Kereta api Kamandaka
Kereta api Kamandaka merupakan layanan kereta api penumpang kelas eksekutif dan ekonomi milik Kereta Api Indonesia dengan melayani relasi Cilacap–Purwokerto–Semarang Tawang. Nama "Kamandaka" diambil dari salah satu tokoh legenda asal Banyumas, Raden Kamandaka. Dalam cerita ketoprak, dia dikenal sebagai Lutung Kasarung yang berlainan dengan cerita legenda Tanah Pasundan yang terinspirasi dari kisah para menak Kerajaan Galuh dan Kerajaan Sunda tentang perjalanan Sanghyang Guruminda dari Kahyangan yang diturunkan ke Buana Panca Tengah (Bumi) dalam wujud seekor lutung (sejenis monyet). SejarahKereta api Kamandaka diresmikan oleh Wakil Menteri Perhubungan, Bambang Susantono, dan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, pada 17 Febuari 2014.[2] Jumlah perjalanan kereta api ini sempat ditambah menjadi tiga kali pulang pergi dalam sehari mulai 19 Desember 2014.[3] Sejak adanya layanan kereta api Joglosemarkerto, layanan kereta api Kamandaka (bersama kereta api Joglokerto) sempat dihapus mulai 1 Desember 2018.[4] Untuk melayani pelanggan di lintas Semarang–Purwokerto, PT KAI kembali meluncurkan kereta api ini pada 1 Februari 2019.[5] Lintas pelayananPengoperasian kereta api Kamandaka memanfaatkan jalur kereta api lintas Tegal–Prupuk yang mana jalur tersebut hanya digunakan untuk layanan kereta api ketel dari Maos menuju Tegal. Kereta api penumpang terakhir yang melintasi jalur tersebut yaitu kereta api Mahesa relasi Semarang–Bandung yang mana pengoperasian kereta api tersebut dihentikan pada tahun 2000-an. Pada tahun 2009, jalur tersebut pernah dilalui kereta api Kaligung dengan rute Semarang–Slawi.[6] Namun, rute kereta api tersebut diperpendek hingga Tegal karena tingkat keterisian penumpang yang rendah. Untuk memenuhi permintaan masyarakat Cilacap untuk bepergian ke Semarang menggunakan kereta api, PT. KAI Daerah Operasi V Purwokerto membuka layanan kereta api Kamandaka dengan jurusan Semarang Tawang - Cilacap pada tanggal 11 Maret 2022.[7] Rangkaian keretaPada awalnya, kereta api Kamandaka beroperasi menggunakan rangkaian kereta kelas ekonomi dengan jumlah kursi per kereta sebanyak 106 kursi. Selanjutnya, ia beroperasi menggunakan bekas rangkaian kereta api Menoreh dan Ambarawa Ekspres dengan layanan kelas ekonomi plus (80 kursi per kereta) mulai 23 Februari 2017. Layanan kelas kereta api ini ditambah kelas eksekutif mulai 1 April 2017.[butuh rujukan] Per 11 Maret 2022, terdapat dua jenis rangkaian yang digunakan oleh KA Kamandaka. Untuk rute Semarang Tawang - Purwokerto, KA Kamandaka menggunakan rangkaian yang terdiri dari kelas eksekutif dan ekonomi plus milik dipo kereta Purwokerto dan Solo Balapan. Sementara, untuk rute Semarang Tawang -Cilacap, KA Kamandaka menggunakan rangkaian kereta Ekonomi New Image 2016 yang beberapa waktu kemudian juga ditambahkan layanan kelas eksekutif. Mulai 15 Desember 2024, Kereta api Kamandaka, Kereta api Joglosemarkerto dan Kereta api Banyubiru (No KA 208-209) sudah menggunakan rangkaian kereta kelas ekonomi generasi terbaru modifikasi yang merupakan lungsuran dari rangkaian Kereta api Gayabaru Malam Selatan dan Kereta api Jaka Tingkir, dua kereta api ini sudah mendapatkan rangkaian baru bertipe baja nirkarat generasi terbaru buatan PT INKA Madiun. Kereta ekonomi generasi terbaru yang merupakan hasil modifikasi oleh Balai Yasa Manggarai dari rangkaian sebelumnya dengan pengurangan jumlah tempat duduk dari 80 tempat duduk menjadi 72 tempat duduk. InsidenPada tanggal 26 Juli 2015, petugas PT KAI Daerah Operasi V Purwokerto menangkap pelajar sekolah dasar yang melempar batu ke kereta api Kamandaka di km 313+⅔ (petak antara Stasiun Bumiayu hingga Stasiun Kretek).[8] Galeri
Referensi
Lihat Pula
Pranala luar |