Pengkhotbah 1

Pengkhotbah 1
KitabKitab Pengkhotbah
KategoriKetuvim
Bagian Alkitab KristenPerjanjian Lama
Urutan dalam
Kitab Kristen
21
pasal 2

Pengkhotbah 1 adalah pasal pertama Kitab Pengkhotbah dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Secara tradisional diyakini digubah oleh raja Salomo, putra raja Daud.[1] Pasal ini diawali dengan perkenalan diri penulis dan tema kitab ini (ayat 1-3).[2][3]

Teks

Struktur

Terjemahan Baru (TB) membagi pasal ini:

Ayat 1

Inilah perkataan Pengkhotbah, anak Daud, raja di Yerusalem. (TB)[4]
bahasa Ibrani (dari kanan ke kiri): דברי קהלת בן־דוד מלך בירושלם׃
transliterasi Ibrani:  dib·rei qo·he·let ben-da·wid me·lekh b'i·ru·sha·lim.[5]

Kata "qohelet" yang diterjemahkan sebagai "Pengkhotbah" sebenarnya bermakna "orang yang menghimpun" atau "mengumpulkan"; di sini dapat diartikan "mengumpulkan filsafat mengenai kehidupan".[6][7] Dianggap merupakan nama pena penulis (raja Salomo), sehingga sebenarnya tidak perlu diterjemahkan.[7]

Ayat 2

Kesia-siaan belaka, kata Pengkhotbah, kesia-siaan belaka, segala sesuatu adalah sia-sia. (TB)[8]
bahasa Ibrani (dari kanan ke kiri): הבל הבלים אמר קהלת הבל הבלים הכל הבל׃
transliterasi Ibrani: ha·bel ha·ba·lim a·mar qo·he·let ha·bel ha·ba·lim ha·kol ha·bel.[5]
  • habel: "sia-sia" atau "percuma". Habel juga merupakan nama yang diberikan kepada putra kedua Adam dan Hawa yang mati muda dibunuh abangnya, Kain; rupanya oleh orangtuanya disesali bahwa hidupnya "sia-sia".[9]
  • habalim: bentuk jamak dari habel; gabungan "habel habalim" menjadi "kesia-siaan atas segala kesia-siaan".
  • amar: "mengutarakan", "menyatakan", "memproklamirkan" atau "memberitahukan".
  • qohelet: "Pengkhotbah", yaitu nama pena dari penulis.
  • (ha)-kol: "semua", "segalanya", "segala sesuatu".

Pernyataan "kesia-siaan belaka" (atau "kesia-siaan atas (banyak) kesia-siaan") merupakan tema yang berulang dari Kitab Pengkhotbah. Merupakan hipotesis yang hendak diuji kebenarannya oleh sang Pengkhotbah, dan di akhir kitab, menjadi kesimpulan dari seluruh ulasan yang disampaikannya (Pengkhotbah 12:8).[7]

Ayat 16

Aku berkata dalam hati: "Lihatlah, aku telah memperbesar dan menambah hikmat lebih daripada semua orang yang memerintah atas Yerusalem sebelum aku, dan hatiku telah memperoleh banyak hikmat dan pengetahuan." (TB)[10]
bahasa Ibrani (dari kanan ke kiri): דברתי אני עם־לבי לאמר אני הנה הגדלתי והוספתי חכמה על כל־אשר־היה לפני על־ירושלם ולבי ראה הרבה חכמה ודעת׃
transliterasi Ibrani:  di·bar·ti a·ni im-li·bi le·mor a·ni hin·eh hig·dal·ti we·ho·w·saf·ti hek·mah al kol-a·sher-ha·yah le·fa·nai al-ye·ru·sya·lim we·li·bi ra·'ah har·beh hek·mah wa·da·'at.[5]

Sebelum Salomo, hanya Daud sebagai raja Kerajaan Israel yang memerintah di Yerusalem, tetapi sebelum itu sudah ada sejumlah raja di Yerusalem ketika masih dikuasai oleh orang Kanaan, antara lain Melkisedek (Kejadian 14:18), Adoni-Zedek (Yosua 10:1), dan Abdi-Khepa (disebut di Surat-surat Amarna), dan selanjutnya tidak ada raja yang sebijaksana Salomo di Yerusalem.[7]

Referensi

  1. ^ Dianne Bergant dan Robert J.Karris (ed). 2002. Tafsir Alkitab Perjanjian Lama. Yogyakarta: Kanisius. Hlm 648.
  2. ^ W.S. Lasor. 2005. Pengantar Perjanjian Lama 2. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hal. 145.
  3. ^ Emanuel Gerrit Singgih. 2001. Hidup di Bawah Bayang-Bayang Maut: Sebuah Tafsir Kitab Pengkhotbah. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
  4. ^ Pengkhotbah 1:1 - Sabda.org
  5. ^ a b c "Hebrew Tanakh Ecclesiastes 1". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-12-27. Diakses tanggal 2012-06-01. 
  6. ^ Ray C. Stedman. Is This All Theresia Is to Life? Answer from Ecclesiastes. 1999. Grand Rapids, Michigan: Discovery House Publishers. Aslinya diterbitkan dengan judul "Solomon's Secret". Portland, Oregon: Multnomah Press. 1985.
  7. ^ a b c d The Nelson Study Bible. Thomas Nelson, Inc. 1997
  8. ^ Pengkhotbah 1:2 - Sabda.org
  9. ^ Kejadian 4:2
  10. ^ Pengkhotbah 1:16 - Sabda.org

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya