Kereta api Kamandaka

Kereta api Kamandaka
Kereta api Kamandaka saat memasuki Stasiun Purwokerto, 2024

Kereta api Kamandaka
Kereta api Kamandaka
Peta
Informasi umum
Jenis layananKereta api aglomerasi[1]
StatusBeroperasi
Mulai beroperasi
  • 17 Februari 2014 (sebagai Kamandaka relasi SMT-TG-PWT)
  • 11 Maret 2022 (sebagai Kamandaka relasi SMT-PWT-KYA-CP nama lain dari Kereta api Lawang Sewu)
Operator saat iniKereta Api Indonesia
Lintas pelayanan
Stasiun awalSemarang Tawang
Stasiun akhir
Jarak tempuh
Waktu tempuh rerata
Jenis relRel berat
Pelayanan penumpang
KelasEksekutif dan ekonomi
Layanan disabilitasAda
Pengaturan tempat duduk
  • 50 tempat duduk disusun 2-2 (kelas eksekutif)
    kursi dapat direbahkan dan diputar
  • 80 tempat duduk disusun 2-2 (kelas ekonomi)
    kursi saling berhadapan dan tidak bisa direbahkan
  • 80 tempat duduk disusun 2-2 (kelas ekonomi), Sebanyak 40 kursi berhadap ke kanan dan 40 kursi berhadap ke kiri
    bisa direbahkan
Fasilitas restorasiAda
Fasilitas observasiKaca panorama dupleks, dengan tirai, lapisan laminasi isolator panas.
Fasilitas hiburanAda
Hanya pada layanan kelas eksekutif dan ekonomi new image
Fasilitas bagasiAda
Teknis sarana dan prasarana
Lebar sepur1.067 mm
Kecepatan operasional80–100 km/jam
Pemilik jalurDitjen KA, Kemenhub RI
Nomor pada jadwal155-164 (Semarang–Purwokerto)
173–178 (Semarang-Kroya-Cilacap)

Kereta api Kamandaka merupakan layanan kereta api penumpang kelas eksekutif dan ekonomi milik Kereta Api Indonesia dengan melayani relasi CilacapPurwokertoSemarang Tawang.

Nama "Kamandaka" diambil dari salah satu tokoh legenda asal Banyumas, Raden Kamandaka. Dalam cerita ketoprak, dia dikenal sebagai Lutung Kasarung yang berlainan dengan cerita legenda Tanah Pasundan yang terinspirasi dari kisah para menak Kerajaan Galuh dan Kerajaan Sunda tentang perjalanan Sanghyang Guruminda dari Kahyangan yang diturunkan ke Buana Panca Tengah (Bumi) dalam wujud seekor lutung (sejenis monyet).

Sejarah

Kereta api Kamandaka diresmikan oleh Wakil Menteri Perhubungan, Bambang Susantono, dan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, pada 17 Febuari 2014.[2] Jumlah perjalanan kereta api ini sempat ditambah menjadi tiga kali pulang pergi dalam sehari mulai 19 Desember 2014.[3]

Sejak adanya layanan kereta api Joglosemarkerto, layanan kereta api Kamandaka (bersama kereta api Joglokerto) sempat dihapus mulai 1 Desember 2018.[4] Untuk melayani pelanggan di lintas Semarang–Purwokerto, PT KAI kembali meluncurkan kereta api ini pada 1 Februari 2019.[5]

Lintas pelayanan

Pengoperasian kereta api Kamandaka memanfaatkan jalur kereta api lintas Tegal–Prupuk yang mana jalur tersebut hanya digunakan untuk layanan kereta api ketel dari Maos menuju Tegal. Kereta api penumpang terakhir yang melintasi jalur tersebut yaitu kereta api Mahesa relasi SemarangBandung yang mana pengoperasian kereta api tersebut dihentikan pada tahun 2000-an. Pada tahun 2009, jalur tersebut pernah dilalui kereta api Kaligung dengan rute Semarang–Slawi.[6] Namun, rute kereta api tersebut diperpendek hingga Tegal karena tingkat keterisian penumpang yang rendah.

Untuk memenuhi permintaan masyarakat Cilacap untuk bepergian ke Semarang menggunakan kereta api, PT. KAI Daerah Operasi V Purwokerto membuka layanan kereta api Kamandaka dengan jurusan Semarang Tawang - Cilacap pada tanggal 11 Maret 2022.[7]

Rangkaian kereta

Pada awalnya, kereta api Kamandaka beroperasi menggunakan rangkaian kereta kelas ekonomi dengan jumlah kursi per kereta sebanyak 106 kursi. Selanjutnya, ia beroperasi menggunakan bekas rangkaian kereta api Menoreh dan Ambarawa Ekspres dengan layanan kelas ekonomi plus (80 kursi per kereta) mulai 23 Februari 2017.

Layanan kelas kereta api ini ditambah kelas eksekutif mulai 1 April 2017.[butuh rujukan]

Per 11 Maret 2022, terdapat dua jenis rangkaian yang digunakan oleh KA Kamandaka. Untuk rute Semarang Tawang - Purwokerto, KA Kamandaka menggunakan rangkaian yang terdiri dari kelas eksekutif dan ekonomi plus milik dipo kereta Purwokerto dan Solo Balapan. Sementara, untuk rute Semarang Tawang -Cilacap, KA Kamandaka menggunakan rangkaian kereta Ekonomi New Image 2016 yang beberapa waktu kemudian juga ditambahkan layanan kelas eksekutif.

Mulai 15 Desember 2024, Kereta api Kamandaka, Kereta api Joglosemarkerto dan Kereta api Banyubiru (No KA 208-209) sudah menggunakan rangkaian kereta kelas ekonomi generasi terbaru modifikasi yang merupakan lungsuran dari rangkaian Kereta api Gayabaru Malam Selatan dan Kereta api Jaka Tingkir, dua kereta api ini sudah mendapatkan rangkaian baru bertipe baja nirkarat generasi terbaru buatan PT INKA Madiun. Kereta ekonomi generasi terbaru yang merupakan hasil modifikasi oleh Balai Yasa Manggarai dari rangkaian sebelumnya dengan pengurangan jumlah tempat duduk dari 80 tempat duduk menjadi 72 tempat duduk.

Insiden

Pada tanggal 26 Juli 2015, petugas PT KAI Daerah Operasi V Purwokerto menangkap pelajar sekolah dasar yang melempar batu ke kereta api Kamandaka di km 313+⅔ (petak antara Stasiun Bumiayu hingga Stasiun Kretek).[8]

Galeri

Referensi

  1. ^ PT Kereta Api Indonesia (Persero). "Mengenal Perjalanan Kereta Api Komuter, Lokal dan Aglomerasi" Diarsipkan 2021-01-21 di Wayback Machine.
  2. ^ "KA Kamandaka Diluncurkan Layani Rute Purwokerto-Semarang". detikcom. Diakses tanggal 2020-03-13. 
  3. ^ Redaksi, Rachma Tri Widuri Staf (2014-12-19). Redaksi, Rachma Tri Widuri Staf, ed. "Perjalanan Kereta Semarang-Purwokerto Ditambah". Tempo.co. Diakses tanggal 2020-03-13. 
  4. ^ "KA Kamandaka Diintegrasikan Jadi KA Joglosemarkerto". Republika Online. 2018-11-30. Diakses tanggal 2020-03-13. 
  5. ^ Anugrah, Arbi. "KA Kamandaka Kembali Melayani Relasi Purwokerto-Semarang". detikcom. Diakses tanggal 2020-03-13. 
  6. ^ "Jadwal Kereta Api di Stasiun Slawi dan Stasiun Besar Kota Tegal | infotegal" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-18. 
  7. ^ Pradana, Rio Sandy (7 Maret 2022). Saputra, Dany, ed. "KAI Rilis KA Kamandaka Cilacap–Semarang, Promo Harga Tiket Rp70.000". Bisnis.com. Diakses tanggal 12 Maret 2022. 
  8. ^ Tribun: Petugas KAI Tangkap Bocah SD Pelempar Batu ke Arah KA Kamandaka

Lihat Pula

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya