Thomas Friedman
Thomas Loren Friedman (lahir 20 Juli 1953) adalah jurnalis, kolumnis, dan pengarang Amerika Serikat. Ia menulis kolom dwimingguan di The New York Times dan telah menulis banyak artikel dan buku tentang urusan luar negeri, termasuk perdagangan global, Timur Tengah, globalisasi, dan lingkungan. Ia memenangkan Hadiah Pulitzer sebanyak tiga kali. KarierFriedman bergabung dengan biro United Press Internasional di London setelah menyelesaikan kuliah S2. Setahun kemudian, ia dikirim ke Beirut dan menetap di sana sejak Juni 1979 sampai Mei 1981 sambil meliput Perang Saudara Lebanon. Ia dipekerjakan oleh The New York Times sebagai wartawan pada tahun 1981 dan dikirim lagi ke Beirut pada awal invasi Lebanon oleh Israel tahun 1982. Liputannya tentang perang ini, terutama mengenai pembantaian Sabra dan Shatila,[1] membuahkan Hadiah Pulitzer untuk Liputan Internasional (bersama Loren Jenkins dari The Washington Post).[2] Bersama David K. Shipler[butuh klarifikasi], ia juga memenangkan George Polk Award di kategori liputan luar negeri.[3] Pada bulan Juni 1984, Friedman dipindahkan ke Jerusalem sebagai Kepala Biro The New York Times sampai Februari 1988. Pada tahun yang sama, ia memenangkan lagi Hadiah Pulizer untuk Liputan Internasional atas liputannya tentang Intifada Palestina Pertama.[2] Setelah itu ia menulis sebuah buku berjudul From Beirut to Jerusalem yang menceritakan pengalamannya di Timur Tengah.[4] Buku ini memenangkan U.S. National Book Award for Nonfiction tahun 1989.[5] Friedman meliput Menteri Luar Negeri James Baker pada masa pemerintahan Presiden George H. W. Bush. Pasca terpilihnya Bill Clinton tahun 1992, ia menjadi koresponden Gedung Putih untuk The New York Times. Tahun 1994, ia mulai banyak menulis tentang kebijakan luar negeri dan ekonomi, kemudian pindah ke halaman op-ed The New York Times sebagai kolumnis luar negeri pada tahun berikutnya. Tahun 2002, Friedman memenangkan Hadiah Pulitzer untuk Komentar "atas kejelasan visinya, berdasarkan liputan mendalam, dalam komentarnya mengenai pengaruh ancaman teroris terhadap dunia."[6][7] Bulan Februari 2002, Friedman bertemu Pangeran Pewaris Saudi, Abdullah, dan membujuknya untuk berupaya mengakhiri konflik Arab-Israel dengan menormalisasi hubungan Arab dengan Israel dengan imbalan kembalinya pengungsi disertai berakhirnya pendudukan wilayah Israel. Abdullah mengusulkan Inisiatif Perdamaian Arab di KTT Beirut pada Maret 2002 dan didukung oleh Friedman.[8] Friedman mendapatkan 2004 Overseas Press Club Award atas prestasi hidupnya dan dianugerahi Order of the British Empire oleh Ratu Elizabeth II.[per kapan?][9][10][11][12][13] Pada Mei 2011, The New York Times melaporkan bahwa Presiden Obama "meminta pendapat" Friedman mengenai masalah Timur Tengah.[14] KaryaBuku-buku Friedman mendulang kesuksesan komersial yang besar. Buku The World Is Flat masuk daftar New York Times Best Seller sejak diterbitkan bulan April 2005 sampai Mei 2007. Sejak Juli 2006, buku tersebut telah terjual lebih dari dua juta kopi.
Referensi
Pranala luarWikiquote memiliki koleksi kutipan yang berkaitan dengan: Thomas Friedman. Wikimedia Commons memiliki media mengenai Thomas Friedman.
|