Yesus dalam rumah ibadat di KapernaumYesus dalam rumah ibadat di Kapernaum adalah suatu perikop dalam Perjanjian Baru yang menandai awal pelayanan Yesus secara publik.[1] Pengusiran setan yang dilakukan pada episode ini adalah salah satu mukjizat dari Yesus, yang tercatat dalam Markus 1:21-28 dan Lukas 4:31-37.[2][3][4] Catatan Alkitab
KomentariInjil Markus dan Injil Lukas mencatat bahwa salah satu tindakan pertama Yesus setelah memberitahukan kemesiasan-Nya ialah mengadakan perlawanan langsung dengan setan.[5] Tujuan utama Yesus dalam pelayanan-Nya adalah membinasakan pekerjaan Iblis (1 Yohanes 3:8). Kerajaan Allah tidak akan terwujud tanpa konfrontasi dengan kerajaan Iblis (lihat Matius 12:28).[5] Satu tanda yang nyata bahwa Kerajaan itu telah berhenti dinyatakan di antara umat Allah ialah kegagalan melawan kuasa kejahatan secara langsung dengan melepaskan orang berdosa dari perbudakan kepada dosa dan setan (Kuasa Yesus atas roh jahat/setan).[5] Kuasa atas roh jahat/setanPerjanjian Baru berkali-kali menunjuk kepada mereka yang menderita karena penindasan dan pengaruh Iblis sebab ada roh jahat yang tinggal di dalam diri mereka, dan kepada pertempuran Yesus dengan setan-setan. Dalam Injil Markus, misalnya, banyak perjumpaan semacam itu dilukiskan: Markus 1:23–28,32–34,39; 3:10–12,14–15; 5:1–20; 6:7,13; 7:24–30; Markus 9:14–29; 16:17.[5] Setan-setan adalah makhluk roh yang berkepribadian dan berakal. Sebagai anggota kerajaan Iblis dan sebagai musuh Allah serta manusia (Matius 12:43– 45), mereka itu jahat, kejam dan berada di bawah kekuasaan Iblis (lihat Matius 4:10). Setan-setan adalah kuasa yang terdapat dalam berhala. Dengan demikian, menyembah pada allah yang palsu berarti menyembah setan-setan (lihat {{Alkitab|1 Korintus 10:20).[5] Perjanjian Baru memperlihatkan dunia sebagai terasing dari Allah dan dikuasai oleh Iblis (2Kor 4:4; Efesus 6:10–12; Yoh 12:31). Setan-setan termasuk dalam jenjang kedudukan para penguasa zaman ini; orang Kristen harus senantiasa berperang melawan setan-setan itu (Efesus 6:12). Setan-setan dapat, dan sering kali, tinggal di dalam tubuh orang yang tidak percaya (lihat Mr 5:15; Luk 4:41; 8:27–28; Kis 16:18) serta menggunakan suara mereka untuk berbicara. Mereka memperbudak orang itu dan mempengaruhi mereka untuk melakukan kejahatan, kebejatan, dan kerusakan. Setan-setan dapat mengakibatkan penyakit jasmaniah di dalam tubuh manusia (Mat 9:32–33; 12:22; 17:14–18; Mr 9:20–22; Luk 13:11,16), sekalipun tidak semua penyakit disebabkan oleh roh jahat (Mat 4:24; Luk 5:12–13). Mereka yang terlibat dalam spiritisme dan ilmu sihir sedang berhubungan dengan roh-roh jahat; hal ini dengan mudah dapat mengakibatkan perbudakan kepada kuasa setan (Kis 13:8–10; 19:19; Gal 5:20; Wahyu 9:20). Roh-roh jahat akan sangat aktif khususnya pada hari-hari terakhir zaman ini, meningkatkan ilmu gaib, kebejatan, kekerasan, dan kekejaman; mereka akan menyerang Firman Allah dan doktrin yang benar (Mat 24:24; 2Kor 11:14–15; 1Tim 4:1). Pencurahan utama dari segala kegiatan setan-setan adalah di dalam diri antikristus dan para pengikutnya (2Tes 2:9; Wahyu 13:2–8; 16:13–14).[5] Dalam mukjizat-mukjizat-Nya Yesus sering kali menyerang kuasa Iblis dan setan-setan (mis. Mr 1:26,34,39; 3:10–11; 5:1–20; 9:17–29; bd. Luk 13:16). Salah satu tujuan kedatangan Yesus ke dunia ini adalah untuk mengikat Iblis dan membebaskan mereka yang diperbudak olehnya (Mat 12:29; Mr 1:27; Luk 4:18). Perihal Yesus mengikat Iblis itu, dilaksanakan sebagiannya dengan mengusir setan-setan dan secara lebih sempurna dengan kematian dan kebangkitan-Nya (Yoh 12:31). Tindakan tersebut telah menghancurkan kuasa kerajaan Iblis dan memugar kuasa Kerajaan Allah. Neraka (Yunani gehenna) sebagai tempat siksaan telah dipersiapkan oleh Tuhan bagi Iblis dan setan-setannya (Mat 8:29; 25:41).[5] Alkitab mengajarkan bahwa orang yang sungguh-sungguh percaya dan didiami oleh Roh Kudus tidak mungkin kerasukan setan; Roh Kudus dan setan-setan tidak dapat tinggal bersama-sama dalam satu tubuh (2Kor 6:15–16). Akan tetapi, setan-setan dapat mempengaruhi pikiran, perasaan, dan tindakan orang percaya yang tidak menuruti pimpinan Roh Kudus (Mat 16:23; 2 Korintus 11:3,14). Yesus menjanjikan kepada orang percaya sejati bahwa mereka akan menerima kuasa atas Iblis dan rekan-rekannya. Pada saat orang beriman berhadapan dengan mereka, maka ia harus mematahkan kuasa yang mereka ingin gunakan atas dirinyaa dan orang lain dengan jalan memerangi mereka secara rohani oleh kuasa Roh Kudus (lih. Lukas 4:14–19). Dengan cara ini orang beriman dapat terlepas dari kuasa kegelapan.[5] Menurut perumpamaan dalam Mr 3:27, peperangan rohani melawan Iblis meliputi tiga aspek:[5]
Inilah proses yang harus diikuti untuk mengalahkan Iblis:[5]
Lihat pula
Referensi
|