Prembun, Kebumen
Prembun (bahasa Jawa: ꦥꦿꦼꦩ꧀ꦧꦸꦤ꧀) adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Kecamatan Prembun terletak di sebelah timur Kota Kebumen. Jarak Kecamatan Prembun dari Kota Kebumen adalah 21 kilometer melalui Kecamatan Kutowinangun. Luas wilayahnya 22,96 km², dan jumlah penduduknya per tahun 2015 sebanyak 26.519 jiwa (laki-laki 13.014 jiwa, perempuan 13.505 jiwa). Kecamatan Prembun terdiri atas 13 desa, 40 RW, dan 130 RT. Kecamatan Prembun merupakan satu dari enam kecamatan dengan kemajuan ibu kota yang sangat pesat di Kabupaten Kebumen lantaran dilintasi oleh jalan nasional penghubung antarkota di Pulau Jawa. Hampir semua kegiatan pemerintahan, bisnis, ekonomi dan fasilitas umum wilayah Kabupaten Kebumen bagian timur ada di Kecamatan Prembun. Pusat pemerintahan Kecamatan Prembun berada di Desa Prembun. Desa/kelurahan
Batas-batas Wilayah
GeografiKecamatan Prembun memiliki kondisi topografi yang sebagian besar merupakan dataran rendah. Ketinggian rata-rata Kecamatan Prembun hanya 15 meter di atas permukaan air laut. Dataran tertingginya berada di barat wilayah Dusun Kesambi Lor, Desa Pesuningan dan Dusun Mutisari, Mulyosri. Kecamatan Prembun yang beriklim tropis dengan dua musim dalam satu tahunnya yaitu musim kemarau dan penghujan, dengan suhu berkisar 24—33 °C di siang hari dan 22—28 °C di malam hari. Sungai terbesar di wilayah ini yakni Sungai Badegolan, Sungai Keceme dan Sungai Lesung. SejarahData sejarah tertulis mengenai Prembun di masa lalu masih belum dapat ditemukan hingga sekarang. Satu-satunya data sejarah yang dapat ditelusuri adalah arsip foto-foto lama yang menunjukan kondisi Prembun di masa kolonial. Menariknya lagi, foto-foto tadi tidak hanya diambil dari permukaan tanah saja tetapi juga dari diambil dari udara. Dari foto-foto tadi, dapat diketahui bahwa dahulu di Prembun ternyata pernah berdiri sebuah pabrik gula yang berukuran cukup besar. Pabrik gula ini pada catatan Belanda bernama Suiker Fabriek Remboen. Pabrik Gula Prembun merupakan satu-satunya pabrik gula milik Belanda yang pernah berdiri di Kebumen. Wajar saja jika dahulu di Prembun pernah berdiri pabrik gula karena lokasinya yang mudah diakses dan sudah dilalui oleh jalur kereta api. Belum diketahui dengan pasti kapan pabrik ini mulai berdiri dan ditutup. Walaupun bangunan pabrik gula Prembun sudah tidak ada lagi,namun bukti-bukti kejayaan pabrik gula Prembun di masa lalu masih dapat anda lihat hingga sekarang seperti keberadaan beberapa bekas rumah dinas untuk karyawan pabrik gula Prembun.[1] Penggunaan LahanPenggunaan lahan di Kecamatan Prembun umumnya digunakan sebagai lahan persawahan. Sebagian besar lahan sawah merupakan sawah irigasi dari Waduk Wadaslintang. Hasil bumi Kecamatan Prembun berupa padi, sayur-mayur, buah buahan, palawija, dan yang paling terkenal adalah bengkoang. Selain itu juga digunakan sebagai kolam untuk sektor perikanan. TransportasiTransportasi di Kecamatan Prembun berupa angkutan kota (masyarakat setempat biasa menyebutnya colt) dan bus mikro yang menghubungkan sejumlah desa di Kecamatan Prembun maupun dengan kecamatan lainnya bahkan dengan pusat Kabupaten Kebumen. Selain itu juga terdapat bus antarkota serta dilayani oleh kereta api. Sarana dan Prasaran penunjang seperti jalan hotmix dan jembatan sudah baik diruas vitas wilayah ini kareana dilintasi jalan nasional penghubung dengan dengan pusat Kabupaten Kebumen serta jalan angkutan antarkota di Pulau Jawa. Tak hanya itu saja, Kecamatan Prembun juga dilintasi jalan provinsi yang menghubungkan Kabupaten Kebumen dengan Kabupaten Wonosobo dengan melintasi pinggiran Waduk Wadaslintang. Di sisi selatan terdapat ruas jalan penting kabupaten untuk menuju sejumlah kecamatan di wilayah pesisir Kabupaten Kebumen. PendudukSebagian besar penduduk Kecamatan Prembun berprofesi sebagai petani, pedagang, Ibu Rumah Tangga, Wiraswasta dan PNS. Tak jarang penduduk usia produktif pergi merantaau atau bersekolah ke kota besar seperti Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi (Jabotabek), Kota Bandung, Kota Semarang, Kota Surabaya, Kota Yogyakarta, Kota Surakarta, Purwokerto dan sejumlah kota besar di luar pulau seperti Sumatra, Bali, dan Kalimantan. Mayoritas penduduk Kecamatan Prembun memeluk agama Islam namun ada pula yang beragama Kristen. Begitupun suku yang juga didapati dari suku Tionghoa. Jenjang pendidikan yang dicapai penduduk di wilayah ini adalah hingga Universitas meski sebagiaan besar tamatan Sekolah menengah pertama dan Sekolah menengah atas. BahasaMasyarakat Kecamatan Prembun mempunyai logat bahasa yang berbeda dari penduduk Kabupaten Kebumen pada umumnya. Jika masyarakat Kabupaten Kebumen sebagian besar menggunakan Bahasa Banyumasan atau Ngapak, maka masyarakat Kecamatan Prembun berbahasa dengan didominasi vokal o, dan mbandek (poko'e) atau lebih dekat dengan logat Bagelen dan Bahasa Kedu. Selain di Kecamatan Prembun, masyarakat yang menuturkan logat ini meliputi Kecamatan Ambal, Kecamatan Mirit, Kecamatan Kutowinangun, Kecamatan Poncowarno, Kecamatan Padureso, dan Kecamatan Bonorowo. Bahkan Kecamatan Prembun terkenal dengan kalimat Petek poteh sekele koneng numpak dhugar gejedud-jedud" yang berarti Ayam putih kakinya kuning menumpang dokar terantuk. SekolahBeberapa sekolah negeri dan swasta yang ada di Kecamatan Prembun cukup banyak dan lengkap, diantaranya sebagai berikut:
Sarana PublikSarana publik di Kecamatan Prembun cukup bagus dengan adanya pasar tradisonal, fasilitas kesehatan, dan fasilitas lain yang mendukung. Berikut sejumlah fasilitas umum yang ada di Kecamatan Prembun:
Referensi |