Didirikan di Barmen pada tahun 1863 sebagai sebuah pabrik bahan pewarna, produk pertama dan paling terkenal dari Bayer adalah aspirin. Pada tahun 1898, Bayer mendaftarkan nama heroin sebagai merek dagang untuk obat diasetilmorfin buatannya, lalu memasarkannya sebagai pereda batuk dan pengganti non-adiktif dari morfin hingga tahun 1910. Bayer juga memperkenalkan fenobarbital; prontosil, antibiotik pertama yang digunakan secara luas dan berhasil mendapat Hadiah Nobel di bidang Obat pada tahun 1939; antibiotik Cipro (siprofloksasin); dan pil pengaturan kelahiran Yaz (drospirenon).
Pada tahun 1925, Bayer menjadi salah satu dari enam perusahaan kimia yang digabung untuk membentuk IG Farben,[5] perusahaan farmasi dan alat kesehatan terbesar di dunia. Dewan Kendali Sekutu menyita IG Farben pasca Perang Dunia II,[a][7] karena perannya dalam upaya perang Nazi dan keterlibatannya dalam Holocaust, yang meliputi penggunaan tenaga kerja paksa dari kamp konsentrasi dan pembelian manusia untuk keperluan pengujian medis berbahaya. Pada tahun 1951, IG Farben dikembalikan ke bentuk semula, yakni dipecah menjadi enam perusahaan, dan kemudian dipecah lagi menjadi tiga perusahaan, yakni BASF, Bayer, dan Hoechst.[6][8]
Bayer memainkan peran penting dalam Wirtschaftswunder di Jerman Barat pasca perang, sehingga segera dapat kembali menjadi perusahaan farmasi dan kimia terbesar di dunia. Pada tahun 2006, perusahaan ini mengakuisisi Schering. Pada tahun 2014, perusahaan ini mengakuisisi bisnis ritel milik Merck & Co., dengan merek seperti Claritin, Coppertone, dan Dr. Scholl's. Pada tahun 2018, Bayer mengakuisisi Monsanto dengan harga $63 milyar.[9] Bayer CropScience mengembangkan tanaman transgenik dan pestisida.
Awal mula
Pendirian
Bayer AG didirikan sebagai sebuah pabrik bahan pewarna pada tahun 1863 di Barmen (kemudian menjadi bagian dari Wuppertal), Jerman, oleh Friedrich Bayer dan mitranya, Johann Friedrich Weskott, seorang ahli pewarna.[10] Friedrich Bayer bertanggung jawab melakukan kegiatan komersial. Fuhsin dan anilin awalnya menjadi produk paling penting dari perusahaan ini.[butuh rujukan]
Kantor pusat dan sebagian besar pabrik Bayer kemudian dipindah dari Barmen ke lahan yang lebih luas di Elberfeld pada tahun 1866. Friedrich Bayer (1851–1920), anak dari pendiri Bayer, adalah seorang ahli kimia dan kemudian bergabung ke perusahaan ini pada tahun 1873. Setelah Friedrich Bayer meninggal pada tahun 1880, perusahaan ini didaftarkan sebagai sebuah badan hukum dengan nama Farbenfabriken vorm. Friedr. Bayern & Co, atau juga dikenal sebagai Elberfelder Farbenfabriken.[butuh rujukan]
Perusahaan ini kemudian pindah dari Elberfeld ke Wiesdorf di Rhein dan menempati lahan milik produsen alizarin, Leverkus and Sons. Sebuah kota baru bernama Leverkusen pun didirikan di sana pada tahun 1930 dan menjadi lokasi kantor pusat Bayer AG hingga saat ini. Logo perusahaan ini, yakni palang Bayer, diperkenalkan pada tahun 1904, dan menampilkan dua kata BAYER yang ditulis secara vertikal dan horizontal, dengan berbagi satu huruf Y dan dikelilingi oleh lingkaran.[11] Versi terang dari logo tersebut pun menjadi salah satu ikon di Leverkusen.[12]
Aspirin
Produk besar pertama dari Bayer adalah asam asetilsalisilat—yang pertama kali dideskripsikan oleh ahli kimia asal Prancis, Charles Frederic Gerhardt pada tahun 1853[13]—sebagai hasil modifikasi dari asam salisilat atau salisin, sebuah ramuan tradisional yang ditemukan di pepagan dari tanaman dedalu.[14][15] Pada tahun 1899, merek dagang Aspirin telah didaftarkan di seluruh dunia sebagai merek untuk produk asam asetilsalisilat buatan Bayer, namun status merek dagang tersebut dicabut di Amerika Serikat, Prancis, dan Britania Raya setelah penyitaan aset dan merek dagang milik Bayer di Amerika Serikat selama Perang Dunia I oleh Amerika Serikat, serta karena penggunaan kata aspirin yang telah meluas.[16]
Kata aspirin tetap digunakan di Amerika Serikat, Britania Raya, dan Prancis untuk menyebut produk asam asetilsalisilat, namun tidak hanya untuk buatan Bayer.[16] Walaupun begitu, aspirin masih merupakan merek dagang milik Bayer di lebih dari 80 negara, termasuk Kanada, Meksiko, Jerman, dan Swiss. Hingga tahun 2011, diperkirakan 40.000 ton aspirin diproduksi setiap tahunnya dan 10–20 milyar tablet aspirin dikonsumsi di Amerika Serikat sebagai pencegahan gangguan kardiovaskular.[17] Aspirin termasuk dalam Daftar Obat Esensial Organisasi Kesehatan Dunia, yang berisikan hasil modifikasi paling penting yang dibutuhkan dalam sebuah sistem kesehatan dasar.[18]
Ada sebuah kontroversi mengenai peran ilmuwan Bayer dalam pengembangan aspirin. Arthur Eichengrün, seorang ahli kimia Bayer, mengatakan bahwa ialah yang pertama kali menemukan formula aspirin yang tidak menyebabkan efek samping berupa mual dan mulas. Ia juga mengatakan bahwa ialah yang menciptakan nama aspirin dan merupakan orang pertama yang menggunakan formula baru untuk diuji keselamatan dan efikasinya. Bayer menyatakan bahwa aspirin ditemukan oleh Felix Hoffmann untuk membantu ayahnya yang mengidap artritis.[19] Sejumlah sumber pun mendukung klaim Arthur Eichengrün.[20][21] Sebagian besar sejarawan menyebut aspirin diciptakan oleh Hoffmann dan Eichengrün.[15][21]
Referensi
Catatan
^Peter Hayes (Cambridge University Press, 2001): "[O]ne of the first acts of the American occupation authorities in 1945 was to seize the enterprise as punishment for 'knowingly and prominently ... building up and maintaining German war potential'. Two years later, twenty-three of the firm's principal officers went on trial ... By the time John McCloy, the American high commissioner [for Germany], pardoned the last of them in 1951, IG Farben scarcely existed. Its holdings in the German Democratic Republic had been nationalized; those in the Federal Republic had been divided into six, later chiefly three, separate corporations: BASF, Bayer, and Hoechst."[6]
^"Law No. 9"(PDF). Allied Control Council. Diarsipkan dari versi asli(PDF) tanggal 22 September 2018.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"Felix Hoffmann ist der "Vater" des Aspirin" (Siaran pers). Bayer AG, courtesy of LaHave Media Services Limited. September 1999. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 September 2007.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
Bangen, Hans (1992). Geschichte der medikamentösen Therapie der Schizophrenie. Berlin: VWB-Verlag. ISBN3-927408-82-4.
Dickerman, Michael (2017). "Monowitz". Dalam Bartrop, Paul R.; Dickerman, Michael. The Holocaust: An Encyclopedia and Document Collection. Volume 1. Santa Barbara: ABC-CLIO. hlm. 439–440.
Strzelecka, Irena (2000). "Experiments". Dalam Długoborski, Wacław; Piper, Franciszek. Auschwitz, 1940–1945. Central Issues in the History of the Camp. Volume 2: The Prisoners, their Life and Work. Oświęcim: Auschwitz-Birkenau State Museum.
Fernandez, Humberto; Libby, Therissa A. (2011). Heroin: Its History, Pharmacology & Treatment. Center City, MN: Hazelden Publishing.
Hayes, Peter (2001) [1987]. Industry and Ideology: IG Farben in the Nazi Era. Cambridge: Cambridge University Press.
Jacobs, Steven Leonard (2017). "I G Farben". Dalam Bartrop, Paul R.; Dickerman, Michael. The Holocaust: An Encyclopedia and Document Collection. Volume 1. Santa Barbara: ABC-CLIO. hlm. 312–314.
Jeffreys, Diarmuid (2009) [2008]. Hell's Cartel: IG Farben and the Making of Hitler's War Machine. London: Bloomsbury Publishing PLC.
Kumar, B. Rajesh (2012). Mega Mergers and Acquisitions: Case Studies from Key Industries. New York: Palgrave Macmillan. ISBN978-1137005908.
Lewis, Derek; Zitzlsperger, Ulrike (2016). "Bayer AG". Historical Dictionary of Contemporary Germany. Lanham, MA, and Plymouth: Rowman & Littlefield.
Tammen, Helmuth (1978). Die I.G. Farbenindustrie Aktiengesellschaft (1925–1933): Ein Chemiekonzern in der Weimarer Republik. Berlin: H. Tammen. ISBN3-88344-001-9.
Tenfelde, Klaus (2007). Stimmt die Chemie? : Mitbestimmung und Sozialpolitik in der Geschichte des Bayer-Konzerns. Essen: Klartext. ISBN978-3-89861-888-5