Zakharia 9 (disingkat Zak 9) adalah pasal kesembilan Kitab Zakharia dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Memuat ucapan Ilahi (Firman Allah) yang disampaikan dengan perantaraan nabi Zakharia.[1][2]
Teks
Naskah sumber utama
Waktu
- Peristiwa yang dicatat di pasal ini terjadi setelah tanggal 4 bulan ke-9 tahun ke-4 pemerintahan Darius, raja Persia.[4] (~518 SM)
Struktur
Ayat 1
- Ucapan Ilahi. Firman TUHAN datang atas negeri Hadrakh dan berhenti di Damsyik. Sebab kepunyaan Tuhanlah kota-kota Aram serta segala suku Israel; (TB)[5]
Ayat 9
- "Bersorak-soraklah dengan nyaring, hai puteri Sion,
- bersorak-sorailah, hai puteri Yerusalem!
- Lihat, rajamu datang kepadamu;
- ia adil dan jaya.
- Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai,
- seekor keledai beban yang muda." (TB)[6]
Alasan yang lebih besar lagi untuk bersukacita ialah kedatangan sang Raja, bukan dengan kemegahan seorang raja tetapi dengan kerendahan hati (bandingkan Filipi 2:5–8), naik di atas keledai. Nubuat Zakharia meramalkan Yesus dielu-elukan di Yerusalem (Matius 21:1–5). Dengan memasuki kota kudus memakai cara ini, Yesus menyatakan diri-Nya sebagai Mesias dan Juruselamat, siap untuk disalibkan.[7]
- "Seekor keledai" (Equus asinus): diterjemahkan dari bahasa Ibrani: חמור khamor (kata benda maskulin) tepatnya: "keledai jantan" (bahasa Inggris: a male ass, male donkey).[8]
- "Seekor keledai beban yang muda": diterjemahkan dari bahasa Ibrani: עיר בן־אתנות ‘a-yir ben atonot; tepatnya: "(seekor) keledai jantan muda putra keledai-keledai betina", (bahasa Inggris: a young male donkey/foal/colt son of female donkeys); dari kata benda maskulin Ibrani "ayir" yang berarti "keledai jantan muda yang belum pernah dipakai untuk membawa beban",[9] kata benda maskulin "ben" yang berarti "anak laki-laki; putra"[10] dan kata benda feminin jamak "atonot", dari kata tunggal feminin "aton" yang berarti "keledai betina".[11]
Ayat 10
- "Ia akan melenyapkan kereta-kereta dari Efraim dan kuda-kuda dari Yerusalem; busur perang akan dilenyapkan, dan ia akan memberitakan damai kepada bangsa-bangsa. Wilayah kekuasaannya akan terbentang dari laut sampai ke laut dan dari sungai Efrat sampai ke ujung-ujung bumi."[12]
Tanpa mengacu kepada kurun waktu di antara kebangkitan Kristus dan kedatangan-Nya kembali, Zakharia langsung melompat ke kedatangan-Nya kembali pada akhir zaman. Setelah kemenangan Kristus atas antikristus dan pasukan-pasukannya, tidak akan diperlukan lagi kereta perang, kuda perang atau senjata apa pun; pemerintahan-Nya akan meluas ke seluruh bumi.[7]
Lihat pula
Referensi
Pranala luar