Tate & Lyle
Tate & Lyle PLC adalah sebuah pemasok bahan makanan dan minuman untuk industri. Perusahaan ini awalnya hanya memproduksi gula, namun pada dekade 1970-an, perusahaan ini mulai berdiversifikasi dan akhirnya menjual bisnis produksi gulanya pada tahun 2010. Tate & Lyle kini fokus mengolah bahan mentah seperti jagung dan tapioka menjadi bahan yang dapat menambah rasa, tekstur, dan nutrisi pada makanan dan minuman.[2] Perusahaan ini melantai di Bursa Saham London dan merupakan salah satu komponen dari Indeks FTSE 250. Pada tahun 2016, Lyle's Golden Syrup buatan perusahaan ini mendapat penghargaan dari Guinness World Record sebagai penjenamaan tertua di dunia.[3] Nick Hampton menjadi CEO Tate & Lyle mulai 1 April 2018, menggantikan Javed Ahmed yang pensiun.[4] SejarahProduksi gulaPerusahaan ini dibentuk pada tahun 1921 melalui penggabungan dua produsen gula, yakni Henry Tate & Sons dan Abram Lyle & Sons.[5] Henry Tate mendirikan perusahaannya pada tahun 1859 di Liverpool, dan kemudian berekspansi ke Silvertown di London Timur.[5] Tate juga mendirikan Tate Institute di Silvertown pada tahun 1887 dan Tate Gallery di Pimlico, Central London pada tahun 1897. Ia menyumbang koleksi lukisan Pra-Raphaelite miliknya ke galeri tersebut.[6] Pada tahun 1865, Abram Lyle, seorang pembuat tong dan pemilik kapal, mengakuisisi saham sebuah pabrik gula di Greenock dan di Plaistow Wharf, West Silvertown, London.[5] Pabrik milik Tate dan Lyle berlokasi cukup dekat, yakni di Silvertown dan di Plaistow Wharf, sehingga masuk akal untuk bergabung. Sebelum bergabung, Tate dan Lyle terlibat kompetisi yang cukup ketat, dan keduanya pun tidak pernah bertemu secara langsung.[7] Pada tahun 1949, perusahaan ini memperkenalkan merek "Mr Cube", sebagai bagian dari kampanye pemasaran untuk melawan proposal nasionalisasi dari pemerintah.[5] DiversifikasiMulai tahun 1973, keanggotaan Britania Raya di Komunitas Ekonomi Eropa mengancam bisnis utama Tate & Lyle, karena kuota yang ditetapkan di Brussels lebih menguntungkan produsen gula dari bit gula daripada produsen gula impor seperti Tate & Lyle.[8] Sebagai hasilnya, di bawah kepemimpinan Saxon Tate (keturunan langsung Henry Tate), perusahaan ini mulai berdiversifikasi ke perdagangan komoditas, transportasi, dan rekayasa. Pada tahun 1976, perusahaan ini mengakuisisi produsen gula lain, yakni Manbré & Garton.[8] Pada tahun 1976, perusahaan ini mengakuisisi 33% saham Amylum. Kepemilikan sahamnya kemudian ditingkatkan menjadi 63% pada tahun 1988.[5] Pabrik gula di Liverpool ditutup pada tahun 1981 dan di Greenock ditutup pada tahun 1997.[9] Pada tahun 1988, Tate & Lyle mengakuisisi 90% saham A. E. Staley, sebuah pemroses jagung asal Amerika Serikat. Pada tahun 1998, perusahaan ini membeli Haarmann & Reimer, sebuah produsen asam sitrat. Pada tahun 2000, perusahaan ini mengakuisisi sisa saham Amylum dan A. E. Staley yang belum mereka pegang.[5] Pada tahun 2004, perusahaan ini menjalin kerja sama dengan DuPont untuk memproduksi 1,3-Propanadiol yang dapat digunakan untuk membuat Sorona (pengganti nilon). Ini merupakan bisnis pertama Tate & di bidang biomaterial.[5] Pada tahun 2005, DuPont Tate & Lyle BioProducts resmi didirikan sebagai perusahaan patungan antara DuPont dan Tate & Lyle.[10] Pada tahun 2006, perusahaan ini mengakuisisi Hycail, sebuah perusahaan kecil asal Belanda yang memegang hak kekayaan intelektual dan sebuah pabrik untuk memproduksi asam polilaktat (PLA), salah satu jenis bioplastik.[11] Pada bulan Oktober 2007, lima pabrik alkohol dan amilum di Eropa yang sebelumnya dimiliki oleh Amylum, dijual ke Syral, anak usaha Tereos.[12] Syral lalu menutup pabrik di Greenwich Peninsula, London pada bulan September 2009, dan kemudian dihancurkan.[13] Pada bulan Februari 2008, diumumkan bahwa gula kristal putih buatan Tate & Lyle akan diakreditasi sebagai produk Fairtrade, dan semua produk ritel buatan Tate & Lyle akan menyusul pada tahun 2009.[14] Pada bulan April 2009, Komisi Perdagangan Internasional Amerika Serikat memutuskan bahwa perusahaan asal Tiongkok dapat memproduksi versi tiruan dari Splenda buatan Tate & Lyle.[15] Tate & Lyle mengembangkan metode untuk memproduksi pemanis alami alulosa. Perusahaan ini berupaya mengambil keuntungan dari Food and Drug Administration yang mengizinkan alulosa tidak didaftarkan sebagai gula murni atau sebagai gula tambahan di bahan makanan komersial.[16] Penjualan bisnis produksi gulaPada bulan Juli 2010, perusahaan ini mengumumkan penjualan bisnis produksi gulanya, termasuk hak untuk menggunakan nama merek Tate & Lyle dan Lyle's Golden Syrup, ke American Sugar Refining dengan harga £211 juta.[17] Penjualan ini juga meliputi pabrik di Plaistow Wharf dan Silvertown.[17] American Sugar Refining pun berjanji tidak akan melakukan pengurangan pekerja.[18] Dalam budaya populerPada tahun 2012, HarperCollins menerbitkan The Sugar Girls, sebuah karya nonfiksi naratif yang didasarkan pada kisah nyata seorang wanita yang bekerja di dua pabrik milik Tate & Lyle di East End mulai dekade 1940-an hingga 1960-an.[19] OperasiPerusahaan ini dibagi menjadi sebagai berikut:[20]
Referensi
Bacaan lebih lanjut
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Tate & Lyle.
|