Stewart Grand Prix
Stewart Grand Prix Limited,[1] biasa disebut Stewart saja, adalah sebuah tim dan konstruktor mobil balap Formula Satu (F1) asal Britania Raya yang berkompetisi di ajang tersebut dari musim 1997 sampai dengan musim 1999. Tim ini didirikan oleh mantan juara dunia F1 tiga kali Jackie Stewart, bersama dengan putranya, yaitu Paul Stewart. Tim ini mendapatkan dukungan penuh dari perusahaan mobil Amerika Serikat Ford Motor Company yang menjadi pemasok mesinnya. Selama tiga musim berkiprah di ajang F1, tim ini mencatatkan kesuksesan besarnya di musim 1999. Pada musim tersebut, mereka berhasil memenangkan satu perlombaan pada Grand Prix Eropa melalui Johnny Herbert dan satu kali posisi pole pada Grand Prix Prancis melalui Rubens Barrichello. Pada pertengahan musim 1999, Ford mengumumkan pembelian tim ini secara penuh dari tangan Jackie dan Paul Stewart. Ford kemudian mengubah nama tim menjadi Jaguar Racing mulai musim 2000. Dikarenakan catatan prestasi tim yang kurang baik, Ford kemudian menjual tim Jaguar kepada Red Bull pada akhir musim 2004 dan selanjutnya tim tersebut berganti nama menjadi Red Bull Racing pada musim 2005. Awal mulaPada akhir musim 1973, pembalap asal Skotlandia, yaitu John Young Stewart, atau lebih dikenal dengan nama Jackie Stewart, telah memutuskan untuk pensiun dari karier membalapnya di dalam ajang Formula Satu (F1).[2] Selama berkarier di dalam ajang ini, Jackie berhasil meraih tiga kali juara dunia yaitu pada musim 1969, 1971, dan 1973. Semua gelar tersebut ia raih dengan mengendarai mobil-mobil yang memakai mesin Ford yang dibuat oleh perusahaan mitra tekniknya, yaitu Cosworth.[3][4] Setelah pensiun dari kegiatan membalap, Jackie masih terlibat di dalam olahraga tersebut sebagai komentator untuk siaran televisi dan juga menjadi duta untuk Ford Motor Company.[5][6] Pada tahun 1988, Paul Stewart selaku putra Jackie mendirikan sebuah tim balap mobil yang bernama Paul Stewart Racing (PSR).[5] Jackie sendiri berperan sebagai pemasar dan negosiator untuk menarik pihak sponsor bagi tim yang dimiliki oleh putranya tersebut.[7] Tim ini selanjutnya memulai debutnya di dalam ajang Formula Ford 2000 Inggris musim 1988 dengan dukungan dari Texaco.[8] Pada akhir musim 1988, tim PSR membeli tim Gary Evans Motorsport yang pada saat itu turun di dalam ajang Formula 3000. Melalui pembelian tim tersebut, tim PSR menambah ajang yang mereka ikuti dengan turun dalam ajang Formula 3000, Formula Tiga Inggris, dan Formula Vauxhall.[9] Tim juga mendirikan kantor operasional yang baru di Milton Keynes.[9] Pada ajang Formula Tiga Inggris, pemilik tim Paul Stewart turun merangkap sebagai pembalap.[10] Ia berhasil memenangkan perlombaan di Sirkuit Snetterton pada tahun 1989.[11] Pada musim 1992, Gil de Ferran berhasil mempersembahkan gelar yang pertama untuk tim ini di dalam ajang Formula Tiga Inggris.[12] Selanjutnya, tim berhasil memenangkan lima gelar yang lainnya pada ajang tersebut sampai dengan tahun 1998.[13] Meskipun demikian, dalam ajang Formula 3000 tim PSR tidak mampu meraih prestasi yang menawan dalam keikutsertaannya dari musim 1993 sampai dengan 1995.[9] Tambahan gelar juara untuk tim ini datang dari ajang Formula Vauxhall, yang berhasil mereka juarai selama tiga musim secara beruntun, mulai dari 1995 sampai dengan 1997.[14] Mendekati akhir tahun 1995, tim PSR menyatakan tidak tertarik untuk naik kelas ke dalam ajang F1. Pada saat itu, F1 kedatangan beberapa tim baru, seperti Simtek, Pacific Racing, dan Forti, tetapi mereka rata-rata berumur pendek dan berujung dengan kebangkrutan.[15] Pandangan tersebut berubah pada bulan Januari 1996 ketika Jackie Stewart mendapatkan kontrak pengembangan teknis selama lima musim dengan Ford untuk menjadikannya sebagai sebuah tim pabrik di dalam ajang F1.[3] Sebelumnya, Ford adalah pemasok mesin untuk tim Sauber.[16] Selanjutnya, sebuah keputusan diambil dengan tim PSR yang mundur dari ajang Formula 3000 meskipun mereka masih tetap akan berkompetisi pada ajang Formula Tiga Inggris dan Formula Vauxhall.[9] Untuk memasuki ajang F1, Jackie dan Paul mendaftarkan entitas perusahaan yang baru dengan nama Stewart Grand Prix.[3] Sejarah dalam ajang Formula Satu1997: Musim debutTim Stewart menjadi satu dari tiga tim baru yang berlaga di dalam ajang Formula Satu musim 1997, bersama dengan tim Prost Grand Prix (yang sebelumnya dikenal dengan nama Équipe Ligier) dan tim MasterCard Lola.[17] Tim menurunkan pembalap asal Brasil, yaitu Rubens Barrichello, dan pembalap asal Denmark, yaitu Jan Magnussen, dengan mobil SF01 rancangan Alan Jenkins.[18][19] Tim ini menjadi salah satu tim yang menggunakan ban Bridgestone, yang juga memulai debut resminya di musim 1997.[20] Pada sesi tes pra-musim, terungkap bahwa mobil memiliki kendala reliabilitas.[21] Pada lomba Grand Prix Australia yang menjadi lomba debut dan sekaligus lomba pembuka musim, kedua mobil Stewart gagal finis. Meskipun demikian, Paul Stewart tetap menganggap positif hasil yang diraih oleh timnya di dalam lomba debutnya tersebut.[22] Satu-satunya kesuksesan tim di musim 1997 adalah pada saat Barrichello berhasil finis di posisi kedua pada Grand Prix Monako dalam kondisi lintasan yang basah akibat hujan deras.[23] Meskipun mobil SF01 mampu menjadi penantang yang kuat untuk barisan papan tengah pada saat sesi kualifikasi, namun tim lebih banyak berkutat dengan hasil gagal finis dikarenakan faktor ketahanan mesin Ford yang lemah.[21] Sampai musim berakhir, tim hanya mampu meraih delapan kali hasil masuk finis dari kemungkinan 34 kali finis yang bisa dicapai oleh kedua mobil. Hasil tersebut membawa tim ini finis di posisi kesembilan di dalam klasemen akhir Kejuaraan Dunia Konstruktor dengan raihan 6 poin.[24] 1998: Tampil kurang kompetitifUntuk musim 1998, tim menggunakan sasis SF02 yang masih tetap dirancang oleh Alan Jenkins. Sementara itu, Rubens Barrichello dan Jan Magnussen masih tetap dipertahankan untuk posisi pembalap.[25][26] Masalah reliabilitas kembali menjadi momok bagi tim ini selama musim 1998 berjalan.[23] Poin perdana mereka baru bisa diraih pada Grand Prix Spanyol pada saat Barrichello finis di urutan kelima. Memasuki pertengahan musim, posisi Magnussen digantikan oleh pembalap asal Belanda, yaitu Jos Verstappen, dengan alasan bahwa penampilan Magnussen tidak sesuai dengan harapan.[27] Ironisnya, penggantian ini terjadi setelah Magnussen berhasil meraih satu poin pada Grand Prix Kanada, sebagai hasil dari finis di posisi keenam dalam lomba yang diwarnai dengan banyak insiden.[28] Penggantian pembalap ini seolah tidak berarti apa-apa, karena Verstappen juga mengalami kesulitan untuk beradaptasi dengan mobil SF02.[23] Verstappen bertahan di tim sampai dengan akhir musim, dan lebih memilih untuk hengkang setelah tim lebih memilih untuk merekrut Johnny Herbert.[23] Selain itu, direktur teknis Alan Jenkins juga ikut hengkang dan posisinya digantikan oleh Gary Anderson, yang sebelumnya bergabung di tim Jordan.[29] Dalam klasemen akhir Kejuaraan Dunia Konstruktor, tim Stewart berada di posisi kedelapan dengan total raihan 5 poin.[30] 1999: Kemenangan lomba satu-satunyaSetelah Ford mengakuisisi Cosworth pada bulan Juli 1998, mereka memutuskan untuk mengambil risiko dengan merancang dan membuat mesin yang baru, yang dinamakan Cosworth CR1, untuk menghadapi musim 1999.[31] Mobil SF3 dirancang dan dikembangkan oleh Gary Anderson. Untuk skuad pembalap, tim memasang duet Rubens Barrichello dan Johnny Herbert.[32] Pada lomba pertama musim ini di Grand Prix Australia, kedua mobil mengalami kendala temperatur yang terlalu panas pada saat berada di grid. Akibat dari masalah ini membuat Herbert gagal mengikuti start, sementara Barrichello masih tetap bisa finis di urutan kelima, meskipun ia harus start dari pit-lane dan sempat terkena hukuman penalti stop and go selama 10 detik karena menyalip Michael Schumacher dalam kondisi bendera kuning.[33] Mobil SF3 berhasil mencetak podium pertamanya di San Marino melalui Barrichello yang finis di posisi ketiga di belakang Michael Schumacher dan Mika Häkkinen. Herbert sempat berada di posisi kelima, tetapi mesin mobilnya rusak pada saat lomba tersisa tiga putaran lagi, yang membuatnya diklasifikasikan finis di urutan kesepuluh.[34] Usai gagal finis di Monako, duet pembalap tim Stewart mengalami nasib yang berbeda di Spanyol. Pada lomba tersebut, Barrichello mendapat hukuman diskualifikasi karena adanya pelanggaran teknis di bagian kolong mobil, sementara Herbert gagal finis akibat mengalami masalah hidrolik pada mobilnya.[35] Herbert berhasil meraih poin setelah finis di posisi kelima di Kanada, dengan Barrichello yang tersingkir karena terlibat di dalam insiden.[36] Grand Prix Prancis menjadi titik tertinggi untuk Barrichello dengan keberhasilannya meraih posisi pole dalam sesi kualifikasi. Dalam perlombaan keesokan harinya, ia berhasil finis di urutan ketiga.[37] Memasuki pertengahan musim, tim hanya mampu dua kali meraih poin, yaitu melalui Barrichello yang finis di posisi kelima di Hungaria dan keempat di Italia.[38][39] Mendekati akhir musim, Herbert mendapatkan keberuntungannya di Grand Prix Eropa. Pembalap asal Inggris tersebut berhasil memenangkan lomba setelah sebelumnya start dari posisi ke-14. Dalam lomba itu juga, Barrichello finis di posisi ketiga yang membuat tim Stewart berhasil meraih podium ganda.[40] Dalam lomba perdana Grand Prix Malaysia, Barrichello dan Herbert berhasil finis di posisi keempat dan kelima.[41] Namun, setelah tim Ferrari terkena hukuman diskualifikasi karena adanya pelanggaran teknis pada mobil F399, mereka dipromosikan ke posisi kedua dan ketiga.[42] Namun, hasil tersebut kemudian dibatalkan dan dikembalikan lagi ke hasil awal setelah lomba, setelah FIA menerima upaya pengajuan banding yang dilakukan oleh tim Ferrari.[43] Pada lomba penutup musim di Jepang, duet Stewart finis di luar posisi poin.[44] Tim berhasil meraih peringkat keempat di dalam klasemen akhir Kejuaraan Dunia Konstruktor dengan 36 poin.[45] Penjualan kepada Ford dan perubahan nama menjadi JaguarPada tanggal 10 Juni 1999, Ford Motor Company mengumumkan pembelian aset tim Stewart secara penuh untuk mempertegas keterlibatannya di dalam ajang F1. Dalam perjanjian jual-beli ini, Jackie dan Paul akan tetap berada di dalam manajemen tim, termasuk juga operasionalnya yang tetap memakai kantor dan pabrik di Milton Keynes.[46] Transaksi pembelian tim Stewart oleh Ford dilaporkan berharga rendah antara $30-40 juta, dikarenakan sebelumnya Ford sudah berinvestasi di tim tersebut sejak musim debutnya pada tahun 1997.[47] Pada pertengahan bulan September 1999, Ford mengumumkan bahwa nama tim Stewart akan berganti nama menjadi Jaguar Racing untuk musim 2000, sebagai bagian dari rencana perusahaan untuk mempromosikan mobil Jaguar lebih luas lagi.[48] Ford juga mengumumkan perekrutan Eddie Irvine sebagai pembalap mendampingi Johnny Herbert, dengan Rubens Barrichello yang pindah ke tim Ferrari menggantikan posisi Irvine.[48] Pada tanggal 26 Januari 2000, Jackie Stewart mengundurkan dari dari posisinya sebagai ketua dan kepala eksekutif tim Jaguar dengan alasan keluarga.[49] Pada tanggal 13 April 2000, Paul Stewart mengundurkan diri dari posisinya sebagai kepala operasional tim untuk menjalani pengobatan karena terkena kanker usus besar.[50] Jackie sendiri kembali lagi ke tim Jaguar pada tahun 2002, tetapi hanya sebatas menjadi anggota direksi saja. Sebelumnya, ia menolak tawaran dari manajemen Ford untuk menjadi pimpinan tim tersebut.[51] PeninggalanTim Jaguar membalap di dalam ajang F1 dari musim 2000 sampai dengan 2004. Selama kurun waktu tersebut, mereka hanya mampu meraih dua kali podium ketiga, masing-masing di Grand Prix Monako 2001 dan Grand Prix Italia 2002. Catatan prestasi yang kurang baik ini membuat Ford memutuskan untuk menjual tim tersebut kepada Red Bull di akhir musim 2004.[52] Untuk musim 2005, manajemen Red Bull melakukan perubahan nama tim menjadi Red Bull Racing.[53] Sampai dengan musim 2024, tim Red Bull Racing masih tetap aktif membalap, dan telah menjadi salah satu tim papan atas di dalam ajang F1.[54] Pada awal tahun 2023, Ford mengumumkan bahwa mereka akan kembali lagi ke dalam ajang F1 di musim 2026 dengan bermitra bersama dengan tim Red Bull Racing, sebuah tim yang dulunya pernah menjadi rekanan Ford pada saat masih bernama Stewart Grand Prix.[55] Johnny Herbert menyebut keterkaitan antara tim Stewart dengan tim Jaguar dan tim Red Bull sebagai "Tim Milton Keynes", dikarenakan ketiga tim tersebut berkantor di lokasi yang sama di Milton Keynes sejak pertama kali berdiri pada tahun 1997.[56] Sponsor dan identitas perusahaanSelama berkiprah di dalam ajang F1, tim Stewart mendapatkan kucuran dana sponsor dari Pemerintah Malaysia, HSBC, Sanyo, Hewlett Packard, Bridgestone, dan Lear Corporation.[57][58] Pada awalnya, Jackie Stewart berniat untuk memakai identitas negara Malaysia untuk tim F1 yang ia dirikan. Ia bahkan sempat berdiskusi dengan Perdana Menteri Malaysia, yaitu Mahathir Mohamad, mengenai rencana tersebut.[5] Namun, pihak pemerintah Malaysia merasa ragu untuk mendanai tim balap, dan lebih memilih untuk menolak ide yang diutarakan oleh Jackie.[5] Meskipun demikian, setelah adanya diskusi dengan Bernie Ecclestone selaku pimpinan Formula One Group mengenai rencana diadakannya lomba Grand Prix Malaysia, pemerintah Malaysia pun berubah pikiran dan setuju mendukung tim Stewart melalui merek "Visit Malaysia" untuk membantu mempromosikan kesiapan negara tersebut menggelar balapan mobil F1.[59] Pada tanggal 17 September 1996, tim menandatangani kesepakatan dengan HSBC untuk menjadi sponsor utama.[60] Jackie mengenang kedekatannya dengan Sir William Purves yang pada saat itu menjadi pimpinan Grup HSBC. Pada awalnya, Purves merasa ragu untuk menyetujui kontrak sponsor bagi tim Stewart. Ia berpendapat bahwa HSBC seperti buang-buang uang dengan menjadi sponsor bagi sebuah tim balap.[61] Tim menggunakan corak warna putih sebagai identitas korporat mereka. Penggunaan warna ini dipilih agar mudah dilihat oleh penggemar, khususnya mereka yang menonton melalui televisi. Selain itu, warna putih juga mampu mengidentifikasi identitas masing-masing sponsor tanpa perlu saling berbenturan warna.[62] Jackie kemudian menambahkan corak tartan yang dibuat seolah berputar melingkari badan mobil.[62] Pada saat masih aktif membalap di dalam ajang F1, Jackie terkenal dengan pemakaian helm warna putih yang dilingkari corak tartan.[63] Hasil Grand Prix Formula Satu(kunci)
† Pembalap tidak menyelesaikan Grand Prix, tetapi diklasifikasikan masuk finis karena sudah menyelesaikan lebih dari 90% jarak perlombaan. ReferensiSitus web dan publikasi sejenis
Daftar pustaka
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Stewart Grand Prix.
|