Gereja Masehi Injili di Bolaang Mongondow
Gereja Masehi Injili di Bolaang Mongondow (disingkat GMIBM) atau Evangelical Christian Church in Bolaang Mongondow adalah salah satu gereja beraliran Protestan di Indonesia yang bermula di daerah Bolaang Mongondow, provinsi Sulawesi Utara. Gereja ini merupakan salah satu anggota Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia sejak tahun 1950.[1]GMIBM Merupakan Gereja Beraliran Protestan Calvinisme/Reformasi. SejarahMisi Pelaut PortugisAgama Kristen Pertama Kali Masuk Ke Tanah Totabuan ( Wilayah Bolaang Mongondow Raya ) Pada Tahun 1563 atau Abad Ke-16 Oleh Seorang Pelaut dan Paderi Katolik Portugis Bernama Magelhaes Setelah Ia Berlabuh di Pantai Pelabuhan Kaidipang Bolaang Mongondow Utara. Kemudian Ia Membaptis Sekitar 2000 Orang Pribumi Kaidipang. Persinggahan Joseph Kam dan Fransiskus XaveriusSelanjutnya Penginjilan Kembali dimulai Ketika dua Orang Berpengaruh dalam Pekabaran Injil di Indonesia Timur Datang Ke Tanah Totabuan, Keduanya adalah Joseph Kam dan Fransiskus Xaverius. Fransiskus Xaverius yang Kala Itu Melakukan Perjalanan dari Maluku Menuju Ke Asia Timur ( Tiongkok dan Jepang ) Singgah di Boroko disana Ia Kemudian Membaptis ribuan Orang Pribumi Boroko Sebelum Melanjutkan Kembali Perjalanannya. Selanjutnya Joseph Kam Rasul Maluku Itu Kemudian Menanamkan Benih Injil Setelah Ia Membaptis 100 Anak di Bolaang ( Sekarang Wilayah Lolak dan Inobonto ).Namun Nyatanya Penanaman Injil Ini Kurang Berakar. Misi Para Zending BelandaKetika Belanda datang Ke Bolaang Mongondow Mereka Memulai Penyebaran Agama Kristen di Bekas Bekas Pengaruh Portugis.Berkat Pencapaian Mereka Misionaris Belanda Berhasil Membaptis Raja Jacobus Manopo yang Menjadi Raja Kristen Pertama Menggantikan Posisi Ayahnya Raja Loloda Mokoagow Pada Tahun 1689.Meskipun Demikian Tanpa Adanya Pemeliharaan dari Belanda Membuat Agama Kristen Mulai Sirna. Wilken dan Schwarz ( 1866 )Tahun 1866 Wilken dan Schwarz Kemudian datang Ke Bolaang Mongondow Untuk Menghidupkan Kembali Misi Gospel yang Mulai Redup Ketika Tiba Mereka Mendapati Bahwa Sebagian Besar Masyarakat Telah Memeluk Agama Kristen Sisanya Masih Menganut Kepercayaan Animisme Dunnebier dan dua Orang Pribumi ( 1905 )Misi Besar dalam Pekabaran Injil di Bolaang Mongondow yang Sejatinya dimulai Ketika Zending Belanda Mengutus Dua Orang Pribumi yaitu A. Tumewu dan Th. Pangkey Ke Bolaang Mongondow. A. Tumewu Kemudian Pergi Ke Mariri dan Th. Pangkey Pergi ke Poopo. A. Tumewu Berhasil Membaptis 80 Orang di Mariri Sedangkan di Poopo Th.Pangkey Berhasil Membaptis Sekitar 148 Orang di Poopo. Kemudian Setelah Persetujuan Indische Kerk, Zending Kemudian Menempatkan Pendeta Zending Pertama di Bolaang Mongondow yaitu Pendeta W. Dunnebier Untuk Melayani Umat Kristen di Bolaang Mongondow. Selama Pelayanannya di Bolaang Mongondow ia Ditemani Oleh Hendrick Lolombulan Muridnya Semasa Ia Bertugas di Kolongan Atas, Sonder.Kemudian Setelah Kurang Lebih 33 Tahun Melakukan Pelayanan Pendeta W Dunnebier Kemudian digantikan Oleh Pendeta J. M. Langeveld Pembentukan GMIBMPada Tanggal 28 Juni 1950 ( Hari Pekabaran Injil di Bolaang Mongondow) Dilaksanakanlah Sidang Sinode Pertama Untuk Mendirikan Sebuah Gereja Protestan di Bolaang Mongondow. Sidang ini dilaksanakan di Kotamobagu dihadiri oleh Para Pendeta dan Pimpinan Jemaat. Sejak Hari Pertama Pelaksanaan Sidang Maka dengan resmi Berdirilah Gereja Masehi Injili di Bolaang Mongondow dengan Ketua Sinode yang Pertama yaitu Pendeta Pieter M. Kolopita. Sejak Tahun 1950 GMIBM Menjadi Anggota dari Persekutuan Gereja Gereja di Indonesia. Jemaat - Jemaat AwalBerikut Daftar Jemaat - Jemaat Awal yang Berdiri dan Bergabung dengan Organisasi Sinode Gereja Masehi Injili di Bolaang Mongondow : 1. GMIBM "Katare" PoopoSetelah Pembaptisan Th. Pangkey ( Pendeta Pribumi yang Membaptis Masyarakat di Desa Poopo). Maka Pada Awal Abad Ke 20 Berdirilah Bangunan Gereja Awal di Desa Poopo , Sekaligus Sebagai Jemaat Pertama yang Mayoritas Penduduknya Merupakan Pendatang dari Minahasa Yang Merantau di Bolaang Mongondow. Masyarakat Kemudian Menamai Bangunan Gereja Tersebut dengan Nama " Katare " yang Berasal dari Bahasa Minahasa yaitu Awal/Pertama. Kini Gereja Tersebut Sudah Berusia Lebih dari 100 Tahun. 2. GMIBM "Alfa Omega" Mariri LamaPembaptisan yang Dilakukan Oleh Tumewu ( Seorang Pendeta Pribumi yang Membaptis Masyarakat desa Mariri Lama ), Membuat Masyarakat Desa Mariri Kemudian Mendirikan Bangunan Gereja Pertama Untuk Tempat Beribadah. Jemaat Mariri Lama Menjadi Jemaat Awal/Perdana di Wilayah Pesisir yang Dimana Bangunan Gereja Tersebut Telah Berusia Lebih dari 100 tahun. Konon jemaat Mariri lama masih menyimpan Sebuah Lonceng Gereja Peninggalan Belanda yang dipakai pada zaman dahulu sebagai Pengingat Untuk Beribadah. 3. GMIBM "Pusat" KotamobaguBangunan Gereja di Jemaat Pusat Kotamobagu di Tahbiskan Pada tanggal 25 Februari 1923 Oleh Pendeta Belanda Bernama A. Van Der Endt Waktu Kotamobagu Masih Merupakan Bagian dari Kabupaten Bolaang Mongondow. Bangunan Gereja Ini Telah Beberapa Mengalami Sejumlah Perubahan dan Renovasi Namun Gereja Tua Tersebut Masih Menampilkan Arsitektur Peninggalan Belanda. Kali Mengalami Sejumlah Perubahan dan Renovasi Namun Masih Terdapat Gereja Tua yang Pertama kali Diresmikan Ketika Sinode GMIBM Berdiri Gereja Tersebut Kemudian Ikut Bergabung dan Menjadi Salah Satu Anggota Sinode GMIBM.
Kepengurusan GMIBMPimpinan gereja antara lain:[1]
Statistik GerejaData jemaat tahun 2012:[1]
Alamat SinodeKantor Pusat Sinode GMIBM: Jl. S. Parman No. 727, Kelurahan Kotamobagu, Kecamatan Kotamobagu Barat Kota Kotamobagu 95711 Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara Referensi
Lihat pula
Pranala luar
|