Kabupaten Pemalang


Kabupaten Pemalang
Transkripsi bahasa daerah
 • Hanacarakaꦥꦼꦩꦭꦁ
 • Pegonڤمالاڠ
 • Alfabet JawaPěmàlàng
Dari kiri; ke kanan: Curug Bengkawah, Sungai Cempaka Wulung Banyumudal, Pantai Widuri, dan Gunung Gajah
Lambang resmi Kabupaten Pemalang
Julukan: 
  • Kota Nanas
  • Kota Grombyang
Motto: 
IKHLAS
Indah, Komunikatif, Hijau, Lancar, Aman, Sehat
(1575 Masehi)
Peta
Peta
Kabupaten Pemalang di Jawa
Kabupaten Pemalang
Kabupaten Pemalang
Peta
Kabupaten Pemalang di Indonesia
Kabupaten Pemalang
Kabupaten Pemalang
Kabupaten Pemalang (Indonesia)
Koordinat: 7°02′00″S 109°24′00″E / 7.0333°S 109.4°E / -7.0333; 109.4
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
Dasar hukumUU No. 13 Tahun 1950
Hari jadi24 Januari 1575
Ibu kotaKota Pemalang
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 14
  • Kelurahan: 11
  • Desa: 212
Pemerintahan
 • BupatiMansur Hidayat
 • Wakil Bupatilowong
 • Sekretaris DaerahHeriyanto
Luas
 • Total1.137,413 km2 (439,158 sq mi)
Populasi
 • Total1.542.052
 • Kepadatan1.362/km2 (3,530/sq mi)
Demografi
 • Agama
  • 98,80% Islam
  • 0,07% Buddha
  • 0,09% Hindu
  • 0,06% Lainnya[1][2][3]
 • BahasaIndonesia (resmi)
Jawa Pekalongan
Jawa Tegalan
Jawa Banyumasan
 • IPMKenaikan 66,56 (2021)
Sedang[4]
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode pos
Kode BPS
3327 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon0284
Pelat kendaraanG xxxx *D/*I/*M/*W
Kode Kemendagri33.27 Edit nilai pada Wikidata
DAURp 1.241.959.529.000.- (2020)[5]
Semboyan daerahPemalang IKHLAS
(Indah, Komunikatif, Hijau, Lancar, Aman, Sehat)
Flora resmiSrigading
Fauna resmiBurung kacer jawa
Situs webwww.pemalangkab.go.id

Kabupaten Pemalang (bahasa Jawa: Hanacaraka: ꦥꦼꦩꦭꦁ, Pegon: ڤمالاڠ, translit. Pěmàlàng) adalah sebuah wilayah kabupaten yang terletak di provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Kabupaten ini berada di Jalan Pantura yang menghubungkan JakartaSemarangSurabaya. Ibukota-nya adalah Kota Pemalang. Kabupaten ini memiliki batas wilayah yaitu Sebelah Timur Kabupaten Pekalongan, Sebelah Barat Kabupaten Tegal, Sebelah Selatan Kabupaten Purbalingga dan Sebelah Utara Laut Jawa.

Sejarah

Masa Prasejarah

Arca di Desa Banyumudal (Pra 1900-an)

Keberadaan manusia pada masa prasejarah di Pemalang dapat dibuktikan dengan berbagai temuan arkeologis. Di Kabupaten Pemalang bagian barat, ditemukan situs-situs megalitik,[6] sedangkan sebuah nekara perunggu ditemukan di Desa Kabunan.[7] Bukti arkeologis adanya unsur kebudayaan Hindu-Buddha di Pemalang antara lain ditemukannya patung Ganesha, lingga, kuburan, ambang pintu, dan batu nisan di Desa Lawangrejo dan Desa Banyumudal.[8]

Selain itu, ada pula bukti arkeologis unsur kebudayaan Islam berupa makam-makam para penyebar agama, antara lain Syeikh Maulana Maghribi di Kawedanan Comal, Rohidin, dan Sayyid Ngali Murtala yaitu salah seorang kerabat Sunan Ngampel.[9][10]

Pra Mataram

Eksistensi Pemalang telah disebutkan dalam Bujangga Manik, sebuah naskah kuno berbahasa Sunda yang diperkirakan ditulis pada akhir abad XV.[11] Pada abad XVI, catatan Rijkloff van Goens dan data buku W. Fruin Mees menyatakan bahwa pada tahun 1575 Pemalang merupakan salah satu dari 14 daerah merdeka di Pulau Jawa, yang dipimpin oleh seorang pangeran atau raja.[12] Dalam perkembangan kemudian, Panembahan Senopati dan Panembahan Seda Krapyak dari Mataram menaklukkan daerah-daerah tersebut, termasuk di dalamnya Pemalang. Sejak saat itu Pemalang menjadi daerah vasal Mataram yang diperintah oleh Pangeran atau Raja Vasal.

Pemalang dan Kendal pada masa sebelum abad XVII merupakan daerah yang lebih penting dibandingkan dengan Tegal, Pekalongan dan Semarang. Karena itu jalan raya yang menghubungkan daerah pantai utara dengan daerah pedalaman Jawa Tengah (Mataram) yang melintasi Pemalang dan Wiradesa dianggap sebagai jalan paling tua yang menghubungkan dua kawasan tersebut.

Populasi penduduk sebagai pemukiman di pedesaan yang telah teratur muncul pada periode abad awal Masehi hingga abad XIV dan XV, dan kemudian berkembang pesat pada abad XVI, yaitu pada masa meningkatnya perkembangan Islam di Jawa di bawah Kerajaan Demak, Cirebon dan kemudian Mataram. Pada masa itu daerah pantai sekitar Pemalang dan Comal telah menjadi tempat persinggahan dalam perjalanan antara Demak dan Cirebon.[13]

Terdapat babad yang menceritakan bahwa Pangeran Benawa, Sultan Pajang yang ketiga (1586–1587), setelah tersingkir dari tahtanya lalu pergi membuka daerah pemukiman baru di sekitar wilayah Pemalang, dan menetap di sana hingga wafatnya.[14] Berdasarkan kepercayaan penduduk setempat, Pangeran Benawa dimakamkan di pemakaman kuno di Desa Penggarit, Kecamatan Taman, Pemalang.[14]

Masa Kadipaten dibawah Kerajaan Mataram

Sejak sekitar 1622–1623, wilayah Pemalang sudah menjadi apanase (daerah kekuasaan) Pangeran Purbaya dari Mataram, yang mana seorang Kyai Lurah mewakilinya sebagai pelaksana pemerintahan setempat (stads houder).[15][16]

Seorang tokoh bernama Raden Maoneng diyakini masyarakat Pemalang sebagai salah seorang leluhur mereka.[17] Makamnya di Dukuh Maoneng, Desa Bojongbata, di pinggir Kecamatan Pemalang sebelah selatan banyak dikunjungi peziarah.[17] Beberapa sumber menyebutkan adanya tokoh bernama Tumenggung Mangun-Oneng, yaitu seorang panglima perang Sultan Agung yang memimpin pasukan Mataram dalam penaklukkan Surabaya pada tahun 1625.[18][19]

Pada masa Sunan Amangkurat I memerintah Mataram (1645–1677), Pemalang sudah berkembang menjadi salah satu dari kota-kota niaga maritim di pesisir utara Jawa, yang diatur dan diawasi dengan ketat oleh Mataram.[12]

Catatan Belanda menyebutkan bahwa Mataram mengangkat para adipati (stedehouders) dan syahbandar (sabandars of te tolmeesters) di kota-kota tersebut, serta memiliki dua pejabat tinggi (commissarissens) pengawas pesisir khusus untuk memastikan monopoli Mataram atas kegiatan perdagangan mereka.[12]

Pada sekitar tahun 1652, Sunan Amangkurat II mengangkat Ingabehi Subajaya menjadi Bupati Pemalang setelah Amangkurat II memantapkan takhta pemerintahan di Mataram setelah pemberontakan Trunajaya dapat dipadamkan dengan bantuan VOC pada tahun 1678.

Masa Perang Diponegoro

Menurut catatan Belanda pada tahun 1820 Pemalang kemudian diperintah oleh Bupati yang bernama Mas Tumenggung Suralaya. Pada masa ini Pemalang telah berhubungan erat dengan tokoh Kanjeng Swargi atau Kanjeng Pontang. Seorang Bupati yang terlibat dalam perang Diponegoro. Kanjeng Swargi ini juga dikenal sebagai Gusti Sepuh, dan ketika perang berlangsung dia berhasil melarikan diri dari kejaran Belanda ke daerah Sigeseng atau Kendaldoyong. Makam dari Gusti Sepuh ini dapat diidentifikasikan sebagai makam kanjeng Swargi atau Reksodiningrat. Dalam masa-masa pemerintahan antara tahun 1823–1825 yaitu pada masa Bupati Reksadiningrat. Catatan Belanda menyebutkan bahwa yang gigih membantu pihak Belanda dalam perang Diponegoro di wilayah Pantai Utara Jawa hanyalah Bupati-bupati Tegal, Kendal dan Batang tanpa menyebut Bupati Pemalang.

Sementara itu pada bagian lain dari Buku P.J.F. Louw yang berjudul De Java Oorlog van 1825–1830 dilaporkan bahwa Residen Van den Poet mengorganisasi beberapa barisan yang baik dari Tegal, Pemalang dan Brebes untuk mempertahankan diri dari pasukan Diponegoro pada bulan September 1825 sampai akhir Januari 1826. Keterlibatan Pemalang dalam membantu Belanda ini dapat dikaitkan dengan adanya keterangan Belanda yang menyatakan Adipati Reksodiningrat hanya dicatat secara resmi sebagai Bupati Pemalang sampai tahun 1825. Dan besar kemungkinan peristiwa pengerahan orang Pemalang itu terjadi setelah Adipati Reksodiningrat bergabung dengan pasukan Diponegoro yang berakibat Belanda menghentikan Bupati Reksodiningrat.

Pada tahun 1832, Bupati Pemalang yang Mbahurekso adalah Raden Tumenggung Sumo Negoro. Pada waktu itu kemakmuran melimpah ruah akibat berhasilnya pertanian di daerah Pemalang. Seperti diketahui Pemalang merupakan penghasil padi, kopi, tembakau dan kacang. Dalam laporan yang terbit pada awal abad XX disebutkan bahwa Pemalang merupakan afdeling dan Kabupaten dari karisidenan Pekalongan. Afdeling Pemalang dibagi dua yaitu Pemalang dan Randudongkal. Dan Kabupaten Pemalang terbagi dalam 5 distrik. Jadi dengan demikian Pemalang merupakan nama kabupaten, distrik dan Onder Distrik dari Karisidenan Pekalongan, Provinsi Jawa Tengah.

Pusat Kabupaten Pemalang yang pertama terdapat di Desa Oneng. Walaupun tidak ada sisa peninggalan dari Kabupaten ini namun masih ditemukan petunjuk lain. Petunjuk itu berupa sebuah dukuh yang bernama Oneng yang masih bisa ditemukan sekarang ini di Desa Bojongbata. Sedangkan Pusat Kabupaten Pemalang yang kedua dipastikan berada di Ketandan. Sisa-sisa bangunannya masih bisa dilihat sampai sekarang yaitu disekitar Klinik Ketandan (Dinas Kesehatan). Pusat Kabupaten yang ketiga adalah kabupaten yang sekarang ini (Kabupaten Pemalang dekat Alun-alun Kota Pemalang). Kabupaten yang sekarang ini juga merupakan sisa dari bangunan yang didirikan oleh Kolonial Belanda. Yang selanjutnya mengalami beberapa kali rehab dan renovasi bangunan hingga kebentuk bangunan joglo sebagai ciri khas bangunan di Jawa Tengah.

Masa Kolonial Belanda

Menurut A.J Van Der Aa (1851) dimulainya sistem tanam paksa atau cultuurstelsel oleh pemerintah kolonial Belanda pada 1830 membuat tanah persawahan di Pemalang diubah menjadi perkebunan kopi, tembakau dan tebu. Pada awalnya tebu yang akan diproses menjadi gula menggunakan penggiling tradisional dengan dibantu tenaga hewan, namun setelah adanya revolusi industri pemrosesan tebu menjadi gula diubah dengan menggunakan mesin tenaga uap & diproses secara masal pada sebuah pabrik gula. Pemerintah Kolonial bersama pengusaha Belanda membangun 4 pabrik gula di Pemalang yang berlokasi di Comal, Petarukan, Banjardawa dan Sumberharjo. Pabrik Gula pertama dibangun pada tahun 1833 yang berlokasi di Comal (Suikerfabriek Tjomal). Kemudian diikuti oleh pembangunan Pabrik Gula di Banjardawa (Suikerfabriek Bandjardawa) pada tahun 1846, Pabrik Gula Sumberharjo (Suikerfabriek Sumberharjo) pada 1908 dan Pabrik Gula Petarukan (Suikerfabriek Petaroekan) pada tahun 1912. Hasil produksi Pabrik Gula Petarukan dan Banjardawa antara 1915 hingga 1919 menyuplai 40 % dari produksi keseluruhan di Pulau Jawa [20].

Peringatan Jubilee Pemerintahan Perak Ratu Wilhelmina Belanda oleh Kolonial Belanda di Pemalang (1923)
Rapat Pelantikan Dewan Kabupaten Pemalang (1930)

Pada tahun 1918, di Pemalang berdiri organisasi pergerakan wanita Wanito Susilo, yang bergerak di bidang sosial dan pendidikan.[21] Pada tahun 1932, Widuri menjadi tempat pembuatan film berjudul Atma de Visser yang diproduksi oleh perusahaan Krügers Film.[22] Banjir juga pernah menerjang Pemalang pada masa kolonial. Pada tahun 1908, Sungai Rambut dan Sungai Srengseng meluap, merendam jalur kereta api.[23] Selain bencana banjir, Pemalang pada masa kolonial juga pernah mendapat serangan wabah penyakit. Pada tahun 1910, ditemukan kasus kolera, paling banyak di Pemalang dan Comal.[24]

Kabupaten Pemalang mantap sebagai suatu kesatuan administratif pasca pemerintahan Kolonial Belanda. Sejak tahun 1948, Pusat Pemerintahan Kabupaten Daerah Tingkat II Pemalang berkedudukan di Pemalang.[25]

Masa Revolusi

Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, Kabupaten Pemalang memasuki masa revolusi kemerdekaan (1945-1949). Pada periode tersebut, Pemalang mengalami dua revolusi, yaitu Revolusi Sosial/Peristiwa Tiga Daerah (1945) dan Revolusi Kemerdekaan (1945-1949). Revolusi Sosial terjadi tidak hanya di Pemalang, tetapi juga di Brebes dan Tegal.[1] Supangat adalah salah satu tokoh penting Revolusi Sosial di Pemalang yang muncul sebagai Bupati Pemalang secara de facto menggantikan bupati sebelumnya. Latar belakang Supangat adalah berprofesi sebagai mantri juru rawat senior di Pemalang.[2]

Hari Jadi dan Sesanti

Sebagai suatu penghormatan atas sejarah terbentuknya Kabupaten Pemalang maka pemerintah daerah telah bersepakat untuk memberi atribut berupa Hari Jadi Pemalang. Hal ini selalu untuk memperingati sejarah lahirnya Kabupaten Pemalang juga untuk memberikan nilai-nilai yang bernuansa patriotisme dan nilai-nilai heroisme sebagai cermin dari rakyat Kabupaten Pemalang.

Salah satu alternatif penetapan hari jadi Kabupaten Pemalang ialah pada saat diumumkannya pernyataan Pangeran Diponegoro untuk mengadakan perang terhadap Pemerintahan Kolonial Belanda, yaitu tanggal 20 Juli 1823. Namun, berdasarkan diskusi para pakar yang dibentuk oleh Tim Kabupaten Pemalang, hari jadi Pemalang adalah tanggal 24 Januari 1575, atau bertepatan dengan Hari Kamis Kliwon tanggal 1 Syawal 1496 Je 982 Hijriah. Keputusan tersebut selanjutnya ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Dati II Kabupaten Pemalang Nomor 9 Tahun 1996 tentang Hari Jadi Kabupaten Pemalang. Tahun 1575 diwujudkan dengan bentuk Surya Sengkala Lunguding Sabda Wangsiting Gusti yang mempunyai arti harfiah: kearifan, ucapan/sabdo, ajaran, pesan-pesan, Tuhan, dengan mempunyai nilai 5751. Sedangkan tahun 1496 Je diwujudkan dengan Candra Sengkala Tawakal Ambuko Wahananing Manunggal yang mempunyai arti harfiah berserah diri, membuka, sarana/wadah/alat untuk, persatuan/menjadi satu dengan mempunyai nilai 6941.

Adapun Sesanti Kabupaten Pemalang adalah Pancasila Kaloka Panduning Nagari, dengan arti harfiah lima dasar, termashur/terkenal, pedoman/bimbingan, negara/daerah dengan mempunyai nilai 5751.[26]

Geografi

Peta Kabupaten Pemalang

Kabupaten Pemalang terletak di pantai utara Pulau Jawa. Secara astronomis, kabupaten ini terletak antara 109°17'30" – 109°40'30" BT dan 6°52'30" – 7°20'11" LS. Luas wilayah kabupaten ini ialah sebesar 111.530 km². Ibu kota kabupaten ini adalah Kota Pemalang, yang terletak di ujung barat laut wilayah kabupaten dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Kabupaten Tegal. Kabupaten ini berjarak kira-kira 135 km ke arah barat dari Semarang, ibu kota Provinsi Jawa Tengah, atau jika ditempuh dengan kendaraan darat melalui Jalan Tol Trans Jawa memakan waktu lebih kurang 1-2 jam. Kabupaten Pemalang berada di lintas pantai utara Jawa menghubungkan Jakarta dengan Surabaya melalui Semarang. Waktu yang diperlukan dari Jakarta menuju Pemalang melalui Jalan Tol Trans-Jawa berkisar 5-6 Jam. Selain itu terdapat pula jalan provinsi yang menghubungkan Kabupaten Pemalang dengan Kabupaten Purbalingga.

Tol Trans Jawa (Pemalang)

Batas wilayah

Batas wilayah Kabupaten Pemalang antara lain:

Utara Laut Jawa.
Timur Kabupaten Pekalongan
Selatan Kabupaten Purbalingga
Barat Kabupaten Tegal

Topografi

Kabupaten Pemalang memiliki topografi bervariasi. Bagian utara merupakan dataran rendah yang berbatasan dengan laut jawa, ketinggian wilayah rata - rata adalah 6 -13 meter di atas permukaan laut yang terdiri dari 6 kecamatan yaitu Kecamatan Ulujami, Comal, Ampelgading, Petarukan, Taman dan Pemalang. Bagian tengah merupakan dataran rendah yang subur dengan ketinggian rata - rata 15– 213 meter di atas permukaan laut yaitu Kecamatan Bantarbolang, Bodeh, Randudongkal dan Warungpring; sedangkan bagian selatan merupakan dataran tinggi berupa pegunungan yang subur serta berhawa sejuk dengan ketinggian rata - rata 497 - 914 meter di atas permukaan laut terdiri atas Kecamatan Moga, Belik, Watukumpul dan Pulosari[27]. Puncak tertingginya ialah Gunung Slamet, yang berada di perbatasan dengan Kabupaten Tegal dan Kabupaten Purbalingga, dan merupakan gunung tertinggi di Jawa Tengah. Wilayah bagian selatan Pemalang biasa disebut Waliksarimadu yaitu singkatan Watukumpul, Belik, Pulosari, Moga, Warungpring dan Randudongkal. Wilayah tersebut juga sering disebut sebagai Pemalang Selatan.

Wilayah Kabupaten Pemalang dilintasi oleh tiga sungai besar, yaitu Sungai Comal, Sungai Waluh, dan Sungai Rambut,[28] yang menjadikannya sebagai daerah aliran sungai yang subur. Sungai Comal merupakan sungai terbesar, yang alirannya melalui tujuh wilayah kecamatan di kabupaten ini, dan bermuara ke Laut Jawa tepatnya di Tanjung Pemalang.[28]

Pasar di Kecamatan Pulosari - Berkabut

Iklim

Pada tahun 2023 beberapa wilayah di bagian selatan Kabupaten Pemalang yang terdiri dari Kecamatan Belik, Watukumpul, Moga dan Pulosari memiliki curah hujan bulanan sangat tinggi (> 500mm) dimana terjadi pada bulan Januari hingga Maret[27]. Dengan kombinasi curah hujan tinggi dan ketinggian rata - rata wilayah yang tinggi menjadikan beberapa desa dikecamatan tersebut memiliki hawa dingin dan sering ditemui kabut pada pagi ataupun sore hingga malam hari.

Data iklim Pemalang
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Tahun
Rata-rata tertinggi °C (°F) 30.0
(86)
30.2
(86.4)
31.0
(87.8)
31.6
(88.9)
31.7
(89.1)
31.7
(89.1)
31.7
(89.1)
31.9
(89.4)
32.5
(90.5)
32.7
(90.9)
32.1
(89.8)
31.2
(88.2)
31.52
(88.77)
Rata-rata harian °C (°F) 26.3
(79.3)
26.4
(79.5)
27.0
(80.6)
27.5
(81.5)
27.4
(81.3)
27.0
(80.6)
26.8
(80.2)
26.7
(80.1)
27.3
(81.1)
27.7
(81.9)
27.6
(81.7)
27.0
(80.6)
27.06
(80.7)
Rata-rata terendah °C (°F) 22.7
(72.9)
22.7
(72.9)
23.1
(73.6)
23.4
(74.1)
23.2
(73.8)
22.4
(72.3)
21.9
(71.4)
21.5
(70.7)
22.1
(71.8)
22.7
(72.9)
23.1
(73.6)
22.9
(73.2)
22.64
(72.77)
Curah hujan mm (inci) 466
(18.35)
377
(14.84)
275
(10.83)
145
(5.71)
143
(5.63)
90
(3.54)
78
(3.07)
67
(2.64)
56
(2.2)
87
(3.43)
150
(5.91)
290
(11.42)
2.224
(87,57)
Sumber: Climate-Data.org[29]


Pemerintahan

Bupati

Kabupaten Pemalang dipimpin oleh seorang Bupati yang dipilih setiap 5 tahun sekali dalam proses pemilihan Kepala Daerah. Semenjak tahun 1820 hingga kini tercatat lebih dari 26 Bupati atau Pelaksana harian (Plh)/Pelaksana Tugas (Plt) yang telah memimpin Pemalang. Adapun saat ini Pemalang dipimpin oleh Pelaksana Tugas yaitu Mansur Hidayat.

Bupati (Penjabat) Awal Akhir Wakil
Mansur Hidayat 12 Agustus 2022 Petahana Lowong

Dewan Perwakilan

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Pemalang dalam lima periode terakhir.

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2004–2009[30] 2009–2014[31] 2014–2019[32] 2019–2024[33] 2024–2029
PKB 8 Penurunan 6 Kenaikan 7 Kenaikan 9 Kenaikan 11
Gerindra (baru) 2 Kenaikan 7 Penurunan 6 Kenaikan 7
PDI-P 11 Steady 11 Kenaikan 13 Kenaikan 15 Penurunan 12
Golkar 9 Steady 9 Penurunan 7 Penurunan 6 Kenaikan 7
NasDem (baru) 0 Kenaikan 1 Penurunan 0
PKS 2 Kenaikan 5 Steady 5 Kenaikan 6 Penurunan 5
Hanura (baru) 2 Steady 2 Penurunan 0 Steady 0
PAN 3 Kenaikan 4 Penurunan 3 Penurunan 0 Kenaikan 1
Demokrat (baru) 3 Kenaikan 5 Penurunan 0 Steady 0 Steady 0
PPP 8 Penurunan 6 Steady 6 Kenaikan 7 Steady 7
PKPB (baru) 1 Penurunan 0
Jumlah Anggota 45 Kenaikan 50 Steady 50 Steady 50 Steady 50
Jumlah Partai 8 Kenaikan 9 Penurunan 8 Penurunan 7 Steady 7

Kecamatan

Berikut adalah daftar kecamatan dan kelurahan/desa di Kabupaten Pemalang, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Kabupaten Pemalang terdiri dari 14 kecamatan, 12 kelurahan, dan 211 desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 1.471.174 jiwa dengan luas wilayah 1.118,03 km² dan sebaran penduduk 1.316 jiwa/km².[34][35]

Kecamatan yang memiliki area terluas di Kabupaten Pemalang adalah Kecamatan Bantarbolang dengan luasan 139,19 km² yang diikuti oleh Kecamatan Watukumpul sebesar 129,02 km² dan Kecamatan Belik sebesar 124,54 km², adapun kecamatan dengan luas wilayah terkecil adalah Kecamatan Warungpring sebesar 26,31 km²[36]

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Pemalang, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri
Kecamatan Jumlah
Kelurahan
Jumlah
Desa
Kodepos[37] Status Daftar
Desa/Kelurahan
Peta Lokasi
33.27.11 Ampelgading 16 52364 Desa
33.27.06 Bantarbolang 17 52352 Desa
33.27.03 Belik 13 52356 Desa
33.27.05 Bodeh 19 52365 Desa
33.27.12 Comal 1 17 52363 Desa
Kelurahan
33.27.01 Moga 10 52354 Desa
33.27.08 Pemalang 7 13 52311-52319 Desa
Kelurahan
33.27.10 Petarukan 1 19 52362 Desa
Kelurahan
33.27.02 Pulosari 12 52355 Desa
33.27.07 Randudongkal 18 52353 Desa
33.27.09 Taman 3 18 52361 Desa
Kelurahan
33.27.13 Ulujami 18 52371 Desa
33.27.14 Warungpring 6 52358 Desa
33.27.04 Watukumpul 15 52357 Desa
TOTAL 12 212


Kependudukan

Populasi historis
Tahun Jumlah
Pend.
  
±%  
2010 1.263.273—    
2015 1.288.566+2.0%
2020 1.471.489+14.2%
2023 1.523.622+3.5%
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Pemalang

Kepadatan rata-rata di Kabupaten Pemalang pada tahun 2023 adalah 1.315 jiwa/km². Dimana Kecamatan Comal memiliki kepadatan tertinggi yaitu sebesar 3.551 jiwa/km² yang artinya, setiap 1 Km² didiami oleh sekitar 3.551 orang. Sedangkan kecamatan Watukumpul memiliki angka kepadatan rata-rata paling rendah, yaitu sebesar 586.44 jiwa/km².[27][1]

Jumlah penduduk terbanyak Kabupaten Pemalang pada tahun 2023 berpusat di Kecamatan Pemalang hingga mencapai 207.711 jiwa, yang diikuti oleh Kecamatan Taman sebesar 195.189 jiwa, Kecamatan Petarukan 175.848 jiwa dan Kecamatan Belik 122.593 jiwa. Adapun jumlah penduduk paling sedikit ditemukan di Kecamatan Warungpring yaitu 45.213 jiwa[27].

Berdasarkan usia, penduduk Kabupaten Pemalang terbanyak pada tahun 2023 merupakan kelompok usia lebih dari 65 tahun sebanyak 146.972 jiwa, kelompok usia terbanyak kedua dan ketiga adalah usia 15 - 19 tahun sebanyak 129.440 jiwa dan kelompok usia 20 - 24 tahun sebanyak 129.280 jiwa. Kelompok usia paling sedikit adalah usia 60 - 64 tahun berkisar 58.869 jiwa[27].

Jumlah angkatan kerja di Kabupaten Pemalang pada tahun 2023 mencapai 817.491 jiwa, dengan tingkat pendidikan setingkat pendidikan tinggi (Diploma hingga Doktoral) sebanyak 38.276 jiwa (4,69 %), pendidikan setingkat Sekolah Menengah Atas sebanyak 192.447 jiwa (23,55 %), pendidikan setingkat Sekolah Menengah Pertama mencapai 153.586 jiwa (18,78 %) dan pendidikan setingkat Sekolah Dasar sebesar 433.182 jiwa (52,98 %)[27].

Agama

Jumlah Penganut Agama/Kepercayaan (2023)

  Islam (99.56%)
  Protestan (0.31%)
  Katolik (0.10%)
  Hindu (0.0047%)
  Budha (0.01%)
  Konghuchu (0.0011%)
  Lainnya (0.02%)

Masyarakat Kabupaten Pemalang mayoritas menganut agama Islam. Kemudian diikuti oleh penganut agama Protestan sebanyak 4.822 jiwa dan Katolik sebanyak 1.568 jiwa. Selain Masjid dan Mushola, tercatat ada 22 Gereja Protestan, 6 Gereja Katolik, 1 Pura, 1 Wihara dan 2 Kelenteng terbangun di wilayah Kabupaten Pemalang[27].

Gereja Santo Lukas Pemalang

Masjid Agung Nurul Kalam Pemalang terletak di area alun - alun Kabupaten, telah direnovasi sebanyak 4 kali semenjak tahun 1980 an. Nama masjid agung diambil dari nama tokoh penyebar agama Islam di Pemalang.[38]. Adapun untuk Gereja Protestan terdapat 2 Gereja yang cukup dikenal yaitu Gereja Bethel Indonesia di Jalan Pemuda dan Gereja Kristen Jawa. Sedangkan untuk Gereja Katolik tertua, salah satu yang terkenal adalah Gereja Santo Lukas yang mulai dibangun pada 1871. Masyarakat Hindu di Pemalang telah memiliki Pura bernama Satya Dharma sejak 1986[39]. Penganut agama Budha di Pemalang melaksanakan ritual ibadahnya di Wihara Parama Maitreya, sedangkan penganut Khonghuchu seringkali beribadah di Klenteng Tin An Bio dan Klenteng Tjeng Gie Bio yang terbangun sejak tahun 1738[40].

Bahasa

Kabupaten Pemalang dikenal memiliki bahasa (dialek) yang beragam, setidaknya terdapat 3 (tiga) dialek yaitu, Bahasa Jawa Tegal, Bahasa Jawa Pekalongan, dan Bahasa Jawa Banyumasan.

Dialek ini merupakan dialek yang paling banyak dituturkan oleh masyarakat Pemalang dengan wilayah penutur bagian barat, seperti Kecamatan Pemalang, Taman, Randudongkal, Bantarbolang, Warungpring dan sebagian utara Moga.

Dialek ini dituturkan oleh masyarakat bagian timur Pemalang, seperti, Kecamatan Petarukan, Comal, Ulujami, Ampelgading, dan Bodeh.

Dialek ini dituturkan oleh masyarakat bagian selatan Pemalang yang merupakan daerah dataran tinggi, seperti Kecamatan Belik, Watukumpul, Pulosari dan sebagian selatan Moga.

Ekonomi

Pasar tradisional

  • Pasar Banjardawa

Banjardawa I, Banjardawa, Kec. Taman, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52361

  • Pasar Bantarbolang

Karangasem, Bantarbolang, Kec. Bantarbolang, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52352

  • Pasar Beji

Jalan Perintis Kemerdekaan No.109, Beji, Kec. Taman, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52361

  • Pasar Comal

Posongan, Purwoharjo, Kec. Comal, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52363

  • Pasar Gondang

Kepiah, Gondang, Kec. Taman, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52361

  • Pasar Pagi Pemalang

Jalan Mawar No.Desa, Mulyoharjo, Kec. Pemalang, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52319

  • Pasar Petarukan

Jalan Kartini No.184, Petarukan, Kec. Petarukan, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52362

  • Pasar Randudongkal

Dusun III, Randudongkal, Kec. Randudongkal, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52353

  • Pasar Belik

komplek pasar, Jalan Raya Belik–Pulosari, Bentar, Dukuh Tengah, Kec. Belik, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52355

  • Pasar Moga

Campakawulung, Banyumudal, Moga, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52354

  • Pasar Paduraksa

Jalan D.I. Panjaitan, Pemalang, Jawa Tengah, Indonesia

Perhutani

Berbagai kategori hutan tersedia di Kabupaten ini seperti Hutan Lindung, Hutan Suaka Alam dan Wisata, Hutan Produksi Tetap, Hutan Produksi Terbatas, Hutan Bakau dan Hutan Rakyat. Hasil kehutanan antara lain Kayu Jati, Kayu Albasia, Kayu Mahoni dan juga Getah Pinus.

Pendidikan

Perguruan Tinggi

  • STIT (Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah) Pemalang
  • ITB Adias Pemalang
  • Akademi Kebidanan Bhakti Pertiwi Pemalang

SMK

  • SMK (SMEA) BINA PEMALANG
  • SMK (SMEA) IDAMAN
  • SMK (SMEA) ISLAM NUSANTARA
  • SMK (SMEA) MUHAMMADIYAH 1 PEMALANG
  • SMK (SMEA) MUHAMMADIYAH ULUJAMI
  • SMK (SMEA) N 1 PEMALANG
  • SMK (SMEA) PERIKANAN LAUT NUSANTARA PEMALANG
  • SMK (SMEA) PGRI 2 TAMAN PEMALANG
  • SMK (SMEA) PGRI 3 RANDUDONGKAL
  • SMK (SMEA) TEXMACO PEMALANG
  • SMK (SMEA) TUNAS KARYA
  • SMK (SMKK) ISLAM AL-KHOIRIYAH
  • SMK (STM) BARUNA PUTRA PETARUAKN PEMALANG
  • SMK (STM) ISLAM PEMALANG
  • SMK (STM) MUH BELIK
  • SMK (STM) N AMPELGADING
  • SMK (STM) NUSANTARA 1 COMAL
  • SMK (STM) PGRI I TAMAN
  • SMK (STM) SATYA PRAJA 1 PETARUKAN
  • SMK (STM) SATYA PRAJA 2 PETARUKAN
  • SMK 5 MUHAMADIYAH
  • SMK PARIWISATA LIBERTY
  • SMKN 1 PETARUKAN

Lembaga Kursus Pelatihan

  • LKP Duta : Kursus Komputer, Ms Office, Sertifikasi (dutastudy.com), Bimbingan Belajar
  • LPKS ACOF : Teknisi HP, Tata Rias Rambut, Tata Rias Pengantin, Tata Boga
  • LPKS ANUGRAH : Baby SItter

Pusat perbelanjaan

  • Basa Toserba

Jalan Jend. Sudirman No.30, Mulyoharjo, Kec. Pemalang, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52313, Indonesia

  • Ria Busana

Jalan Jend. Sudirman No.288, Pelutan, Kec. Pemalang, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52312

  • Sirandu Mall Kebondalem, Kec. Pemalang, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52319
  • Swalayan Pemalang Permai

Jalan Jend. Sudirman, Kebondalem, Kec. Pemalang, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52312

  • Toko Sukses Busana

Jalan Jend. Sudirman No.149, Mulyoharjo, Kec. Pemalang, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52313

  • Toserba Yogya

Jalan Jend. Sudirman No.94, Pelutan, Kec. Pemalang, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52312, Indonesia

Perbankan

Layanan jasa perbankan di Kabupaten Pemalang dilayani oleh 4 buah Bank milik pemerintah BRI, BNI, Bank Mandiri dan Bank Jateng dan 7 buah bank swasta nasional seperti BCA, Bank Muamalat, Bank Danamon, CIMBNIAGA, Bank Mega, Bank Sinar Mas dan BTPN serta bank milik pemerintah daerah sebanyak 3 buah yaitu BPR, BKK, dan Bank Pasar.

Hotel

  • Airy Jenderal Sudirman Timur 5
  • Akasia Budget Hotel
  • GM Hotel
  • Hotel Dewi Sri
  • Hotel Dina
  • Hotel Grand Royal
  • Hotel Kencana
  • Hotel Murni
  • Hotel Pemalang
  • Hotel Podomoro
  • Hotel Regina
  • Hotel Segoro
  • Panorama Hotel
  • SB Hotel
  • Sentana Mulia Hotel
  • The Winner Hotel
  • Wisma Paragon Pemalang

Industri

  • PT Blue Star Anugerah
  • PT Cahaya Timur Garmindo
  • PT Candi Mekar
  • PT Casuarina Harnessindo
  • PT Cosmoprof Indokarya
  • PT Daiwabo Garment Indonesia
  • PT Dalim Fideta Kornesia
  • PT Haitwo Anugerah Nibras
  • PT Ciomas Adisatwa
  • PT Mega Putra Garmen
  • PT Multikarya Garmen Texindo
  • PT Panca Budi Idaman
  • PT Philips Seafood Indonesia
  • PT Ria Indah Terang Abadi
  • PT Rindang Jati Spinning
  • PT Sandy Nazwatex Jaya

Perikanan

Menyadari besarnya potensi yang dimiliki Pemerintah Kabupaten Pemalang mengembangkan budidaya ikan dan biota air laut. Selain juga berupa perikanan darat berupa Tambak, Kolam, Karamba, dan budidaya biota air tawar.

Dengan areal tambak seuas 1.728 hektar komoditas yang dikembangkan berupa Bandeng, Udang Windu dan Kepiting Soka. Sedangkan produk perikanan laut yang mempunyai nilai jual tinggi diantaranya berupa Ikan Teri Nasi, Udang, Rajungan dan Bawal Putih.

Pertanian

Sektor pertanian dengan lahan sawah seluas 38.617 hektar dan lahan kering 23.813 hektar masih menjadi tulang punggung perekonomian di Kabupaten ini, komoditas yang menonjol untuk tanaman pangan adalah Padi, Ketela Pohon dan Jagung, Sayur-sayuran, Bawang Merah, Cabai Merah dan Ketimun. Sedangkan produksi buah-buahan adalah Nanas Batu, Nanas Madu, Pisang , Kelapa dan Mangga.

Penerbitan Buku

Dramaturgi[41]

Peternakan

Ternak seperti Sapi Potong, Sapi Perah, Kambing, Domba, Kerbau, Kuda, Ayam Buras, Ayam Petelur, Ayam Pedaging dan Itik, Burung Puyuh, Burung Dara sangat cocok dikembangkan di Kabupaten ini.

Perkebunan

Salah satu andalan Kabupaten Pemalang adalah “Teh” dengan produksi sebesar 927,53 ton, dengan luas area perkebunan sebesar 15.713 hektar. Produksi perkebunan andalan lainnya adalah Tebu, Kelapa Sayur, Glagah Arjuna, Cengkih, Kopi, Tembakau, Kakao, Lada, Nilam, dan Karet tumbuh subur di Kabupaten ini.

Sumber Daya Alam

Kandungan sumber daya alam yang paling potensial di Kabupaten Pemalang khususnya pemalang bagian selatan yang terletak di lereng Gunung Slamet adalah berupa Tambang Diorit, Kaolin, Batu Gamping, dan Batu Marmer.

Olahraga

Klub yang berjuluk Laskar Benowo ini bermarkas di Stadion Mochtar Pemalang. Pada tahun 2018 tim PSIP Pemalang berhasil menjadi juara liga 3 Jateng . Serta ikut dalam babak pendahuluan namun hanya bisa sampai babak 2 karena dikalahkan PS Kota Pahlawan Surabaya. Di ajang Piala Indonesia tim ini berhasil masuk 64 besar. PSIP memiliki 2 basis suporter yaitu Lasbo Mania dan Ultras LBS.

Transportasi

Kabupaten Pemalang terletak di jalur utara Pulau Jawa, menghubungkan Jakarta dengan Surabaya melalui Semarang dimana akses menuju ibu kota kabupaten mudah diakses melalui Jalan Tol Trans Jawa yang melintasi kabupaten ini. Di angkutan darat, Terminal Pemalang adalah terminal bus utama di Kabupaten Pemalang yang melayani angkutan bus antarkota maupun pedesaan, menghubungkan Pemalang dengan berbagai kota di Pulau Jawa dan ibu kota kabupaten dengan kecamatan lainnya. Pada perkeretaapian, Kabupaten Pemalang juga dilalui jalur kereta api lintas utara Jawa yang menghubungkan kedua kota besar di Indonesia, yakni Jakarta dan Surabaya melalui Semarang. Stasiun Pemalang adalah stasiun kereta api utama di Kabupaten Pemalang yang melayani kereta api antarkota dan aglomerasi dengan ketinggian 6 mdpl.

Fasilitas Kesehatan

Rumah Sakit

  • RS Harapan Sehat

Jalan R.E. Martadinata, Pelutan, Kec. Pemalang, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52312

  • RS Islam Al-Ikhlas

Jalan Kolonel Sugiyono No.13, Banjardawa III, Taman, Kec. Taman, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52361

  • RS Muhammadiyah Mardhatillah

Dusun V, Randudongkal, Kec. Randudongkal, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52353

  • RS Muhammadiyah Rodliyah Achid

Jalan Raya Moga–Pulosari No.KM, Simadu, Banyumudal, Moga, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52354

  • RS Prima Medika

Jalan Slamet Riyadi No.321, Mulyoharjo, Kec. Pemalang, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52313

  • RS Santa Maria

Jalan Pemuda No.24, Mulyoharjo, Kec. Pemalang, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52313

  • RSU Comal Baru

Sewuni, Ujunggede, Kec. Ampelgading, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52364

  • RSU Siaga Medika

Jalan Perintis Kemerdekaan No.1, Sawah, Beji, Kec. Taman, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52361

  • RSUD Dr.M.Ashari

Jalan Gatot Subroto No.41, Bojongbata, Kec. Pemalang, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52319

Puskesmas

  • Puskesmas Banjardawa
  • Puskesmas Jebed
  • Puskesmas Bantarbolang
  • Puskesmas Banyumudal
  • Puskesmas Belik
  • Puskesmas Cikadu
  • Puskesmas Jatiroyom
  • Puskesmas Kabunan
  • Puskesmas Kalimas
  • Puskesmas Karangasem
  • Puskesmas Kebandaran
  • Puskesmas Kebondalem
  • Puskesmas Klareyan
  • Puskesmas Watukumpul
  • Puskesmas Warungpring
  • Puskesmas Sarwodadi
  • Puskesmas Losari
  • Puskesmas Mojo
  • Puskesmas Mulyoharjo
  • Puskesmas Paduraksa
  • Puskesmas Petarukan
  • Puskesmas Pulosari
  • Puskesmas Purwoharjo
  • Puskesmas Randudongkal
  • Puskesmas Rowosari

Pendidikan

Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa Kabupaten Pemalang terus menggiatkan proses pendidikan yang terpadu dan berkesinambungan difasilitasi dengan 359 Sekolah Taman Kanak-kanak, 2 buah Sekolah Luar Biasa, 868 SD/MI, 161 SMP/MTS, 37 SMA/MA, 53 SMK dan 3 buah perguruan tinggi menjadikan sumberdaya manusia yang berkualitas dan mandiri.

Media Massa

  • De Best Radio 101,1 FM
  • G-news
  • Kabar Pemalang
  • Lppl Radio Swara Widuri 87,7 FM
  • Puskapik
  • Radio Persada 93,6 FM
  • Radio Pop 89,3 FM
  • Radio TFM 102,7 FM
  • Radio Thomson 96,00 FM
  • Media Kabar Kita
  • Media Kita

Pariwisata

  • Alun-Alun Pemalang

Jl. Jend. Sudirman, Kebondalem, Kec. Pemalang, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52312

  • Benowo Park

Taman Makam Pangeran Benowo, Sawah,Ladang, Penggarit, Kec. Taman, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52361

  • Bukit Igir Kandang

RT.04/RW.04, Sawah, Clekatakan, Kec. Pulosari, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52355

  • Bukit Kukusan

Jl. Raya Moga – Guci Gn. Sambung, Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah

  • Bukit Mendelem

Hutan Dan Sawah, Mendelem, Kec. Belik, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52356

  • Bukit Samoan

Desa Siremeng, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah

  • Wippas Surajaya

Jalan Dukuh Slarang, Area Sawah / Kebun, Surajaya, Pemalang, Pemalang Regency, Central Java 52318

  • Bukit Tangkeban

Jl. Bukit Tangkeban, Tangkeban, Nyalembeng, Kec. Pulosari, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52355

Jl. Sikasur - Simpur, Karangmulyo, Sikasur, Kec. Belik, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52356

  • Curug Sibedil

Jl. Kyai Abdurrosyid Rt.01 / Rw.03, Dusun Karangbulu, Sima, Moga, Karangbulu, Sima, Kec. Moga, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52354

  • Curug Barong

Barong, Simpur, Kec. Belik, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52356

  • Curug Sejajar

Wisata Alam, Sawah Dan Hutan, Badak, Kec. Belik, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52356

  • Curug Maratangga

Sawah, Sima, Kec. Moga, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52354

  • Hutan Mangrove Comal

Desa Mojo, Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang

  • Kampoeng Teh Semugih

Jl. Raya Moga - Pulosari No.KM. 02, Simadu Barat, Banyumudal, Kec. Moga, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52354

  • Kolam Kalisuci Moga

Kalibuntu, Moga, Kec. Moga, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52354

  • Makam Syeikh Maulana Syamsuddin

Jl. Yos Sudarso, Pencolotan, Sugihwaras, Kec. Pemalang, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52315

  • Pabrik Gula Sumberharjo

Jl. Sumberharjo, Karangsambung, Wanamulya, Kec. Pemalang, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52319

Jalan Desa Kendal-Doyong, Jl. Raya Joko Tingkir, Nyamplungsari, Kec. Petarukan, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52362

Jl. Yos Sudarso, Widuri, Pemalang, Pemalang, jawa Tengah, Indonesia, 52314

  • Pantai Blendung

Desa Blendung, Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52371

Via Dhipajaya, Via Jurangmangu, Via Penakir, Via Cemara Sakti

  • Taman Patih Sampun

Jl. Gatot Subroto No.31, Bojongbata, Kec. Pemalang, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52319

di Desa Sikasur, Kecamatan Belik, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.

  • Telaga Rengganis

Desa Gapura, Kecamatan Watukumpul, Kabupaten Pemalang

  • Telaga Jendul

Belik-Bodas, Watukumpul, Ladang,Hutan, Bodas, Pemalang, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52357

  • Waterboom Zatobay

Jl. KH. Wahid Hasyim No.7, Bandelan 2, Wanarejan Selatan, Kec. Taman, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52361

  • Wisata Jambe Kembar

Bentar, Belik, Kec. Belik, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52356

  • Taman Gumelem

Sawah, Mulyoharjo, Kec. Pemalang, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52313

Perhelatan

  • Road To Kilau Raya MNCTV

Perhelatan Road to kilau di Kabupaten Pemalang, sukses digelar dan membuat 40.000 warga yang datang memadati pantai widuri, larut dalam alunan musik dangdut dan goyangan artis-artis papan atas.

Guyuran hujan tidak menyurutkan antusiasme dari warga Pemalang untuk menyaksikan idola mereka diantaranya, Inul Daratista, Cak Sodiq, Tasya Rosmala, Nita Thalia, IIux, Dewi Persik, Jihan Audy, Denny Caknan, Abi KDI, Julia Vio, Suci KDI, Eva Puka, Abi KDI, Lebby dan Limbad.

Acara yang disiarkan secara langsung oleh MNCTV ini dibuka oleh Inul Daratista, Nita Thalia dan Dewi Persik dengan lagu 'Goyang inul, Polisi dan Bojo galak' di temani para kostum karnaval tampil memukau membuat para penonton bernyanyi dan bergoyang bersama larut dalam suasana yang meriah.

Dilanjutkan lagi oleh Deni caknan dan Tasya Rosmala dengan membawakan lagu 'Kortonyono medot janji' membuat warga Pamalang terus bergoyang tanpa henti. Tak kalah juga Cak Sodiq berkolaborasi denga Nita Thalia menghipnotis warga dengan lagu 'Pamer bojo', juga Ilux Id, Suci KDI dan Lebby mengajak seluruh penonton di Pantai Widuri pada malam tadi ikut bernyanyi.

  • Festival Budaya Bangkuncung

Aneka kesenian tradisional khas desa-desa se Kecamatan Warungpring, ditampilkan dalam Festival Budaya Bangkuncung atau Terbang Kencer Kuntulan dan Calung, di Lapangan Kecamatan Warungpring, Kabupaten Pemalang pada Minggu (16/2/2020).

Basuki SPd, ketua panitia menjelaskan, festival budaya ini mengambil tema mengembangkan dan melestarikan budaya daerah untuk Warungpring maju. Munculnya kesenian Bangkuncung ini dilatarbelakangi kesenian daerah yang merupakan suatu budaya yang keberadaannya sangat melekat di dalam struktur masyarakat daerah. Perkembangannya dipercepat oleh seringnya dipentaskan dalam acara-acara tertentu.

Walau demikian kesenian tersebut terancam makin tertinggal. “Festival ini untuk mengembangkan dan melestarikan budaya daerah,” katanya.

Di Kecamatan Warungpring, banyak kesenian daerah yang sudah mengakar, dan punya ciri berbeda dengan lainnya seperti terbang kencer, kuntulan (seni silat) dan calung (kombinasi antara angklung dan musik tabuh atau gendang).

“Festival ini menggali kreativitas utamanya generasi muda, dalam upaya mengembangkan budaya asli daerah,” imbuhnya.

Imam Fahrudin, panitia lainnya menambahkan, kesenian daerah yang ditampilkan antara lain karnaval budaya Bangkuncung, pameran durian Warungpring, pameran UMKM, festival dolanan anak, tari massal, aerobik massal, batik karnaval, sintren humor dan makanan tradisional dan lainnya.

“Lewat Festival Bangkuncung ini, semoga budaya daerah di Kecamatan Warungpring makin maju dan dikenal masyarakat,” ujarnya.

  • Festival Wong Gunung 2019

Atraksi seni budaya biasanya menggambarkan suka cita masyarakat. Namun di Pemalang, kondisi masyarakat yang kesulitan air bersih, dikemas menjadi sebuah atraksi pertunjukan budaya yang sangat menarik. Bertajuk Festival Wong Gunung 2019, gambaran tentang kesulitan warga tentang air bersih ditampilkan dalam pertunjukan menarik. Prosesi pengambilan air yang disebut ‘Ritual Agung Banyu Penguripan’, dari lereng gunung Slamet oleh para kesatria untuk keperluan masyarakat menjadi sebuah karya seni yang indah ditampilkan di Lapangan Pulosari Pemalang, Minggu (8/9/2019). Prosesi itu menggambarkan bagaimana kisah tujuh kesatria terpilih yang ditugaskan mengambil air dari tujuh sumber mata air Gunung Slamet. Setelah air berhasil diambil, kemudian Banyu Panguripan itu diruwat, dikirab dan diserahkan kepada masyarakat. Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang hadir dalam acara Festival Wong Gunung 2019 mengapresiasi kreativitas masyarakat itu. Menurutnya, masyarakat Jawa Tengah adalah orang-orang kreatif yang memiliki jiwa seni tinggi. “Jawa Tengah memiliki potensi budaya tradisional yang sangat berlimpah. Kalau semua disatukan dan dilestarikan, tentu akan menjadi kekuatan besar. Hari ini saya terkejut, kisah kesulitan air karena kemarau saja bisa jadi pertunjukan sebagus ini,” kata Ganjar. Kegiatan Festival Wong Gunung yang diselenggarakan di desa lereng Gunung Slamet, lanjut dia, juga merupakan hal yang membanggakan. Sebab saat ini, geliat kesenian tidak hanya terlihat di kota-kota besar saja, namun di pelosok daerah, semangat berkesenian terus tumbuh. “Kita butuh banyak atraksi-atraksi kesenian semacam ini. Selain untuk menarik wisatawan, kalau banyak pertunjukan seni, maka masyarakat akan bahagia,” tegasnya. Ganjar juga mengomentari terkait kondisi kekurangan air bersih di Kecamatan Pulosari. Saat ini lanjut dia, program air bersih untuk Kecamatan Pulosari sudah dikerjakan oleh pemerintah pusat, dan dalam proses penyelesaian Detail Engineering Design (DED). “Saya akan kawal sendiri program ini, agar dalam 1-2 tahun ke depan, daerah ini sudah tidak kesulitan air bersih lagi,” tegasnya. Bupati Pemalang Junaedi mengatakan, Festival Wong Gunung awalnya hanya kegiatan seni kecil dari beberapa wilayah di Pemalang. Kemudian, prosesi itu digabungkan menjadi lebih besar dalam empat tahun terakhir. “Alhamdulillah antusiasme masyarakat menyaksikan prosesi ini semakin besar. Kami berharap, festival ini dapat masuk dalam kalender event nasional agar semakin banyak wisatawan yang datang ke Pemalang,” kata dia.

  • Karnaval Batik Jawa Tengah

Karnaval ini merupakan ajang resmi pada setiap Pesta Rakyat HUT Jateng. Tak terkecuali perayaan ke 68 tahun ini yang digelar di Kabupaten Pemalang pada Minggu (19/8/2018).

Karnaval menampilkan kreasi kostum 21 kabupaten/kota dengan panduan kreativitas desain, keselarasan dan penampilan.

Ketua Dekranasda Jateng, Siti Atiqoh, mengatakan Jateng sangat kaya kerajinan dan keseniannya. Khusus batik, kata Atiqoh, hampir setiap kabupaten/kota memiliki ciri khas corak masing-masing. "Itu kekayaan yang tidak hanya dijaga, tepai dikembangkan."

  • Gandulan Culinary Center Fest Festival 2022

Diskoperindag (Dinas Koperasi dan UMKM, Perindustrian, dan Perdagangan) Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, akan menggelar event GCC Fest 2022 pada 9-14 Agustus 2022, mendatang.

Gelaran festival yang bekerja sama dengan Alap-Alap Manajemen ini akan dilaksanakan di GCC (Gandulan Culinary Center) Pemalang dimeriahkan oleh serangkaian acara seperti bazar pentas seni, live music, hingga perlombaan.

Denny Caknan akan memeriahkan GCC Fest Pemalang 2022 pada 11 Agustus 2022, sedangkan Tyok Satrio (X-Factor) tampil pada 14 Agustus 2022.

  • Festival Bandeng Bakar Desa Mojo

Ratusan warga terlihat antusias dalam acara Festival Bandeng Bakar di Desa Mojo, Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang Sabtu (6/8/2022). Festival ini digelar sebagai upaya mengenalkan produk budidaya perikanan milik warga setempat kepada masyarakat luas.

Setidaknya ratusan kilogram bandeng segar yang disediakan panitia ludes dalam festival tersebut. Pengunjung yang datang dikenakan tiket Rp 20.000 untuk bisa menyantap satu porsi lengkap olahan bandeng bakar.

Selain menyantap makanan pengunjung juga bisa menikmati hiburan musik dangdut yang disiapkan panitia.

"Kita siapkan 2,5 kuintal ikan bandeng atau 1.000 tiket ke pengunjung. Sudah habis dalam hitungan jam," ungkap satu panitia acara, Mulasti, Sabtu (6/8/2022).

  • Festival Kuliner Dan Pameran UMKM

Plt Bupati Pemalang, Mansur Hidayat membuka Festival Kuliner dan Pameran UMKM di Kecamatan Randudongkal, Sabtu (27/8/2022).

Festival Kuliner dan UMKM ini digelar selama 2 hari, yaitu Sabtu (27/8/2022) dan Minggu (28/8/2022).

Mansur mengharapkan kegiatan serupa lebih sering digelar, bukan hanya untuk memperingati HUT RI, tetapi juga menjadi acara rutin untuk mempromosikan UMKM Randudongkal dan sekitarnya.

Mansur juga mengapresiasi Persatuan Bakulers Randudongkal (PBR), yang telah memprakarsai acara ini, sebagai bagian dari upaya menggeliatkan kembali UMKM setelah pandemi.

Kuliner Khas

Masakan

Masakan khas Pemalang adalah:

Jajanan

Makanan khas Pemalang adalah:

Oleh-oleh

Oleh-oleh khas Pemalang adalah:

  • Opak Angin
  • Apem Comal
  • Kerupuk Useg
  • Nanas Madu
  • Tahu Dongkal
  • Sarung Goyor
  • Batik Pemalangan
  • Kerajinan Kulit Ular

Kesenian Daerah

  • Sintren
  • Jaran Kepang
  • Baritan
  • Kuntulan
  • Krangkeng

Tarian Daerah

  • Tari Selendang Pemalang

Salah satu tarian daerah yang pernah ditampilkan oleh 100 penari dalam pembukaan acara Pesta Rakyat Pemalang tahun 2016. Tarian ini telah diresmikan sebagai tarian khas asal Pemalang oleh Junaedi selaku Bupati Pemalang pada tanggal 17 September 2012.

Tarian yang diciptakan oleh seniman bernama Drs. Ki Kustoro mendapatkan inspirasi dari sejarah awal mula terbentuknya Kabupaten Pemalang. Busana yang dikenakan oleh penari sangat sederhana ditambah dengan aksesori bunga melati di sanggul.

Keunikan dari tarian rakyat Pemalang ini terletak pada selendang yang menjadi ciri khasnya yaitu ujung selendang ditali dengan maksud supaya warga Pemalang bisa menyimpan rahasia dengan baik. Tari Selendang Pemalang bisa dibawakan dalam berbagai acara seperti sambutan tamu, acara pernikahan dan lain-lain.

  • Tari Silakupang

Tarian daerah asal Cikendung, Pemalang memiliki nilai religius, romantic, gagah dan lincah ini pernah tampil dalam acara Parade Tari Nusantara tahun 2017. Tari silakupang merupakan kolaborasi dari beberapa kesenian di Pemalang seperti sintren, lais, kuntulan dan jaran kepang.

  • Tari Denok Widuri

Tarian daerah di Pemalang Jawa Tengah selanjutnya yakni Tari Denok Widuri yang diciptakan oleh Sanggar Tari Srimpi di Desa Ujunggede, Kabupaten Pemalang. Berasal dari bahasa Jawa kata “denok” memiliki arti anak perempuan, sedangkan kata “widuri” merupakan nama daerah di Pemalang yang memiliki pantai yang indah.

Maka dari itu, Tari Denok Widuri mempunyai arti kehidupan gadis-gadis di pesisir Pantai Widuri Pemalang. Hal itu digambarkan dalam gerakan tari yang energik serta ekspresi penari yang ceria diiringi oleh musik tradisional yakni gamelan jawa dengan tempo beragam.

  • Tari Tani Melati

Tari Tani Melati yang menggambarkan keseharian masyarakat di daerah pesisir utara Jawa yakni pantura. Di daerah tersebut tepatnya Desa Kaliprau, Ulujami sebagian masyarakatnya banyak bekerja sebagai petani bunga melati.

Maka dari itu Tari Tani Melati yang digarap oleh koreografer Bayu Kusuma Listyanto, S.Sn mengangkat ragam gerak tari seperti beranjak, bergegas, berangkat ke ladang untuk memetik, menyortir serta meronce bunga melati.

Tari Tani Melati pun pernah mendapatkan kesempatan untuk tampil di acara yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Provinsi Jawa Tengah, tepatnya di alun-alun Kabupaten Pemalang.

Bahasa

Masyarakat Pemalang umumnya menggunakan Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa dalam kehidupan sehari-hari. Namun jika dilihat dari logat bahasanya, bahasa Jawa yang dituturkan oleh masyarakat Pemalang terbagi dalam beberapa logat/dialek bahasa. Pemalang berbatasan dengan kabupaten yang mempunyai dialek bahasa Jawa yang berbeda-beda. Inilah yang menyebapkan tiap-tiap kecamatan atau kawasan urban maupun daerah pedesaan di Pemalang mempunyai dialek yang berbeda-beda.

Dialek Pemalang

Sub-dialek Pemalang Kota

Sub-dialek Pemalang Kota dituturkan di sekitar Pemalang Kota, tepatnya di desa Saradan, Sewaka dan sebagian Kecamatan Taman. Ciri khas dialek ini yaitu memiliki pengucapan yang agak mirip dengan Bahasa Jawa Banten maupun Bahasa Malaysia yakni huruf A di ucapkan "e pepet" (eu), tetapi di Dialek Pemalangan pengucapanya secara ditahan seperti :

  • sega di ucapkan segê,
  • pira di ucapkan pirê,
  • apa diucapkan apê.

contoh kalimat dari dialek diatas seperti kowé lagi apê?, ajê kaya kuwé maring bapané. Dialek ini diyakini merupakan pertemuan Bahasa Jawa Tegal yang berdialek A dengan Bahasa Jawa Pekalongan yang berdialek O. Di beberapa desa di Kecamatan Taman, sebagian penduduknya juga menggunakan fonem a dalam berbicara keseharian seperti ana apa koe mene? Sirahe nyong lagi mumet tea. Arusah ganggu ndipit (ada apa kamu kesini? kepalaku sedang pusing. Tidak usah ganggu dulu).

Sub-dialek Pelutan

Sub-dialek yang kedua berada di wilayah Kecamatan Pemalang yang berbatasan dengan Tegal, seperti desa Pelutan, Lawangrejo, dan Sugihwaras. Hal yang paling terlihat adalah adanya penambahan kata ra dan ganing dalam akhir kalimat. Misalnya aja kaya kuwe ra, enyong kei jajane ra, ganing sampeyan kaya kue. Dialek ini juga dapat ditemui pada beberapa desa di kecamatan Bantarbolang dan Warungpring.

Dialek Pemalang Timur

Selain itu berbeda lagi dengan dialek di Kecamatan Petarukan, Ampelgading, Ulujami, Bodeh dan Comal, orang-orang disana banyak menggunakan fonem o dalam setiap kosa katanya. Misalnya pada tuturan kowe lagi opo?, ojo koyo kui kambi bapakmu. Penggunaan fonem o ini lantaran berdekatan dengan Kabupaten Pekalongan yang mempunyai dialek sendiri.

Dialek Pemalang Selatan

Sedangkan daerah di Pemalang yang benar-benar terdengar murni sebagai Jawa ngapak seperti pada dialek Banyumas hanya ada di Pemalang bagian selatan yakni Kecamatan Belik, Pulosari dan Watukumpul. Di kecamatan ini banyak menggunakan fonem a, nada bicaranya cepat dan kesamaan kosakatanya dengan dialek Banyumasan. Misalnya pada ujaran aja kaya kuwe maring ramamu, uwis mangan po durung mbok, regane pira segane.

Tokoh Terkenal

  • Hendra Setiawan pemain bulu tangkis ganda putra Indonesia
  • Kristina seorang penyanyi dangdut Indonesia. Ia beberapa kali memperoleh penghargaan atas karya-karyanya, seperti Penyanyi Wanita Dangdut Terbaik AMI Sharp 2002, Penghargaan AMI Samsung untuk album ‘Secawan Madu’, dan Nominator Album Dangdut Terbaik AMI Sharp 2002.
  • Torro Margens seorang aktor dan sutradara pada era tahun 1970-an dan 1980-an, serta sempat aktif bermain di sinetron dan FTV
  • Mohamad Aris Purnomo seorang perwira tinggi Polri yang sejak 29 April 2021 mengemban amanat sebagai Kepala BNNP Jatim
  • Muammar Zainal Asyikin seorang Qari' senior dan Hafiz dari Indonesia yang dikenal secara nasional maupun internasional
  • Ady Wibowo seorang perwira menengah Polri yang sejak 16 November 2020 mengemban amanat sebagai Kapolres Metro Jakarta Barat
  • Untung Purnomo Kepala Badan Penyalur Tenaga Kerja Angkatan Laut Wilayah Barat (Balurjalbar)
  • Karyoto seorang perwira tinggi Polri yang sejak 27 Maret 2023 menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya
  • Khalawi Abdul Hamid Direktorat Jenderal Penyediaan PerumahanKementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
  • Bambang Rudi Pratiknyo seorang Purnawirawan Polri yang sebelumnya menjabat sebagai Widyaiswara Kepolisian Utama Tingkat I Sespim Lemdiklat Polri
  • Budiono (chef) seorang Chef/Juru Masak Profesional di Inggris
  • Sutanto Kepala Badan Intelijen Negara Indonesia (BIN) sejak 22 Oktober 2009 hingga 19 Oktober 2011
  • Budhi Herdi Susianto seorang perwira menengah Polri yang sejak 17 Desember 2021 mengemban amanat sebagai Kapolres Metro Jakarta Selatan
  • Agus Dwi Putranto seorang perwira tinggi TNI Angkatan Udara lulusan Akademi Angkatan Udara TNI tahun 1983
  • Nisan Setiadi seorang perwira tinggi TNI-AD yang sejak 25 Oktober 2021 mengemban amanat sebagai Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi BNPT
  • Nazar Nurzaidin Pesepakbola Indonesia yang sekarang bermain untuk klub Barito Putera
  • Abdul Haris seorang akademisi dan ilmuwan yang juga menjabat Wakil Rektor Universitas Indonesia dan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.
  • Khamami Zada seorang akademisi kelahiran Pemalang yang saat ini berprofesi sebagai dosen di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ia juga menjabat Staf Khusus Wakil Presiden Republik Indonesia. Pada tahun 2015-2020, Khamami Zada menjabat Wakil Sekretaris PP MUI.

Referensi

  1. ^ a b c "Visualisasi Data Kependudukan Kementerian Dalam Negeri - Dukcapil 2021" (Visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-08-05. Diakses tanggal 1 Oktober 2021. 
  2. ^ "Penduduk Menurut Wilayah dan Agama yang Dianut di Kabupatem Pemalang". www.sp2010.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-06. Diakses tanggal 1 Oktober 2021. 
  3. ^ "Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten Kota dan Agama di Provinsi Jawa Tengah, 2020". Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah. 14 April 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-13. Diakses tanggal 4 Maret 2022. 
  4. ^ "Metode Baru Indeks Pembangunan Manusia 2020-2021" (pdf). www.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-27. Diakses tanggal 10 Desember 2021. 
  5. ^ "Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2020" (pdf). www.djpk.kemenkeu.go.id. (2020). hlm. 8. Diakses tanggal 1 Oktober 2021. 
  6. ^ Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia (2008). Kumpulan makalah Pertemuan Ilmuah Arkeologi ke-IX, Kediri, 23-28 Juli 2002. Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia. hlm. 765. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-06. Diakses tanggal 2015-01-15. 
  7. ^ Poesponegoro, Marwati Djoened; Notosusanto, Nugroho (2008). Sejarah Nasional Indonesia: Zaman Prasejarah di Indonesia. I. PT Balai Pustaka. hlm. 335. ISBN 978-979-407-407-7, 9794074071. Diakses tanggal 15 Januari 2015. 
  8. ^ Degroot, Véronique (2009). Candi, Space and Landscape: A Study on the Distribution, Orientation and Spatial Organization of Central Javanese Temple Remains. Sidestone Press. hlm. 415. ISBN 978-90-8890-039-6, 9088900396. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-06. Diakses tanggal 15 Januari 2015. 
  9. ^ Stokhof, W.A.L.; Kaptein, N.J.G. (1990). Makalah-makalah yang disampaikan dalam rangka kunjungan Menteri Agama R.I.H. Munawir Sjadzali, M.A. ke Negeri Belanda, 31 Oktober-7 November 1988: Kumpulan Karangan. 6. Indonesian-Netherlands Cooperation in Islamic Studies. hlm. 127, 160. ISBN 978-979-8116-06-3, 9798116062. 
  10. ^ de Graaf, Hermanus Johannes; Pigeaud, Theodore Gauthier Th. (1985). Kerajaan-Kerajaan Islam Pertama Di Jawa: Kajian Sejarah Politik Abad Ke-15 Dan Ke-16. Grafitipers. hlm. 20. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-06. Diakses tanggal 2015-01-27. 
  11. ^ "Lombard, hlm. 147". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-06. Diakses tanggal 2015-01-19. 
  12. ^ a b c Lombard, Denys (2005). Nusa Jawa: Silang Budaya – Jaringan Asia. 2. PT Gramedia Pustaka Utama. hlm. 110. ISBN 978-979-605-451-0, 9796054515. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-06. Diakses tanggal 14 Januari 2015. 
  13. ^ Kanō, Hiroyoshi; Hüsken, Djoko; Suryo (1996). Di bawah asap pabrik gula: Masyarakat desa di pesisir Jawa sepanjang abad ke-20. Akatiga & Gadjah Mada University Press. hlm. 293. ISBN 978979420377, 9794203777. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-06. Diakses tanggal 2015-01-29. 
  14. ^ a b K.S., Yudiono (2005). Cerita Rakyat Dari Pemalang (Jawa Tengah). Grasindo. ISBN 9797590976. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-06. Diakses tanggal 2015-01-14.  Hlm. 9. Diaksés 2 Juni 2012.
  15. ^ Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah (1976). Sejarah Daerah Istimewa Yogyakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Pusat Penelitian Sejarah dan Budaya, Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah. hlm. 93. Diakses tanggal 14 Januari 2015. 
  16. ^ Poesponegoro, Marwati Djoened; Notosusanto, Nugroho (2008). Sejarah Nasional Indonesia: Kemunculan Penjajahan di Indonesia. IV. PT Balai Pustaka. hlm. 66. ISBN 978-979-407-410-7, 9794074101. Diakses tanggal 14 Januari 2015. 
  17. ^ a b Bachri, Saiful (10 Maret 2005). "Di Desa Bojongbata, Jalan Mulus Lampu Kencar-kencar". Suara Merdeka. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-05. Diakses tanggal 15 Januari 2015.  Copyright© 1996–2004 Suara Merdeka.
  18. ^ de Graaf, Hermanus Johannes (1986). Puncak Kekuasaan Mataram: Politik Ekspansi Sultan Agung. 4. Grafitipers. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-06. Diakses tanggal 15 Januari 2015. 
  19. ^ Olthof, W.L.; Sumarsono, H.R. (2007). Babad Tanah Jawi Mulai dari Nabi Adam sampai Tahun 1647. Narasi. ISBN 978-979-16804-7-9, 9791680477. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-06. Diakses tanggal 15 Januari 2015. 
  20. ^ Larasaty dan Mimi Savitri, Dhiana Putry (2021). "Warisan Budaya Industri Gula di Kabupaten Pemalang". Jurnal Tumotowa - Kemdikbud. 4 (2): 79–94. doi:10.24832/tmt.v4i1.98. 
  21. ^ Warsid, Edi. Meneladani Kepahlawanan Kaum Wanita. Yudhistira Ghalia Indonesia. hlm. 51. ISBN 978-979-019-123-5, 9790191235. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-06. Diakses tanggal 2015-01-29. 
  22. ^ Utomo, Ilham Nur (2022-07-26). "RAGAM HIBURAN DI REGENTSCHAP PEMALANG AWAL ABAD 20". Mozaik: Kajian Ilmu Sejarah. 13 (1). doi:10.21831/mozaik.v13i1.48844. ISSN 2808-9308. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-04-01. Diakses tanggal 2023-04-01. 
  23. ^ Utomo, Ilham Nur (2021-10-30). "BANJIR DI PEMALANG MASA KOLONIAL ABAD KE-20: Flood In Pemalang During Colonial Era During The 20 Century". Prosiding Balai Arkeologi Jawa Barat: 49–58. doi:10.24164/prosiding.v4i1.5. ISSN 2775-3344. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-12-06. Diakses tanggal 2023-04-01. 
  24. ^ "Archive |Rinontje: Jurnal Pendidikan dan Penelitian Sejarah". jurnal.ipw.ac.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-04-01. Diakses tanggal 2023-04-01. 
  25. ^ Rencana induk Kota Pemalang tahun 1983–2003. 3. Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Pemalang. 1983. 
  26. ^ "Sejarah Kabupaten Pemalang". Pemkab Pemalang. Diakses tanggal 2022-09-04. 
  27. ^ a b c d e f g Kabupaten Pemalang Dalam Angka 2024. Pemalang: Badan Pusat Statistik Kabupaten Pemalang. 2024. ISSN 0215-5753. 
  28. ^ a b Kantor Statistik Kabupaten Pemalang (2008). Pemalang dalam Angka 2008 Diarsipkan 2023-03-06 di Wayback Machine., Pemerintah Kabupaten Daerah Tk. II Pemalang, BPS. Hlm. 246.
  29. ^ "Climate: Pemalang". Climate-Data.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-06. Diakses tanggal 13 November 2020. 
  30. ^ Perolehan Kursi DPRD Kabupaten Pemalang 2004-2009
  31. ^ Perolehan Kursi DPRD Kabupaten Pemalang 2009-2014
  32. ^ Perolehan Kursi DPRD Kabupaten Pemalang 2014-2019
  33. ^ Perolehan Kursi DPRD Kabupaten Pemalang 2019-2024
  34. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019. 
  35. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020. 
  36. ^ Kabupaten Pemalang Dalam Angka 2024. Pemalang: Badan Pusat Statistik Kabupaten Pemalang. 2024. ISSN 0215-5753. 
  37. ^ Kode Pos Kabupaten Pemalang
  38. ^ https://mediakita.co/dibangun-masjid-agung-pemalang-mulai-dibongkar-bagaimana-sejarahnya/
  39. ^ https://info.pemalangkab.go.id/index.php/home/detail/1081/1
  40. ^ https://info.pemalangkab.go.id/index.php/home/detail/1092/1
  41. ^ "Dramaturgi" (dalam bahasa Inggris). [= Diarsipkan] Periksa nilai |archive-url= (bantuan) dari versi asli tanggal Parameter |archive-url= membutuhkan |archive-date= (bantuan). Diakses tanggal 2024-07-19. 

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya