Kekristenan di Nusa Tenggara Timur

Gereja Katedral Santa Maria Imakulata, Atambua, Kabupaten Belu

Kekristenan di Nusa Tenggara Timur merupakan komunitas keagamaan terbesar di provinsi Nusa Tenggara Timur, dan juga merupakan provinsi dengan persentasi pemeluk agama Kekristenan terbesar di Indonesia. Pemeluk agama Kristen menjadi mayoritas di semua kabupaten/kota yang ada di Nusa Tenggara Timur. Berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri tahun 2022, persentasi pemeluk agama Kristen di Nusa Tenggara Timur sebanyak 89,82% , di mana mayoritas Katolik yakni 53,55% dan Protestan 36,27% dari 5.514.216 jiwa penduduk.[1]

Daerah dan suku

Nusa Tenggara Timur yang biasa dikenal dengan bumi Flobamora yang merupakan singkatan dari nama pulau-pulau besar yang merangkai provinsi tersebut yaitu Flores, Sumba, Timor, dan Alor. Di samping itu terdapat banyak pulau-pulau lain yang berada di dalamnya. Nusa Tenggara Timur memiliki beberapa sub-etnis di dalamnya, yang berbeda bahasa maupun adat-istiadatnya. Sub-etnis itu antara lain:[2]

Masuknya Agama Kristen

Kekristenan di Nusa Tenggara Timur merupakan sebuah kisah perjalanan panjang oleh para misionaris yang datang ke Nusantara. Orang Belanda mendarat pertama di tanah Timor pada tahun 1613.[3] Raja Kupang pada waktu itu kemudian menjadi pemeluk agama Kristen dan memberikan tanah kepada Belanda. Satu tahun kemudian, datanglah seorang pastor pertama di Tanah Timor yang bernama Matheos van den Broeck. Pelayanan yang dilakukannya hanya sebatas benteng Kupang dan sekitarnya. Lama kemudian setelah kedatangan pendeta pertama yaitu tahun 1670 datanglah seorang pastor yang bernama C. Keysero Kind, tetapi tidak lama kemudian ia meninggal dunia.

Pemeluk Kristen Menurut Kabupaten/Kota

Pulau Sumba mayoritas beragama Protestan, sementara di pulau Flores mayoritas Katolik. Beberapa Kabupaten di Nusa Tenggara Timur mayoritas Katolik, dan sebagian mayoritas Protestan. Sementara di ibukota provinsi, Kota Kupang, mayoritas Protestan. Berikut adalah data pemeluk agama Kristen di provinsi Nusa Tenggara Timur, berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri hingga 30 Juni 2022: [4]

Pemeluk agama Kekristenan di provinsi Nusa Tenggara Timur Juni 2022
No Kabupaten/Kota Jumlah Penduduk Protestan % Katolik % Total Kristen % Mayoritas
1 Malaka 197.531 15.462 7,83% 179.591 90,92% 195.053 98,75%  Katolik 
2 Timor Tengah Utara 268.606 22,172 8,25% 241.294 89,83% 263.466 98,08%  Katolik 
3 Timor Tengah Selatan 471.010 418.268 88,80% 41.701 8,85% 459.969 97,65%  Protestan 
4 Sumba Barat Daya 320.554 137.462 42,88% 174.505 54,44% 311.967 97,32%  Katolik 
5 Kupang 385.460 323.844 84,01% 50.710 13,16% 374.554 97,17%  Protestan 
6 Manggarai 326.737 2.581 0,79% 311.187 95,24% 313.768 96,03%  Katolik 
7 Belu 227.866 16.700 7,33% 201.560 88,46% 218.260 95,79%  Katolik 
8 Rote Ndao 149.317 140.091 93,82% 2.663 1,78% 142.754 95,60%  Protestan 
9 Ngada 169.417 2.772 1,64% 156.041 92,10% 158.813 93,74%  Katolik 
10 Sumba Tengah 88.789 68.019 76,61% 15.278 17,21% 83.297 93,82%  Protestan 
11 Manggarai Timur 277.149 1.161 0,42% 256.321 92,48% 257.482 92,90%  Katolik 
12 Sabu Raijua 94.330 85.425 90,56% 2.531 2,68% 87.956 93,24%  Protestan 
13 Nagekeo 166.030 1.063 0,64% 149.422 90,00% 150.485 90,64%  Katolik 
14 Sikka 328.199 5.459 1,66% 288.276 87,84% 293.735 89,50%  Katolik 
15 Sumba Barat 149.802 105.763 70,60% 28.165 18,80% 133.928 89,40%  Protestan 
16 Sumba Timur 256.931 200.347 77,98% 23.545 9,16% 223.892 87,14%  Protestan 
17 Kota Kupang 442.281 283.245 64,04% 93.199 21,07% 376.444 85,11%  Protestan 
18 Manggarai Barat 268.894 1.842 0,69% 212.943 79,19% 214.785 79,88%  Katolik 
19 Flores Timur 286.044 2.550 0,89% 222.295 77,71% 224.845 78,60%  Katolik 
20 Alor 220.146 157.859 71,71% 6.808 3,09% 164.667 74,80%  Protestan 
21 Ende 277.589 5.721 2,06% 196.131 70,66% 201.852 72,72%  Katolik 
22 Lembata 141.534 2.238 1,58% 98.449 69,56% 100.687 71,14%  Katolik 
Nusa Tenggara Timur 5.514.216 2.000.044 36,27% 2.952.615 53,55% 4.952.659 89,82% Katolik

Referensi

  1. ^ "ArcGIS Web Application". gis.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 2022-12-17. 
  2. ^ (Indonesia) Lembaga Penelitian dan Studi Dewan Gereja-Gereja di Indonesia, 1989
  3. ^ (Indonesia) Sejarah Apostolat di Indonesia, J.L.Ch. Abineno, Gunung Mulia, 1978
  4. ^ "ArcGIS Web Application". gis.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 2022-12-17. 
Kembali kehalaman sebelumnya