Rachmad Gobel
Dr. (H.C.) H. Rachmad Gobel (lahir 3 September 1962[1]) adalah seorang pengusaha dan politikus Indonesia. Ia merupakan generasi kedua dari keluarga Gobel yang mengendalikan perusahaan National Gobel Group yang didirikan oleh ayahnya, Thayeb Mohammad Gobel.[2] National Gobel Group sekarang telah berganti nama menjadi Panasonic Gobel Group.[1] Keluarga besar Gobel berasal dari Gorontalo, Sulawesi. Gobel merupakan keturunan langsung dari Sultan Ibrahim Duawulu atau dikenal dengan nama Raja Hubulo dari Kesultanan Bolango, Gorontalo yang bergelar "Ti Aulia Salihin" (Sang Aulia yang taat menjalankan agama Islam).[3] Semasa hidupnya, Raja Hubulo merupakan Ulama sekaligus Sultan yang disegani karena tidak mau tunduk pada penjajah kolonial dan teguh dalam dakwah menyebarkan agama Islam di Gorontalo hingga meluas ke wilayah Semenanjung Utara, Sulawesi.[4] Dari perjuangannya tersebut kemudian menginspirasi lahirnya Pondok Pesantren Hubulo di Tapa, Gorontalo pada tahun 1987.[5] Di periode 2010-2014 ia terpilih menjadi anggota dewan Komite Inovasi Nasional, dan pada 26 Oktober 2014, ia ditunjuk oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo untuk menjadi Menteri Perdagangan sejak 27 Oktober 2014 hingga 12 Agustus 2015 dalam Kabinet Kerja Periode 2014 - 2019. Pada 1 Oktober 2019, ia dilantik menjadi Wakil Ketua DPR RI.[6] Kehidupan awalRachmad Gobel adalah anak kelima dan putra laki-laki pertama dari pasangan Alm. Drs. H. Thayeb Mohammad Gobel dan Almh. Annie Nento Gobel. Alm. Drs. H. Thayeb Mohammad Gobel disamping pendiri dari Kelompok Usaha Gobel, adalah juga perintis industri elektronika di Indonesia. Jiwa kepemimpinan dan kewibawaan yang dimiliki oleh Rachmad Gobel tidak datang secara tiba-tiba. Sedari kecil ia telah dididik untuk menjadi pewaris dan pemimpin dari perusahaan Kelompok Usaha Gobel, yang didirikan dan dipimpin oleh Alm. Drs. H. Thayeb Mohammad Gobel, ayahandanya. Dari usia muda, ayahnya telah menanamkan prinsip kerja keras. Pada masa liburan sekolah, setiap pagi Rachmad diperintahkan berangkat mengikuti latihan bekerja di pabrik sehari penuh, mengikuti ritme hidup sebagaimana layaknya seorang karyawan pabrik. Pada saat itulah, ayahnya mulai mengajaknya berdiskusi dan bertukar pikiran mengenai berbagai macam persoalan di seputar dunia usaha.[7] Setelah tamat dari Sekolah Menengah Atas di Jakarta pada 1981, Rachmad Gobel - atas kemauannya sendiri - memilih untuk melanjutkan kuliahnya di Jepang ketimbang di Amerika Serikat. Chuo University di Tokyo,Jepang, menjadi tempat pilihan dirinya dalam menimba ilmu. Keputusan tersebut diambilnya dengan pertimbangan, bahwa dengan belajar di Jepang dirinya tidak hanya akan mendapatkan ilmu, namun juga dapat mempelajari bahasa dan budaya Jepang. Hal ini tentunya akan memperlancar komunikasi dan hubungan dengan rekan utama bisnis Kelompok Usaha Gobel, yaitu Matsushita Group (sekarang Panasonic Group), yang berasal dari negeri matahari terbit itu. Satu setengah tahun pertama di Jepang, Rachmad Gobel mendalami bahasa negara itu. Empat tahun kemudian ia berhasil menyelesaikan kuliahnya pada jurusan Perdagangan Internasional. Setelah itu ia memutuskan untuk menjalani praktik kerja di kantor pusat Matsushita Group, yang terletak di kota Osaka. Selama dua tahun ia menjalani praktik kerja tersebut dan ditempatkan di berbagai divisi dalam group tersebut.[8][9] Pada masa menjalani praktik kerja inilah, Drs. H. Thayeb Mohammad Gobel menghadap sang Khalik tepatnya pada tanggal 21 Juli 1984, dan Rachmad Gobel dipanggil kembali ke tanah air untuk melepas kepergian ayahnya. Musibah tersebut datang beberapa hari setelah peresmian berdirinya Yayasan Pendidikan Matsushita Gobel (sekarang Yayasan Matsushita Gobel), yang merupakan impian almarhum yang baru tercapai. KarierPanasonic Gobel IndonesiaPada tahun 1989, Rachmad Gobel secara tetap kembali ke Indonesia dan langsung menduduki posisi Asisten Presiden Direktur di PT. National Gobel (sekarang PT. Panasonic Manafacturing Indonesia). Perusahaan ini merupakan perusahaan joint venture pertama antara pihak Jepang dengan Indonesia di bidang industri manufaktur elektronika, yang berdiri pada tahun 1970. Pada tahun 1991 Rachmad secara resmi diangkat menjadi anggota Dewan Direksi yang memiliki kewenangan penuh atas perencanaan manajemen perusahaan.[8] Ia terus berupaya ‘mempertahankan’ perusahaan warisan ayahnya ini. Ia bukan saja mengelola bisnisnya agar tetap bertahan di tengah masa krisis, namun juga berusaha membangun perusahaan sekaligus membangun tempat kerja bagi banyak orang.[1] Berbekal filosofi pohon pisang dari ayahnya dan filosofi air mengalir dari keran dari Konosuke Matsushita, rekan kerja ayahnya dan juga pendiri Panasonic Corporation - Jepang. Rachmad mampu mejalankan bisnis warisan itu dengan baik. Sehingga, perusahaannya mampu berkembang dan menciptakan berbagai produk yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan pasar.[1] Pada tahun 1993, ia diangkat menjadi Wakil Presiden Direktur PT. National Gobel (sekarang PT. Panasonic Manufacturing Indonesia) dan Presiden Direktur PT. National Panasonic Gobel (sekarang PT.Panasonic Gobel Indonesia) yang merupakan perusahaan joint venture khusus didirikan untuk menangani pemasaran dan penjualan barang-barang elektronika merek "National – Panasonic - Technic" (sekarang “Panasonic”). Sejak tahun 2002 Rachmad menjabat sebagai Komisaris PT. National Gobel (sekarang PT. Panasonic Manufacturing Indonesia), sedangkan jabatan Komisaris Utama PT. Panasonic Gobel Indonesia diembannya sejak tahun 2004. Pada awal tahun 90-an, di saat pertumbuhan ekonomi Indonesia sedang tumbuh dengan pesat, Rachmad Gobel melihat adanya peluang untuk melakukan ekspansi Kelompok Usaha Gobel dengan dimotori oleh perusahaan-perusahaan Matsushita – Gobel (sekarang Panasonic – Gobel). Ekspansi tersebut didasari atas pertimbangan untuk mengembangkan usaha-usaha yang tadinya hanya berorientasi lokal menjadi juga berorientasi ekspor, seiring dengan kebijakan pemerintah saat itu. Rachmad Gobel juga aktif terlibat menggalakkan pembinaan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM). Atas peran aktif, kesungguhan sikap dan upaya menyukseskan pembinaan serta pengembangan Koperasi dan UKM, pada tanggal 1997 Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil RI menganugerahkan penghargaan “Bakti Koperasi dan Pengusaha Kecil”. Di saat krisis multi dimensi melanda Indonesia tahun 1998, banyak kelompok perusahaan besar terpuruk. Hanya segelintir perusahaan yang bisa bertahan dan berkembang pada masa krisis tersebut, yaitu mereka yang punya keuletan dan ketrampilan manajemen, serta visi ke depan. Kelompok Usaha Gobel, yang dipimpin oleh Rachmad Gobel merupakan salah satu di antaranya. Sebagai bukti nyata, perusahaan induk PT. Gobel International dan Matsushita Electric Industrial Co.,Ltd. (perusahaan induk Matsushita Group, sekarang Panasonic Group), pada masa krisis itu justru setuju dan sepakat untuk memperpanjang perjanjian kerjasama joint venture–nya, di bawah bendera PT. National Gobel (sekarang PT. Panasonic Manafacturing Indonesia). Hal ini menunjukkan komitmen dan rasa saling percaya yang luar biasa, di antara keduanya. Rachmad tidak hanya menuangkan pikiran dalam kegiatan usaha. Sejak 1999 dia mulai aktif di asosiasi pengusaha, saat dipercaya sebagai Ketua Umum Gabungan Perusahaan Industri Elektronika Indonesia (GABEL) periode 1998 – 2003 dan 2003 – 2009. Pada 2010 terpilih sebagai Ketua Umum Federasi Asosiasi-asosiasi Industri Berbasis Elektronika dan Telematika (F-GABEL) untuk periode 2010 – 2014. Kamar Dagang Industri IndonesiaPada 2002, Ketua Umum Kadin Indonesia yang ketika itu dipegang oleh Aburizal Bakrie mempercayai Rachmad Gobel untuk duduk sebagai Ketua Kadin Indonesia Bidang Industri Logam, Mesin, Kimia dan Elektronika. Ketika pergantian kepemimpinan Kadin Indonesia kepada Ketua Umum Mohamad Suleman Hidayat pada Februari 2004, Rachmad tetap dipercaya untuk memegang jabatan strategis sebagai Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia - Koordinator Bidang Industri, Teknologi dan Kelautan periode 2004-2008. Pada masa kepemimpinan kedua, Ketua Umum Mohamad Suleman Hidayat, masih mempercayai Rachmad untuk menjabat Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia - Koordinator Bidang Perindustrian, Riset dan Teknologi periode 2008-2010. Sejak pertama aktif di Kadin Indonesia, Rachmad banyak melakukan kunjungan ke sentra industri di berbagai daerah. Kunjungan ini tidak hanya untuk mengetahui secara langsung permasalahan yang dihadapi oleh para pelaku industri setempat, tetapi sekaligus mencarikan jalan pemecahannya. Bahkan sejak 2006, Rachmad Gobel mulai mendorong tradisi baru bersama Ketua Umum Kadin Indonesia Mohamad Suleman Hidayat, menggelar serangkaian roundtable discussion dengan asosiasi-asosiasi industri untuk menyusun VISI 2030 dan RoadMap 2010 Industri Nasional. Melalui visi ini diharapkan dapat diciptakan komitmen bersama seluruh pemangku kepentingan, untuk meningkatkan Daya Saing Industri Nasional. VISI 2030 dan RoadMap 2010 Industri Nasional, telah diperbaharui menjadi RoadMap 2015. Saat ini Rachmad Gobel menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia - Koordinator Bidang Infrastruktur dan Ketua DPN Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO). Teknologi, inovasi dan sumber dayaPada 2008, secara mengejutkan, Rachmad Gobel dipercaya menjadi mitra strategis Qatar Telecom (Qtel), saat perusahaan Timur Tengah ini mengakuisisi saham PT. Indosat Tbk. Ini prestasi tersendiri, karena kepercayaan itu memberi dia akses lebih luas untuk menggalang jaringan bisnis di tingkat internasional. Pada tanggal 19 Agustus 2009, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menganugerahkan gelar “Perekayasa Utama Kehormatan dalam Bidang Teknologi Manufaktur” kepada Rachmad Gobel, atas penilaian lembaga ini terhadap pikiran dan tenaganya yang secara konsisten mendorong pengembangan teknologi industri manufaktur di tanah air. Pada tanggal 22 Desember 2009, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI menganugerahkan penghargaan “BNSP - Competency Award”, atas perannya yang signifikan sebagai tokoh masyarakat dalam menggerakkan, membangun dan meningkatkan kompetensi bangsa. Sejak 2010 hingga saat ini Rachmad Gobel secara konsisten menyuarakan pentingnya teknologi, industri & produktivitas hijau, melalui serangkaian diskusi/seminar & kunjungan-kunjungan lapangan yang digelar oleh Yayasan Matsushita Gobel, bekerjasama dengan Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI). Pada tanggal 19 April 2009, Asian Productivity Organization (APO), Tokyo, Jepang, menganugerahkan '"Asian Productivity Organization Regional Award" kepada Rachmad Gobel, atas penilaian lembaga ini terhadap kontribusinya dalam mendorong peningkatan produktivitas sektor industri di Indonesia, serta peranannya yang signifikan sebagai pemimpin sektor swasta dalam memperkenalkan pembangunan berkelanjutan melalui produktivitas hijau dan mendorong terjalinnya kemitraan strategis di Asia – Pasific. Pada tanggal 20 Mei 2010 Rachmad mendapat kepercayaan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai salah satu anggota Komite Inovasi Nasional (KIN), suatu komite yang tugasnya membantu Presiden dalam rangka memperkuat sistem inovasi nasional dan mengembangkan budaya inovasi nasional. Pada tanggal 25 Januari 2012 Rachmad Gobel terpilih sebagai ketua Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) periode 2012-2015.Pada tahun 2012, Rachmad Gobel memperoleh “Special Achievement Award for Extraordinary Leadership and Personal Commitment to Energy Saving and Industry” dari Majalah bisnis dan ekonomi Warta Ekonomi, atas prestasi dan kontribusi positifnya dalam memasyaratkan kegiatan hemat energi, serta pemanfaatan energi baru dan terbarukan. Rachmad juga mempunyai perhatian yang luas pada pengembangan sumber daya manusia. Melalui Yayasan Masushita Gobel telah memberikan kontribusi untuk pendidikan tehnik dan kewirausahaan tenaga kerja industri di Indonesia. Yayasan ini berperan sebagai think thank/pusat kajian bagi industri dan mampu berkembang hingga pada tingkatan regional, khususnya dalam mendorong terwujudnya pemerataan ilmu dan pengalaman, guna peningkatan kapabilitas centers of excellence di kawasan ASEAN. Kegiatan ini mendapatkan dukungan penuh dari METI (Ministry of Economy, Trade and Industry) Jepang. Atas peran sertanya tersebut, pada tahun 2002 Rachmad Gobel mendapat anugerah Honorary Doctorate Degree, dari Takushoku University, Tokyo, Jepang. Jaringannya yang luas di kalangan dunia usaha Jepang dan Indonesia, menempatkan Rachmad Gobel sebagai Ketua Umum Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Jepang (PPIJ) sejak 2006. Pada tahun 2013, Perum Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA menganugerahkan “ANTARA Achievement Award”, sebagai tokoh penting atas terbinanya hubungan baik Indonesia-Jepang. Hal ini terus berlanjut. Atas kontribusinya dalam mempererat persahabatan Indonesia–Jepang dan meningkatkan kesejahteraan kedua bangsa, pada tahun 2014 Rachmad Gobel mendapat anugerah Honorary Doctorate Degree dari Chuo University, Tokyo, Jepang. Hingga kini dia juga tercatat masih terlibat aktif dalam berbagai macam kegiatan sosial kemasyarakatan, terutama pada bidang yang terkait pada upaya peningkatan kecerdasan bangsa, peningkatan produktivitas tenaga kerja seperti menjadi Ketua Umum Persatuan Alumni dari Jepang (PERSADA) serta Ketua Umum Yayasan Melati-Sakura (YMS), dan juga bidang kemanusiaan sebagai Wakil Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI). OlahragaDi bidang olahraga, Rachmad pernah dipercaya sebagai Wakil Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) periode 2007 – 2011, Ketua Harian Persekutuan Pencak Silat Antarbangsa (Persilat) periode 2004 - 2008, Ketua Harian Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (PB IPSI) periode 2003 – 2007. Salah satu prestasi gemilang yang pernah dicapai Rachmad adalah saat menjabat Ketua Harian Indonesia SEA Games Organizing Committee (INASOC) 2011, sukses dalam penyelenggaraan pesta olahraga ini. Atas kepedulian terhadap pengembangan olah-raga nasional dan prestasinya dalam menyukseskan pelaksanaan 26th SEA Games 2011 tersebut, pada tahun 2012 Rachmad berturut-turut memperoleh “Anugerah Olah-raga Indonesia” dari Tabloid olah-raga BOLA dan “Man of the Year-Seputar Indonesia Award” dari Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI).[10] Menteri Perdagangan Kabinet KerjaRachmad Gobel dipilih Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Perdagangan dalam Kabinet Kerja Periode 2014 - 2019. Dia salah satu menteri yang dipilih dari perwakilan profesional. Sayang, setahun sebagai menteri harus terhenti karena ada reshuffle kabinet. Posisinya diisi oleh Thomas Trikasih Lembong. Kehidupan pribadiTidak sebatas hal terkait dunia usaha, Rachmad Gobel juga telah menyisihkan waktu untuk memberikan apresiasi dan perhatian terhadap berbagai macam bentuk seni budaya tradisional Indonesia, seperti batik, keris, jamu, aneka kerajinan Indonesia lainnya, seni bela diri pencak silat dan seni musik angklung. Berbagai macam usaha ditempuhnya agar seni budaya tradisional dan berbagai kegiatan ekonomi kreatif kita lainnya tersebut, dapat turut bersaing dan tampil di ajang internasional, sehingga mampu menyejajarkan diri dengan seni modern dan hiburan global. Sikap dan langkahnya, riil untuk bangsa ini. Dalam kaitan nasionalisme dan upaya agar citra bangsa kita terangkat, antara lain Rachmad aktor di belakang layar keberhasilan “membujuk” tokoh semacam Bill Gates memakai baju batik saat menemui Presiden SBY. Atas karsa atau tindakannya yang telah mendorong terbentuknya ekonomi kreatif, pada tahun 2014 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memberikan “Anugerah Dharma Cipta Karsa”, sebagai tokoh promosi warisan budaya dan ekonomi kreatif. Rachmad juga selalu memberikan perhatian khusus kepada perkembangan pembangunan tanah asal leluhurnya Gorontalo, Sulawesi. Atas kepeduliannya, masyarakat setempat menganugerahkan gelar “Ti Bulilango Hunggia” atau “Pemberi Cahaya Negeri” pada tanggal 18 Mei 2000.[11] Rachmad Gobel menikah dengan Retno Damayanti dan telah dikaruniai dua orang anak, yaitu Nurfitria Sekarwillis Kusumawardhani dan Mohammad Arif Gobel. Pendidikan
Penghargaan
JabatanJabatan dalam Perusahaan
Jabatan dalam OrganisasiProfesi Komite Inovasi Nasional Republik Indonesia
Majelis Wali Amanat (Board of Trustees) Millenium Challenge Account Indonesia (MWA MCA-Indonesia)
Kamar Dagang dan Industri Indonesia
Kadin Indonesia Komite Kerjasama Ekonomi Indonesia – Jepang (IJEC)
DPN APINDO (Asosiasi Pengusaha Indonesia)
Tim HLNS (Hutang Luar Negeri Swasta )/Tim Radius
METI (Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia)
FGABEL (Federasi Asosiasi-asosiasi Industri Berbasis Telematika & Elektronika)
GABEL (Gabungan Perusahaan Industri Elektronika)
6th ECO PRODUCT INTERNATIONAL FAIR /2010 – Jakarta
Kabinet Kerja
Sosial Kemasyarakatan PMI (Palang Merah Indonesia)
PERSADA (Persatuan Alumni dari Jepang)
PPIJ(Perhimpunan Persahabatan Indonesia – Jepang)
Olah Raga 26th SEA Games/2011 - Jakarta & Palembang
KOI (Komite Olimpiade Indonesia)
1st Asian Beach Games/2008 - Bali
PB FORKI (Federasi Olah Raga Karate-do Indonesia/the Indonesian Karate-do Sport Federation)
PB IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia/the Indonesian Pencak Silat Sport Association)
PERSILAT (Persekutuan Pencak Silat Antar Bangsa/the International Pencak Silat Federation)
PB. PERPANI (Persatuan Panahan Indonesia/the Indonesian Archery Sport Association)
Pendidikan MWA – UI (Majelis Wali Amanah Universitas Indonesia)
YMS (Yayasan Melati Sakura)
YMG (Yayasan Matsushita Gobel)
Lihat pulaReferensi
Pranala luar
|