Kabupaten Situbondo

Kabupaten Situbondo
Panarukan
Transkripsi bahasa daerah
 • MaduraSitubânḍâ (Latèn)
سيتوبۤانڊۤا (Pèghu)
ꦯꦶꦠꦸꦨꦤ꧀ꦝ (Carakan)
 • JawaSitubåndhå (Gêdrig)
سيتوبانڎا (Pégon)
ꦱꦶꦠꦸꦧꦤ꧀ꦝ (Hånåcåråkå)
Dari kiri; ke kanan: Tradisi Petik Laut, Pantai Pasir Putih Situbondo, Pantai Bama, dan Kerbau di Taman Nasional Baluran
Lambang resmi Kabupaten Situbondo
Julukan: 
  • Kota Surga Burung
  • Afrikaan van Java

  • Bumi Sholawat Nariyah
  • East Side of Paradise
Motto: 
Memayu hayuning tirto
(Jawa) Usaha memelihara kelestarian sumber daya air[1]
(1969 Masehi)[2]
Peta
Peta
Kabupaten Situbondo di Jawa
Kabupaten Situbondo
Kabupaten Situbondo
Peta
Kabupaten Situbondo di Indonesia
Kabupaten Situbondo
Kabupaten Situbondo
Kabupaten Situbondo (Indonesia)
Koordinat: 7°43′00″S 114°03′00″E / 7.71667°S 114.05°E / -7.71667; 114.05
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Timur
Tanggal berdiri8 Agustus 1950
Dasar hukumPP No. 28/1972
Hari jadi15 Agustus 1818 (umur 206)
Ibu kotaSitubondo
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 17
  • Kelurahan: 4
  • Desa: 132
Pemerintahan
 • BupatiH. Karna Suswandi
 • Wakil BupatiHj. Khoirani
 • Sekretaris DaerahWawan Setiawan
 • Ketua DPRDEdy Wahyudi
Luas
 • Total1.638,50 km2 (632,63 sq mi)
Populasi
 • Total673.102
 • Kepadatan410/km2 (1,100/sq mi)
Demonim- Situbondoan (Indonesia)
- Situbândâ’ân (Madura)
- Situbåndhåan (Jawa)
Demografi
 • Agama
  • 99,05% Islam
  • 0,05% Buddha
  • 0,02% Hindu
  • 0,01% Lainnya[3]
 • BahasaIndonesia (resmi), Madura (dominan),
Jawa, Inggris, Arab,
Mandarin, dan lainnya
 • IPMKenaikan 70,65 (0.706)
Tinggi (2023)[4]
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode pos
Kode BPS
3512 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon+62 338
Pelat kendaraanP xxxx E*/F*/G*/H*/I*/J*
Kode Kemendagri35.12 Edit nilai pada Wikidata
Kode SNI 7657:2023SIT
APBDRp 1.749.683.318.801,-
DAURp 831.861.637.000,-
Semboyan daerahSitubondo Berjaya
"Berakhlak, Sejahtera,
Adil, dan Berdaya"
Flora resmiKarang menjangan
Fauna resmiKerapu tikus
Situs websitubondokab.go.id


Kabupaten Situbondo (Hanacaraka: ꦱꦶꦠꦸꦧꦤ꧀ꦢ, Pegon: سيتوباندا; pelafalan dalam bahasa Indonesia: [sitʊˈbɔndɔ]; sebelumnya Kabupaten Panarukan) adalah sebuah wilayah kabupaten di provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibu kota Situbondo berada di kecamatan adalah Situbondo.[5][6]

Kabupaten ini terletak di daerah pesisir utara pulau Jawa, di kawasan Tapal Kuda dan dikelilingi oleh perkebunan tebu, tembakau, hutan lindung Baluran dan lokasi usaha tambak udang dan perikanan. Dengan letaknya yang strategis, di tengah jalur transportasi darat Jawa-Bali, kegiatan perekonomian di kabupaten ini termasuk yang paling aktif di Jawa Timur, karena para sopir angkutan barang selalu singgah dan beristirahat di tempat-tempat yang ada di wilayah ini, terutama di wilayah wisata seperti Taman Nasional Baluran dan Pantai Pasir Putih. Situbondo mempunyai pelabuhan penumpang dan niaga bernama Pelabuhan Panarukan yang terkenal sebagai ujung timur dari Jalan Raya Pos Anyer-Panarukan di pulau Jawa yang dibangun oleh Daendels pada era kolonial Belanda. Mayoritas Penduduk di wilayah ini merupakan Suku Madura, dan selebihnya merupakan pendatang dari berbagai wilayah di Jawa Timur dan provinsi lain di Indonesia dan biasanya para pendatang tersebut bekerja sebagai pegawai pemerintah dan/atau wirausaha.

Etimologi

Terdapat 2 pendapat yang mengatakan tentang asal nama Situbondo:

  • Dari nama seorang pangeran asal Madura yang bernama Aryo Gajah Situbondo, yang makamnya ditemukan di wilayah kota.[6]
  • Berasal dari kata siti bondo, yang berarti tanah yang mengikat, untuk menegaskan bahwa daerah ini menarik setiap pendatang yang tiba untuk menetap di Situbondo.[6]

Sejarah

Pantai Pasir Putih pada tahun 1920-an.
Kediaman bupati Situbondo pada tahuh 1927–1929.

Konon, Situbondo pada zaman dahulu merupakan suatu situ atau danau besar. Pada zaman kejayaan kerajaan-kerajaan Jawa, Situbondo merupakan bagian dari konflik-konflik perebutan wilayah dan kekuasaan kerajaan Majapahit dengan kerajaan Blambangan, dan di daerah inilah diyakini perang Paregreg sebagai bagian dari kehancuran Majapahit terjadi.[7]

Penduduk Situbondo berasal dari beragam suku, mayoritas berasal dari Suku Jawa dan Suku Madura. Pada tahun 1950 sampai 1970-an, kehidupan perekonomian kebanyakan ditunjang oleh industri gula dengan adanya 6 perkebunan dan pabrik gula di sekelilingnya, yaitu di Asembagus, Panji, Olean, Wringin Anom, Demas, dan Prajekan. Dengan surutnya industri gula pada tahun 1980 dan 1990-an, kegiatan perekonomian bergeser ke arah usaha perikanan. Usaha pembibitan dan pembesaran udang menjadi tumpuan masyarakat.

Mangga manalagi, gadung, dan arumanis dari Situbondo sangat terkenal dan banyak dicari oleh penggemar buah. Sampai saat ini potensi ekonomi dari perkebunan mangga tersebut masih ditangani secara industri rumah tangga, belum dalam skala industri perkebunan.

Beberapa potensi kekayaan alam lainnya masih "menganggur". Ditengarai kandungan minyak bumi di Kabupaten Situbondo (sekitar Olean) cukup melimpah. Masyarakat Situbondo menunggu investor untuk datang dan mengeksplorasi kekayaan alam yang sampai sekarang "masih tersembunyi".

Masyarakat Jawa Timur banyak mengenal Situbondo dari pantai Pasir Putih, suatu tempat rekreasi pantai yang berjarak kurang lebih 23 km di sebelah barat Situbondo. Pasir Putih terkenal dengan pantainya yang landai dan berpasir putih. pada tahun 1960 hingga 1970-an masih banyak habitat laut yang bisa ditemukan dipantai ini. Kuda laut dan batu karang cantik berwarna warni banyak dijual di akuarium penjual ikan hias setempat, tetapi kini makhluk tersebut tidak dapat ditemui lagi.

Perubahan nama

Pada mulanya nama Kabupaten Situbondo adalah Kabupaten Panarukan dengan ibu kotanya yaitu Situbondo.[butuh rujukan] Ini terlihat pada penamaan Jalan Raya Pos Anyer‐Panarukan dan Pelabuhan Panarukan sebagai ujung timurnya yang ditetapkan oleh Herman Willem Daendels ketika memerintah pada masa Hindia Belanda.[8] Daendels sendiri menjabat sebagai Gubernur Hindia Belanda pada tahun 1808–1811 M. Pembangunan jalan dilakukan dengan kerja paksa di sepanjang pantai utara Pulau Jawa. Karena itu, Jalan Raya Pos juga dikenal dengan nama "Jalan Daendels".[butuh rujukan]

Nama Kabupaten Panarukan baru diubah menjadi Kabupaten Situbondo pada masa pemerintahan Achmad Tahir sebagai Bupati Panarukan pada tahun 1972. Ibu kota Kabupaten Situbondo ditetapkan di Kecamatan Situbondo berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1972 tentang Perubahan Nama dan Pemindahan Tempat Kedudukan Pemerintah Daerah.[butuh rujukan]

Kediaman Bupati Situbondo pada masa lalu belumlah berada di lingkungan Pendopo Kabupaten, tetapi masih menempati rumah pribadinya. Pada masa Pemerintahan Bupati Raden Aryo Poestoko Pranowo (± th 1900–1924), dia memperbaiki Pendopo Kabupaten sekaligus membangun Kediaman Bupati dan Paviliun Ajudan Bupati hingga sekarang ini, kemudian pada masa Pemerintahan Bupati Drs. H. Moh. Diaaman, Pemerintah Kabupaten Situbondo memperbaiki kembali Pendopo Kabupaten (± th 2002).[6]

Perekonomian

Pertumbuhan perekonomian merupakan suatu proses perubahan kondisi perekonomian yang berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik dari sebelumnya selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi mempunyai arti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi oleh masyarakat bertambah dan pada akhirnya menimbulkan kemakmuran masyarakat makin meningkat, sehingga dapat dikatakan bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi dari keberhasilan pembangunan ekonomi.

Situbondo memiliki potensi perekonomian yang baik terutama di bidang perikanan, pertanian, dan perkebunan. Kabupaten Situbondo memiliki potensi kelautan dan perikanan yang besar meliputi pembenihan, budidaya air payau, budidaya laut, dan air tawar, penangkapan ikan dan pengolahan hasil perikanan. Potensi daerah di bidang perikanan ditunjukkan dengan berdirinya hilirisasi produk udang di bawah naungan PT Panca Mitra Multiperdana, Tbk yang mengekspor udang hasil nelayan Situbondo ke Amerika Serikat, Jepang, Eropa dan berbagai negara lain di dunia.

Geografi

Kabupaten Situbondo mempunyai luas 1.638,50 km² atau 163.850 Ha serta mempunyai bentuk memanjang dari barat ke timur kurang lebih 150 km di pantai utara wilayah Tapal Kuda, Jawa Timur. Ibukota Situbondo terletak di Kecamatan Situbondo. Dari keseluruhan kecamatan yang ada, 13 diantaranya merupakan kecamatan wilayah pesisir. Kecamatan dengan wilayah tertinggi berada di Kecamatan Sumbermalang dengan ketinggian 100-1.223 mdpl, dan kecamatan yang memiliki luas terbesar dipegang oleh Kecamatan Banyuputih dengan luas 481,67 kilometer persegi. Kondisi iklim pada tahun 2019 terhitung curah hujan tertinggi pada bulan desember sebanyak 3.549 mili/meter dan hari hujan paling sering ada di bulan Januari dengan total 16 hari.[9] Secara astronomis, wilayah Kabupaten Situbondo terletak di posisi antara 7°35'–7°44' Lintang Selatan dan 113°30'–114°42' Bujur Timur.[10]

Pada mulanya nama Kabupaten Situbondo adalah Kabupaten Panarukan dengan ibukota Situbondo, sehingga pada masa pemerintahan Belanda oleh Gubernur Jendral Daendels (± tahun 1808-1811) yang membangun jalan dengan kerja paksa sepanjang pantai utara pulau Jawa dikenal dengan sebutan "Jalan Anyer - Panarukan" atau lebih dikenal dengan "Jalan Daendels",[11] kemudian seiring waktu berjalan barulah pada masa Pemerintahan Bupati Achmad Tahir (± tahun 1972) diubah menjadi Kabupaten Situbondo dengan ibukota Situbondo berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 28 tahun 1972 tentang Perubahan Nama dan Pemindahan Tempat Kedudukan Pemerintahan Daerah.[12][13]

Batas wilayah

Batas-batas wilayah Kabupaten Situbondo adalah sebagai berikut:

Utara Selat Madura
Timur Selat Bali
Selatan Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Banyuwangi
Barat Kabupaten Probolinggo

Topografi

Kabupaten Situbondo berada pada ketinggian 0 – 1.250 m di atas permukaan laut. Wilayah dengan rata-rata ketinggian ada pada wilayah selatan barat seperti Kecamatan Jatibanteng dan Sumbermalang. Sementara itu, di wilayah utara terdapat Kecamatan Bungatan yang wilayah tertingginya pada ketinggian 1250 mdpl. Keadaan tanah di wilayah kabupaten ini menurut teksturnya, pada umumnya tergolong sedang 96,26 %, tergolong halus 2,75 %, dan tergolong kasar 0,99 %. Drainase tanah tergolong tidak tergenang 99,42 %, kadang-kadang tergenang 0,05 % dan selalu tergenang 0,53 %. Jenis tanah daerah ini berjenis antara lain alluvial, Regosol, Gleysol, Renzine, Grumosol, Mediteran, Latosol, dan Andosol. Ditinjau dari pola penggunaan tanahnya, diketahui penggunaan tanah terbesar adalah untuk hutan yaitu seluas 73.407,5 Ha (44,80%), berikutnya adalah untuk sawah yaitu seluas 30.365,95 Ha (18,53%), diikuti dengan pertanian tanah kering seluas 27.962,13 Ha (17,07).

Secara umum Kabupaten Situbondo merupakan dataran rendah, dengan ketinggian 0-1.250 m di atas permukaan laut, dengan kemiringan antara 0º-45º, dan memiliki tanah kering yang tererosi seluas 42.804 Ha (26,12%). Sebagian luas tanah di Kabupaten Situbondo mempunyai drainase yang baik yaitu seluas 1.629,03 Km² (99,42%) tidak pernah tergenang, sedang sisanya seluas 0,78 km² (0,05%) kadang-kadang tergenang dan seluas 8,69 km² (0,53%) selalu tergenang.

Ditinjau dari potensi dan kondisi wilayahnya, Kabupaten Situbondo dapat dibagi menjadi 3 wilayah, yaitu: wilayah utara yang merupakan pantai dan laut yang sangat potensial untuk pengembangan komoditi perikanan, baik budi daya maupun penangkapan ikan; wilayah tengah yang bertopografi datar dan mempunyai potensi untuk pertanian;dan wilayah selatan yang bertopografi miring yang mempunyai potensi untuk tanaman perkebunan dan kehutanan.[14][15]

Iklim

Kabupaten Situbondo beriklim tropis basah dan kering (Aw) yang mempunyai dua musim, yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Musim kemarau di wilayah Kabupaten Situbondo biasanya berlangsung pada periode MeiNovember dengan puncaknya yakni periode JuliSeptember. Musim penghujan di wilayah Situbondo normalnya berlangsung pada periode bulan-bulan basah, yakni DesemberMaret dan pada saat musim penghujan, rata-rata curah hujan biasanya di atas 150 mm Air per bulan. Curah hujan tahunan di wilayah Kabupaten Situbondo berada angka 900–1300 mm per tahun dengan jumlah hari hujan kurang dari 120 hari hujan per tahun. Rata-rata suhu udara di wilayah Kabupaten Situbondo bervariasi yakni antara 21 °C–33 °C. Tingkat kelembapan nisbi wilayah ini adalah ±78%.

Data iklim Situbondo, Jawa Timur, Indonesia
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Tahun
Rata-rata tertinggi °C (°F) 31.1
(88)
31.2
(88.2)
31.3
(88.3)
31.7
(89.1)
31.6
(88.9)
31.5
(88.7)
31
(88)
31.9
(89.4)
33.1
(91.6)
33.6
(92.5)
33.2
(91.8)
32.1
(89.8)
31.94
(89.53)
Rata-rata harian °C (°F) 26
(79)
26
(79)
26.1
(79)
26.4
(79.5)
26.3
(79.3)
25.9
(78.6)
25.4
(77.7)
25.8
(78.4)
26.6
(79.9)
27.2
(81)
27.2
(81)
26.5
(79.7)
26.28
(79.34)
Rata-rata terendah °C (°F) 20.9
(69.6)
21
(70)
21
(70)
21.2
(70.2)
20.9
(69.6)
20.2
(68.4)
19.3
(66.7)
19.7
(67.5)
20.8
(69.4)
21.2
(70.2)
21.8
(71.2)
21.1
(70)
20.76
(69.4)
Presipitasi mm (inci) 301
(11.85)
293
(11.54)
203
(7.99)
120
(4.72)
49
(1.93)
27
(1.06)
15
(0.59)
3
(0.12)
5
(0.2)
20
(0.79)
77
(3.03)
219
(8.62)
1.332
(52,44)
Rata-rata hari hujan 13 13 10 6 3 2 1 0 0 1 4 10 63
% kelembapan 82 82 80 78 75 72 69 66 67 70 74 79 74.5
Rata-rata sinar matahari bulanan 162 170 195 233 286 281 298 302 300 294 261 186 2.968
Sumber #1: Climate-Data.org [16]
Sumber #2: BMKG[17] & Weatherbase [18]

Pemerintahan

Daftar Bupati

Berikut adalah Daftar Nama Bupati Situbondo dari masa ke masa.

No. Potret Bupati Awal Menjabat Akhir Menjabat Wakil Bupati Keterangan
Selama Periode Hindia Belanda dan Penjajahan Jepang
1
R.T.A. Soerdjadi Poetro
-
Tidak ada
2
R. Koesoemo Dipoetro
-
3
R.A. Poestoko Pronomo
-
4
R.A. Soedibjo Koesomo
-
Selama Periode Republik Indonesia (1945-sekarang)
5
R.P. Ach. Saleh Koesoemo Winoto
1947
1953
Tidak ada
6
R. Soebijakto Mangkoedihardjo
1953
1956
7
R. Soepangkat Prataningrat
1956
1963
8
Soodjanarso Adiwardojo
1963
1968
9
K. Achmad Tahir Hadisoeparto
1968
1973
Pada masa pemerintahannya, nama kabupaten diubah menjadi Situbondo[19][20]
10
Abdullah Dachnan, BA
1973
1978
11
H. Tassrip
1978
1984
12
H. Margono Samsidi
1984
1989
*
H. Arief Mulyadi, SH
1989
1989
13
H. Sudarjanto
1989
1994
1994
1999
14
Drs. H.M. Diaaman
2000
2005
15
Ismunarso
2005
2010
Suroso
16
H. Dadang Wigiarto, S.H.
6 September 2010
6 September 2015
Rachmad, S.H., M.Hum.
*
Zainal Muhtadien
28 September 2015
17 Februari 2016
tidak ada
Penjabat (Pj.)
(16)
H. Dadang Wigiarto, S.H.
17 Februari 2016
26 November 2020
Ir. H. Yoyok Mulyadi, M.Si.
* Drs. H. Syaifullah, M.M. 26 November 2020 6 Desember 2020 - Pelaksana Harian (Plh.) [21]
* Ir. H. Yoyok Mulyadi, M.Si. 6 Desember 2020 17 Februari 2021 - Pelaksana Tugas (Plt.) [22]
* Drs. H. Syaifullah, M.M. 17 Februari 2021 26 Februari 2021 - Pelaksana Harian (Plh.) [23]
17
Drs. H. Karna Suswandi, M.M.
26 Februari 2021
Petahana
Hj. Khoirani, S.Pd., M.M.


Dewan Perwakilan

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Situbondo dalam tiga periode terakhir.

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2014–2019[24] 2019–2024[25] 2024–2029[26]
PKB 11 Kenaikan 13 Steady 13
Gerindra 3 Kenaikan 6 Steady 6
PDI-P 6 Penurunan 4 Kenaikan 5
Golkar 6 Penurunan 5 Steady 5
NasDem (baru) 2 Penurunan 0 Kenaikan 2
PKS 1 Kenaikan 2 Penurunan 1
Hanura 2 Penurunan 1 Steady 1
Demokrat 5 Steady 5 Penurunan 3
PPP 9 Steady 9 Steady 9
Jumlah Anggota 45 Steady 45 Steady 45
Jumlah Partai 9 Penurunan 8 Kenaikan 9

Pembagian administratif

Kabupaten Situbondo terdiri dari 17 kecamatan, 4 kelurahan, dan 132 desa (dari total 666 kecamatan, 777 kelurahan, dan 7.724 desa di Jawa Timur). Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 681.280 jiwa dengan luas wilayah 1.669,87 km² dan sebaran penduduk 408 jiwa/km².[27][28]

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Situbondo, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri
Kecamatan Jumlah
Kelurahan
Jumlah
Desa
Status Daftar
Desa/Kelurahan
35.12.11 Arjasa 8 Desa
35.12.13 Asembagus 10 Desa
35.12.16 Banyuglugur 7 Desa
35.12.14 Banyuputih 5 Desa
35.12.02 Besuki 10 Desa
35.12.17 Bungatan 7 Desa
35.12.12 Jangkar 8 Desa
35.12.01 Jatibanteng 8 Desa
35.12.10 Kapongan 10 Desa
35.12.05 Kendit 7 Desa
35.12.09 Mangaran 6 Desa
35.12.04 Mlandingan 7 Desa
35.12.06 Panarukan 8 Desa
35.12.08 Panji 2 10 Desa
Kelurahan
35.12.07 Situbondo 2 4 Desa
Kelurahan
35.12.03 Suboh 8 Desa
35.12.15 Sumber Malang 9 Desa
TOTAL 4 132

Transportasi

Kabupaten Situbondo merupakan daerah dengan arus utama berasal dari Jalur Pantura Pulau Jawa dari SurabayaBanyuwangi dan jalur Tengah Malang-Banyuwangi. Banyak sekali moda transportasi yang menggunakan jalur ini untuk menyalurkan logistik dari Jawa ke Bali dan Nusa Tenggara. Biasanya, moda transportasi tersebut bertujuan untuk menggunakan Pelabuhan Jangkar dan juga Pelabuhan Ketapang guna mengirimkan barang dan arus pekerja dari Jawa ke Pulau Bali.

Alat transportasi lain yang biasa digunakan oleh penduduk Situbondo antara lain dengan menggunakan moda transportasi MPU dari Situbondo Kota menuju Kecamatan Besuki, Kecamatan Asembagus, Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Jember. Ada pula moda penumpang bus umum seperti PO. AKAS, dan PO. Ladju yang melayani trayek/rute perjalanan dari Kota Situbondo menuju Surabaya dan/atau menuju Banyuwangi dengan transit di Kota Probolinggo.[29] Situbondo memiliki dua terminal bus utama untuk melayani penumpang bus antarkota, yakni:

  1. Terminal Situbondo di Kecamatan Panji yang melayani perjalanan bus antarkota antarprovinsi
  2. Terminal Besuki di Kecamatan Besuki yang melayani penumpang bus antarkota yang ingin berpindah tujuan ke Kabupaten Bondowoso

Kabupaten Situbondo dulunya juga merupakan salah satu daerah yang dilewati oleh jalur kereta api yg non-aktif dari Stasiun Kalisat ke Stasiun Panarukan. Pemerintah berencana mengaktifkan kembali jalur KA tersebut dikarenakan dianggap salah satu alternatif transportasi untukm menuju Kota Surabaya atau kota-kota lain di Jawa. Yang nonaktif stasiun stasiun yg utuh yg nonaktif Dari tahun 2004. Berikut adalah Stasiun-Stasiun yg non-aktif adalah:

Pendidikan

Pembangunan bidang pendidikan saat ini sedang digalakkan oleh Pemerintah Kabupaten Situbondo, yang dilakukan dengan cara memperluas dan pemerataan kesempatan masyarakat dalam memperoleh pendidikan. Ini dikarenakan masih adanya penduduk yang tidak tamat sekolah, putus sekolah dan bahkan tidak sekolah. Untuk itu Pemerintah Kabupaten Situbondo berupaya agar tingkat pendidikan masyarakat meningkat. Mulai dari pemenuhan sarana dan parasarana pendidikan formal hingga penyelenggaraan pendidikan luar sekolah salah satunya dengan Pemberantasan Buta Aksara (PBA) dengan cara yaitu: (1) menurunnya tingkat kematian ibu dan anak; (2) meningkatnya kesadaran masyarakat untuk menyekolahkan anak sampai tamat tingkat Sekolah Dasar; (3) meningkatnya keberhasilan program keluarga berencana; (4) meningkatnya gizi masyarakat; (5) meningkatnya penghasilan masyarakat; (6) meningkatnya usia harapan hidup masyarakat; (7) meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan; (8) meningkatnya indeks demokrasi Indonesia.[30] Fasilitas pendidikan dasar tersebar di semua kecamatan. Sedangkan untuk pendidikan setingkat SMA sederajat terdapat di hampir semua kecamatan di Kabupaten Situbondo. Untuk pendidikan tinggi berada di Kecamatan Situbondo yaitu Universitas Abdurrachman Saleh (UNARS), Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan PGRI Situbondo dan di kecamatan Banyuputih berdiri Universitas Ibrahimy yang dikelola oleh Yayasan Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo.

SMP

Berikut beberapa sekolah menengah pertama negeri yang ada di Kabupaten Situbondo

SMA dan SMK

Berikut beberapa sekolah menengah atas negeri yang ada di Kabupaten Situbondo

  1. SMA Negeri 1 Situbondo
  2. SMA Negeri 2 Situbondo
  3. SMA Negeri 1 Panji
  4. SMA Negeri 1 Kapongan
  5. SMA Negeri 1 Asembagus
  6. SMA Negeri 1 Suboh
  7. SMA Negeri 1 Besuki
  8. SMA Negeri 1 Panarukan
  9. SMA Negeri 1 Banyuputih

Berikut beberapa sekolah menengah kejuruan negeri yang ada di Kabupaten Situbondo

  1. SMK Negeri 1 Situbondo
  2. SMK Negeri 2 Situbondo
  3. SMK Negeri 1 Panji
  4. SMK Negeri 1 Banyuputih
  5. SMK Negeri 1 Suboh
  6. SMK Negeri 1 Kendit

Kesehatan

Upaya penyehatan manusia dapat dilakukan dengan peningkatan kualitas hidup dan kesehatan masyarakat itu sendiri. Untuk menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat dapat dilakukan dengan cara menggerakkan masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat, keluarga yang sadar gizi serta menjadikan seluruh desa menjadi desa siaga.

Program SEHATI (Situbondo Sehat Gratis) merupakan salah satu program prioritas Bupati Situbondo yang bertujuan memberikan pelayanan kesehatan gratis berbasis KTP elektronik bagi masyarakat miskin situbondo agar tetap mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standart di Fasilitas Kesehatan milik Pemerintah Daerah atau Rumah Sakit yang bekerja sama[31]. Sasaran Program SEHATI berdasarkan Peraturan Bupati No.20 Tahun 2021 adalah sebagai berikut:

  • Penduduk miskin yang memiliki KTP-el Kabupaten Situbondo yang terdata atau yang tidak terdata dalam database DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial) serta tidak mempunyai Jaminan Pelayanan Kesehatan apapun atau dalam proses integrasi ke dalam Program Jaminan Kesehatan Nasional.
  • Peserta PBI (Penerima Bantuan Iuran) Jaminan Kesehatan yang memiliki kartu non aktif yang tidak terdata dalam DTKS tetapi merupakan penduduk miskin
  • Neonatus yang membutuhkan tindakan/rujukan setelah berumur 28 hari dan ibu nifas lebih dari 42 hari dari keluarga miskin yang belum terdaftar sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional
  • Santri dan anak-anak penghuni Panti Asuhan yang berada di Kabupaten Situbondo dan merupakan penduduk Kabupaten Situbondo.

Pemerintah Kabupaten Situbondo melalui dinas terkait telah melakukan beberapa upaya, antara lain revitalisasi RSU, Puskesmas, Polindes, Posyandu dan pelayanan kesehatan masyarakat miskin yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja masing-masing sarana kesehatan tersebut dalam mendukung pelaksanaan pembangunan kesehatan. Di Kabupaten Bondowoso sendiri saat ini telah terdapat sebuah Rumah Sakit Umum dr. Abdoer Rahem dengan tipe C. Juga terdapat sebuah Rumah Sakit Elizabeth milik PT. IHC (BUMN), Rumah Sakit Swasta RS Mitra Sehat,dan RS Mata Situbondo. Puskesmas tersebar di seluruh kecamatan.

Olahraga

Olahraga di Situbondo telah mengalami perkembangan yang cukup pesat dalam beberapa tahun terakhir. Terdapat berbagai jenis olahraga yang dikembangkan di Situbondo, di antaranya adalah sepak bola, bulu tangkis, voli, tenis meja, atletik, dan lain-lain. Perkembangan olahraga di Situbondo tidak lepas dari peran pemerintah daerah dan penggiat olahraga setempat yang terus berupaya untuk memajukan olahraga di kota ini. Beberapa program pengembangan olahraga yang telah dilakukan di Situbondo antara lain adalah pembangunan sarana dan prasarana olahraga seperti stadion, lapangan olahraga, dan pusat pelatihan, serta penyelenggaraan berbagai turnamen olahraga yang diikuti oleh atlet-atlet dari berbagai daerah di Indonesia.

Saat ini, Situbondo sedang mengembangkan salah satu cabang olahraga, yaitu Petanque. Petanque adalah olahraga yang berasal dari Prancis, yang dimainkan di atas lapangan kecil dengan menggunakan bola metal kecil yang disebut "boule". Petanque sering dijuluki sebagai "bocce" atau "bocce ball" di beberapa negara di luar Prancis. Pada Porprov VII Jatim, Situbondo berhasil meraih medali emas pada cabang olahraga ini.[32]

Budaya dan pariwisata

Motto Pariwisata Situbondo adalah "East Side of Paradise".[33] Banyak potensi wisata yang terdapat di Kabupaten Situbondo, yaitu:

Wisata Alam

Wisata Alam Taman Nasional Baluran

Wisata Alam Bahari

Wisata alam pegunungan

  • Puncak Rengganis
  • Desa Baderan
  • Gunung Pattok
  • Padang Savana Sekasor (merujuk pada penamaan daerah ini oleh penduduk Sumbermalang), Lereng Argopuro.

Lainnya

Wisata Sejarah

Wisata Religi

Pondok Pesantren Besar

  1. PP Salafiyah Syafi'iyah (KHR. Azaim Ibrahimy, S.Sy)
  2. PP Walisongo (KHR. Muhammad Kholil As'ad)
  3. PP Sumber Bunga (KH. Syainuri Sufyan)
  4. PP Ad Dhiyaul Musthafawiy, Olean (Habib Haidarah Al Hinduan)
  5. PP Nurul Huda, Peleyan (Habib Musthofa Al Djufri)
  6. PP Nurul Huda, Paowan (KH. Mursyid Romli)
  7. PP Nurul Iman (Seletreng Kapongan) (KH. Faruq Amir)
  8. PP Nurul Islam (Seletreng Kapongan) (KH. Ubbad Yamin)
  9. PP Syech Maulana Ishaq (Pecaron) Pengasuh Kyai Ainur Rofiq
  10. PP Darul Mubtadi'in (Bletok) Kyai Mas Basid
  11. PP Sabilal Muhtadin (Bungatan) (KH. Mas Faqih Aly)
  12. PP Nurul Wafa (Demung)

Makam dan Petilasan

  1. Makam Pengasuh PP. Salafiyah Syafi'iyah (Sukorejo)
  2. Pasarean Syech Maulana Ishaq (Pecaron)
  3. Pasarean Agung Saifudin
  4. Makam Raden Tjondrokusumo
  5. Petilasan Syekh Maulana Ishaq
  6. Makam Ke Pate Alos (Besuki)
  7. Situs Makam Tegal Mas

Wisata Religi

  1. Klenteng Poo Tong Biaw Besuki
  2. Gereja

Kesenian

Menurut Dina Rahmawati, ada beberapa kesenian khas dari Kabupaten Situbondo.[34]

  • Tari Landhung

Mengutip sebuah penelitian dari Journal of Language, Litrature and Arts, Tari Landhung diciptakan atas perintah Bupati Situbondo, Dadang Wigiarto. Para seniman pun bersatu untuk menciptakan Tari Landhung. Ada 3 tingkatan Tari Landhung yakni Landhung Cengker, Landhung Anom dan Tari Landhung. Landhung berarti memanjang yang menggambarkan panjangnya garis pantai Kabupaten Situbondo. Selain itu, Tari Landhung juga menggambarkan mata pencaharian masyarakat Kabupaten Situbondo sebagai nelayan, petani, dan masyarakat Pendalungan.

  • Keket

Keket berasal dari bahasa Madura yang berarti bentuk perkelahian. Dikutip dari buku Tetangghun: Realitas, Pengalaman dan Ekspresi Seni di Situbondo yang disusun oleh Dewan Kesenian Situbondo, tradisi Keket biasanya ditampilkan di tempat terbuka seperti lapangan.

Tradisi Keket diselenggarakan sebagai wujud syukur atas hasil panen masyarakat yang melimpah. Sama dengan Sumo di Jepang, Keket menggunakan kekuatan tubuh untuk menjatuhkan lawan, yaitu dengan melingkarkan lengan ke bagian tubuh lawan dan berusaha menekan lawan sampai jatuh.

  • Tari Remo Trisnowati

Sama seperti namanya, Tari Remo Trisnawati diciptakan oleh seniman perempuan asal Situbondo bernama Trisnawati. Tari Remo Trisnawati merupakan bentuk aktualisasi pengalaman panggung Trisnawati yang diakumulasikan ke dalam berbagai gerakan tarian.

Tari Remo Trisnawati mulai populer pada tahun 1981 melalui komunitas Ludruk. Dikutip dari sebuah studi dalam Jurnal jantra, gerakan Tari Remo Trisnawati cenderung patah-patah, agak kuat, lincah, serta ada sentuhan Tandhak Madura.

  • Pa'beng

Pa'beng merupakan alat musik yang berasal dari Desa Bantal Kecamatan Asembagus Kabupaten Situbondo. Pa'beng terbuat dari bambu yang dapat menghasilkan bunyi-bunyian mirip kenong, kendang dan gong.

Pa'beng biasa digunakan sebagai penghibur untuk mengusir kesepian saat menjaga tanaman di kebun, serta dijadikan sebagai musik pemanggil hujan.

Setiap tahun ketika musim kemarau, masyarakat Pendalungan akan mengadakan ritual upacara adat menggunakan alat musik Pa'beng dan nyanyian tertentu.

  • Topeng Kerte

Dalam sebuah penelitian dari Jurnal Seni Rupa, Topeng Kerte di Kabupaten Situbondo diciptakan oleh Kertesuwignyo pada tahun 1953. Sejumlah figur dalam Topeng Kerte terbagi dalam 5 karakter utama dengan menyesuaikan lakon cerita Mahabharata, yaitu Topeng Alos, Topeng Kasaran, Topeng Ksatria, Topeng Potre, dan Topeng Punakawan.

Ada 3 sifat tokoh-tokoh Topeng Kerte, yakni Amarah, Supiah, dan Mutmainah. Amarah terdiri dari tokoh Dursosono, Duryodono, dan Betoro Kolo.

Supiah yang berarti kesuburan terdiri dari tokoh Srikandi, Sumbodro, Potre dan Rato. Sementara Mutmainah yang berarti kebahagian terdiri dari tokoh Seno, Nakulo, Sadewo, dan Adipati Karna.

Referensi

  1. ^ Motto daerah ini bersifat implisit dan juga dijadikan slogan oleh Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Provinsi Jawa Timur.
  2. ^ Lambang Kabupaten Situbondo, berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Panarukan Nomor 1 Tahun 1969 tentang Lambang Daerah Kabupaten Panarukan (Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 1972 Seri C Nomor 79/C).
  3. ^ a b c "Kabupaten Situbondo Dalam Angka 2023" (pdf). BPS Kabupaten Situbondo. hlm. 7, 48, 68. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-14. Diakses tanggal 14 Juli 2023. 
  4. ^ "Indeks Pembangunan Manusia 2021-2022". www.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-12-01. Diakses tanggal 14 Juli 2023. 
  5. ^ (Indonesia) "Profil Kabupaten Situbondo, di situs resmi web Depdagri". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-09-11. Diakses tanggal 28-9-12. 
  6. ^ a b c d (Indonesia) Sejarah Kabupaten Situbondo di "Situs resmi kabupaten Situbondo". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-06-14. Diakses tanggal 28-9-12. 
  7. ^ Rahmawati, Dina. "Asal-usul Nama Situbondo, Pengganti Kabupaten Panarukan". detikjatim. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-20. Diakses tanggal 2023-02-20. 
  8. ^ Sukandar, dkk. (Desember 2016). Profil Desa Pesisir Provinsi Jawa Timur Volume 1 (Utara Jawa Timur) (PDF). Surabaya: Bidang Kelautan, Pesisir, dan Pengawasan, Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur. hlm. 111. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2023-05-31. Diakses tanggal 2023-05-20. 
  9. ^ Kabupaten Situbondo Dalam Angka 2022. Situbondo: ©BPS Kabupaten Situbondo. hlm. 1. ISBN 0215.6121 Periksa nilai: invalid character |isbn= (bantuan). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-20. Diakses tanggal 18 September 2022. 
  10. ^ "Gambaran Umum Kabupaten Situbondo" (PDF). Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2021-07-21. Diakses tanggal 2020-09-05. 
  11. ^ Rosa, Nikita. "Jalan Raya Anyer-Panarukan Dibangun Pada Pemerintahan Siapa? Ini Sejarahnya Baca artikel detikedu, "Jalan Raya Anyer-Panarukan Dibangun Pada Pemerintahan Siapa? Ini Sejarahnya". detikcom. detikedu. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-18. Diakses tanggal 18 September 2022. 
  12. ^ Kabupaten Situbondo Dalam Angka 2022. Situbondo: ©BPS Kabupaten Situbondo. hlm. 3. ISSN 0215-6121. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-20. Diakses tanggal 18 September 2022. 
  13. ^ Peraturan Pemerintah RI Nomor 28 tahun 1972 tentang Perubahan Nama dan Pemindahan Tempat Kedudukan Pemerintahan Daerah. 19 September 1972. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-20. Diakses tanggal 18 September 2022. 
  14. ^ "Profil Kabupaten Situbondo" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2021-04-10. Diakses tanggal 2020-09-05. 
  15. ^ "Kabupaten Situbondo" (PDF). Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2021-07-21. Diakses tanggal 2020-09-10. 
  16. ^ "Situbondo, Indonesia". Climate-Data.org. Diakses tanggal 6 September 2020. 
  17. ^ "Buku Peta Rata-Rata Curah Hujan Dan Hari Hujan Periode 1991-2020 Indonesia" (PDF). BMKG. hlm. 76-78 & 141-143. Diakses tanggal 6 September 2024. 
  18. ^ "Situbondo, Indonesia". Weatherbase. Diakses tanggal 6 September 2020. 
  19. ^ "Asal Usul Nama Kabupaten Situbondo". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-04. Diakses tanggal 2015-05-06. 
  20. ^ Kisah Kota Santri Situbondo[pranala nonaktif permanen]
  21. ^ Dasuqi, Ghazali (2020-11-27). "Gubernur Tunjuk Sekda Saifullah Jadi Plh Bupati Situbondo". Detik. Diakses tanggal 2022-05-24. 
  22. ^ Hartono, Izi (2020-12-07). "Menjadi Plt Bupati Situbondo Saat Maju Menjadi Cabup, Yoyok : Saya Tak Akan Manfaatkan Jabatan". Surya.co.id. Diakses tanggal 2022-05-24. 
  23. ^ Hartono, Izi (2021-02-17). "Hanya Delapan Hari Menjadi Bupati Situbondo, Syaifullah Dikejar Target KUA-PPAS". Surya.co.id. Diakses tanggal 2022-05-24. 
  24. ^ KPU Kabupaten Situbondo. PROFIL ANGGOTA DPRD KABUPATEN SITUBONDO HASIL PEMILU ANGGOTA DPR, DPD, DPRD KABUPATEN / KOTA TAHUN 2014. Situbondo. 
  25. ^ ANTARA News Agency. "KPU Situbondo tetapkan calon anggota DPRD terpilih". ANTARA News Jawa Timur. Diakses tanggal 2023-07-04. 
  26. ^ Dinar, Diana (2024-05-02). "KPU Situbondo Tetapkan Hasil Perolehan Kursi DPRD". rri.co.id. Diakses tanggal 2024-06-17. 
  27. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019. 
  28. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020. 
  29. ^ Rahmawati, Dina. "3 Pilihan Transportasi Umum Surabaya-Situbondo". detikjatim. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-20. Diakses tanggal 2023-02-20. 
  30. ^ "DITPKLK | Praktik Baik Bupati Situbondo Keluar Dari Jerat Buta Aksara | 2020". pk.kemdikbud.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-20. Diakses tanggal 2023-02-20. 
  31. ^ Situbondo, Dinas Kesehatan. "Situbondo Sehat Gratis (SEHATI)". Dinas Kesehatan Situbondo. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-23. Diakses tanggal 2023-02-23. 
  32. ^ Situbondo, Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian Kabupaten. "Berita Situbondo". berita.situbondokab.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-22. Diakses tanggal 2023-03-22. 
  33. ^ Times, I. D. N.; Topan, Tifani. "Wisata Alam di Situbondo Lengkap Lho, Liburan ke Sini Yuk". IDN Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-20. Diakses tanggal 2023-02-20. 
  34. ^ Rahmawati, Dina. "5 Seni Budaya Khas Situbondo yang Belum Banyak Orang Tahu". detikjatim. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-23. Diakses tanggal 2023-02-23. 

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya