BTV (Indonesia)
BTV adalah sebuah jaringan televisi swasta digital di Indonesia. Sebelumnya sempat bernama Q Channel, QTV dan BeritaSatu yang berfokus pada penonton televisi berlangganan dan kalangan menengah ke atas, mulai 11 Oktober 2022, namanya berganti menjadi nama saat ini, dan siarannya mulai dapat disaksikan di berbagai daerah di Indonesia. Tetapi BTV di setiap saluran daerah milik DNN hanya bertindak sebagai penyedia konten. SejarahQ Channel/QTVMulanya BTV bersiaran dengan nama Q Channel (singkatan dari Quick Channel),[1] yang dirintis oleh salah satu petinggi RCTI dan SCTV, Peter F. Gontha.[9] Q Channel memulai siaran percobaannya pada tanggal 1 Mei 1998 dan diluncurkan pada tanggal 29 Mei 1998. Sebagian besar konten saluran ini ditargetkan untuk eksekutif, segmen masyarakat berpenghasilan tinggi yang berpengaruh dan para pembuat keputusan. Acara-acaranya sebagian besar terdiri dari bincang-bincang dan infotainment yang terkait dengan bisnis, ekonomi, politik, gaya hidup, dan hiburan, seperti dalam Impact dan TV Magazine. Pada tanggal 15 September 2005, Q Channel berganti nama menjadi QTV. Merupakan televisi sindikasi pertama di Indonesia, QTV bertindak menjadi penyedia konten (dalam hal ini direlai siarannya) bagi sejumlah stasiun televisi/radio lokal di daerah-daerah,[1] meskipun sebenarnya siarannya juga dapat dinikmati secara mandiri di beberapa televisi berlangganan, seperti Indovision.[10] Selain karena perluasan siarannya, pergantian nama menjadi QTV menurut Gontha juga dimaksudkan sebagai harapan agar saluran televisi ini dapat terus memenuhi keinginan penonton dan mencoba mengembangkan public sphere.[1] Program-programnya meliputi bisnis, informasi, pendidikan dan hiburan. Sama seperti Q Channel, QTV juga masih memfokuskan siarannya pada acara talk show (contohnya Sudut Bidik,[11] Soegeng Sarjadi Forum, Oposisi dan Leader of Indonesiasatu – Media Mencari Pemimpin),[12][13][14] dan menargetkan penonton kelas atas yang diperkirakan sebanyak 2 juta pemirsa.[15] Baik Q Channel dan QTV berada di bawah badan hukum/pengelolaan PT Jaring Data Interaktif (JDI), yang juga mengelola saluran sejenis bernama Swara,[16] dan beberapa media lain seperti 88888.com,[17] menyediakan jasa internet satelit,[18][19] maupun proyek bernama Indonesian Multimedia Education Network.[20] Nasib PT JDI dan Q Channel sebenarnya hampir di ujung tanduk pada tahun 2004, ketika digugat pailit oleh PT Bursa Efek Jakarta. Namun, kemudian gugatan tersebut dimentahkan di pengadilan akibat kurang bukti.[21][22] BeritaSatuPada tanggal 1 September 2011, QTV bertransformasi menjadi BeritaSatu yang selanjutnya diluncurkan pada tanggal 3 September 2011.[23] Perubahan ini terjadi seiring bergabungnya Gontha ke Grup Lippo dan keinginan dari grup milik keluarga Riady tersebut untuk terjun ke bisnis media massa.[24] Sebelum pergantian nama tersebut, Lippo (lewat PT First Media News dan PT First Media Production) dikabarkan sudah mengakuisisi 100% saham PT Jaring Data Interaktif, pengelola QTV pada 20 Januari 2011 dari Alanberg Pte. Ltd., Asian Future Ltd., dan PT Persada Giri Abadi dalam transaksi bernilai Rp 10 miliar.[25] Untuk menyukseskan televisi barunya, Lippo selain dibantu Gontha, juga merekrut sejumlah jurnalis senior seperti Don Bosco Selamun dan Nunung Setiyani dalam jajaran pimpinan redaksi BeritaSatu.[26] Pada saat itu, BeritaSatu memiliki target ambisius, yaitu menjadi televisi berita lokal sekelas internasional, seperti CNN dan BBC News.[27][28] BeritaSatu merupakan saluran televisi berita, sehingga menjadi pesaing untuk media sejenis, namun dengan target pasar kelas atas.[29] Fokus dari program-program BeritaSatu ada di konten berita, terutama terkait keuangan, informasi politik, kemasyarakatan dan olahraga,[30] ditambah acara-acara current affairs.[31] Mulanya, di bulan Januari 2012, BeritaSatu berniat akan bersiaran selama empat jam perhari, yang akan ditingkatkan menjadi 7-8 jam perhari. Belakangan, siarannya kemudian dapat dilakukan selama 24 jam nonstop. BeritaSatu juga merupakan salah satu saluran televisi pertama di Indonesia yang mengadopsi teknologi gambar beresolusi tinggi (HD). Selain bersiaran sebagai saluran yang berdiri sendiri, nama "BeritaSatu" kemudian juga sempat digunakan pada saluran-saluran lainnya (yang dibawah satu atap), seperti BeritaSatu World, BeritaSatu English, BeritaSatu Sports, BeritaSatu Lifestyle, BeritaDua,[32][33] dan juga sebuah portal berita (BeritaSatu.com). Siaran BeritaSatu awalnya hanya dapat ditangkap di pelanggan televisi kabel First Media, tetapi kemudian seiring kerjasama juga dapat disaksikan di televisi berlangganan lain seperti Aora dan TelkomVision.[34][35] Dalam beberapa waktu, siaran BeritaSatu awalnya juga sempat direlai oleh beberapa stasiun televisi lokal di sejumlah daerah, seperti PKTV, TV-M, Riau Channel,[36][37] Duta TV, PALTV, Manado TV dan lainnya.[31] Namun, menjelang akhir 2010-an, upaya perluasan siaran tersebut dihentikan dan BeritaSatu hanya dapat disaksikan secara terestrial di Jabodetabek dan Banten lewat siaran digital. Dalam kinerjanya, BeritaSatu pernah mengklaim sebagai saluran berita No. 1 di Indonesia pada 2014 yang memiliki penonton potensial sebanyak 26 juta,[38] dan telah mengalami peningkatan penonton ratusan kali lipat sejak diluncurkan.[39] Meskipun demikian, seperti media-media di bawah BeritaSatu Media Holdings lainnya,[28] pada akhirnya bisa dikatakan BeritaSatu kurang begitu berhasil dibanding pesaingnya yang bisa diterima secara free-to-air. Apalagi, setelah Don Bosco Selamun mengundurkan diri dari kepemimpinan BeritaSatu, saluran televisi ini nampak sulit berinovasi, seperti dalam kekritisan beritanya.[27] BeritaSatu pun kemudian di tahun 2019 sempat memproklamasikan dirinya sebagai "televisi berita finansial" yang menyuarakan hal-hal positif, yang sayangnya kurang banyak membantu.[40] Akhirnya, BeritaSatu terpaksa mem-PHK karyawannya pada Oktober 2021[41] dan Maret 2022, yang mencapai 70% dari keseluruhannya (250 orang). Tidak tanggung-tanggung, pekerja yang terkena PHK termasuk wakil pemimpin redaksi, manajer dan produser dari saluran berita ini.[42] Pasca-PHK massal tersebut, awalnya BeritaSatu direncanakan akan menghentikan siaran televisinya, dengan berganti konsep menjadi penyedia video berita di aplikasi dan situs video sharing.[27] BTVBelakangan, di bulan Oktober 2022, muncul kabar bahwa BeritaSatu akan mengalami perubahan ke "era baru" seperti logo yang disisipkan di pojok kanan bawah siarannya.[43] "Era baru" yang dimaksud adalah perubahan fokus dari media yang awalnya memfokuskan ke berita saja, juga kini ke hiburan.[44] Di tanggal 11 Oktober 2022 pukul 09.53 WIB, perubahan tersebut resmi diwujudkan lewat pergantian nama dari BeritaSatu menjadi BTV. Seremoni pergantian nama tersebut dilakukan dalam pembukaan Investor Daily Summit 2022 oleh Presiden Joko Widodo,[45] yang juga dihadiri oleh beberapa pejabat.[46] Di saat yang sama, juga dilakukan penggantian nama pada induknya selama ini, dari BeritaSatu Media Holdings menjadi B Universe. Nama B Universe ("semesta B") dimaksudkan agar informasi yang ada bisa ditangkap dan bisa dirangkum dalam sebuah berita yang tersampaikan ke masyarakat, atau dapat juga diartikan B Seen - B Look ("dilihat – dipandang"), di mana media-media di bawah induk tersebut menjadi media yang dipertimbangkan, dipercaya dan menginspirasi. B Universe dan medianya (termasuk BTV) juga ditargetkan dapat memberi kontribusi dengan membuka ruang diskusi yang kritis dan konstruktif mengenai arah bangsa ke depan.[47] Meneruskan apa yang dirintis oleh BeritaSatu Media Holdings, B Universe dapat dinikmati secara multiplatform oleh media-media di bawahnya, seperti koran Investor Daily.[48] Menurut suatu sumber, pergantian nama tersebut dilakukan pasca Lippo Group menjual 80% saham BeritaSatu kepada mantan Menteri Perdagangan, politisi NasDem, dan pengusaha Enggartiasto Lukita pada Juli 2022. Pasca-penjualan tersebut, Lippo dikabarkan masih memegang 20% sisa sahamnya.[49][48] Namun, kurang jelas apakah semua media massa di bawah BeritaSatu Media Holdings ikut dijual atau tidak. Yang pasti, Enggartiasto tercatat sudah duduk sebagai Executive Chairman dari B Universe (dan sebelumnya BeritaSatu Media Holdings) pada bulan September 2022.[50] Setelah pergantian nama, program-program BeritaSatu yang didominasi acara berita, dirombak total. Acara beritanya misalnya berganti dari Jurnal ke BeritaSatu, sementara kemudian program acaranya menjadi banyak didominasi acara majalah berita (sejenis On The Spot). Ditargetkan segmen acaranya akan diperluas ke siaran olahraga, hiburan dan musik,[51] yang diklaim akan berkualitas dan menargetkan segala segmen usia dan jenis kelamin.[52] Selain perubahan pemrograman, hal penting lain yang dilakukan BTV setelah pergantian nama adalah perluasan siaran. Dari awalnya hanya bersiaran secara terestrial di Jabodetabek dan ditambah di televisi berlangganan, ditargetkan BTV akan hadir di 90 kota di Indonesia lewat siaran digital yang akan segera diberlakukan lewat penghentian siaran analog.[47] Pada pertengahan Agustus 2023, BTV mulai melakukan kerjasama dengan PT Tripar Multivision Plus Tbk, Dalam kerja sama ini, MVP akan menjadi mitra eksklusif BTV dalam memasok konten-konten milik MVP. Kerja sama ini adalah salah satu langkah penting dan strategis bagi MVP dalam menghadirkan konten yang berkualitas dan mengobati kerinduan masyarakat Indonesia atas kehadiran konten sinematografi produksi MVP yang telah menjadi pionir dan melekat di hati masyarakat Indonesia.[53] Di tahun berikutnya, MVP mulai mengambil langkah penting yang signifikan dengan menjalin kemitraan strategis (partnership) dengan B-Universe. Kemitraan ini secara resmi diumumkan melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara MVP dan B-Universe pada 20 September 2023 di Multivision Tower, Kuningan Jakarta Selatan. Enggartiasto Lukita, pendiri B-Universe, dan Raam Punjabi, pendiri MVP, telah meresmikan kemitraan ini.[54] Salah satu perubahan BTV yaitu beberapa konten produksi MVP diantaranya Titipan Ilahi, Suami-Suami Takut Istri, dan program lainnya mulai tayang di BTV sejak pertengahan September 2023.[55] Namun sayangnya per tanggal 1 Februari 2024, program Multivision tiba-tiba menghilang dan digantikan dengan program lain, seakan mitra kerjasama ini dihentikan tanpa adanya keterangan yang jelas. Mulai Februari 2024, B Universe (termasuk BTV di dalamnya) secara bertahap akan berpindah kantor pusat dari Commodity Square, Jl. Gatot Subroto, Jakarta Selatan ke Tokyo HUB PIK 2, Tangerang.[56] IdentitasRiwayat sloganSebagai Q Channel
Sebagai QTV
Sebagai BeritaSatu
Sebagai BTV
Slogan spesial HUT
Program acaraPenyiarJaringan siaranSaat ini, jangkauan siaran BTV mencakup 14 provinsi di Indonesia (dan akan terus bertambah sewaktu-waktu), baik disiarkan secara relai nasional maupun melalui stasiun televisi lokal yang merupakan anggota jaringan Disway secara relai (hanya bersiaran selama 2 jam setiap hari). Relai nasional
Jaringan Disway
Siaran di Jabodetabek dan BantenBTV (dahulu BeritaSatu) tidak memiliki Izin Penyelenggaraan Penyiaran (IPP) sehingga mengandalkan perusahaan lain yang telah mendapat IPP untuk dapat mengudara secara terrestrial digital, bernama PT Banten Sinar Dunia Televisi. Awalnya perusahaan ini mengajukan IPP ke KPID Banten pada 2008 dan meraih IPP tetap pada April 2012 (No. 221/KEP/M.KOMINFO/04/2012 tanggal 13 April 2012),[4] dengan wilayah siar di Malingping di kanal 24 UHF menggunakan nama udara BSTV. Namun dalam perkembangannya BSTV tidak terdengar bersiaran di Malingping, hingga pada pertengahan 2012, dapat memenangkan seleksi penyelenggara mux televisi digital untuk wilayah Jabodetabek dan Banten yang diadakan pemerintah. Sebenarnya kemenangan stasiun televisi lokal ini sempat diperdebatkan karena statusnya yang tidak pernah mengudara tersebut.[60][61][62][63] Kemungkinan saja, BSTV berhasil memenangkan tender karena merupakan stasiun televisi yang paling banyak menjanjikan akan memberikan set-top box (STB), yaitu sebesar 3 juta unit.[64] Meskipun awalnya misterius, namun akhirnya terungkap bahwa BSTV memiliki afiliasi dengan BeritaSatu (maupun perusahaan saudaranya di bawah Lippo Group) karena sepanjang bersiaran sejak 2013, BSTV tidak pernah bersiaran secara independen dan kanalnya hanya berisi saluran dari grup tersebut, yaitu BeritaSatu itu sendiri, ditambah dengan saluran lain seperti BeritaSatu World, BeritaSatu English/Jakarta Globe News Channel, dan dahulu MiX dan Hi! (kanal in-house First Media).[65] Selain itu, tanda-tanda lain yang menunjukkan keterkaitan BSTV dengan Lippo adalah kantor pusatnya yang ada di Lippo Karawaci, pernyataan Gontha yang mengiyakan komitmen 3 juta STB saat masih menjadi pimpinan First Media, dan laporan keuangan dari bank milik Lippo, Bank Nationalnobu yang menyatakan bahwa BSTV berada dalam "kesamaan pengendali".[66][67] Namun, sayangnya BSTV tercatat tidak pernah memenuhi janjinya dengan hanya tercatat sekali membagikan STB-nya tersebut di Malingping pada Agustus 2014.[68] Untuk siaran dan mux-nya sendiri, BSTV memulai operasionalnya sejak 2013, namun tidak secara mandiri karena menyiarkan siaran BeritaSatu sebagai penyedia konten; hal ini menjadikan BSTV hanya menjadi pengelola multipleks/MUX untuk Jabodetabek dan Banten menggunakan kanal 36 UHF. Adapun siarannya dipancarkan dari di tiga lokasi khusus Jabodetabek, yaitu Jakarta Barat (St Moritz), Jakarta Pusat (Gajah Mada Plaza) dan Bekasi (Grand Mall Bekasi); ketiga pemancar tersebut membawa siaran dari BeritaSatu ditambah dua saluran afiliasinya, BeritaSatu English dan BeritaSatu World. Sedangkan pemancar BSTV yang membawa siaran BeritaSatu saja, berada di tiga lokasi di Banten (Serang-Cilegon, Pandeglang dan Lebak-Malingping).[69] Identitas BSTV (seperti logo/nama) pada umumnya tidak ditampilkan dalam siaran BeritaSatu (walaupun sempat dilakukan awalnya),[70] sehingga relatif kurang dikenal. Walaupun demikian, kadang-kadang nama "BSTV" juga digunakan sebagai singkatan BeritaSatu itu sendiri.[71] Belakangan, ketika pemerintah menetapkan ulang penyelenggara multipleksing menjelang penghentian siaran analog 2022, nama BSTV tidak masuk dalam daftar penyelenggara mux. Ditambah dengan pergantian kepemilikan BeritaSatu/BTV, membuat BSTV kemudian mengembalikan hak penyelenggara mux-nya ke pemerintah, yang berarti menghentikan siarannya secara mandiri.[72] BTV sendiri sebagai saluran yang selama ini disiarkan BSTV kemudian berpindah ke mux lain, seperti di Jabodetabek pindah ke mux RTV, sedangkan saluran-saluran lainnya yang disiarkan mux BSTV selama ini (seperti BeritaSatu World dan BeritaSatu English) menghilang.[73] ManajemenDaftar direktur utama
Direksi saat iniStruktur dewan direksi BTV saat ini adalah sebagai berikut:
Komisaris saat iniStruktur dewan komisaris BTV saat ini adalah sebagai berikut:
Referensi
Pranala luar
|