AnggunaAngguna merupakan jenis angkutan umum khas Kota Surabaya, yaitu sejenis taksi serbaguna tidak dalam trayek, yang beroperasi pada wilayah terbatas di Surabaya dan sekitarnya.[1][2] Kata angguna sendiri adalah kependekan dari angkutan serbaguna, yang berarti kendaraan bisa dimanfaatkan sebagai angkutan penumpang, angkutan barang, ataupun keduanya.[3] Angguna sudah beroperasi di kota ini sejak 13 April 1988 menggantikan operasional helicak yang mulai dibatasi oleh Pemkot Surabaya.[4] Tak seperti angkutan umum zaman sekarang, angguna memiliki bentuk yang unik. Angguna merupakan kendaraan bermotor berupa wagon Mitsubishi berwarna kuning yang dimodifikasi menjadi kendaraan kabin ganda, dengan menyisakan tuang bagasi dalam wujud bak terbuka menyerupai kendaraan pick up. Keunikan lainnya terletak pada penetapan tarifnya yang menggunakan sistem tawar menawar.[5] Namun keberadaan Angguna makin hari makin menyusut seolah tertelan oleh perkembangan zaman. Kini, angguna ditetapkan sebagai salah satu peninggalan sejarah, salah satunya dijadikan koleksi pajangan di Museum Surabaya, lantai satu Gedung Siola.[6] Jumlah unitEksistensi angguna di Kota Surabaya kini terus tergerus zaman. Diawal mulai beroperasinya sejak 1988, seratus unit angguna banyak dimanfaatkan masyarakat, terutama dengan tingkat ekonomi menengah kebawah. Dimasa gemilangnya pada tahun 1992, jumlah unit yang beroperasi mencapai 150 unit. Namun hingga tahun 2014, jumlahnya menyusut drastis hingga menjadi kurang dari sepuluh unit.[7] Berdasarkan data Dishub Surabaya tahun 2017, jumlah potensi angguna di kota ini mencapai 338 unit.[8] Nyatanya, jumlah angguna yang mengurus uji kir pada tahun 2017 hanya tujuh unit saja. Namun hanya empat dari tujuh unit lolos uji dan layak beroperasi.[9] Hingga tahun 2022, sulit sekali menjumpai unit angguna yang beroperasi di kota ini. Beberapa unit terkadang masih bisa dijumpai di tempat mangkal mereka seperti di Terminal Purabaya atau Ujung Baru. Keberadaannya sekarang tidak menjadi prioritas pilihan banyak masyarakat, salah satunya dikarenakan semakin beragamnya jenis moda transportasi umum lain.[10] GaleriReferensi
Pranala luar |