Kutowinangun, Kebumen
Kutowinangun (bahasa Jawa: ꦏꦸꦠꦮꦶꦤꦔꦸꦤ꧀, translit. Kutawinangun) adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Kecamatan Kutowinangun terkenal dengan produksi home industry Gerabah di Desa Pejagatan, Ember Porot di Desa Mrinen, Parut di Desa Mekarsari. Penduduk Kecamatan Kutowinangun yakni 42.417 jiwa dengan jumlah laki-laki 20.839 jiwa dan perempuan 21.755 jiwa. Luas wilayah Kecamatan Kutowinangun seluas 33,73 km2, dengan kepadatan penduduk per kilometer persegi 1.100 jiwa. Jarak Kecamatan Kutowinangun dari pusat Kabupaten Kebumen adalah 17 Km. Banyaknya RT di Kecamatan Kutowinangun adalah 245 dan RW sebanyak 80 yang terbagi dalam 19 Desa. Pusat pemerintahannya berada di Desa Kutowinangun Desa/kelurahanBatas-batas Wilayah
GeografiKecamatan Kutowinangun merupakan Kecamatan yang terletak di bagian timur Kabupaten Kebumen. Secara Geografis Kecamatan Kutowinangun terletak pada 7°45′ Lintang Selatan dan 10°937′ Bujur Timur. Kecamatan Kutowinangun sebagian besar merupakan dataran rendah hingga dataran rendah bergelombang dibagian utara. Disebelah Barat terdapat Perbukitan Bukit Bulupitu dengan ketinggian hingga lebih dari 100 Mdpl meliputi Desa Pesalakan, Kaliputih, Pekunden dan Tanjungseto. Sungai-sungai yang ada di Kecamatan Kutowinangun diantaranya adalah Kali Medono atau Sungai Badegolan dan Sungai Tholang. Kecamatan Kutowinangun yang beriklim tropis dengan dua musim dalam satu tahunnya yaitu musim kemarau dan penghujan, dengan suhu udara pada siang hari berkisar antara 26 - 33 derajat Celcius. Penggunaan LahanLuas wilayah Kecamatan Kutowinangun sebesar 3.873 Ha atau 38,73 Km2 yang terbagi menjadi 19 wilayah Administrasi Desa. Desa terluas adalah Desa Lumbu sebesar 328 Ha atau 9,72 persen daril uas Kecamatan Kutowinangun dan Desa paling kecil adalah Desa Lundong sebesar 101 Ha atau 9,72 persen dari Luas Kecamatan Kutowinangun. Dari Luas sebesar 3.737 Ha tersebut terdiri dari lahan sawah 1.435,71 Ha atau 57,4 persen. Menurut sistem irigasinya lahan sawah di Kecamatan Kutowinangun sebagian besar sudah menggunakan irigasi teknis yang bisa ditanami padi dua kali dalam setahun yaitu seluas 906,96 Ha. Lahann sawah yang belum menggunakan irigasi atau tadah hujan seluas 528,75 Ha yang hanya bisa ditanami padi sekali dalam setahun. Sedangkan sisanya untuk bangunan, permukiman penduduk, hutan rakyat dan tegalan. PendudukSebagian besar penduduk Kecamatan Kutowinangun berprofesi pedagang, petani, buruh tani, Ibu Rumah Tangga, Wiraswasta dan PNS. Umumnya penduduk usia produktif pergi merantau atau bersekolah ke kota besar seperti Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi (Jabotabek), Bandung, Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Surakarta, Purwokerto dan sejumlah kota besar di luar pulau seperti Sumatra, Bali, dan Kalimantan. Mayoritas penduduk Kecamatan Kutowinangun memeluk agama Islam, ada juga yang beragama Kristen. Jenjang pendidikan yang dicapai penduduk di wilayah ini adalah hingga Universitas meski sebagiaan besar tamatan Sekolah menengah pertama dan Sekolah menengah atas. Penduduk Kecamatan Kutowinangun berbahasa Jawa dengan Dialek Bagelan terutama bagian timur. Namun juga banyak yang berbicara dengan Dialek Banyumasan atau Ngapak. TransportasiKecamatan Kutowinangun termasuk satu dari lima kota kecamatan yang tumbuh signifikan di Kabupaten Kebumen karena wilayah selatan Kecamatan Kutowinangun Dilintasi Jalan Nasional Rute 3 yang meghubungkan Jakarta dengan Yogyakarta. Dengan demikian moda transportasi di Kecamatan Kutowinangun sangat beragam mulai dengan menggunakan Angkutan Dokar,Becak,angkutan kota, angkutan pedesaan, umum atau bus antar kota antar provinsi. Selain itu terdapat Jalur kereta api lintas selatan Pulau Jawa sehingga terdapat Stasiun Kutowinangun di wilayah ini. SekolahTingkat SD / MI :
Tingkat SMP / MTs :
Tingkat SMA / SMK / MAN :
Sarana Publik
Pariwisata1. Wanawisata Bulupitu
2. Wisata Ziarah
Pranala luar
Lihat pula |