Radio Rodja
Radio Rodja adalah sebuah jaringan radio Islam Sunni Salafiyah di Indonesia dengan stasiun radio AM sebagai stasiun induk yang berpusat di Kampung Tengah, Cileungsi, Bogor.[1][2] Jaringan ini dimiliki oleh Yayasan Cahaya Sunnah. Radio Rodja dapat diakses pada frekuensi 756 AM dan 100.10 FM untuk wilayah Jabodetabek. Selain itu, radio ini juga mengudara di beberapa kota seperti Bandung, Majalengka, Kebumen, Tanjungpinang, Pontianak, Lampung dan Berau. Siaran radio ini secara umum menyiarkan kajian-kajian dakwah mengenai ibadah sehari-hari serta pembahasan mengenai Al-Qur'an dan hadis.[3] Radio Rodja juga tersedia dalam bentuk radio streaming (internet).[4] SejarahAwal berdirinya Radio Rodja dimulai merupakan sebuah radio FM komunitas yang dirintis pada awal 2005. Didirikan dengan modal Rp 3,5 juta oleh para Pemuda Masjid Al-Barkah dengan tujuan menyebarkan dakwah Salafi, setelah Badrusalam alias Abu Yahya Badrussalam pulang dari Universitas Islam Madinah yang berada di Arab Saudi pada tahun 2001 silam. Direktur Utama Radio Rodja, Agus Hasannudin mengatakan bahwa ide merintis radio dakwah lahir karena adanya kesalahpahaman dan tudingan sesat atas Masjid Al-Barkah.[1] Abu Yahya Badrussalam mendirikan radio Rodja pada tahun 2004 dengan niat dan semangat agar jangkauan dakwah Salafi tidak hanya diperuntukkan bagi masyarakat di Bogor saja, tetapi di seluruh Indonesia. Bahkan saat ini Ia juga gencar dalam berdakwah di media sosial seperti YouTube, Instagram, dll. Yazid bin Abdul Qodir Jawas merupakan kakak ipar dari Badrussalam dan H. Agus Hasan sebagai pembina dan pendiri Radio Rodja.[5] Kemudian, uji coba siaran baru dimulai pada Maret 2005. Penyiaran Perdana tersebut dilakukan di salah satu ruangan di Masjid Al-Barkah dengan pemancar rakitan sendiri. Pada saat itu, radius jangkauan siaran Radio Rodja hanya sekitar 5 kilometer. Kata "Rodja" dalam Radio Rodja pada awalnya merupakan singkatan dari Radio Dakwah Ahlussunnah wal Jamaah.[6] Pada tahun 2007, siaran Radio Rodja sempat tertimpa oleh siaran radio milik TNI-AL yang menggunakan frekuensi sama. Hal ini kemudian ditindaklanjuti dengan diadakannya pertemuan oleh 40 orang pendengar di Masjid Al-Barkah, yang memutuskan perpindahan frekuensi Radio Rodja dari 107.9 FM ke 756 kHz (AM) pada Mei 2007. Para pendengar tersebut juga bersama-sama mengumpulkan dana operasional sampai sekitar Rp 80 Juta atau Rp 90 Juta. Selain itu, dana operasional Radio Rodja berasal dari sumbangan para Pendengar.[6] Sejak melakukan migrasi ke gelombang AM, Radio Rodja mengalami kemajuan pesat dan semakin dikenal luas oleh masyarakat muslim di Indonesia. Hal ini karena karakteristik dari sinyal AM yang memiliki daya jangkau jauh lebih luas daripada sinyal FM.[7] Pada akhirnya, Radio Rodja mengudara di frekuensi 100.1 FM pada tahun 2020 yang mencakup wilayah Bogor dan sekitarnya. Jaringan
Di Bogor, Jawa Barat, Radio Rodja juga mengudara dengan frekuensi 100.1 FM dengan nama Radio Rodja Bogor, sebagai pengulang dari radio AM-nya. Radio ini dahulu bernama Lesmana FM, yang mengudara mulai 27 Juni 1967[8] hingga tutup siaran sekitar 2019 atau 2020. Pada 20 Februari 2020, Radio Rodja mengumumkan peluncuran Radio Rodja Lesmana, dengan kata "Lesmana" yang dijenamakan sebagai "Lestarikan Iman Anda".[9] Kata "Lesmana" kemudian menghilang dan nama radio menjadi Radio Rodja Bogor. Radio Rodja Bandung di Bandung, Jawa Barat dahulunya merupakan radio GMR Bandung dan anggota jaringan UFM Jakarta sebelum menjadi anggota jaringan Radio Rodja. Mantan jaringanDi Palembang, sempat ada Radio Rodja Darussalam (PT Radio Rodja Palembang) dengan frekuensi 106.7 FM, saat itu berada di bawah Yayasan Gema Sunnah Palembang, walaupun hanya mengudara hingga kurang lebih dari 4 tahun saja. Namun, pada 18 Zulhijjah 1443 H / 18 Juli 2022 M, Radio Rodja Darussalam telah berganti nama menjadi Radio Darussalam dan mulai mengudara secara mandiri. Sehingga, dengan perubahan tersebut, maka sudah tidak lagi melakukan penyiaran melalui jaringan Radio Rodja di Palembang. Slogan Stasiun Radio tersebut adalah "Menggemakan Tauhid, Menebar Sunnah".[10] Rodja TV
Selain stasiun radio, Rodja juga memiliki saluran televisi satelit dengan nama Rodja TV. Bermula dari siaran melalui streaming internet pada tahun 2009, Rodja TV memperluas siaran di televisi satelit sejak 2011.[13] Pada Oktober 2024, Rodja TV mengumumkan sedang mempersiapkan diri untuk bersiaran melalui siaran digital terestrial (DVB-T2). Rodja TV membuka donasi pendirian siaran digital dengan membutuhkan anggaran sebesar Rp. 6 Miliar. Rodja TV juga berencana untuk bersiaran digital untuk di wilayah Jabodetabek dengan menyewa slot multipleksing TV digital yang berasal dari Jakarta.[14] Jika terealisasi, siaran Rodja TV dapat ditonton melalui pengguna televisi digital di kawasan tersebut yang menggunakan antena terestrial UHF. Mulai 1 Desember 2024, secara uji coba hingga 31 Desember 2024, Rodja TV mulai menyiarkan siaran digital terestrial untuk di wilayah Jabodetabek melalui frekuensi 40 UHF (multipleksing Trans TV Jakarta).[15][16] Pendakwah
Referensi
Pranala luar |