Showa Denko
Showa Denko K. K. (昭和電工株式会社 , Shōwa Denkō Kabushiki-gaisha, disingkat SDK) adalah sebuah produsen bahan kimia dan bahan industri asal Jepang yang didirikan pada tahun 1939 melalui penggabungan Nihon Electrical Industries dan Showa Fertilizers, yang sama-sama didirikan oleh Nobuteru Mori. Produk SDK ditujukan untuk berbagai industri, mulai dari industri berat hingga industri elektronik dan komputer. Perusahaan ini dibagi menjadi lima sektor bisnis, yakni petrokimia (olefin, kimia organik, produk plastik), aluminum (kaleng, lembaran, ingot, dan kertas aluminum), elektronik (semikonduktor, bahan keramik, plat cakram keras), kimia (gas industri, amonia, agrokimia), dan bahan anorganik (keramik, elektroda grafit). Showa Denko memiliki lebih dari 180 anak usaha dan afiliasi. Perusahaan ini juga mengadakan joint venture dengan Montell asal Belanda dan Nippon Petrochemicals untuk membuat dan memasarkan polipropilen. Pada bulan Maret 2001, SDK bergabung dengan Showa Denko Aluminum Corporation untuk memperkuat bisnis produksi aluminium fabrikasi bernilai tambah tinggi, dan kini mengembangkan wafer komunikasi optis generasi terbaru. Showa Denko adalah anggota keiretsu Mizuho. Sejarah
Anggota grupMedia Cakram Keras
Petrokimia
Kimia Anorganik
Aluminum
Elektronik, lainnya
Sektor PetrokimiaSektor Petrokimia mendukung pertumbuhan bisnis dasar Showa Denko melalui produksi dan penjualan bahan kimia organik, olefin, dan polimer khusus. SDK merupakan pemimpin pasar pada bidang etil asetat di Asia. Pabrik SDK di Oita memasok bahan dasar untuk membuat turunan asetil, resin sintetis, karet sintetis, dan monomer stiren ke SDK maupun perusahaan kimia lain. Produk inovatif SDK salah satunya adalah film dan lembaran yang transparan dan tahan panas, yang dapat digunakan untuk tampilan fleksibel, seperti kertas elektronik dan OLED. Sektor KimiaAwalnya fokus pada gas industri untuk keperluan umum, gas medis, dan bahan kimia industri, SDK kini menyediakan berbagai macam produk, termasuk bahan kimia dan gas dengan kemurnian tinggi untuk industri semikonduktor. Dengan bergesernya industri semikonduktor ke negera lain di Asia, SDK pun mendirikan pabrik gas khusus di Shanghai dan Singapura. Perusahaan ini juga menawarkan berbagai macam teknologi dan produk untuk berbagai bidang, termasuk bahan aditif makanan, bahan aditif pakan, bahan kosmetik, intermediate medis dan pertanian, bahan fungsi optis, bahan perekaman informasi, bahan polimerik fungsional, bahan komposit khusus, dan peralatan kromatografi cair (Shodex). SDK baru-baru ini meluncurkan inisiatif lingkungan untuk mengurangi limbah dan mendorong daur ulang bahan kimia. Pada tahun 2016, Showa Denko mengakuisisi GMM Nonstick Coatings, salah satu perusahaan pelapisan non-lengket terbesar di dunia yang didirikan pada tahun 2007 oleh Ravin Gandhi. Klien perusahaan tersebut di Amerika Serikat antara lain KitchenAid dan Calphalon,[4] selain sejumlah klien di luar Amerika Serikat.[5] Sektor ElektronikSektor Elektronik meliputi produksi semikonduktor majemuk, logam paduan magnet tanah jarang, kapasitor aluminum padat, dan cakram keras. Bisnis semikonduktor majemuk berkaitan dengan proses pertumbuhan kristal, dan menyediakan berbagai macam produk, antara lain cip LED ekstra terang dan cip LED biru. Bisnis kapasitor aluminum padat berkaitan dengan produksi polimer konduktif, sebuah kombinasi antara bahan aluminum anorganik dengan polimer organik. Produknya menawarkan ketahanan panas dan kapasitansi yang tinggi. Sektor Elektronik juga memproduksi cakram keras berbasis aluminum dan kaca, serta substrat aluminum untuk cakram keras. Pada bulan September 2008, SDK mengumumkan konsolidasi bisnis produksi media cakram keras dengan mendirikan sebuah perusahaan patungan bersama Hoya Corporation pada bulan Januari 2009. Sebanyak 75% saham perusahaan patungan tersebut akan dipegang oleh SDK, sementara sisanya dipegang oleh HOYA. Kemudian perusahaan patungan tersebut dibubarkan pada bulan Maret 2009, karena menurunnya bisnis cakram keras global secara drastis. Sektor AnorganikSektor Anorganik terdiri dari Divisi Keramika, Divisi Karbon, dan Departemen Karbon Murni.
Produk keramik SDK digunakan di berbagai bidang, termasuk produksi bahan kimia, produksi bahan tahan panas, keramik, produksi kertas, plastik dan elektronik. Produk utamanya meliputi alumina hidroksida, alumina, dan alumina dengan kemurnian tinggi. SDK juga memproduksi butiran abrasif alumina menyatu, silikon karbida, dan boron nitrida.
SDK memproduksi elektroda grafit tiruan, sebuah bahan yang diperlukan untuk daur ulang baja. Produk lain meliputi agen karburisasi murni untuk pengecoran besi.
Selain karbon nanofiber VGCF dan bahan baterai bahan bakar yang telah dipasarkan, SDK juga fokus pada riset dan pengembangan produk karbon berfungsionalitas tinggi, termasuk bahan baterai, bahan elektronik, dan bahan untuk solusi energi altenatif. Sektor AluminiumSDK memproduksi penukar panas, kaleng minuman, dan produk fabrikasi bernilai tambah tinggi lain berbahan aluminum (termasuk produk hasil penggulungan, ekstrusi, dan penempaan). KontroversiPenyakit Minamata NiigataPerusahaan ini terkenal karena menyebabkan wabah kedua dari Penyakit Minamata (sebuah tipe dari keracunan merkuri parah) di Kanose, yang saat ini menjadi bagian dari Aga-machi, Prefektur Niigata, melalui pembuangan organomerkuri majemuk ke Sungai Agano. Kontaminasi triptofanPada dekade 1980-an, Showa Denko mengaplikasikan rekayasa genetik untuk bakteri yang mereka gunakan pada proses fermentasi untuk memproduksi triptofan, sehingga bakteri tersebut dapat lebih efisien.[6] Pada waktu yang sama, mereka juga mengubah teknik yang digunakan untuk memurnikan triptofan.[7] Sejumlah studi epidemiologis[6][8][9] berhasil melacak wabah Sindrom Eosinofilia-Mialgia (EMS) hingga ke L-tryptophan yang dipasok oleh Showa Denko.[10] Diperkirakan bahwa satu atau lebih jejak kotoran yang dihasilkan selama produksi triptofan bertanggung jawab atas mewabahnya EMS.[11][12] Fakta bahwa fasilitas milik Showa Denko menggunakan bakteri yang direkayasa genetik untuk memproduksi L-triptofan menimbulkan spekulasi bahwa rekayasa genetik bertanggung jawab atas jejak kotoran tersebut.[13] Walaupun begitu, metodologi yang digunakan pada studi epidemiologis awal juga telah dikritik.[14][15] Sebuah penjelasan alternatif terhadap mewabahnya EMS pada tahun 1989 adalah bahwa dosis besar triptofan memproduksi metabolit yang menghambat degradasi normal dari histamin dan histamin berlebih lah yang diperkirakan menyebabkan EMS.[16] Saat hubungan antara EMS dan triptofan Showa Denko telah ditemukan, analisis kimia terhadap triptofan dilakukan oleh periset di Mayo Clinic, Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat, Centers for Disease Control (CDC), dan Japanese National Institute of Hygienic Sciences untuk menentukan apakah ada kontaminan terasosiasi dengan EMS.[17] Showa Denko dikabarkan menghancurkan stok bakteri GM setelah kasus EMS mulai mengemuka.[18] Pada tahun 2017, kontaminan terakhir dari enam kontaminan yang terasosiasi dengan wabah penyakit EMS tahun 1989, yang diberi nama Peak AAA, telah berhasil diidentifikasi dengan menggunakan spektroskop massa beresolusi tinggi.[19] Referensi
|