Silaen, Toba
GeografiKecamatan Silaen memiliki wilayah seluas 172,58 km2.[1] Luas wilayahnya sekitar 8,54% dari total luas Kabupaten Toba.[2] Kecamatan Silaen berada pada 2°18’- 2°27’ Lintang Utara dan 99°11’ - 99°18’ Bujur Timur.[3] Wilayah Kecamatan Silaen berada di ketinggian 900 hingga 1.500 meter di atas permukaan laut.[4] Batas wilayah
PemerintahanKecamatan Silaen terdiri dari 23 desa yang terbagi habis dalam 82 dusun.[butuh rujukan] Desa Silaen adalah ibu kota sekaligus pusat pemerintahan Kecamatan Silaen.[5] Desa Sibide merupakan desa dengan wilayah terluas di Kecamatan Silaen. Luas wilayahnya yaitu 47,85 km2 atau 27,73% dari total luas Kecamatan Silaen.[6] Sementara desa Lumban Dolok merupakan wilayah terkecil di Kecamatan Silaen. Wilayahnya hanya seluas 1,50 km2 atau 0,87% dari total luas Kecamatan Silaen.[7] Desa Silaen merupakan desa yang paling jauh dari ibu kota Kecamatan Silaen yaitu berjarak sekitar 22 kilometer. Sejarah KecamatanKecamatan Silaen dibentuk seiring pembentukan wilayah Kabupaten Toba Samosir sebagai hasil pemekaran dari Kabupaten Tapanuli Utara pada tahun 1998. Kecamatan Silaen memekarkan Kecamatan Sigumpar pada tahun 2004. Sejak awal tahun 2009 Kecamatan Silaen bertambah 3 desa, karena sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Toba Samosir No. 4 Tahun 2008, 3 desa (Meranti Barat, Sibide, dan Sibide Barat) dialihkan dari Kecamatan Pintu Pohan Meranti ke Kecamatan Silaen. Daftar desa/kelurahan di Kecamatan Silaen
Daftar Camat yang pernah menjabat di Kecamatan Silaen
Sosial KemasyarakatanSukuMayoritas penduduk di Kecamatan Silaen adalah orang Batak Toba. AgamaMayoritas penduduk Kecamatan Silaen memeluk agama Kristen. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik kabupaten Toba tahun 2020 mencatat penduduk kecamatan ini yang menganut agama Kekristenan sebanyak 98,61% (Protestan 90,35% dan Katolik 8,26%), dan selebihnya memeluk agama Islam 1,26%, Budha 0,01%, Konghucu 0,01% dan kepercayaan Parmalim sebanyak 0,11%.[8] Di Kecamatan Silaen terdapat 56 sarana ibadah yang terdiri dari 55 bangunan Gereja dan 1 Masjid. Sarana ibadah menurut desa/kelurahan di Kecamatan Silaen
PendidikanPada tahun 2015, terdapat 28 bangunan sekolah di Kecamatan Silaen yang terdiri dari 21 sekolah SD, 5 sekolah SMP, 1 sekolah SMA, dan 1 Perguruan Tinggi.[9] Sarana pendidikan menurut desa/kelurahan di Kecamatan Silaen
KesehatanKecamatan Silaen memiliki 60 unit sarana kesehatan yang terdiri dari:
PerekonomianPertanian & PeternakanSumber penghasilan utama penduduk di Kecamatan Silaen adalah di sektor pertanian dan perkebunan rakyat. Tanaman selain padi yang diupayakan adalah tanaman palawija, yaitu tanaman jagung dan ubi kayu. Dari jenis ternak besar yang diusahakan di Kecamatan Silaen pada umumnya adalah kerbau. Sedangkan pada ternak kecil, yang paling dominan diusahakan adalah ternak babi. Untuk pemeliharaan pada ternak unggas, masyarakat di Kecamatan Silaen umumnya memelihara ternak ayam dan itik. PerdaganganKecamatan Silaen memiliki 3 unit pasar yang terdiri dari:
IndustriPerindustrian yang ada di Kecamatan Silaen pada umumnya adalah industri mikro. Secara umum, industri yang ada di kecamatan Silaen bergerak pada bidang penggilingan padi dan juga penenunan ulos. Sarana & PrasaranaUntuk sumber penerangan, hampir seluruh perumahan yang ada di Kecamatan Silaen sudah dialiri listrik oleh PLN, kecuali beberapa dusun di sebagian desa yang masih belum bisa dijangkau listrik oleh PLN. Desa Meranti Barat adalah satu-satunya desa yang sama sekali belum dialiri listrik PLN. KomunikasiKecamatan Silaen hanya memiliki 2 menara BTS yaitu di Desa Ombur dan Silaen. Dengan adanya pembangunan menara BTS komunikasi melalui telepon seluler sudah terjangkau di hampir seluruh desa. Namun, karena beberapa desa di Kecamatan Silaen ada yang berada di antara perbukitan dan di dalam kawasan hutan, sehingga tidak semua wilayah bisa mendapatkan sinyal seluler dengan baik. Desa-desa tersebut antara lain Desa Meranti Barat, Panindii, Sibide dan Desa Sibide Barat. PariwisataUntuk sektor pariwisata, ada beberapa wilayah yang potensial untuk dikembangkan menjadi wilayah pariwisata, terutama untuk wisata alam. Untuk saat ini ada 2 lokasi yang sering dikunjungi oleh wisatawan sebagai tempat wisata. Yakni objek wisata Salib Holong di Desa Ombur, dan objek wisata Rumah Batak di Lumban Pea, Desa Marbulang. Referensi
Pranala luar |