Perang Saudara NigeriaPerang Saudara Nigeria, atau disebut juga Perang Biafra, 6 Juli 1967 – 15 Januari 1970, adalah perang untuk menghambat pemisahan Biafra dari Nigeria. Biafra mewakili aspirasi nasionalis rakyat etnis Igbo, yang pemimpinnya merasa bahwa mereka tidak bisa lagi hidup berdampingan dengan pemerintah federal yang didominasi orang-orang Utara. Konflik timbul karena ketengangan politik, ekonomi, etnis, budaya, dan agama yang timbul sejak proses dekolonisasi formal dari Inggris pada tahun 1960 hingga 1963. Penyebab langsung perang pada tahun 1966 termasuk kudeta militer, kudeta balasan atas kudeta sebelumnya (counter coup d'etat), dan penganiayaan/pembinasaan atas orang-orang Igbo yang tinggal di Nigeria Utara. Kontrol atas produksi minyak bumi di Delta Niger juga berperan penting dalam perang saudara ini. Dalam satu tahun, Pemerintah Militer Federal mengepung Biafra, merebut fasilitas penambangan minyak di pantai dan kota Port Harcourt. Blokade yang diberlakukan selama kebuntuan perang selanjutnya menyebabkan kelaparan yang sengaja ditimbulkan sebagai strategi perang.[butuh rujukan] Selama lebih dari 2,5 tahun perang, sekitar 2 juta penduduk sipil tewas karena kelaparan dan wabah penyakit.[butuh rujukan] Bencana kelaparan menjadi perhatian dunia pada pertengahan 1968, ketika gambar anak-anak yang kekurangan gizi dan kelaparan tiba-tiba membanjiri media massa di negara-negara Barat. Nasib Biafra yang kelaparan menjadi cause célèbre di berbagai negara, menyebbkan peningkatan penggalangan dana dan keterlibatan LSM yang signifikan. Inggris dan Uni Soviet adalah pendukung utama Pemerintah Militer Federal di Lagos, sementara Prancis dan beberapa elemen independen mendukung Biafra. Prancis dan Israel menyuplai sejata untuk masing-masing kombatan. Referensi
|