Yesus dalam rumah ibadat di Kapernaum

 Fresco abad kesebelas menggambarkan Pengusiran setan di rumah ibadat di Kapernaum.

Yesus dalam rumah ibadat di Kapernaum adalah suatu perikop dalam Perjanjian Baru yang menandai awal pelayanan Yesus secara publik.[1]

Pengusiran setan yang dilakukan pada episode ini adalah salah satu mukjizat dari Yesus, yang tercatat dalam Markus 1:21-28 dan Lukas 4:31-37.[2][3][4]

Catatan Alkitab

Yesus mengusir setan dalam rumah ibadat di Kapernaum
Markus 1:21–28 Lukas 4:31–37
1:21 Mereka tiba di Kapernaum. Setelah hari Sabat mulai, Yesus segera masuk ke dalam rumah ibadat dan mengajar. 1:22 Mereka takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat. 4:31 Kemudian Yesus pergi ke Kapernaum, sebuah kota di Galilea, lalu mengajar di situ pada hari-hari Sabat. 4:32 Mereka takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab perkataan-Nya penuh kuasa.
1:23 Pada waktu itu di dalam rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan roh jahat. Orang itu berteriak: 1:24 "Apa urusan-Mu dengan kami, hai Yesus orang Nazaret? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah." 4:33 Di dalam rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan setan dan ia berteriak dengan suara keras: 4:34 "Hai Engkau, Yesus orang Nazaret, apa urusan-Mu dengan kami? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah."
1:25 Tetapi Yesus menghardiknya, kata-Nya: "Diam, keluarlah dari padanya!" 1:26 Roh jahat itu menggoncang-goncang orang itu, dan sambil menjerit dengan suara nyaring ia keluar dari padanya. 4:35 Tetapi Yesus menghardiknya, kata-Nya: "Diam, keluarlah dari padanya!" Dan setan itupun menghempaskan orang itu ke tengah-tengah orang banyak, lalu keluar dari padanya dan sama sekali tidak menyakitinya.
1:27 Mereka semua takjub, sehingga mereka memperbincangkannya, katanya: "Apa ini? Suatu ajaran baru. Ia berkata-kata dengan kuasa. Roh-roh jahatpun diperintah-Nya dan mereka taat kepada-Nya." 4:36 Dan semua orang takjub, lalu berkata seorang kepada yang lain, katanya: "Alangkah hebatnya perkataan ini! Sebab dengan penuh wibawa dan kuasa Ia memberi perintah kepada roh-roh jahat dan merekapun keluar."
1:28 Lalu tersebarlah dengan cepat kabar tentang Dia ke segala penjuru di seluruh Galilea. 4:37 Dan tersebarlah berita tentang Dia ke mana-mana di daerah itu.

Komentari

Injil Markus dan Injil Lukas mencatat bahwa salah satu tindakan pertama Yesus setelah memberitahukan kemesiasan-Nya ialah mengadakan perlawanan langsung dengan setan.[5] Tujuan utama Yesus dalam pelayanan-Nya adalah membinasakan pekerjaan Iblis (1 Yohanes 3:8). Kerajaan Allah tidak akan terwujud tanpa konfrontasi dengan kerajaan Iblis (lihat Matius 12:28).[5] Satu tanda yang nyata bahwa Kerajaan itu telah berhenti dinyatakan di antara umat Allah ialah kegagalan melawan kuasa kejahatan secara langsung dengan melepaskan orang berdosa dari perbudakan kepada dosa dan setan (Kuasa Yesus atas roh jahat/setan).[5]

Kuasa atas roh jahat/setan

Perjanjian Baru berkali-kali menunjuk kepada mereka yang menderita karena penindasan dan pengaruh Iblis sebab ada roh jahat yang tinggal di dalam diri mereka, dan kepada pertempuran Yesus dengan setan-setan. Dalam Injil Markus, misalnya, banyak perjumpaan semacam itu dilukiskan: Markus 1:23–28,32–34,39; 3:10–12,14–15; 5:1–20; 6:7,13; 7:24–30; Markus 9:14–29; 16:17.[5]

Setan-setan adalah makhluk roh yang berkepribadian dan berakal. Sebagai anggota kerajaan Iblis dan sebagai musuh Allah serta manusia (Matius 12:43– 45), mereka itu jahat, kejam dan berada di bawah kekuasaan Iblis (lihat Matius 4:10). Setan-setan adalah kuasa yang terdapat dalam berhala. Dengan demikian, menyembah pada allah yang palsu berarti menyembah setan-setan (lihat {{Alkitab|1 Korintus 10:20).[5]

Perjanjian Baru memperlihatkan dunia sebagai terasing dari Allah dan dikuasai oleh Iblis (2Kor 4:4; Efesus 6:10–12; Yoh 12:31). Setan-setan termasuk dalam jenjang kedudukan para penguasa zaman ini; orang Kristen harus senantiasa berperang melawan setan-setan itu (Efesus 6:12). Setan-setan dapat, dan sering kali, tinggal di dalam tubuh orang yang tidak percaya (lihat Mr 5:15; Luk 4:41; 8:27–28; Kis 16:18) serta menggunakan suara mereka untuk berbicara. Mereka memperbudak orang itu dan mempengaruhi mereka untuk melakukan kejahatan, kebejatan, dan kerusakan. Setan-setan dapat mengakibatkan penyakit jasmaniah di dalam tubuh manusia (Mat 9:32–33; 12:22; 17:14–18; Mr 9:20–22; Luk 13:11,16), sekalipun tidak semua penyakit disebabkan oleh roh jahat (Mat 4:24; Luk 5:12–13). Mereka yang terlibat dalam spiritisme dan ilmu sihir sedang berhubungan dengan roh-roh jahat; hal ini dengan mudah dapat mengakibatkan perbudakan kepada kuasa setan (Kis 13:8–10; 19:19; Gal 5:20; Wahyu 9:20). Roh-roh jahat akan sangat aktif khususnya pada hari-hari terakhir zaman ini, meningkatkan ilmu gaib, kebejatan, kekerasan, dan kekejaman; mereka akan menyerang Firman Allah dan doktrin yang benar (Mat 24:24; 2Kor 11:14–15; 1Tim 4:1). Pencurahan utama dari segala kegiatan setan-setan adalah di dalam diri antikristus dan para pengikutnya (2Tes 2:9; Wahyu 13:2–8; 16:13–14).[5]

Dalam mukjizat-mukjizat-Nya Yesus sering kali menyerang kuasa Iblis dan setan-setan (mis. Mr 1:26,34,39; 3:10–11; 5:1–20; 9:17–29; bd. Luk 13:16). Salah satu tujuan kedatangan Yesus ke dunia ini adalah untuk mengikat Iblis dan membebaskan mereka yang diperbudak olehnya (Mat 12:29; Mr 1:27; Luk 4:18). Perihal Yesus mengikat Iblis itu, dilaksanakan sebagiannya dengan mengusir setan-setan dan secara lebih sempurna dengan kematian dan kebangkitan-Nya (Yoh 12:31). Tindakan tersebut telah menghancurkan kuasa kerajaan Iblis dan memugar kuasa Kerajaan Allah. Neraka (Yunani gehenna) sebagai tempat siksaan telah dipersiapkan oleh Tuhan bagi Iblis dan setan-setannya (Mat 8:29; 25:41).[5]

Alkitab mengajarkan bahwa orang yang sungguh-sungguh percaya dan didiami oleh Roh Kudus tidak mungkin kerasukan setan; Roh Kudus dan setan-setan tidak dapat tinggal bersama-sama dalam satu tubuh (2Kor 6:15–16). Akan tetapi, setan-setan dapat mempengaruhi pikiran, perasaan, dan tindakan orang percaya yang tidak menuruti pimpinan Roh Kudus (Mat 16:23; 2 Korintus 11:3,14). Yesus menjanjikan kepada orang percaya sejati bahwa mereka akan menerima kuasa atas Iblis dan rekan-rekannya. Pada saat orang beriman berhadapan dengan mereka, maka ia harus mematahkan kuasa yang mereka ingin gunakan atas dirinyaa dan orang lain dengan jalan memerangi mereka secara rohani oleh kuasa Roh Kudus (lih. Lukas 4:14–19). Dengan cara ini orang beriman dapat terlepas dari kuasa kegelapan.[5]

Menurut perumpamaan dalam Mr 3:27, peperangan rohani melawan Iblis meliputi tiga aspek:[5]

  • (a) menyatakan perang terhadap Iblis sesuai dengan tujuan Allah (lihat Luk 4:14–19);
  • (b) memasuki rumah Iblis (di manapun ia berkuasa), menyerang dan menguasainya dengan doa dan pemberitaan Firman Allah serta membinasakan senjata-senjata tipu daya dan godaan setan (bandingkan Luk 11:20–22);
  • (c) merebut miliknya, yaitu, membebaskan mereka yang selama ini ditawan oleh kuasa Iblis dan memberi mereka kepada Allah supaya dapat menerima pengampunan dan pengudusan melalui iman kepada Kristus (Luk 11:22; Kis 26:18).[5]

Inilah proses yang harus diikuti untuk mengalahkan Iblis:[5]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Jesus in the Synagogue of Capernaum: The Pericope and its Programmatic Character for the Gospel of Mark by John Chijioke Iwe 1991 ISBN 9788876528460 page 7
  2. ^ Reading Luke by Charles H. Talbert 2002 ISBN 1573123935 pages 61–62
  3. ^ Markus 1:21–28
  4. ^ Lukas 4:31–37
  5. ^ a b c d e f g h i j k l The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
Kembali kehalaman sebelumnya