Yesus mengusir roh dari seorang anak laki-lakiPengusiran roh dari seorang anak yang kerasukan setan, atau anak laki-laki dengan roh bisu,[1] adalah salah satu dari mukjizat-mukjizat yang dikaitkan dengan Yesus dan yang dilaporkan dalam ketiga Injil Sinoptik, yang melibatkan penyembuhan penyakit yang dimiliki anak itu melalui pengusiran setan. Catatan dalam Injil Markus agak berbeda dengan catatan dalam Injil Matius dan Lukas. Dalam ketiga catatan Injil, penyembuhan ini langsung mengikuti catatan Transfigurasi Kristus. Catatan AlkitabPerbandingan kisah dari tiga Injil
* Semua kutipan Alkitab dari Terjemahan Baru. KomentariCatatan Injil Markus (Markus 9:17–29) menjelaskan bagaimana Yesus dikelilingi oleh kerumunan orang, salah satu di antaranya meminta bantuan untuk anaknya, yang 'kerasukan roh yang membisukan dia' dan menjelaskan bahwa roh itu membuatnya mulutnya berbusa, giginya bekertakan dan tubuhnya menjadi kejang. Dia memberitahu Yesus bahwa ia telah meminta murid-murid untuk menyembuhkan anak laki-laki itu, tetapi mereka tidak mampu untuk melakukannya. Yesus menjawab dengan menyebut orang banyak dan para pengikut-nya sebagai 'angkatan yang tidak percaya dan yang sesat', dan bertanya 'Berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu? Berapa lama lagi Aku harus sabar terhadap kamu?'. Ini mencerminkan penilaian Yesus terhadap murid dan gereja yang gagal melayani orang lain dengan kuasa Kerajaan Allah. Kegagalan untuk membebaskan orang yang ditindas oleh Iblis atau setan-setan (Matius 17:15–21) menunjukkan kekurangan iman, ketidakmengertian dan kekurangan kekuasaan rohani (Matius 17:17,20–21; Markus 9:29). Tujuan Roh Kudus dalam mencatat kisah-kisah yang terdapat dalam Matius 17:14–21 bukan saja menekankan bahwa Yesus mengusir setan-setan, tetapi juga bahwa Ia menginginkan murid-murid-Nya melakukan hal yang sama (Matius 17:20–21. Yesus sangat kecewa dan terluka hati-Nya ketika umat-Nya gagal untuk berperan serta dalam pelayanan-Nya melawan kuasa Iblis (lihat Matius 10:1; Matius 10:8; Markus 9:28–29; Lukas 9:1; Yohanes 14:12).[2] Ketika ia dibawa kepada Yesus, anak itu segera mengalami kejang epilepsi - Pulpit Commentary mencatat bahwa "Keterangan grafis St. Mark sesuai tepat dengan gejala epilepsi".[3] Yesus bertanya kepada ayah anak itu berapa lama anak itu telah mengalaminya; ayah menjawab bahwa hal ini telah terjadi sejak masa kanak-kanak dan meminta Yesus untuk membantu jika Ia bisa. Yesus mengatakan kepadanya bahwa segala sesuatu adalah mungkin bagi orang yang percaya, dan orang itu menjawab, 'Aku percaya. Tolonglah aku yang tidak percaya ini!'. Yesus sering mempercakapkan sifat dari iman yang sejati. Ia berbicara tentang iman yang sanggup memindahkan gunung, mengadakan mukjizat dan penyembuhan serta melakukan hal-hal besar untuk Allah. Iman yang sejati adalah iman efektif yang memberikan hasil: akan "memindahkan gunung"; bukanlah percaya kepada "iman" sebagai suatu kekuatan atau kuasa, tetapi "percaya kepada Allah" (Markus 11:22). Iman yang sejati adalah karya Allah di dalam hati orang percaya (Markus 9:24; Filipi 2:13). Iman meliputi kesadaran yang diberikan oleh Allah ke dalam hati orang itu bahwa doa-doanya dikabulkan (Markus 11:23). Iman itu diciptakan oleh Roh Kudus di dalam diri orang percaya; orang itu sendiri tidak dapat menghasilkannya dalam pikirannya (Roma 12:3; 1Kor 12:9). Karena iman yang sejati adalah suatu karunia yang dianugerahkan kepada orang percaya oleh Kristus, sangat penting untuk mendekat kepada Kristus dan Firman-Nya serta memperdalam penyerahan dan keyakinan kepada-Nya (Roma 10:17; Filipi 3:8–15). Orang percaya bergantung pada-Nya dalam segala hal; "di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa" (Yoh 15:5; juga lihat Yohanes 3:27; Ibrani 4:16; 7:25). Dengan kata lain, orang beriman harus mencari Kristus sebagai pencipta dan penyempurna imannya (Ibr 12:2). Kehadiran-Nya yang dekat dan ketaatan orang beriman kepada Firman-Nya merupakan sumber dan rahasia iman (Mat 9:21; Yoh 15:7). Iman yang sejati berada di bawah pengawasan Allah. Iman dianugerahkan berdasarkan kasih, hikmat, kasih karunia, dan maksud Kerajaan Allah. Iman itu dianugerahkan untuk melaksanakan kehendak-Nya dan untuk mengungkapkan kasih-Nya kepada orang percaya. Itu tidak boleh dipergunakan untuk kepentingan diri sendiri (Yakobus 4:3).[2] Versi dalam injil Matius (Matius 17:14–18) jauh lebih pendek dan secara singkat dicatat bahwa anak laki-laki itu kena "penyakit ayan" (bahasa Inggris: "moonstuck"; bahasa Yunani: σεληνιάζεται, selēniazetai), diterjemahkan sebagai "lunatick" ("gila akibat bulan") pada Alkitab Jenewa dan Versi Raja James dan sebagai "epilepsi" pada New King James Version dan Revised Standard Version. Konkordansi Strong menyatakan bahwa kondisi epilepsi pada zaman dulu "diduga dipengaruhi oleh bulan".[4] Versi dalam Injil Lukas juga dipersingkat, tapi di sini dimuat rujukan mengenai orang banyak.[5] Lihat pula
Referensi
|