Willem-Alexander dari Belanda
Willem-Alexander (pelafalan dalam bahasa Belanda: [ˈʋɪləm ɑlɛˈksɑndər]; Willem-Alexander Claus George Ferdinand; lahir 27 April 1967) adalah Raja Kerajaan Belanda yang terdiri dari negara Belanda, Curaçao, Aruba, dan Sint Maarten. Ia adalah pimpinan Wangsa Amsberg dan menjadi raja Belanda pertama sejak kematian William III pada tahun 1890. Willem-Alexander lahir di Utrecht dan merupakan anak tertua dari Putri Beatrix dan Claus von Amsberg. Ia menjadi Pangeran Oranye dan pewaris takhta Belanda pada tanggal 30 April 1980 setelah ibunya naik takhta. Ia naik takhta pada tanggal 30 April 2013 setelah ibunya mengundurkan diri.[1] Dengan pencapaiannya tersebut, ia menjadi raja termuda di Eropa. Willem-Alexander mengenyam pendidikan di sekolah dasar dan menengah negeri, berdinas di Angkatan Laut Kerajaan Belanda, dan kuliah di jurusan sejarah Universitas Leiden. Ia menikahi Máxima Zorreguieta Cerruti pada tahun 2002 dan dikaruniai tiga anak: Catharina-Amalia, Putri Orange (lahir 2003), Putri Alexia (lahir 2005), dan Putri Ariane (lahir 2007). Willem-Alexander tertarik dengan olahraga dan pengelolaan air internasional. Sebelum menjadi Raja Belanda, ia merupakan anggota Komite Olimpiade Internasional (1998–2013),[2] ketua Dewan Penasihat Air untuk Menteri Infrastruktur dan Lingkungan Belanda (2004–2013),[3] dan ketua Dewan Penasihat Air dan Sanitasi Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (2006–2013).[4][5] Kehidupan awalPangeran Willem-Alexander lahir pada tanggal 27 April 1967 di University Medical Center di Utrecht, Belanda. Ia adalah putra pertama dari Ratu Beatrix dan Pangeran Claus,[6] dan merupakan cucu pertama dari Ratu Juliana dan Pangeran Bernhard. Ia adalah bayi lelaki kerajaan Belanda yang pertama sejak kelahiran Pangeran Alexander dan pewaris takhta lelaki pertama setelah kematian Alexander pada tahun 1884. Sejak lahir, Willem-Alexander memiliki gelar Pangeran Belanda (bahasa Belanda: Prins der Nederlanden), Pangeran Oranye-Nassau (Belanda: Prins van Oranje-Nassau), dan Jonkheer dari Amsberg (Belanda: Jonkheer van Amsberg).[6] Ia dibaptis sebagai anggota dari Gereja Reformasi Belanda[7] pada tanggal 2 September 1967[8] di Gereja Saint Jacob, Den Haag.[9] Orangtua baptisnya antara lain Pangeran Bernhard dari Lippe-Biesterfeld, Pangeran Ferdinand von Bismarck, Perdana Menteri Jelle Zijlstra, dan Ratu Margrethe II dari Denmark.[8] Pangeran memiliki dua adik, yakni Pangeran Friso dari Oranye-Nassau yang lahir pada tahun 1968, dan Pangeran Constantijn dari Belanda yang lahir pada tahun 1969. Ia tinggal bersama keluarganya di kastil Drakesteijn di desa Lage Vuursche dekat Baarn, sejak ia lahir sampai tahun 1981, sebelum mereka pindah ke istana Huis ten Bosch di Den Haag. Ibunya, Beatrix menjadi Ratu Belanda pada tahun 1980, setelah neneknya, Juliana, turun tahta. Ia kemudian menerima gelar turun-temurun Pangeran Oranye, sebagai pewaris takhta Kerajaan Belanda.[6] PendidikanWillem-Alexander mengikuti Sekolah Dasar Nieuwe Baarnse di Baarn pada tahun 1973-1979. Lalu ia melanjutkan ke tiga sekolah menengah yang berbeda: Lyceum Baarns di Baarn pada tahun 1979-1981, Eerste Vrijzinnig Christelijk Lyceum di Den Haag pada tahun 1981-1983, dan Atlantic College di Wales (1983-1985).[6][10] Setelah pengabdian militernya pada 1985-1987, Willem Alexander mengambil jurusan sejarah di Universitas Leiden pada tahun 1987 dan menerima gelar akademisnya pada tahun 1993. Disertasi akhirnya mengenai respon Belanda atas keputusan Prancis di bawah Presiden Charles de Gaulle untuk meninggalkan struktur komando terpadu NATO.[6] Selain berbahasa Belanda, Willem-Alexander juga berbicara dalam bahasa Inggris, Spanyol dan Jerman.[11] Pendidikan dan karier militerSetelah lulus sekolah menengah, ia bergabung dengan Angkatan Laut Kerajaan Belanda dari Agustus 1985 sampai Januari 1987. Ia menerima pelatihan di Koninklijk Instituut voor de Marine, fregat HNLMS Tromp dan HNLMS Abraham Crijnssen. Pada tahun 1988, ia menerima pelatihan tambahan di kapal HNLMS Van Kinsbergen dan menjadi seorang Letnan Dua.[12] Sebagai pasukan cadangan Angkatan Laut Kerajaan Belanda, Willem-Alexander dipromosikan menjadi Mayor Laut pada tahun 1995, Letnan Kolonel Laut pada 1997, Kolonel Laut pada 2001, dan Komodor (Laksamana Pertama) pada 2005. Sebagai pasukan cadangan Angkatan Darat Kerajaan Belanda, ia menjadi Mayor pada 1995, dan dipromosikan menjadi Letnan Kolonel pada 1997, Kolonel pada 2001 dan Brigadir Jenderal pada 2005. Sebagai pasukan cadangan Angkatan Udara Kerajaan Belanda, ia menjadi Komandan Skuadron pada 1995 dan dipromosikan menjadi Komodor Udara pada 2005. Sebagai pasukan pendukung Kepolisian Belanda, ia menjadi Brigadir Jenderal pada tahun 2005.[10] Sebelum penobatannya sebagai raja, Willem-Alexander diberhentikan secara hormat dari angkatan bersenjata. Menurut Konstitusi Belanda, kepala negara tidak dapat menjadi anggota angkatan bersenjata. Sebagai raja, Willem-Alexander dapat memilih untuk mengenakan seragam militer dengan lencana kerajaan, tapi tidak dengan lencana kebesarannya yang dulu.[13] Tugas kerajaanSejak 1985, ketika ia berusia 18 tahun, Willem-Alexander mejadi anggota Dewan Kenegaraan Belanda. Ini merupakan dewan tertinggi pemerintahan Belanda yang dipimpin oleh kepala negara (kemudian Ratu Beatrix).[butuh rujukan] Sebagai bagian dari tugas kerajaannya, ia memegang jabatan di Angkatan Darat (sebagai Brigadir), Angkatan Laut (sebagai komandan), dan Angkatan Udara Belanda (sebagai komodor),[14] dan ia melepas jabatan tersebut atas kenaikan takhtanya. Pada 28 Januari 2013, Ratu Beatrix mengumumkan bahwa ia berencana turun tahta dan akan digantikan oleh putranya, Willem-Alexander. Secara resmi, upacara penyerahan tahta Kerajaan Belanda berlangsung pada 30 April. Ratu menandatangani akta turun tahta di Istana Kerajaan, Amsterdam. Peresmian Willem-Alexander sebagai raja berlangsung di Gereja Nieuwe Kerk di Amsterdam.[15] Setelah penurunan takhta ibunya, Willem-Alexander dilantik menjadi raja pada 30 April 2013. Pelepasan tersebut ditandatangani pada pukul 10:07 am di Moseszaal (Ruang Moses) di Istana Kerajaan Amsterdam. Upacara penobatan dilaksanakan pada pukul 2:30 pm di Nieuwe Kerk.[16] Kepentingan sosialRaja Willem-Alexander tertarik pada masalah pengelolaan air. Ia adalah anggota kehormatan dari Komisi Air Dunia untuk Abad ke-21 dan pendukung Kemitraan Air Dunia (Global Water Partnership), suatu badan yang dibentuk oleh Bank Dunia, PBB, dan Kementerian Pembangunan Swedia. Ia juga ditunjuk sebagai Ketua Dewan Penasihat Sekretaris Jenderal PBB urusan Air dan Sanitasi pada tanggal 12 Desember 2006.[17] Ia adalah pendukung Komite Olimpiade Belanda hingga 1998 sebelum ia diangkat menjadi anggota Komite Olimpiade Internasional (IOC). Untuk merayakan ulang tahun ke-100 Olimpiade Musim Panas 1928 yang diadakan di Amsterdam, ia telah menyatakan dukungannya dengan mengajukan tawaran untuk Olimpiade Musim Panas 2028.[18] Kegiatan waktu luangWillem-Alexander adalah seorang pilot pesawat dan olahragawan. Willem-Alexander menyatakan bahwa ia ingin menjadi seorang pilot apabila ia tidak terlahir sebagai pangeran kerajaan supaya bisa terbang keluar negeri setiap saat dengan pesawat yang besar seperti Boeing 747. Pada masa pemerintahan ibunya, Willem-Alexander rutin menerbangkan pesawat kerajaan dalam berbagai perjalanan. Pada tahun 1989, ia terbang sebagai seorang relawan untuk African Medical Research and Education Foundation (AMREF) di Kenya. Untuk memastikan jam terbangnya cukup selama setahun untuk mempertahankan lisensi, ia juga secara teratur menerbangkan pesawat kerajaan Belanda ketika ia dan keluarganya melakukan perjalanan ke luar negeri. Namun pada 2017, Willem-Alexander mengungkapkan bahwa dia bekerja di KLM sebagai petugas pertama selama 21 tahun, menerbangkan pesawat Fokker 70 milik KLM Cityhopper dua kali sebulan, bahkan setelah ia naik tahta menjadi raja. Setelah KLM pensiunkan armada pesawat Fokker 70nya, Willem-Alexander dilatih untuk menerbangkan Boeing 737. Raja Willem-Alexander tidak begitu dikenali dengan seragam pilot dan menggunakan topi KLM, namun beberapa penumpang mengenali suaranya, walaupun dia tidak pernah memperkenalkan dirinya dan hanya memberi salam kepada penumpang atas nama kapten dan awak kabin. Dengan menggunakan nama "W.A. van Buren", salah satu nama keluarga yang kurang terkenal dari Wangsa Oranye-Nassau, ia berpartisipasi dalam maraton seluncur es Elfstedentochtpada tahun 1986.[19] Ia mengikuti New York City Marathon dengan nama samaran yang sama pada tahun 1992.[20] PernikahanPada tanggal 2 Februari 2002, ia menikahi Máxima Zorreguieta Cerruti di Beurs van Berlage, Amsterdam. Máxima adalah seorang wanita Argentina keturunan Spanyol dan Italia yang bekerja sebagai seorang bankir investasi di Kota New York sebelum pernikahan mereka. Pernikahan mereka memicu kontroversi yang signifikan karena sebelumnya, ayah pengantin wanita adalah seorang menteri pada masa pemerintahan kediktatoran militer Argentina. Anak
Gelar dan penghargaanGelar
Ia adalah pewaris pria pertama bagi tahta Belanda sejak Pangeran Alexander, putra dari Raja William III yang meninggal pada tahun 1884. Pangeran Willem-Alexander telah menyatakan apabila ia menjadi raja, ia akan mengambil gelar William IV,[21] namun pada 28 Januari 2013 diumumkan bahwa nama yang akan digunakan adalah Willem-Alexander.[22] Pangkat militer
Tanda KehormatanDalam Negeri
Luar Negeri
Leluhur
Referensi
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Willem-Alexander, Prince of Orange.
|