Berisi peraturan mengenai nazar orang nazir dan ucapan berkat imam.
Waktu
Peristiwa yang dicatat di pasal ini terjadi pada tanggal 1 bulan yang ke-2 dalam tahun yang ke-2 sesudah bangsa Israel keluar dari tanah Mesir[3] (~1446 SM).
[Tuhan berfirman kepada Musa:] "Berbicaralah kepada orang Israel dan katakanlah kepada mereka: Apabila seseorang, laki-laki atau perempuan, mengucapkan nazar khusus, yakni nazar orang nazir, untuk mengkhususkan dirinya bagi TUHAN," (TB)[5]
"Nazar orang Nazir": Kata "nazir" (dari bahasa Ibraninazar "memisahkan"), menandakan seorang yang sepenuhnya dipisahkan dan dikhususkan untuk Tuhan. Penyerahan itu dapat berlangsung selama waktu tertentu atau untuk seumur hidup (Hak 13:5; 1Sam 1:11).
1) Kaum Nazir dibangkitkan oleh Allah sendiri agar melalui gaya hidupnya mereka dapat menunjukkan standar tertinggi dari kekudusan, kemurnian, dan penyerahan kepada-Nya di tengah-tengah umat (bandingkan Amos 2:11–12).
2) Nazar orang Nazir sepenuhnya bersifat sukarela dan dimaksudkan untuk mengajar Israel bahwa penyerahan penuh kepada Allah harus berawal dalam hati seseorang dan kemudian terungkap dalam penyangkalan diri (Bil 6:3–4), perilaku yang tampak (Bil 6:5), dan kemurnian pribadi (Bil 6:6–8). Penyerahan penuh kaum Nazir menjadi teladan dari keadaan yang seharusnya dimiliki orang Kristen.[6]
Ayat 3
[Tuhan berfirman kepada Musa:] "maka haruslah ia menjauhkan dirinya dari anggur dan minuman yang memabukkan, jangan meminum cuka anggur atau cuka minuman yang memabukkan dan jangan meminum sesuatu minuman yang dibuat dari buah anggur, dan jangan memakan buah anggur, baik yang segar maupun yang kering." (TB)[7]
"Menjauhkan dirinya dari... memabukkan": Kaum Nazir diharapkan untuk menyatakan bahwa setiap orang Israel hendaknya hidup pada tingkat pemisahan dari dunia dan penyerahan kepada Allah setinggi mereka (lihat Bilangan 6:2). Allah memberikan kepada mereka pengarahan yang jelas mengenai pemakaian anggur.
1) Kaum Nazir harus berpantang "anggur dan minuman yang memabukkan" (Bilangan 6:3; lihat Ul 14:26); sebenarnya, mereka tidak diperkenankan untuk makan atau minum apapun yang berasal dari buah anggur, baik dalam bentuk padat maupun cair. Mungkin sekali Allah memberikan perintah ini untuk melindungi dari godaan meminum minuman yang memabukkan dan terhadap kemungkinan adanya seorang Nazir meminum anggur yang difermentasi dengan tidak sengaja (Bil 6:3–4). Allah tidak ingin orang yang berserah sepenuhnya terbuka terhadap kemungkinan kemabukan atau kecanduan (bandingkan Im 10:8–11; Ams 31:4–5). Jadi, standar tertinggi yang ada di hadapan umat Allah mengenai minuman beralkohol adalah berpantang sama sekali (Bil 6:3–4).
2) Minuman alkohol sering membawa kepada dosa yang lain (seperti perbuatan tunasusila atau kriminal). Kaum Nazir tidak boleh makan atau minum sesuatu yang berasal dari pohon anggur supaya mengajar mereka bahwa mereka harus menghindari dosa dan segala sesuatu yang mendekatinya, menuntun kepadanya atau mencobai seseorang untuk melakukannya.
3) Standar Allah bagi kaum Nazir berupa pantangan mutlak dari anggur dan minuman yang difermentasi diejek dan ditolak oleh banyak orang Israel pada zaman Amos. Nabi ini menyatakan bahwa orang fasik "memberi orang nazir minum anggur" (lihat Am 2:12). Nabi Yesaya juga mengatakan, "Baik imam maupun nabi pening karena arak, kacau oleh anggur; mereka pusing oleh arak, pening pada waktu melihat penglihatan, goyang pada waktu memberi keputusan. Sungguh, segala meja penuh dengan muntah, kotoran, sehingga tidak ada tempat yang bersih lagi" (Yesaya 28:7–8). Hal ini terjadi karena para pemimpin ini menolak standar Allah yang tinggi berupa pantang mutlak (lihat Amsal 31:4–5).
4) Hakikat ajaran kaum Nazir—yaitu, pengabdian penuh kepada Allah dan standar-standar-Nya yang tertinggi—adalah tuntutan yang dikenakan atas orang percaya di dalam Kristus (bandingkan Roma 12:1; 2Kor 6:17; 7:1). Menjauhkan diri dari segala sesuatu yang sekiranya dapat menjerumuskan seseorang dalam dosa, merangsang keinginan akan hal-hal yang merusak, membuka jalan kepada kecenderungan alkohol atau ganja, atau menyebabkan saudara seiman tersandung, adalah sama pentingnya bagi seorang percaya dewasa ini seperti bagi seorang Nazir pada zaman Perjanjian Lama (lihat 1Tes 5:6; Titus 2:2).[6]
"Minuman yang dibuat dari (buah anggur)": Kata Ibrani yang diterjemahkan demikian adalah mishroh. Ini menunjuk kepada minuman yang dibuat dengan cara merendam buah anggur atau sisa-sisa buah anggur yang sudah diperas di dalam air.[6]
Ayat 23
"Berbicaralah kepada Harun dan anak-anaknya: Beginilah harus kamu memberkati orang Israel, katakanlah kepada mereka:" (TB)[8]
Tugas imam untuk memberkati umat dicatat juga dalam Ulangan 21:5.[9]
.Pada tahun 1979 ditemukan dua gulungan kecil terbuat dari perak dalam Kamar 25 dari Gua 24 di Ketef Hinnom, ketika dilakukan ekskavasi oleh tim di bawah pimpinan Gabriel Barkay, yang saat itu menjabat sebagai profesor arkeologi di Tel Aviv University.[14][15] Gulungan-gulungan (KH1 dan KH2) bertarikh sekitar 600 SM itu berisi teks Alkitab Ibrani dalam huruf Ibrani Kuno antara lain memuat ayat 24-26 pasal ini.[16]
^W.S. LaSor, D.A. Hubbard & F.W. Bush. Pengantar Perjanjian Lama 1. Diterjemahkan oleh Werner Tan dkk. Jakarta:BPK Gunung Mulia. 2008. ISBN 979-415-815-1, 9789794158159
^J. Blommendaal. Pengantar kepada Perjanjian Lama. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1983. ISBN 979-415-385-0, 9789794153857