Edafologi
Edafologi (diambil dari bahasa Inggris: edaphology, yang membentuknya dari dua kata bahasa Yunani ἔδαφος, edaphos, "tanah, pijakan"; dan -λογία, -logia, "lambang", "pengetahuan"), atau ilmu kesuburan tanah, adalah salah satu dari dua cabang utama ilmu tanah yang mempelajari peran tanah sebagai pendukung kehidupan, terutama tumbuhan.[1][2] Cabang utama ilmu tanah yang lain adalah pedologi. Sejalan dengan semakin tingginya kesadaran manusia akan lingkungan hidupnya, ilmu ini juga semakin mendalami pengaruh tanah terhadap kualitas kehidupan manusia dan lingkungan,[3] dan juga penggunaan tanah oleh manusia.[4] Selain mempelajari kesuburan tanah dan daya dukung tanah dalam mendukung pertanian, edafologi juga mempelajari kualitas kandungan bahan-bahan berbahaya di tanah dan air tanah, serta mengkaji pemanfaatan zat-zat yang dapat memperbaiki kualitas tanah (misalnya dalam pengembangan teknologi pupuk organik cair dan pembuatan starter kompos yang efektif). Edafologi dalam pertanian dikenal pula di beberapa tempat di dunia sebagai agrologi. Edafologi juga dipelajari oleh ilmu lingkungan sebagai ilmu tanah lingkungan. Di Rusia edafologi dianggap sama dengan pedologi, namun dengan sisi terapan yang kuat di bidang fisika dan kimia pertanian.[5] SejarahXenophon (431–355 SM), dan Cato (234–149 SM) dianggap telah mempelajari edafologi. Xenophon telah mencatat manfaat pemendaman tanaman penutup tanah (cover crop) terhadap hasil pertanaman. Cato, dengan karyanya De Agri Cultura ("On Farming"), telah menyarankan pengolahan tanah, dan rotasi tanaman (termasuk penggunaan legum dalam salah satu tahap rotasi). Ia di sana juga telah memberikan panduan jenis-jenis tanah yang sesuai dengan tanaman tertentu untuk mendukung pertanaman yang baik.
Lihat pulaCatatan
Pranala luar
|