Ibrahim Iskandar dari Johor
Kebawah Duli Yang Maha Mulia Seri Paduka Baginda Yang di-Pertuan Agong Sultan Ibrahim Ibni Almarhum Sultan Iskandar Al-Haj (lahir 22 November 1958) adalah Yang di-pertuan Agong ke-17 sejak 31 Januari 2024. Ia juga merupakan Sultan Johor sejak 23 Januari 2010 setelah kemangkatan ayahanda baginda, Almarhum Sultan IskandarI Al-Haj Ibni Almarhum Sultan Sir Ismail Al Khalidi. Sebagai penggemar kendaraan bermotor, ia mendirikan event tur tahunan yang ia beri nama Kembara Mahkota Johor.[3] Setalah bertakhta selama 13 tahun sebagai Sultan Johor, pada 27 Oktober 2023 beliau telah dipilih oleh Majelis Raja-Raja untuk menjabat sebagai Yang di-pertuan Agong Malaysia dan resmi mengucapkan sumpah jabatan dihadapan seluruh raja-raja melayu serta pejabat negara pada 31 Januari 2024.[4][5][6][7] BiografiKehidupan AwalTunku Ibrahim Ismail dilahirkan pada 22 November 1958 di Rumah Sakit Sultanah Aminah, Johor Bahru, pada masa pemerintahan kakek buyutnya Sultan Ibrahim Al-Masyhur. Ia adalah anak ketiga dan putra sulung Sultan Iskandar dari istri pertamanya Josephine Ruby Trevorrow,[8][9][10][11] seorang wanita keturunan Inggris yang ditemui Sultan Iskandar semasa beliau belajar di Inggris. Setalah menikah dengan Sultan Iskandar, Josephine Ruby Trevorrow bertukar nama menjadi Khalsom binti Abdullah. Namun sayangnya pernikahan ayahanda dan ibunda nya tidak bertahan lama, kedua nya resmi bercerai pada 1962, setelah bercerai ibunya kembali dan menetap di Inggris. Pada 8 Mei 1959, kakek buyutnya Sultan Ibrahim Al-Masyhur mangkat di London, Inggris. Sehubungan dengan ini, kakeknya Sultan Ismail Al-Khalidi secara resmi menaiki takhta Johor. Tunku Ibrahim Ismail kemudian naik ke urutan kedua pewaris takhta setelah ayahnya. Ayahanda nya Sultan Iskandar mengirim Tunku Ibrahim Ismail untuk mendapatkan pendidikan awal di Taman Kanak-Kanak Tunku Ampuan Mariam di Johor Bahru dan dilanjutkan mengenyam pendidikan di Sekolah Temenggong Abdul Rahman (1) yang juga tepat berada di Johor Bahru. Kemudian ia dikirim untuk menyelesaikan pendidikan menengahnya di Trinity Grammar School, Sydney, Australia, dari 1968 sampai 1970. Setelah menyelesaikan pendidikan di Sydney, ia kemudian kembali belajar di English Collage (Maktab Sultan Abu Bakar) pada tahun 1971 samapai 1975 serta mendapatkan pendidikan agama di Sekolah Agama Ayer Molek di Johor Bahru. Ia kemudian melanjutkan pendidikan nya di Fletcher School at Tufts University di Massachusetts, Amerika Serikat dan mengambil program kekhususan Southeast Asian Strategic Studies dan International Law of the Seas. Selain mendapatkan pendidikan formal dan agama, ia juga mengikuti pendidikan ke Pusat Latihan Tentera Darat (PULADA) di Kota Tinggi untuk pelatihan dasar militer. Selain itu, ia juga mendapatkan pelatihan di Fort Benning, Georgia dan kemudian di Fort Bragg, Carolina Utara.[12][13] Pada 3 Juli 1981, ia diangkat sebagai Tunku Mahkota Johor dan secara resmi bertempat tinggal di Istana Pasir Pelangi.[14][15] Ketika Ayahnya dipilih sebagai Yang di-pertuan Agong, ia diangkat sebagai pemangku raja Johor mulai 26 April 1984 hingga 25 April 1989 untuk menjadi wakil ayahnya dalam memerintah negeri Johor. Sultan JohorBeberapa jam sebelum kemangkatan ayahanda nya, ia kemudian kembali dilantik menjadi Pemangku Raja Johor dikarenakan kondisi ayahnya yang kritis dan diperkirakan akan meninggal dunia sehingga menyebabkan tidak dapat menjalankan pemerintahan secara langsung. Tak lama setelah pengangkatan nya sebagai Pemangku Raja, ayahanda nya kemudian secara resmi dinyatakan telah meninggal dunia pada malam yang sama. Untuk mengisi kekosongan pemerintahan, Tunku Mahkota Ibrahim Ismail telah dilantik sebagai Sultan Johor pada keesokan harinya.[16] Sehubungan dengan kemangkatan Almarhum Sultan Iskandar, Menteri Besar Johor, Dato Abdul Ghani Othman mengatakan bahwa Sultan Ibrahim Ismail dan seluruh keluarga kerajaan Johor akan berkabung selama 40 hari. Kemudian pada bulan Februari 2010, ia tampil untuk pertama kalinya sebagai Sultan Johor pada Majelis Raja-Raja.[17] Yang di-pertuan AgongPada Majelis Raja-Raja ke-263 tanggal 27 Oktober 2023, ia terpilih menjadi Yang di-pertuan Agong ke-17 menggantikan Al-Sultan Abdullah Ri’ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah dari Pahang yang tamat tempoh jabatan pada 30 Januari 2024. Dalam kesempatan yang sama juga, telah dipilih Sultan Nazrin Muizzuddin Shah dari Perak sebagai Wakil Yang di-pertuan Agong untuk masa jabatan ketiga kalinya. Ia akan dilantik secara resmi pada 20 Juli 2024 mendatang di Istana Negara.[18][19][20] Referensi
Pranala luar
|