Ekron
Ekron (Ibrani: עֶקְרוֹן ʿeqrōn, juga dialihaksarakan sebagai Accaron), adalah nama kota kuno di tanah Kanaan. Salah satu dari lima kota orang Filistin (pentapolis) yang terletak di bagian barat daya tanah Israel. Ekron telah diidentifikasi berada di lokasi kota modern Tel Miqne, yang terletak 35 kilometer sebelah barat Yerusalem, dan 18 kilometer di utara kota kuno Gat, di tepi timur dari daerah pantai Israel. LokasiSejumlah lokasi pernah diusulkan untuk Ekron, termasuk Aqir, Qatra, Zikrin dan Kaisarea Maritima. Hieronimus (Jerome) menulis bahwa Ekron terletak di sebelah timur kota kuno Asdod (atau Azotus) dan Yavne atau Iamnia (konsisten dengan interpretasi modern), tetapi ia juga menyebut bahwa ada yang menyamakan kota ini dengan Menara Straton (Straton's Tower) di Kaisarea Maritima. Hal ini kemungkinan merujuk kepada identifikasi oleh Rabbi Abbahu bahwa Ekron sama dengan Kaisarea (Caesarea) seperti tertulis dalam Megillah (Talmud). Edward Robinson pertama kali mengidentifikasi desa Arab, Aqir, sebagai lokasi Ekron pada tahun 1838,[1][2] dan ini diterima sampai digugat oleh Stewart Macalister pada tahun 1913, yang mengusulkan Zikrin (Khirbet Dikerin), dan William F. Albright pada tahun 1922, yang mengusulkan Qatra.[2] Identifikasi Ekron dengan Tel Mikne (Tel Miqne, Khirbet Muqanna) diusulkan oleh Naveh dan Kallai pada tahun 1957–1958,[3][4] sebuah teori yang diterima luas karena penemuan tulisan kerajaan dalam penggalian tahun 1996.[5] SejarahLokasi Tel Miqne mulai dihuni ringan di awal periode "Chalcolithic" dan sampai Zaman Perunggu Muda. Setelah interval 400 tahun ketika hanya bagian atas yang ditempati, kota ini mengalami perkembangan besar sekitar tahun 1600 SM di bawah kekuasaan orang Kanaan. Kota Kanaan ini telah disusun bertahun-tahun sebelum bangunan utamanya dibakar pada abad ke-13 SM, periode yang dihubungkan dengan penghancuran oleh "orang-orang laut". Kota ini dibangun kembali oleh orang Filistin pada permulaan Zaman Besi, sekitar abad ke-12 SM. Selama Zaman Besi, Ekron merupakan kota perbatasan yang diperebutkan oleh orang Filistin dan Kerajaan Yehuda. Catatan dari Kekaisaran Asyur Baru juga menyebutkan tentang Ekron. Pengepungan Ekron pada tahun 712 SM digambarkan dalam salah satu ukiran dinding raja Sargon II di istananya di Khorsabad, yang menyebutkan jelas nama kota ini. Ekron memberontak terhadap Sanherib dan mengusir Padi, gubernurnya, yang dikirim kepada Hizkia, di Yerusalem, untuk perlindungan. Sanherib bergerak melawan Ekron dan orang Ekron meminta bantuan raja Mutsri. Sanherib berbelok untuk mengalahkan pasukan ini di Eltekeh, setelah itu kembali untuk merebut kota Ekron dengan cepat, membunuh para pemimpin pemberontak, dan membawa penghuninya ke dalam pembuangan. Serangan ini dilanjutkan dengan penyerbuan yang terkenal oleh Sanherib terhadap Hizkia dan Yerusalem, ketika Sanherib memaksa Hizkia untuk menyerahkan Padi, yang diangkat kembali menjadi wali negeri di Ekron. Asdod dan Ekron berkembang menjadi kota-negara yang kuat dalam kekuasaan Asyur selama abad ke-7 SM. Kota ini mungkin dihancurkan oleh raja Babel, Nebukadnezar II antara tahun 604 SM dan 562 SM, tetapi masih disebut sebagai "Accaron" dalam Kitab 1 Makabe 10:89 (yang ditulis dalam abad ke-2 SM).[6] Sebuah pusat produksi minyak zaitun (olive oil) yang bertarikh abad ke-7 SM ditemukan di Ekron dengan seratus pemerasan minyak zaitun besar, dan merupakan pusat produksi minyak zaitun paling lengkap dari zaman kuno yang pernah ditemukan. Penemuan ini menunjukkan bahwa produksi minyak zaitun sudah sangat berkembang pada zaman Israel kuno dan daerah itu merupakan produsen besar minyak zaitun bagi penduduknya juga untuk bagian-bagian lain di Timur Dekat, misalnya Mesir dan terutama Mesopotamia.[7][8] Catatan AlkitabEkron disebutkan pertama kali dalam Yosua 13:2–3
Yosua 13:13 menganggapnya sebagai kota perbatasan orang Filistin dan tempat pemerintahan salah satu dari lima penguasa kota-kota Filistin. Yosua 15:11 menyebut kota-kota dan desa-desa di sekitar Ekron. Kota ini kemudian diberikan menjadi milik Suku Dan (Yosua 19:43), tetapi jatuh kembali ke dalam kekuasaan penuh orang Filistin. Merupakan tempat terakhir orang Filistin meletakkan Tabut Perjanjian yang sempat direbut mereka, sebelum mereka mengembalikannya ke tanah Israel (1 Samuel 5:10 dan 1 Samuel 6:1–8). Dicatat adanya kuil pemujaan Baal di Ekron. Baal yang disembah di sini disebut "Baal Zebul", yang dihubungkan oleh para pakar dengan Beelzebub, sebagaimana dicatat dalam 2 Raja–raja 1:2:
Kehancurannya dinubuatkan dalam Zefanya 2:4:
ArkaeologiEkron diekskavasi selama 14 musim antara tahun 1981 dan 1996 oleh satu tim dari American Schools of Oriental Research dan Israel Exploration Society yang dipimpin oleh Trude Dothan dan Seymour Gitin.[9][10][11][12][13][14][15] Gundukan di Tel Miqne terdiri dari 10 acre tel atas dan tel bawah yang luasnya berubah-ubah dari 40 sampai 65 acre sepanjang sejarahnya. Ekskavasi pada tahun 1996 dalam kompleks kuil di Tel Miqne menghasilkan artefak penting bagi arkeologi Alkitab, dengan adanya batu peringatan bertulis "Prasasti Ekron" dari raja Ekron yang bernama Akhis. Tulisan ini tidak hanya memastikan identifkasi lokasi ini, tetapi juga daftar singkat raja-raja (penguasa) Ekron yaitu bapa ke anak-anaknya: Ya'ir, Ada, Yasid, Padi, 'Akish.[5] Penerima tulisan ini juga menarik perhatian, yaitu "Dewi kudus" Akhis: "Semoga dewi memberkatinya (Akhis) dan menjaganya, dan memperpanjang hari-harinya, dan memberkati tanah ini." Nama atau gelar Dewi Ekron ini adalah Ptgyh atau Ptnyh. Aaron Demsky (Demsky 1997) membacanya sebagai Ptnyh dan menghubungkannya dengan gelar Potnia theron(Penguasa perempuan para binatang) yang diberikan kepada Dewi Agung orang Aegea, Cybele, dalam berbagai manifestasinya, termasuk di lokasi Mycenaea. Ada patung lain dari Dewi Ekron kemungkinan dari abad ke-13 SM. Lihat pula
Referensi
Pustaka tambahan
Pranala luar
|