adalah:
Infrastruktur dan transportasiKereta apiStasiun Purwokerto merupakan stasiun terbesar di wilayah Jawa Tengah bagian barat dan merupakan pusat dari Daerah Operasi V Purwokerto KAI. Per 2023, jalur ganda lintas tengah Pulau Jawa (Cirebon–Mojokerto) sudah sepenuhnya beroperasi sehingga mempercepat waktu tempuh dari Jakarta ke Purwokerto dengan waktu tempuh rata-rata 4 jam 16 menit per perjalanan.[19] Stasiun Purwokerto melayani semua kelas kereta api tujuan Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surakarta, Surabaya, Malang, Jember, dan sebagainya melalui lintas tengah Pulau Jawa. Kereta api nonaktifPurwokerto juga memiliki jalur rel kereta api yang nonaktif, yakni Jalur kereta api Purwokerto Wonosobo yang dahulunya merupakan milik Serajoedal Stoomtram Maatschappij, membentang dari Stasiun Purwokerto Ke Stasiun Purwokerto Timur dekat Underpass Jenderal Besar Soedirman. Jalur kereta api nonaktif ini dulunya menghubungkan kota Purwokerto ke Purbalingga, Banjarnegara, hingga Wonosobo. Berikut adalah stasiun kereta api yang nonaktif di Purwokerto
Bus antar kotaTerminal Bulupitu merupakan terminal bus tipe A di Purwokerto yang melayani tranportasi antarkota di Pulau Jawa. Angkutan antar jemputSelain kereta api dan bus, tersedia juga layanan antar jemput atau lebih dikenal dengan istilah travel. Perusahaan travel di Purwokerto bervariasi dan menyediakan rute ke beberapa kota di Pulau Jawa. Beberapa perusahaan travel akan memperluas trayeknya hingga Pulau Sumatra dan Pulau Bali yang masih dalam proses pengembangan.[perinci lagi] Angkutan dalam kotaTersedia transportasi taksi dengan berbagai kelas dan dengan harga yang melayani 24 jam dan angkutan kota (angkot) dengan jam layanan dari pagi hingga sore hari. Terdapat dua angkutan massal berbasis jalan (BRT), yaitu Trans Jateng yang dikelola oleh Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Tengah[20] dan Trans Banyumas yang dikelola oleh Teman Bus.[21]
BecakBecak dapat dengan mudah ditemui hampir di semua sudut kota Purwokerto. Kendaraan ini masih menjadi pilihan alternatif bagi masyarakat Purwokerto karena harganya yang relatif terjangkau. DokarDokar adalah kendaraan yang dijalankan dengan tenaga kuda. Saat ini kendaraan tersebut tidak lagi digunakan sebagai sarana transportasi utama. Dokar lebih sering digunakan untuk keperluan rekreasi yang umum dijumpai di sekitar kawasan GOR Satria, Taman Satria, dan Alun-Alun Purwokerto pada hari-hari tertentu seperti hari Minggu atau perayaan tertentu. TaksiLayanan taksi yang beroperasi di Purwokerto adalah Kobata Taxi dan Satria Taxi dengan tiga operator taksi resmi dan armada 170 unit.[butuh rujukan] Pusat PerbelanjaanPurwokerto memiliki sejumlah pusat perbelanjaan, mulai dari pasar tradisional, mal, dan plaza.
AkomodasiPurwokerto menyediakan banyak pilihan tempat menginap dari mulai losmen, hotel kelas melati, hingga hotel berbintang. Akomodasi yang tersedia di Purwokerto antara lain:[22]
Media lokalTelevisiPurwokerto memiliki stasiun televisi lokal BMS TV, waktu mengudara adalah pukul 06.00 sampai 23.00. BMS TV memproduksi acara sendiri dan karya rumah produksi lokal dengan muatan gaya Banyumasan yang kental. Pada jam-jam tertentu juga me-relay stasiun televisi Kompas TV. Banyumas TV berlokasi di Jalan Prof. Dr. HR. Bunyamin. Selain BMS TV, Purwokerto juga memiliki Satelit TV yang beralamat di Jalan Dr. Angka No. 79, Glempang, Bancarkembar, Purwokerto Utara. Berikut ini adalah daftar stasiun televisi yang bisa disaksikan di Purwokerto dan sekitarnya: AnalogStasiun analog (PAL) beroperasi hingga tahun 2023.[23]
Digital (DVB-T2)Bagian ini adalah sebuah kutipan dari Daftar stasiun televisi di Jawa Tengah § Jawa Tengah-7.[sunting] Meliputi Kabupaten Banyumas, Kabupaten Cilacap, Kabupaten Purbalingga dan Kabupaten Brebes.
Televisi Analog Tidak BeroperasiBagian ini adalah sebuah kutipan dari Daftar stasiun televisi di Jawa Tengah § Kabupaten Banyumas.[sunting]
Surat kabarSurat kabar yang beredar di Purwokerto antara lain:
RadioStasiun radio yang ada di Purwokerto diantaranya adalah RRI, Mitra FM, Metro FM, Paduka FM, Dian Swara FM, Yasika FM, POP FM, Sonora Purwokerto FM, Suara Purwokerto FM, Amikom FM, Raden Mas FM, Gradiosta FM, dan SBC Sokaraja. MusikPurwokerto telah menyumbang beberapa warganya di pentas nasional, antara lain Titik Sandora yang cukup terkenal pada tahun 70-an, Mayangsari yang terkenal kontroversial[butuh klarifikasi], Eric yang menyanyi bersama Melly Goeslaw untuk film AADC. Dalam bidang musik independen (indi), Purwokerto menghasilkan musisi seperti: Tunas Bangsa Simphony, band independen yang merambah ke nasional: Supernova yang tengah naik daun dan sedang merambah ke industri musik nasional. Supernova merupakan satu-satunya band Purwokerto, sampai saat ini[per kapan?] berhasil meraih penghargaan Double Platinum RBT Awards untuk aktivasi RBT lebih dari 2 juta unduhan.[butuh rujukan] Musisi asal Purwokerto, Danar Widianto, merupakan salah satu peserta dalam ajang pencarian bakat, X Factor Indonesia musim ketiga dan berhasil meraih juara ketiga. Sebelum maju sebagai peserta dalam ajang tersebut, Danar Widianto merupakan anggota dalam grup vokal Putra Banyumas Rujukan. Tokoh terkenal
Kota kembarReferensi
Lihat pula
Pranala luarWikiwisata memiliki panduan wisata Purwokerto. Wikimedia Commons memiliki media mengenai Purwokerto.
|