Adoni-ZedekAdoni-Zedek (juga ditulis sebagai Adonizedek; dalam bahasa Inggris: Adoni-zedec; bahasa Ibrani: Adoni-Tzedek) adalah nama seorang raja Kanaan yang disebut dalam Kitab Yosua di Alkitab Ibrani dan bagian Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Dalam Kitab Yosua pasal 10 dicatat bahwa Adoni-Zedek adalah raja Yerusalem.[1] NamaNama "Adoni-Zedek" dapat diartikan "Tuanku Saleh", dari kata "Adon" yang berarti "tuan" dan "Zedek" yang berarti "saleh; benar". Dalam literatur Rabbinik ditulis, bahwa menurut Midrash, nama Adoni-Zedek berarti "Tuan wilayah Zedek" — yaitu "wilayah Yerusalem," kota yang "saleh" ("ẓedeḳ"; Genesis Rabbah xliii. 6).[2] Peperangan melawan YosuaSetelah terdengar oleh Adoni-Zedek, bahwa Yosua bin Nun telah merebut kota Ai dan telah menumpasnya—seperti yang dilakukannya terhadap kota Yerikho dan terhadap rajanya, demikianlah juga dilakukannya terhadap Ai dan terhadap rajanya—dan bahwa penduduk kota Gibeon telah mengadakan ikatan persahabatan dengan orang Israel dan diam di tengah-tengah mereka, maka sangat takutlah orang, sebab Gibeon itu kota yang besar, seperti salah satu kota kerajaan, bahkan lebih besar dari Ai, dan semua orangnya adalah pahlawan. Sebab itu Adoni-Zedek, raja Yerusalem, menyuruh orang kepada Hoham, raja Hebron, kepada Piream, raja Yarmut, kepada Yafia, raja Lakhis, dan kepada Debir, raja Eglon, mengatakan: "Datanglah kepadaku dan bantulah aku, supaya kita menggempur Gibeon, karena telah mengadakan ikatan persahabatan dengan Yosua dan orang Israel."[3] Lalu kelima raja orang Amori itu berkumpul dan bergerak maju: raja Yerusalem, raja Hebron, raja Yarmut, raja Lakhis dan raja Eglon, mereka beserta seluruh tentara mereka. Mereka berkemah mengepung Gibeon dan berperang melawannya. Lalu orang-orang Gibeon itu menyuruh orang kepada Yosua, ke tempat perkemahan di Gilgal, mengatakan: "Jangan menarik tanganmu daripada hamba-hambamu ini. Datanglah dengan segera kepada kami, lepaskanlah kami dan bantulah kami, sebab semua raja orang Amori, yang diam di pegunungan, telah bergabung melawan kami."[4] Lalu Yosua bergerak maju dari Gilgal, dia dan seluruh tentara j yang bersama-sama dengan dia, semuanya pahlawan yang gagah perkasa. Berfirmanlah TUHAN kepada Yosua: "Janganlah takut kepada mereka, sebab Aku menyerahkan mereka kepadamu. Tidak seorangpun dari mereka yang akan dapat bertahan menghadapi engkau."[5] Yosua menyerang mereka dengan tiba-tiba, setelah semalam-malaman bergerak maju dari Gilgal. Dan TUHAN mengacaukan mereka di depan orang Israel, sehingga Yosua menimbulkan kekalahan yang besar di antara mereka dekat Gibeon, mengejar mereka ke arah pendakian Bet-Horon dan memukul mereka mundur sampai dekat Azeka dan Makeda. Sedang mereka melarikan diri di depan orang Israel dan baru di lereng Bet-Horon, maka TUHAN melempari mereka dengan batu-batu besar dari langit, sampai ke Azeka, sehingga tentara-tentara Amori itu mati. Yang mati kena hujan batu itu ada lebih banyak dari yang dibunuh oleh orang Israel dengan pedang. Lalu Yosua berbicara kepada TUHAN pada hari TUHAN menyerahkan orang Amori itu kepada orang Israel.[6] Kemudian Yosua berkata di hadapan orang Israel: "Matahari, berhentilah di atas Gibeon dan engkau, bulan, di atas lembah Ayalon!" Maka berhentilah matahari dan bulanpun tidak bergerak, sampai bangsa itu membalaskan dendamnya kepada musuhnya. Matahari tidak bergerak di tengah langit dan lambat-lambat terbenam kira-kira sehari penuh. Belum pernah ada hari seperti itu, baik dahulu maupun kemudian, bahwa TUHAN mendengarkan permohonan seorang manusia secara demikian, sebab yang berperang untuk orang Israel ialah TUHAN. Kemudian Yosua dan seluruh orang Israel yang menyertainya pulang kembali ke tempat perkemahan di Gilgal.[7] PenangkapanAdoni-Zedek beserta empat raja lain itu melarikan diri dan bersembunyi di dalam gua di Makeda. Kepada Yosua dikabarkan, demikian: "Kelima raja itu telah ditemukan bersembunyi di dalam gua di Makeda." Lalu berkatalah Yosua: "Gulingkanlah batu-batu yang besar ke mulut gua itu dan tempatkanlah di sana orang untuk menjaga mereka. Tetapi kamu, janganlah kamu berhenti, kejarlah musuhmu dan hantamlah barisan belakangnya; janganlah biarkan mereka masuk ke dalam kota-kota mereka, sebab TUHAN, Allahmu, menyerahkan mereka kepadamu!" Setelah Yosua dan orang Israel selesai menimbulkan kekalahan yang besar sekali di antara mereka, sampai mereka dihancurkan sama sekali—beberapa orang dari mereka dapat lolos dan masuk ke kota-kota yang diperkuat—pulanglah seluruh bangsa itu dengan selamat kepada Yosua ke tempat perkemahan, di Makeda. Tidak ada seorangpun yang berani melemparkan kata-kata ancaman terhadap orang Israel.[8] KematianKemudian berkatalah Yosua: "Bukalah mulut gua dan keluarkanlah kelima raja itu dari dalam dan bawa kepadaku." Dilakukan oranglah demikian, kelima raja itu dikeluarkan dari gua itu dan dibawa kepadanya: raja Yerusalem (Adoni-Zedek), raja Hebron, raja Yarmut, raja Lakhis dan raja Eglon. Setelah raja-raja itu dikeluarkan dan dibawa kepada Yosua, maka Yosuapun memanggil semua orang Israel berkumpul dan berkata kepada para panglima tentara, yang ikut berperang bersama-sama dengan dia: "Marilah dekat, taruhlah kakimu ke atas tengkuk raja-raja ini." Maka datanglah mereka dekat dan menaruh kakinya ke atas tengkuk raja-raja itu. Lalu berkatalah Yosua kepada mereka: "Janganlah takut dan janganlah tawar hati, kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab secara itulah akan dilakukan TUHAN kepada semua musuhmu, yang kamu perangi." Sesudah itu Yosua membunuh raja-raja itu, dan menggantung mereka pada lima tiang, dan mereka tinggal tergantung pada tiang-tiang itu sampai matahari terbenam. Tetapi menjelang matahari terbenam, atas perintah Yosua mayat mereka diturunkan dari tiang-tiang itu, dan dilemparkan ke dalam gua, tempat mereka bersembunyi. Lalu mulut gua itu ditutupi orang dengan batu-batu besar.[9] Penurunan mayat yang mati tergantung menjelang matahari terbenam ini mengikuti perintah Musa dalam Kitab Ulanganpasal 21.[10] Identifikasi dengan "Abdi-Heba"Dalam Easton's Bible Dictionary dinyatakan bahwa di antara kumpulan Surat Amarna terdapat surat-surat yang dikirim oleh "Adonizedek" kepada Firaun Mesir, yang menambah informasi sejarah pada catatan Kitab Yosua pasal 10. Namun, satu-satunya raja Yerusalem yang disebut dalam kumpulan arsip surat ini hanyalah "`Abdi-Heba" (nama ini dapat diterjemahkan sebagai "abdi atau hamba Heba", "Heba" juga dieja "Kheba"), yang dikatakan telah menggantikan "Lab'ayu". Enam suratnya kepada raja Mesir (EA 285-290) termasuk ke dalam kumpulan Surat Amarna, dan namanya disebut dalam surat ketujuh (EA 280). Kemungkinan penyunting "Easton's Bible Dictionary" membaca bahwa `Abdi-Heba mengeluh mengenai serangan orang-orang Habiru, yang pada saat itu dipastikan oleh para sejarawan sebagai orang "Ibrani", dan memaksakan identifikasi ini. Tradisi KristenPeristiwa penghukuman dan kematian Adoni-Zedek dan empat raja sekutunya sebagai "musuh Israel" memberikan gambaran bagaimana Allah memperlakukan dosa dan memberikan hukuman kepada pendosa. Dalam hal ini Yesus Kristus yang tidak berdosa dijadikan "penanggung dosa" (dianggap sebagai "musuh Allah") untuk menerima kutukan penghukuman atas nama seluruh umat manusia. Sebagaimana Yosua berkata kepada para panglima tentara, yang ikut berperang bersama-sama dengan dia: "Marilah dekat, taruhlah kakimu ke atas tengkuk raja-raja ini." Allah akan menjadikan musuh-musuh-Nya (orang-orang berdosa) menjadi "tumpuan kaki-Nya".[11] Musuh-musuh pendosa itu, yaitu seluruh umat manusia, digantikan oleh Yesus Kristus sebagai "penanggung dosa" dan Ia mati "digantung di atas tiang" ("disalibkan") sampai matahari terbenam.[12] Menjelang matahari terbenam, mayat Adoni-Zedek dan empat raja sekutunya dimasukkan ke dalam gua yang ditutupi mulutnya dengan batu-batu besar. Ini dialami oleh Yesus Kristus untuk menggenapi nasib sebagai "penanggung dosa", dikuburkan di dalam gua dan kubur-Nya ditutupi dengan batu besar.[13] Setelah semua itu telah digenapi dan hutang dosa umat manusia sudah lunas dibayar, maka Yesus Kristus dibangkitkan oleh Allah untuk menjadi "manusia" pertama yang menerima kehidupan kekal, yang akan dianugerahkan kepada semua orang yang percaya kepada Yesus sebagai Juruselamat.[14] Lihat pula
Referensi
Pustaka tambahan
|