Yesus menyembuhkan seorang perempuan yang sakit pendarahanYesus menyembuhkan seorang perempuan yang sakit pendarahan adalah suatu peristiwa mukjizat yang diperbuat oleh Yesus Kristus yang dicatat dalam bagian Perjanjian Baru di Alkitab Kristen. Peristiwa ini secara khusus dicatat dalam tiga kitab Injil, yaitu pada Injil Matius pasal 9,[1] Injil Markus pasal 5,[2] dan Injil Lukas pasal 8.[3] Cerita ini terjadi setelah Yesus Kristus mendarat kembali di Kapernaum sesudah berlayar menyeberangi Danau Tiberias dari daerah orang Gerasa/Gadara dimana Ia membuat mukjizat mengusir roh jahat. Saat tiba (dan memanggil Matius untuk menjadi murid-Nya serta bersoal jawab dengan orang Farisi, menurut Injil Matius), Yairus, seorang pemimpin rumah ibadah di Kapernaum menemui Yesus, memohon agar Ia mau menyembuhkan putrinya yang berusia 12 tahun yang sedang sakit berat menjelang kematian. Di tengah perjalanan menuju rumah Yairus, terjadilah mujizat penyembuhan seorang perempuan yang sakit pendarahan selama 12 tahun itu. TempatLokasi terjadinya peristiwa ini adalah di kota Kapernaum di tepi Danau Galilea (atau Danau Tiberias), yang dalam Injil Matius dikaitkan dengan Yesus sebagai "kota-Nya sendiri".[4] Catatan AlkitabDalam tiga kitab Injil pada bagian Perjanjian Baru di Alkitab Kristen, peristiwa ini dicatat dalam kombinasi dengan mujizat Yesus membangkitkan putri Yairus dari kematian. Anak perempuan itu berusia 12 tahun, sementara perempuan yang mengalami pendarahan itu sudah menderita penyakitnya selama 12 tahun. Perempuan itu dalam bahasa Yunani aslinya disebut sebagai haemorrhoissa (ἡ αἱμοῤῥοοῦσα, "perempuan penderita pendarahan"). Tidak diketahui jelas penyakitnya dalam diagnosis kedokteran modern (dalam bahasa Inggris diterjemahkan sebagai "issue of blood" pada Versi Raja James dan "flux of blood" pada Alkitab Wycliffe dan versi-versi lainnya). Perbandingan kisah dari tiga Injil
* Semua kutipan Alkitab dari Terjemahan Baru. Jumbai jubahInjil Matius dan Injil Lukas mencatat dengan cermat mengenai "jumbai jubah" (Injil Markus hanya menyebut "jubah") menggunakan kata Yunani yang juga muncul dalam Injil Markus pasal 6, κράσπεδον (kraspedon).[5] Menurut Catholic Encyclopedia, kaum Farisi (salah satu sekte dalam periode Bait Allah kedua) yang menjadi cikal bakal Yudaisme Rabbinik modern, mempunyai kebiasaan untuk memakai jumbai jubah yang sangat panjang (Matius 23:5), dalam rangka melaksanakan perintah mengenai Tzitzit (çîçîth). Karena otoritas Farisi, orang-orang memandang jumbai itu mempunyai kualitas mistis.[6] Sebagai seorang Israel yang menuruti hukum Taurat,[7] Yesus Kristus juga mengenakan tzitzit. Frasa bahasa Yunaninya adalah: "τοῦ κρασπέδου τοῦ ἱματίου αὐτοῦ" (tou kraspedou tou himatiou autou; 'jumbai jubah-Nya'). Setelah kejadian itu, orang-orang sakit lainnya di Genesaret, seperti dicatat pada Matius 14:36 dan Markus 6:56 "memohon supaya diperkenankan menjamah jumbai jubah-Nya. Dan semua orang yang menjamah-Nya menjadi sembuh."[8] Di bagian lain, Yesus menegur orang-orang munafik yang sengaja mengenakan "jumbai yang panjang" supaya "dilihat orang".[9] Mereka membuat tzitzit ini lebih panjang dari yang sepantasnya, sehingga mereka tampak mengenakan "jubah panjang".[10]
GambarKisah penyembuhan perempuan yang mengalami pendarahan ini sering menjadi tema seni Kristen, termasuk sebuah lukisan karya Paolo Veronese:
Lihat pulaWikimedia Commons memiliki media mengenai Healing of Bleeding Woman.
Referensi
|