Monsanto
Monsanto Company (/mɒnˈsæntoʊ/) dulu adalah sebuah perusahaan agrokimia dan bioteknologi pertanian asal Amerika yang didirikan pada tahun 1901. Pada tahun 2018, perusahaan ini diakuisisi oleh Bayer untuk diintegrasikan ke divisi ilmu tanamannya. Perusahaan ini dulu berkantor pusat di Creve Coeur, Missouri. Monsanto mengembangkan Roundup, sebuah herbisida berbasis glifosat pada dekade 1970-an, dan menjadi produsen besar tanaman yang direkayasa genetika. Monsanto dulu adalah salah satu dari empat grup yang memperkenalkan gen ke dalam tanaman pada tahun 1983,[2] dan merupakan salah satu yang pertama untuk mengadakan uji lapang tanaman transgenik pada tahun 1987. Perusahaan ini dulu adalah salah satu dari sepuluh perusahaan kimia terbesar di Amerika Serikat, hingga sebagian besar bisnis kimianya didivestasi antara tahun 1997 dan 2002, melalui serangkaian penggabungan dan pemisahan, sehingga perusahaan ini menjadi fokus di bisnis bioteknologi. Monsanto dulu adalah salah satu perusahaan pertama yang menerapkan model bisnis industri bioteknologi ke pertanian, menggunakan teknik yang dikembangkan oleh perusahaan obat bioteknologi.[3] Dalam model bisnis tersebut, perusahaan berupaya mengganti biaya yang telah dikeluarkan untuk melakukan riset dan pengembangan dengan mengeksploitasi paten biologis.[4][5][6][7] Peran Monsanto dalam perubahan pertanian, produk bioteknologi, melobi instansi pemerintah, dan sejarahnya sebagai sebuah perusahaan kimia, pun menyebabkan sejumlah kontroversi. Perusahaan ini pernah memproduksi produk kontroversial seperti insektisida DDT, PCB, Agen Oranye, dan hormon pertumbuhan sapi rekombinan. Model pematenan bibit dari perusahaan ini pun dikritik sebagai pembajakan hayati dan ancaman terhadap keanekaragaman hayati[8][9] sebagai jenis asing invasif.[10] Pada bulan September 2016, Bayer mengumumkan niatnya untuk mengakuisisi Monsanto dengan harga US$66 milyar.[11] Setelah mendapat persetujuan dari regulator di Amerika Serikat dan Uni Eropa, akuisisi tersebut akhirnya selesai pada tanggal 7 Juni 2018. Nama Monsanto tidak lagi digunakan, namun merek-merek milik Monsanto tetap dipertahankan.[12][13][14] Perusahaan ini menempati peringkat ke-199 dalam daftar Fortune 500 tahun 2018.[15] Pada bulan Juni 2020, Bayer setuju untuk membayar sejumlah uang damai dalam tuntutan yang diajukan kepada produk Monsanto, seperti RoundUp, PCB, dan dicamba.[16] SejarahMonsanto "Pra-Pharmacia"
1901 - Perang Dunia IIPada tahun 1901, Monsanto didirikan di St. Louis, Missouri, sebagai sebuah perusahaan kimia.[18] Pendirinya adalah John Francis Queeny, seorang veteran muda di industri farmasi berusia 30 tahun. Ia mendirikan perusahaan ini dengan uangnya sendiri dan modal dari sebuah distributor minuman ringan. Ia menggunakan nama belakang istrinya, Olga Méndez Monsanto, sebagai nama perusahaan ini. Istrinya adalah keturunan keluarga Monsanto yang Sefardim.[19] Produk pertama perusahaan ini adalah aditif makanan komoditas, seperti pemanis buatan sakarin, kafein, dan vanillin.[20][21][22][23][24] Pada tahun 1919, Monsanto berekspansi ke Eropa melalui kemitraan dengan Graesser's Chemical Works di Cefn Mawr, Wales. Kemitraan tersebut memproduksi vanilin, aspirin, dan bahan mentahnya, asam salisilat, serta kemudian memproduksi bahan kimia untuk pemrosesan karet. Pada dekade 1920-an, Monsanto berekspansi ke bahan kimia industrial dasar, seperti asam sulfat dan PCB. Pada tahun 1928, anak Queeny, Edgar Monsanto Queeny mengambil alih perusahaan ini. Pada tahun 1926, perusahaan ini mendirikan dan mendaftarkan sebuah kota bernama Monsanto di Illinois (kini dikenal sebagai Sauget). Kota tersebut dibentuk untuk meminimalisir regulasi dan pajak yang dikenakan kepada pabrik milik Monsanto, karena pada saat itu, pemerintah kota memegang sebagian besar wewenang yang terkait dengan lingkungan. Kota Monsanto lalu diubah namanya menjadi Sauget untuk mengenang Leo Sauget, presiden pertama kota tersebut.[25] Pada tahun 1935, Monsanto membeli Swann Chemical Company asal Anniston, Alabama, sehingga resmi masuk ke bisnis produksi PCB.[26][27][28] Pada tahun 1936, Monsanto mengakuisisi Thomas & Hochwalt Laboratories asal Dayton, Ohio, untuk mengakuisisi keahlian Charles Allen Thomas dan Carroll A. Hochwalt. Laboratorium tersebut kemudian menjadi Departemen Riset Pusat Monsanto.[29] Thomas menghabiskan sebagian besar kariernya di Monsanto, dengan menjadi Presiden (1951–1960) dan Chairman (1960–1965). Ia akhirnya pensiun pada tahun 1970.[30] Pada tahun 1943, Thomas dipanggil untuk menghadiri rapat di Washington, D.C., dengan Leslie Groves, komandan Proyek Manhattan, dan James Conant, presiden Universitas Harvard dan chairman National Defense Research Committee (NDRC).[31] Keduanya mendesak Thomas untuk menjadi salah satu direktur dari Proyek Manhattan di Los Alamos bersama Robert Oppenheimer, namun Thomas enggan meninggalkan Dayton dan Monsanto.[31] Ia kemudian bergabung ke NDRC, dan Departemen Riset Pusat Monsanto pun mulai mengadakan riset yang terkait.[32] Untuk itu, Monsanto mengoperasikan Proyek Dayton, dan kemudian Mound Laboratories, serta membantu pengembangan senjata nuklir pertama.[31] Pasca Perang Dunia IIPada tahun 1946, Monsanto mengembangkan dan memasarkan deterjen cuci "All", yang kemudian dijual ke Lever Brothers pada tahun 1957.[33] Pada tahun 1947, pabrik stirena milik Monsanto hancur akibat Bencana Kota Texas.[34] Pada tahun 1949, Monsanto mengakuisisi American Viscose Corporation dari Courtaulds. Pada tahun 1954, Monsanto bermitra dengan Bayer asal Jerman untuk membentuk Mobay dan memasarkan poliuretan di Amerika Serikat.[35] Monsanto mulai memproduksi DDT pada tahun 1944, bersama sekitar 15 perusahaan lain. Insektisida tersebut penting untuk melawan nyamuk penyebar malaria. Karena toksisitasnya, DDT akhirnya dilarang di Amerika Serikat pada tahun 1972. Pada tahun 1977, Monsanto berhenti memproduksi PCB, dan Kongres pun melarang produksi PCB dua tahun kemudian.[36][37][38] 1960-an dan 1970-anPada pertengahan dekade 1960-an, William Standish Knowles dan timnya menciptakan cara untuk menyintesis enantiomer secara selektif melalui hidrogenasi asimetris. Cara tersebut merupakan metode pertama untuk produksi katalitik dari senyawa kiral murni.[39] Tim Knowles merancang "proses industrial pertama untuk menyintesis secara kiral sebuah senyawa penting"—L‑dopa, yang digunakan untuk mengobati penyakit Parkinson.[40] Pada tahun 2001, Knowles dan Ryōji Noyori pun mendapat Penghargaan Nobel Kimia. Pada pertengahan dekade 1960-an, ahli kimia di Monsanto mengembangkan proses Monsanto untuk membuat asam asetat, yang hingga tahun 2000 merupakan metode produksi yang paling banyak digunakan. Pada tahun 1964, ahli kimia Monsanto menciptakan AstroTurf (awalnya bernama ChemGrass).[41] Referensi
Bibliografi
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Monsanto Company. |