Bahasa Frisia Timur
Bahasa Frisia Timur (Aastfräiske) adalah salah satu ragam utama bahasa Frisia. Dialek terakhir yang masih ada dituturkan di Saterland, Niedersachsen, Jerman. Dulu ada dua dialek utama dari bahasa ini, Ems dan Weser. Weser, termasuk dialek Wursten dan Wangerooge, bertahan hingga abad ke-20. Ems berlanjut dengan beberapa ribu penutur dewasa dialek Saterland, tetapi hampir semua kalangan muda tidak fasih dan mempelajari dialek tersebut. FonologiFonologi Frisia Timur secara linguistik konservatif mirip dengan bahasa Frisia Kuno.[3] Frisia Timur KunoBahasa Frisia Timur Kuno dulu dituturkan di Friesland Timur (Ostfriesland), wilayah antara sungai Lauwers dan sungai Weser Jerman. Daerah itu juga mencakup dua distrik kecil di tepi timur Weser, tanah Wursten dan Würden. Bahasa Frisia Timur Lama dapat dibagi menjadi dua kelompok dialek: Frisia Weser di timur, dan Frisia Ems di barat. Sejak tahun 1500 dan seterusnya, penutur Frisia Timur Kuno perlahan-lahan berkurang karena beralih menuturkan bahasa Sachsen Hilir di sekitarnya. Pada pertengahan abad ketujuh belas, bahasa Frisia Ems hampir punah. Bahasa Frisia Weser hanya bertahan sampai tahun 1700, meskipun ada catatan tentang ragam itu masih dituturkan di tanah Wursten, di sebelah timur sungai Weser. Pada tahun 1723, ragam itu bertahan di pulau Wangerooge, tempat penutur bahasa Frisia Weser terakhir meninggal pada tahun 1953. Saat ini, turunan bahasa Frisia Timur Kuno tidak lagi digunakan dalam batas-batas bekas Frisia Timur; namun, sebagian besar penduduk wilayah itu masih dikategorikan bangsa Frisia, disebut dalam bahasa Sachsen Hilir sebagai Freesk. Dalam dialek ini, yang disebut dalam bahasa Jerman sebagai Ostfriesisch, substratum Frisia masih ada dalam bahasa Jerman yang dituturkan penduduk itu. Frisia SaterlandBahasa turunan dari Frisia Timur Kuno yang tersisa adalah dialek Frisia Ems yang disebut Frisia Saterland atau Saterlandik (nama aslinya adalah Seeltersk), yang dituturkan di daerah Saterland di bekas negara bagian Oldenburg, di sebelah selatan Frisia Timur. Saterland (Seelterlound dalam nama aslinya), yang diyakini telah diduduki oleh Frisii dari Frisia Timur pada abad kesebelas, untuk waktu yang lama dikelilingi oleh tegalan yang tidak dapat dilewati. Faktor penting lainnya adalah bahwa setelah Perang Tiga Puluh Tahun, Saterland menjadi bagian dari keuskupan Münster. Akibatnya, daerah itu di bawah kendali Gereja Katolik, yang mengakibatkan pemisahan sosial dari Frisia Timur Protestan sejak sekitar tahun 1630. Hukum agama Katolik pada saat itu menuntut konfirmasi dari pasangan non-Katolik dan hal itu mencegah asimilasi, sehingga perkawinan non-Katolik jarang terjadi. Referensi
Wikipedia juga mempunyai edisi Bahasa Frisia Timur
|