George H. W. BushGeorge Herbert Walker Bush[a] (12 Juni 1924 – 30 November 2018) adalah Presiden Amerika Serikat ke-41 untuk masa jabatan 1989–1993. Sebelum menjabat presiden, Bush menjabat wakil presiden ke-43 dalam pemerintahan Presiden Ronald Reagan. George Bush Sr. adalah anak dari senator Prescott Sheldon Bush dan Dorothy Walker Bush. Ia lahir di Milton, Massachusetts dan menetap di Greenwich, Connecticut. Sebelum menjabat sebagai presiden, Bush tampil ke-43 sebagai Wakil Presiden Amerika Serikat mendampingi Presiden Ronald Reagan. Ia adalah salah seorang anggota Kongres dari Texas (1967–1971), Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB (1971–1973), Ketua Pimpinan Nasional Partai Republik (1973–1974), Kepala Kantor Penghubung Amerika Serikat untuk Republik Rakyat Tiongkok (1974–1976), dan Direktur CIA (1976–1977). Bush adalah ayah presiden Amerika Serikat ke-43, George Walker Bush dan Gubernur Florida, Jeb Bush. Kehidupan AwalGeorge Herbert Walker Bush dilahirkan di Milton, Massachusetts pada tanggal 12 Juni 1924. Orangtuanya adalah Prescott Sheldon Bush dan ibunya bernama Dorothy Walker. Tak lama setelah kelahirannya, Bush dan keluarganya pindah ke kota Greenwich di negara bagian Connecticut. Bush bersekolah di Greenwich Country Day School di kota Greenwich. Pada tahun 1936, Bush pindah sekolah ke Phillips Academy di Massachusetts, di mana ia memegang sejumlah posisi kepemimpinan senior di lingkungan kepengerusan kesiswaan hingga menjadi ketua dewan olahraga siswa di sekolah itu. Setelah Serangan Pearl Harbor pada tahun 1941, Bush memutuskan untuk bergabung ke Angkatan Laut Amerika Serikat dan langsung menjadi penerbang di AL setelah lulus dari Phillips pada tahun 1942. Saat itu ia baru berusia 18 tahun. Ia bertugas untuk menjaga di area pasifik. Bush menikah dengan Barbara Pierce pada tanggal 6 Januari 1945, hanya beberapa minggu setelah ia kembali dari pasifik. Pasangan itu tinggal di apartemen sewaan kecil di Trenton, Michigan tempat Bush bertugas di kantor Angkatan Laut AS. Pernikahan ini memiliki enam orang anak yaitu: George Walker Bush (lahir 1946), Pauline Robinson Bush (1949-1953, meninggal karena leukemia), Jeb Bush (lahir 1954), Neil Bush (lahir 1955), Marvin Bush (lahir 1956) dan Dorothy Bush Koch (lahir 1959). Putra sulungnya, George W. Bush telah menjadi Presiden Amerika Serikat ke 43 yang menjabat pada tahun 2001-2009 sedangkan putra keduanya, Jeb telah menjadi Gubernur Florida pada tahun 1999-2007. Karier BisnisSetelah lulus dari Yale, Bush dan keluarganya pindah ke Texas untuk memulai karier bisnisnya. Koneksi ayahnya terbukti sangat berguna bagi dirinya di mana ia mendapatkan pekerjaan sebagai petugas penjualan di Dresser Industries, sebuah anak perusahaan dari Brown Brothers Harriman. Ayahnya bekerja sebagai dewan direksi di sana selama 22 tahun. Bush memulai perusahaan Bush-Overby Oil Development pada tahun 1951 dan co-fouded Zapata Petroleum Corporation dua tahun kemudian. Ia menjadi Presiden perusahaan pada tahun 1954 di mana perusahaan berfokus pada pengecoran minyak di lepas pantai. Pada tahun 1958, perusahaan itu merdeka dari perusahaan indukunya dan Bush tetap memimpin perusahaan hingga 1964 di mana saat itu ambisinya telah berubah menjadi bisnis ke politik. Ia menetap di Houston, Texas selama karier politiknya. Karier Politik (1964-1980)Periode di Kongres AS (1967-1971) Bush menjabat sebagai Ketua Partai Republik di Harris County, Texas pada tahun 1964 namun ingin lebih terlibat dalam politik dan membuat banyak taruhan yang besar untuk masuk ke jabatan terpilih. Ia mencalonkan diri untuk kursi Senat AS untuk menjadi Senator di Washington DC mewakili Texas. Setelah memenangkan pemilihan pendahuluan Partai Republik untu kursi senat, Bush melawan Senator incumbent saat itu, Ralph W. Yarborough dari Partai Demokrat. Yarborough mengkritik Bush sebagai ekstrimis sayap kanan dan Bush akhirnya dikalahkan dalam pemilihan itu. Bush mencalonkan diri lagi dan terpilih ke DPR AS mewakili Partai Republik pada tahun 1966. Ia dilantik pada tanggal 3 Januari 1967. Dalam pemilihan, Bush berhasil mengalahkan Frank Briscoe dari Partai Demokrat dengan perolehan suara mencapai 57%, membuat ia menjadi anggota DPR Republikan pertama yang mewakili Houston (sebelumnya Texas didominasi oleh Partai Demokrat).Bush memilih untuk menyetujui UU Hak-hak Sipil tahun 1968 yang diajukan oleh pemerintah saat itu meskipun undang-undang itu tidak populer di daerahnya. Bush adalah pendukung pemerintahan Richard Nixon dan kebijakan-kebijakan Nixon atas Perang Vietnam. Bush kembali terpilih sebagai Anggota Kongres untuk kedua kalinya pada tahun 1968. Pada tahun 1970, Nixon meyakinkan Bush untuk tidak mencalonkan diri kembali sebagai Anggota Kongres pada tahun 1970 namun mencalonkan diri kembali ke Senat AS untuk menggalahkan Senator Ralph w. Yarborough, seorang kritikus sengit Nixon. Bush setuju dengan usulan Nixon dan mulai berkampanye. Nixon membantu kampanye Bush dengan datang di Texas dan berkampanye di Longview untuk mendukung Bush. Yarborough dikalahkan dalam pemilihan pendahuluan Partai Demokrat untuk kursi Senat oleh Lloyd Bentsen, seorang yang lebih moderat dan asli kelahiran Texas. Kampanye Bentsen didukung oleh Yarborough dan akhirnya mengalahkan Bush untuk Pemilihan Umum Senat AS di Texas tahun 1970. Duta Besar AS untuk PBB (1971-1973) Bush dikalahkan oleh Bentsen dalam pemilihan di Senat saat itu. Karena ia tidak mencalonkan diri lagi di DPR AS, Bush akhirnya harus meninggalkan jabatannya sebagai anggota Kongres. Nixon melihat dan menghargai pengorbanan Bush dan memutuskan untuk membantu Bush mendapatkan pekerjaan kembali. Setelah kekalahannya di 1970, Nixon menominasikan Bush sebagai Duta Besar Amerika Serikat untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa dan dikonfirmasi oleh Senat. Bush menjabat di posisi ini selama dua tahun yang dimulai dari tahun 1971. Ketua Komite Nasional Partai Republik Di tengah-tengah berkobarnya Skandal Watergate, Nixon meminta Bush untuk menjadi Ketua Komite Nasional Partai Republik. Bush menerima posisi ini dan menjabat pada tahun 1973. Bush membela Nixon awalnya. Hingga keterlibatan Nixon semakin jelas, popularitas Partai Republik dan Nixon sendiri anjlok. Karena keterlibatan Nixon sudah sangat jelas, Bush kemudian berfokus untuk memimpin partai yang sedang terpuruk namun mempertahankan loyalitas kepada Nixon. Bush juga membujuk Nixon untuk mengundurkan diri setelah Kongres AS secara jelas akan memakzulkan Nixon dalam waktu dekat. Ia memegang posisi ini hingga 1974. Dubes AS ke Republik Rakyat Tiongkok (1974-1976) Presiden Gerald Ford mengangkat Bush sebagai Ketua Kantor Penghubung ke Republik Rakyat Tiongkok di Beijing pada tahun 1974. Saat itu, Amerika Serikat masih berhubungan dengan Republik Tiongkok di Taiwan dan bukan kepada Republik Rakyat Tiongkok sehingga membuat Bush tidak mengemban pangkat resmi sebagai "Duta Besar". Selama masa jabatannya di RRT, Bush telah dinilai sebagai orang yang berperan penting dalam peningkatan hubungan AS-RRT. Pada tahun yang sama, Presiden Ford mencari nama-nama yang memungkinkan untuk menjadi Wakil Presiden Amerika Serikat yang saat itu sedang kosong karena aksesi Ford ke posisi Presiden setelah Nixon mengundurkan diri pada 8 Agustus 1974 dan efektif di 9 Agustus 1974. Ford akhirnya mempersempit nama-nama calon yaitu mantan Gubernur New York, Nelson Rockefeller dan Bush. Bagaimanapun, Kepala Staf Gedung Putih saat itu, Donald Rumsfeld lebih menyukai Rockefeller ketimbang Bush dan akhirnya Rockefeller menjadi Wakil Presiden berikutnya. Bush juga kehilangan kesempatan sekali lagi selama Konvensi Nasional Partai Republik di mana Ford yang awalnya ingin memilih Bush sebagai pasangan berjalannya akhirnya memilih Senator Bob Dole meskipun pada akhirnya Ford-Dole dikalahkan pada Pemilihan Presiden Amerika Serikat tahun 1976 oleh kandidat Demokrat yaitu Jimmy Carter dan Walter Mondale. Direktur CIA Pada tahun 1976, Ford membawa Bush kembali ke Washington dan menjabat sebagai Direktur Central Intelligence Agency atau DCI. Selama masa jabatannya sebagai DCI pada tahun 1976-1977, Bush telah menghadapi berbagai isu tentang kegiatan ilegal CIA yang diselidiki oleh Senat AS melalui Komite Church. Di posisinya sebagai DCI, Bush membantu komite untuk melakukan pembersihan pada badan-badan CIA. Bush juga melakukan briefing pada calon Presiden dan juga Presiden terpilih, Jimmy Carter tentang situasi di CIA. Jabatan Lain Setelah pemerintahan Demokrat mengambil alih pemerintahan, Bush bekerja sebagai Ketua di Executive Committee of the First International Bank di Houston. Bush juga mengajar paruh waktu di Rice University untuk sekolah bisnis pada tahun 1978. Selama tahun 1977-1979, ia adalah salah satu Direkur di Kantor Dewan Hubungan Luar Negeri. Wakil Presiden (1981-1989)Pada tahun 1980, Bush mencalonkan diri sebagai kandidat Partai Republik untuk posisi sebagai Presiden AS. Bush berhadapan dengan calon-calon Republikan lainnya untuk memenangkan nominasi Partai Republik. Bagaimanapun, Bush kurang populer dibandingkan dengan kandidat terdepan saat itu, mantan aktor dan mantan Gubernur California, Ronald Reagan dan akhirnya memutuskan untuk keluar dari pemilihan-pemilihan selanjutnya. Reagan memenangkan Pemilihan Pendahuluan (Primary) dan memilih Bush sebagai pasangannya dalam pemilihan umum. Keduanya akhirnya memenangkan Pemilihan Presiden Amerika Serikat tahun 1980 mengalahkan Jimmy Carter. Bush dilantik sebagai Wakil Presiden Amerika Serikat ke 43 pada tanggal 20 Januari 1981 bersama dengan pelantikan Reagan sebagai Presiden. Wakil Presiden Bush menjaga otoritasnya sebagai wapres dengan menghindari mengkritik Reagan dengan cara apapun. Bush dan istrinya pindah ke kediaman resmi Wakil Presiden, Number One Observatory Circle dan menghadiri acara-acara seremonialnya seperti pemakaman kenegaraan, bertemu pemimpin asing mewakili Presiden, dan menjabat sebagai Presiden Senat. Sebagai Wakil Presiden yang juga merangkap sebagai Presiden Senat, Bush menjalankan tugasnya di Kongres dengan memimpin debat di Senat AS dan secara rutin memberikan informasi kepada Presiden tentang kejadian di Capitol Hill. Saat Reagan tertembak pada tahun 1981, Bush saat itu sedang berada di Texas. Bush langsung sampai di Washington dan mengambil alih sementara tugas Presiden hingga Reagan sembuh. Para stafnya menyarankan agar Bush segera terbang dengan helikopter Kepresidenan untuk langsung ke Gedung Putih. Bush menolak ide itu dengan berkata "Hanya Presiden yang berhak mendarat di South Lawn". Hal ini kecil namun sangat berarti bagi Reagan. Keduanya akrab sejak saat itu dan akhirnya menikmati pertemanan mereka terutama dengan makan siang bersama tiap hari. Selama kunjungan Bush ke El Salvador pada bulan Desember 1983 untuk memperingati para pemimpin militer untuk menghentikan pasukan maut, para pembantu Bush khawatir akan keselamatan Wakil Presiden setelah menemukan noda darah di Istana Presiden El Salvador. Bush terpilih kembali sebagai Wakil Presiden pada tahun 1984 dan dilantik pada Januari 1985 serta menjabat hingga masa jabatannya sebagai Wakil Presiden berakhir di 1989. Kampanye Presiden 1988Bush telah merencanakan sedini mungkin untuk menjadi Presiden AS. Pada akhir 1985, sebuah komite telah dibentuk untuk mendukung Bush untuk berkampanye untuk kursi Kepresidenan dalam Pemilihan Presiden 1988. Bush menyatakan akan mencalonkan diri untuk Pemilihan Pendahuluan Partai Republik pada bulan Oktober 1987. Lawannya dalam Pemilihan Pendahuluan adalah Senator Bob Dole, Anggota Kongres Jack Kemp, mantan Gubernur Delaware, Pete DuPont dan penulis konservatif, Pat Robertson. Bush dengan mudah memenangkan pemilihan pendahuluan ini dan menjadi calon presiden mewakili Republik untuk Pemilihan Presiden. Ia didampingi oleh Senator Dan Quayle yang menjadi kandidat Wakil Presiden. Bush melawan kandidat Demokrat, Gubernur Massachusetts, Michael Dukakis. Bush jelas lebih unggul dari Dukakis. Bush mengkritik Dukakis sebagai orang yang lemah dalam hukum terutama karena Dukakis selalu menentang hukuman mati selama menjadi gubernur yang menggambarkan Dukakis lemah sementara Bush menjadi orang yang tegas akan hukum dan ketertiban. Bush juga mengkritik Dukakis yang dianggap lemah pada kebijakan pertahanan nasional. Dukakis berusaha membuang citra ini dan berfoto sedang mengenakan pakaian militer dan berdiri di atas tank. Foto seperti ini telah digunakan oleh Perdana Menteri Inggris, Margaret Thatcher selama kampanye Thatcher untuk pemilu di Inggris tahun 1987 dan sukses membawakan hasil memuaskan. Tetapi hal ini tidak terjadi pada Dukakis karena ia saat itu dianggap hanya bermain-main dan Bush dengan mudah menyerang Dukakis membuat popularitas Bush meningkat. Kampanye Bush yang paling populer adalah ketika ia mengatakan "Read My Lips, No New Taxes" (Baca bibir saya, tidak ada pajak baru!) membuat Bush akhirnya terpilih mengalahkan Dukakis. Kepresidenan (1989-1993)EkonomiPada awal masa jabatannya, Bush menghadapi persoalan ekonomi di mana negara itu sedang mengalami defisit hingga mencapai US$ 220 Miliar di awal 1990an, lebih besar dari tahun 1980 meningkat tiga kali lebih besar. Hal ini disebabkan karena pemupukan militer yang dilakukan oleh pemerintahan Reagan. Bush percaya bahwa satu-satunya cara untuk menurunkan defisit adalah dengan memotong pengeluaran pemerintah sedangkan oposisi Demokrat di Kongres yakin bahwa cara lain adalah dengan menaikan pajak. Bush mengalami dilema saat itu karena ia yakin bahwa dengan defisit yang besar, AS akan kehilangan kepemimpinannya di mata dunia. Di tengah perjuangan dengan oposisi mayoritas di Kongres, Bush berhadapan dengan tuntutan untuk meningkatkan pajak pendapatan di mana sebelumnya selama kampanye ia berjanji tidak akan ada pajak baru. Di tengah tuntutan keras, Bush akhirnya menyerah pada masalah ini dan pajak ditingkatkan. Hal ini membawa kekecewaan bagi anggota Partai Republik dan masyarakat AS yang merasa dikhianati oleh Bush selama janji kampanyenya yang menyebabkan penurunan popularitas. Ekonomi mengalami resesi ringan selama enam saat memasuki tahun 1991. Pada tahun akhirnya di kantor, Bush telah diberi tahu oleh para penasehat ekonominya untuk menghentikan upaya ekonomi karena upaya-upaya sebelumnya sudah cukup untuk mengamankan pemilihannya kembali di 1992. Pada tahun 1992, tingkat bunga dan inflasi berada di tingkat terendah selama beberapa tahun namun penangguran meningkat menjadi 7,8%, tertinggi sejak tahun 1984. Biro Sensus melaporkan bahwa pada bulan September 1992, 14% orang Amerika hidup dalam kemiskinan. Pada konfrensi pers tahun 1990, Bush mengatakan pada pers bahwa ia telah menemukan kebijakan luar negeri lebih menyenangkan. Kebijakan Luar NegeriPanamaPada tahun 1980an, pemimpin Panama, Manuel Noriega, pemimpin yang didukung oleh AS yang kemudian dituduh telah melakukan mata-mata kepada AS untuk Fidel Castro dalam rangka melakukan lalu lintas obat. Rencana untuk menyingkirkan Noriega telah ada selama pemerintahan Reagan. Reagan mengirimkan 2 ribu tentara AS ke Panama dan memberlakukan sanksi ekonomi. Sanksi ini cukup berat karena melarang perusahaan AS untuk bekerja sama dengan Panama dan membekukan dana negara itu sebesar US$ 56 Juta namun Noriega belum juga turun dari kekuasaan. Tidak seperti Reagan, Bush berhasil melengserkan Noriega dari kekuasaan namun tidak berhasil membentuk rencana pasca invasi untuk membuat pemerintahan demokratis. Pada bulan Mei 1989, Panama mengadakan pemilu demokratis pertama di mana Guillermo Endara terpilih sebagai Presiden namun hasil pemilu dibatalkan oleh Noriega. Sebagai tanggapan, Bush mengirim 2 ribu pasukan tambahan dan mencabut Duta Besar di sana. Bush juga mengirim 24 ribu pasukan lagi untuk berjaga-jaga dalam menghadapi inflasi. Bagaimanapun, posisi lemah Noriega di negaranya sendiri membuat ia akhirnya diturunkan. Pada tahun 1992, Bush dan Ibu Negara Barbara Bush berkunjung ke Panama untuk mendukung pemerintahan demokratis pertama di sana. Uni SovietPada tahun 1989, tepat setelah runtuhnya Tembok Berlin, Bush bertemu dengan Sekretaris Jenderal Partai Komunis Uni Soviet, Mikhail Gorbachev. Bush mengadakan pembicaraan intensif dengan Gorbachev saat itu. Pembicaraan pada saat itu tidak menghasilkan kesepakatan namun keduanya setuju untuk membangun relasi antara kedua negara. Pada tahun 1991, Bush dan Gorbachev menandatangani perjanjian START I (Strategic Arms Reduction Treaty). Perjanjian berisi pengurangan senjata nuklir AS dan Soviet sebanyak 35% dalam tujuh tahun dan Uni Soviet akan mengurangi rudal sebanyak 50%. Bush mengatakan bahwa START adalah gerbang dan awal untuk mengakhiri ketidakpercayaan antara kedua negara. Ketika Uni Soviet runtuh, Bush menyatakan kemitraan strategis antara AS dan Federasi Russia. Perang TelukTanggal 1 Agustus 1990, pasukan Irak di bawah Saddam Hussein memulai invasi ke negara tetangganya yang kaya akan minyak, Kuwait. Bush mengutuk serangan itu dan akhirnya mengirim Menteri Pertahanan Dick Cheney untuk bertemu dengan Raja Fahd. Fahd meminta bantuan militer AS karena khawatir akan terjadi invasi di seluruh negaranya. Bush setuju dan mengirimkan bantuan berupa angkatan darat dan udara. Pemerintah Irak telah berupaya melakukan negosiasi seperti membuat perjanjian di mana Irak hanya akan menguasai setengah dari Kuwait saja namun Bush menolak usulan ini dan memerintahkan agar pasukan Irak segera keluar dari Kuwait. Bush didukung oleh koalisi militer Barat dan Eropa. Dengan mandat Dewan Keamanan PBB, Kongres AS memberikan kekuasaan pada Bush untuk menjaga agar Kuwait tetap dikontrol oleh pemerintah Kuwait dan menjaga kepentingan AS di luar negeri. Pada pagi hari tanggal 17 Januari 1991, pasukan darat melancarkan serangan darat dengan 4 ribu bom hingga tanggal 24 Febuari di mana invasi darat dimulai. Pasukan koalisi berhasil menembus ke perbatasan Irak dan mencegat pasukan Irak mundur. 100 jam kemudian, Bush memerintahkan untuk menghentikan serangan dan meninggalkan Saddam Hussein tetap berkuasa. Keputusan ini telah menjadi kontroversial namun Bush mengatakan bahwa keputusannya tidak melanjutkan serangan adalah karena ia tidak ingin ada kerugian manusia dan politik yang tidak terhitung. Pemilihan Presiden 1992Bush menyatakan akan mencalonkan diri kembali untuk masa jabatan kedua sebagai Presiden. Bush dengan mudah memenangkan nominasi dari Partai Republik dan melawan kandidat Demokrat, Bill Clinton. Popularitas Bush selama Perang Teluk menjadi tiada duanya namun popularitasnya jatuh karena melanggar janjinya tentang peningkatan pajak. Bush akhirnya dikalahkan dalam pemilihan tahun itu oleh Clinton. Pasca KepresidenanBush pensiun sebagai politikus namun masih aktif menjadi pembicara-pembicara publik. Pada tahun 1994, ia menyaksikan putranya, George W. Bush terpilih sebagai Gubernur Texas dan akhirnya terpilih ke posisi sebagai Presiden Amerika Serikat pada tahun 2000 dan dilantik pada tahun 2001, ini adalah pertama kalinya seorang ayah dan anak pernah menjadi Presiden AS sejak John Adams(menjabat tahun 1797-1801) dan putranya John Quincy Adams yang menjadi Presiden pada tahun 1825-1829.Ia juga melihat putranya, Jeb menjadi Gubernur Florida pada tahun 1998 terutama saat Jeb Bush meletakkan jabatan pada tahun 2007, Bush memuji anaknya karena telah bekerja dengan baik sebagai gubernur. Sejak putranya, George W. Bush menjadi presiden, Bush telah sering dijuluki sebagai Bush Sr, Bush 41, dll untuk membedakan ayah dan anak. Pada tahun 2011, Bush dianugrahi penghargaan Presidential Medal of Freedom oleh Presiden Barack Obama. Buku
KesehatanPada 24 Februari 2000, Bush berdiri di resepsi selama 90 menit ketika dia merasa pusing. Dia dirawat di rumah sakit dengan detak jantung yang tidak teratur. Ketika Bush dibebaskan tiga hari kemudian, para dokter mengatakan bahwa dia telah menahan ketidakteraturan dalam detak jantungnya. Pada tanggal 11 Maret 2007, Bush pingsan di lapangan golf dan dirawat di Eisenhower Medical Center di Rancho Mirage, tetapi dibebaskan keesokan paginya. Bush menderita parkinsonisme vaskular, suatu bentuk penyakit Parkinson yang memaksanya menggunakan skuter atau kursi roda bermotor setidaknya sejak 2012. Pada Juli 2015, Bush menderita cedera leher yang parah. Pada usia 91 pada bulan Oktober tahun itu, ia mengenakan penyangga leher dalam keterlibatan publik pertamanya sejak kecelakaan ketika ia melemparkan nada pertama upacara untuk Houston Astros di Minute Maid Park. Bush mengirim surat kepada presiden terpilih Donald Trump pada Januari 2017 untuk memberitahukan kepadanya bahwa karena kesehatannya yang buruk, dia tidak akan dapat menghadiri pelantikan Trump pada 20 Januari; dia memberinya harapan terbaiknya. Pada 18 Januari, dia dirawat di unit perawatan intensif di Houston Methodist Hospital, di mana dia dibius untuk prosedur untuk mengobati masalah pernapasan akut yang berasal dari pneumonia. Tiga bulan kemudian, dia mengalami kekambuhan pneumonia dan dirawat di rumah sakit. Pada 22 April 2018, satu hari setelah pemakaman istrinya, mantan presiden pun dirawat di rumah sakit dengan infeksi darah. Infeksi menyebabkan sepsis. Kematian dan pemakamanGeorge H. W. Bush meninggal dunia pada 30 November 2018, diusia 94 tahun, 171 hari,[1] di rumahnya di Houston.[2] Pada saat kematiannya, dia adalah presiden AS yang paling lama hidup,[3] perbedaan sekarang dipegang (sejak 22 Maret 2019) oleh Jimmy Carter.[4] Dia juga wakil presiden tertua ketiga.[nb 1] Bush disemayamkan di Gedung Capitol dari tanggal 3 Desember hingga 5 Desember; dia adalah presiden ke-12 A.S. yang diberi kehormatan ini.[6][7] Kemudian, pada tanggal 5 Desember, peti jenazah Bush dipindahkan dari rotunda Capitol ke Katedral Nasional Washington di mana pemakaman kenegaraan diadakan.[8] Mantan presiden George W. Bush memuji ayahnya dengan mengatakan,
Mantan Perdana Menteri Kanada Brian Mulroney (1984–1993) berkata,
Sejarawan kepresidenan Jon Meacham juga memberikan pidato untuk mantan presiden tempat ia menyatakan, "George Herbert Walker Bush, yang selamat dari kejatuhan berapi itu ke perairan Pasifik tiga perempat abad yang lalu, sehingga ia dapat membuat hidup kita dan kehidupan bangsa-bangsa lebih bebas, lebih baik, lebih hangat, dan lebih mulia."[9] Setelah itu, peti jenazah Bush diterbangkan kembali ke Houston dan kemudian dibawa menuju St. Martin's Episcopal Church di mana kebaktian kedua diadakan pada 6 Desember.[10] Setelah ini, petinya dibawa oleh kereta api ke Perpustakaan Kepresidenan George H.W. Bush di College Station, Texas tempat ia dimakamkan di sebelah istrinya, Barbara dan putrinya Robin.[11] PenghormatanPresiden Obama merilis pernyataan panjang, sebagian berbunyi: "Amerika telah kehilangan seorang patriot dan hamba yang rendah hati di George Herbert Walker Bush. Sementara hati kita hari ini berat, mereka juga dipenuhi rasa syukur. Pikiran kita bersama seluruh keluarga Bush malam ini - dan semua yang terinspirasi oleh teladan George dan Barbara."[12] Ibu Negara Michelle Obama membatalkan tur bukunya, dengan mengatakan di Twitter, "Saya berharap para pembaca dan pemegang tiket akan memahami keputusan saya mengenai keinginan saya untuk menghadiri pemakaman Presiden Bush, dan bergabung dengan saya dalam memberikan penghormatan kepadanya dan kontribusinya yang luar biasa bagi dunia kita."[13] Presiden Clinton, dalam sebuah pernyataan menggambarkan catatan panjang pelayanan Bush di militer, Kongres, CIA dan sebagai presiden, di mana dia bertugas dari 1989 hingga 1993. "Dia tidak pernah berhenti melayani," kata Clinton. "Saya sangat berterima kasih atas setiap menit yang saya habiskan bersama Presiden Bush dan akan selalu memegang persahabatan kami sebagai salah satu hadiah terbesar dalam hidup saya."[14] Menteri Hillary Clinton mentweet; "George HW Bush adalah ayah & kakek tercinta, pahlawan perang, pelayan publik, & tindakan kelas. Dalam pengalaman saya dengannya, saya selalu menghargai keinginannya untuk mendengarkan, melihat bukti & meminta ide, bahkan dari orang-orang dengan keyakinan berbeda. Hatiku menyentuh seluruh keluarga Bush".[15] Presiden Carter mengatakan pemerintahan Bush "ditandai oleh rahmat, kesopanan dan kesadaran sosial." Demokrat menambahkan bahwa melalui inisiatif Points of Light yang didirikan Bush, yang mempromosikan kesukarelaan, ia merangkul "semangat relawan Amerika yang unik dan dukungan bipartisan."[14] Ratu Elizabeth II merilis pernyataan panjang yang mengatakan sebagian, "Itu dengan kesedihan bahwa saya mengetahui kematian Presiden George HW Bush tadi malam. Pangeran Philip dan saya ingat hari-hari kami di Texas pada tahun 1991 dengan kesukaan besar. Pikiran dan doa saya adalah dengan Presiden Bush. keluarga dan rakyat Amerika."[16] Kaselir Jerman Angela Merkel disebut Bush - yang adalah presiden A.S. selama runtuhnya Tembok Berlin 1989 - "salah satu bapak reunifikasi Jerman, dan kita tidak akan pernah lupa bahwa."[14] Colin Powell dalam sebuah wawancara dengan NPR, yang menjabat sebagai ketua Kepala Staf Gabungan di bawah Bush, menyebut mantan presiden itu "presiden paling memenuhi syarat untuk mengambil alih jabatan itu dalam sejarah kita.."[14] Ellen DeGeneres mentweet, "Saya tidak akan pernah melupakan George H.W. Bush dan Presiden Clinton menemui saya di kota lama saya di New Orleans untuk menunjukkan dukungan dan mengumpulkan uang setelah Badai Katrina. Saya mengirim cintaku ke keluarganya malam ini."[16] Di Kennedy Center Honors 2018, tuan rumah Gloria Estefan menghentikan pertunjukan untuk mengakui kepergian George H.W. Bush. Dia juga berbagi kisah pribadi di mana dia membagikan kebaikannya kepadanya dan putranya. Dia mencatat bahwa Bush adalah "pria luar biasa yang mengabdikan hidupnya untuk pelayanan dan yang dengan ramah menghadiri acara ini berkali-kali selama masa pemerintahannya". Seluruh teater bertepuk tangan dan dalam penghormatan kepada Bush memberinya tepuk tangan meriah.[17] Dalam Saturday Night Live, selama segmen Weekend Update, Colin Jost dan Michael Che memberikan penghormatan kepada almarhum presiden yang mengatakan, "Presiden Bush terkenal dengan pria yang hangat dan ramah yang selalu memahami kekuatan untuk bisa menertawakan diri sendiri" , sebelum memotong ke paket klip peniruan legendaris dan ikonik Dana Carvey dari Presiden.[18] Menyusul kematian Bush Sr, Carvey mengeluarkan pernyataan yang mengingat Presiden mengatakan, "Merupakan suatu kehormatan dan hak istimewa untuk mengenal dan menghabiskan waktu bersama George H.W. Bush selama lebih dari 25 tahun. Ketika saya memikirkan saat-saat itu yang paling saya ingat adalah betapa sulitnya kita melakukannya. tertawa, aku akan merindukan temanku."[19] Dalam The Late Show with Stephen Colbert, Colbert menghormati "presiden terakhir dari generasi terhebat" dengan mengatakan, "Presiden ke-41 dikenal karena kebaikan hati dan rasa hormat yang ditunjukkannya kepada bahkan lawan-lawan politiknya ... kita mungkin tidak akan pernah melihat yang seperti itu lagi"[20] Kemudian Colbert bertanya Sen. Bernie Sanders, yang berada di acara itu tentang meninggalnya Bush Sr., yang dijawab Sanders, "Tentu saja saya tidak setuju dengannya, tetapi dia adalah orang yang jujur, dia orang yang baik, dia sangat mencintai negaranya, kami berharap bahwa kita bisa memiliki presiden yang jujur kembali di Gedung Putih"[21] Lihat pula
Catatan
Referensi
|