Bukit Zaitunbahasa Ibrani: הר הזיתים, Har HaZeitim (Har: "bukit", Ha-Zeitim:Zaitun);bahasa Arab: جبل الزيتون, الطور, Jebel az-Zeitun; bahasa Inggris: Mount of Olives atau Mount Olivet) adalah pegunungan di timur Yerusalem dengan 3 puncak yang membentang dari utara ke selatan.[1] Puncak tertinggi, at-Tur, 818 meter (2,683 ft).[2] Dinamai demikian karena perkebunan Zaitun yang pernah ada di lerengnya. Bukit ini mempunyai hubungan sejarah dengan agama Yahudi, Kristen, dan juga Islam. Di tempat ini terdapat kuburan Yahudi yang sudah ada sejak 3000 tahun lalu dan memuat sekitar 150,000 makam.[3]
Sejarah
Sejak dulu, banyak orang Yahudi dikuburkan di tempat ini, terutama di bagian selatan di mana terdapat kuburan yang digali dari dalam batu, yang sekarang menjadi desa Silwan.[4] Makam yang dianggap milik nabi Zakharia dan Absalom anak Daud masih ada di sana. Di lereng atas, terdapat makam nabi-nabi Hagai, Zakharia (yang lain), dan Maleakhi. Juga ada makam rabi-rabi terkenal bangsa Yahudi.
Tentara Romawi dari Legio X Fretensis bermarkas di bukit ini saat mengepung Yerusalem tahun 70 M. Upacara keagamaan untuk menandai bulan baru juga dilakukan di sini pada zaman Bait Suci Kedua.[5] Setelah hancurnya Bait Suci, orang-orang Yahudi merayakan Sukkot (Hari Raya Pondok Daun-daunan) di Bukit Zaitun. Mereka berziarah ke sini karena bukit ini terletak 80 meter lebih tinggi dari Bukit Bait Suci dan memberikan pemandangan daerah bekas Bait Suci. Tempat ini menjadi tradisi untuk meratapi kehancuran Bait Suci, terutama pada hari raya Tisha B'Av.[5] Tahun 1481, seorang Yahudi Italia, Rabbi Meshulam Da Volterra, menulis: "Dan seluruh masyarakat Yahudi, tiap tahun, naik ke gunung Zion pada hari Tisha B'Av untuk berpuasa dan berduka, dan dari sana mereka berjalan turun sepanjang lembah Yosafat dan naik ke atas Bukit Zaitun. Dari sana mereka melihat seluruh bukit tempat Bait suci dan mereka menangis serta meratapi kehancuran Bait ini."[6] Pada pertengahan tahun 1850-an, penduduk desa Silwan dibayar £100 setiap tahun oleh orang-orang Yahudi untuk mencegah perusakan makam-makam di atas bukit.[7]
Selama pemerintahan Yordania dari tahun 1948 sampai 1967, penguburan Yahudi dihentikan dan banyak perusakan terjadi. 40,000 dari 50,000 makam dirusak.[8][9][10][11] Raja Hussein dari Yordania mengizinkan pembangunan Seven Arches Intercontinental Hotel di puncak Bukit Zaitun beserta jalan yang melalui kuburan sehingga menghancurkan ratusan makam Yahudi, termasuk yang dari zaman Bait Suci pertama..[12][13][14] Setelah "Perang 6 Hari", restorasi dimulai dan kuburan dibuka lagi untuk penguburan.
Perdana Menteri Israel, Menachem Begin, minta dikuburkan di Bukit Zaitun dekat makam Meir Feinstein, anggota Irgun Etzel, tidak di makam nasional Bukit Herzl.[15]
Bukit Zaitun dicatat pertama kali berkenaan dengan larinya raja Daud dari putranya Absalom
(2 Samuel 15:30): "Daud mendaki bukit Zaitun sambil menangis, kepalanya berselubung dan ia berjalan dengan tidak berkasut. Juga seluruh rakyat yang bersama-sama dengan dia masing-masing berselubung kepalanya, dan mereka mendaki sambil menangis." Tempat pendakian ini diperkirakan di timur Kota Daud, dekat desa Silwan.[1]
Ciri kudus dari bukit ini disebutkan dalam Yehezkiel 11:23: "Lalu kemuliaan TUHAN naik ke atas dari tengah-tengah kota dan hinggap di atas gunung yang di sebelah timur kota."[1]
Raja Salomo membuat mezbah untuk dewa-dewa para isterinya di puncak selatan bukit ini (1 Raja–raja 11:7–8): "Pada waktu itu Salomo mendirikan bukit pengorbanan bagi Kamos, dewa kejijikan sembahan orang Moab, di gunung di sebelah timur Yerusalem dan bagi Molokh, dewa kejijikan sembahan bani Amon."
"Bukit-bukit pengorbanan yang ada di sebelah timur Yerusalem di sebelah selatan bukit Kebusukan dan yang didirikan oleh Salomo, raja Israel, untuk Asytoret, dewa kejijikan sembahan orang Sidon, dan untuk Kamos, dewa kejijikan sembahan Moab, dan untuk Milkom, dewa kekejian sembahan orang Amon, dinajiskan oleh raja." Hal ini menyangkut penyembahan berhala di sana yang dimulai oleh isteri-isteri raja Salomo dan akhirnya dihancurkan pada zaman raja Yosia.
Dalam Zakharia 14:3–4 ada tertulis mengenai bukit ini yaitu: "TUHAN (Yahweh) akan maju berperang melawan bangsa-bangsa itu seperti Ia berperang pada hari pertempuran. Pada waktu itu kaki-Nya akan berjejak di bukit Zaitun yang terletak di depan Yerusalem di sebelah timur. Bukit Zaitun itu akan terbelah dua dari timur ke barat, sehingga terjadi suatu lembah yang sangat besar; setengah dari bukit itu akan bergeser ke utara dan setengah lagi ke selatan."
Ketika Yesus dekat Yerusalem, di tempat jalan menurun dari Bukit Zaitun, mulailah semua murid yang mengiringi Dia bergembira dan memuji Allah dengan suara nyaring oleh karena segala mujizat yang telah mereka lihat.[17] dan disana pula Ia menangisi Yerusalem.[18]
Yesus duduk di atas Bukit Zaitun ketika mengajar murid-murid-Nya mengenai akhir zaman.[19]
Sejak masuk Yerusalem sampai ditangkap, Yesus mengajar pada siang hari di Bait Allah dan pada malam hari Ia keluar dan bermalam di Bukit Zaitun.[21] Tampaknya memang di sinilah Yesus biasa bermalam jika datang ke Yerusalem.[22]
Yesus naik ke sorga dari satu tempat di Bukit Zaitun, dekat Betania (Lukas 24:50), yang hanya seperjalanan Sabat jauhnya dari Yerusalem.[23]
Daerah perumahan Arab di kota at-Tur terletak di atas salah satu puncak. 'Bukit Scopus menjadi kampus Hebrew University of Jerusalem dan Brigham Young University Jerusalem Center di sebelah utara. Tempat-tempat penting lain meliputi Yad Avshalom (= makam Absalom), makam Zakharia, Church of All Nations, Church of Maria Magdalene, Dominus Flevit Church, Chapel of the Ascension, taman Getsemani, makam Maria, Church of the Pater Noster, Hotel Seven Arches, Orson Hyde Park dan Beit Orot. Di kaki bukit terletak "Emek Tzurim National Park" dan "Temple Mount Antiquities Salvage Operation".[24]
^The Necropolis from the Time of the Kingdom of Judah at Silwan, Jerusalem, David Ussishkin, The Biblical Archaeologist, Vol. 33, No. 2 (May, 1970), pp. 33–46,
^ abHar-el, Menashe (1977). This is Jerusalem. Jerusalem: Canaan. hlm. 120–123.
^Nom de Deu, J. (1987). Relatos de Viajes y Epistolas de Peregrinos Jud.os a Jerusalén. Madrid. hlm. 82.
^Menashe Har-El (April 2004). Golden Jerusalem. Gefen Publishing House Ltd. hlm. 244. ISBN9789652292544. Diakses tanggal 14 October 2010.
^Har-El, Menashe. Golden Jerusalem, Gefen Publishing House Ltd, 2004, pg. 126. ISBN 965-229-254-0. “The majority (50,000 of the 70,000) was desecrated by the Arabs during the nineteen years of Jordanian rule in eastern Jerusalem.”
^Alon, Amos (1995). Jerusalem: Battlegrounds of Memory. New York: Kodansha Int'l. hlm. 75. ISBN1568360991. After 1967, it was discovered that tombstones had been removed from the ancient cemetery to pave the latrines of a nearby Jordanian army barrack.
^Sheleg, Yair (2007-07-04). "The good jailer". Haaretz. Diakses tanggal 2010-07-16.