Bahasa Frisia Kuno
Bahasa Frisia Kuno adalah bentuk awal bahasa Frisia yang dituturkan pada abad ke-8 hingga ke-16, di daerah antara Rhein dan Weser di pesisir Laut Utara Eropa. Pemukim Frisia di pantai Jutlandia selatan (sekarang Friesland utara) juga menuturkan bahasa Frisia Kuno, tetapi tidak ada naskah abad pertengahan yang diketahui di daerah ini. Bahasa penduduk awal wilayah antara Zuiderzee dan Sungai Ems (Suku Frisia yang disebutkan oleh Tacitus) dibuktikan hanya dalam beberapa nama pribadi dan nama tempat. Bahasa Frisia Kuno berkembang menjadi Frisia Pertengahan, diucapkan dari abad ke-16 hingga ke-19. Pada awal Abad Pertengahan, bangsa Frisia bermukim di daerah sekitar Bruges, di tempat yang sekarang bernama Belgia, hingga ke Sungai Weser di Jerman utara. Pada saat itu, bahasa Frisia digunakan di sepanjang pesisir selatan Laut Utara. Wilayah ini disebut sebagai Frisia Raya atau Magna Frisia, dan banyak daerah di dalamnya masih menyimpan warisan Frisia mereka. Namun, pada tahun 1300, wilayah mereka telah didorong kembali ke Zuiderzee (sekarang IJsselmeer), dan bahasa Frisia bertahan di sepanjang pantai hanya sebagai substratum. Ada hubungan antara bahasa Frisia Kuno dan Inggris Kuno; karena kesamaan sejarah, cabang bahasa, dan budaya orang-orang dari Jerman Utara dan Denmark yang pindah dan menetap di Britania dari sekitar 400 M dan seterusnya. FonologiPerkembangan bunyi awalUmumnya, bahasa Frisia Kuno secara fonologis menyerupai bahasa Inggris Kuno. Secara khusus, memiliki palatalisasi konsonan velar yang juga ditemukan dalam bahasa Inggris Kuno. Misalnya, bahasa Sachsen Kuno dan Belanda Kuno yang sangat berhubungan mempertahankan dag, sedangkan Frisia Kuno memiliki dei, dan Inggris Kuno memiliki dæġ [dæj]. Ketika diikuti oleh vokal depan, bunyi /k/ Jermanik berubah menjadi /tʃ/. Bahasa Frisia Kuno untuk "gereja" adalah tzirke atau tzerke, dalam bahasa Inggris Kuno adalah ċiriċe [ˈtʃiritʃe], sedangkan dalam Sachsen Kuno dan Belanda Kuno yaitu kirika yang tidak terpalatisasi. Fitur lain yang dibagikan di antara keduanya adalah pergeseran bunyi Anglo-Frisia, yang didahului oleh a menjadi æ dalam beberapa keadaan. Dalam suku kata tanpa tekanan, o bergabung menjadi a, dan i menjadi e dalam bahasa Inggris Kuno. Diftong Jermanik kuno *ai dan *au masing-masing menjadi ē/ā dan ā, dalam Frisia Kuno, seperti dalam ēn/ān (berarti "satu") diturunkan dari Proto-Jermanik *ainaz, dan brād diturunkan dari *braudą (berarti "roti"). Sebagai perbandingan, diftong ini menjadi ā dan ēa (ān dan brēad) dalam bahasa Inggris Kuno, serta ē dan ō (ēn dan brōd) dalam bahasa Sachsen Kuno. Diftong *eu umumnya menjadi ia, dan diftong Jermanik *iu tetap dipertahankan. Diftong ini awalnya dimulai dengan suku kata (ditekankan) i, tetapi tekanan kemudian bergeser ke komponen kedua, menjadi iā dan iū. Sebagai contoh, thiād ("orang-orang") dan liūde diturunkan dari Proto-Jermanik *þeudō dan *liudīz. Di antara vokal, h umumnya menghilang (sian diturunkan dari *sehwaną), seperti dalam bahasa Inggris Kuno dan Belanda Kuno. Awalan h- di sisi lain dipertahankan. Bahasa Frisia Kuno mempertahankan th di semua letak kata, yang hilang pada Belanda Kuno dan Sachsen Kuno, menunjukkan penyebaran bertahap pergeseran dari th menjadi d, dari selatan ke utara, dimulai di Jerman selatan pada abad ke-9 sebagai bagian dari pergeseran konsonan Jerman Hulu, tetapi tidak ada pada bahasa Frisia Kuno sampai abad ke-13 atau ke-14. Tata bahasaBahasa Frisia Kuno (pada tahun 1150 hingga 1550) mempertahankan deklinasi. Beberapa naskah yang dilestarikan dari periode ini berasal dari abad ke-12 atau ke-13, tetapi sebagian besar berasal dari abad ke-14 dan ke-15. Secara umum, semua naskah ini terbatas pada tulisan-tulisan hukum. Meskipun contoh tertulis paling awal dari bahasa Frisia, kata-kata serapan dari bahasa Latin, mulai muncul pada abad ke-9, dan ada beberapa contoh prasasti alfabet Rune dari wilayah tersebut yang lebih tua dan dalam bentuk bahasa Frisia yang sangat awal. Namun tulisan-tulisan dalam alfabet Rune ini biasanya terdiri dari tidak lebih dari prasasti dari satu atau beberapa kata. ContohKisah Penciptaan Adam: Frisia Kuno: God scop thene eresta meneska - thet was Adam - fon achta wendem: thet benete fon tha stene, thet flask fon there erthe, thet blod fon tha wetere, tha herta fon tha winde, thene thogta fon tha wolkem, thet swet fon tha dawe, tha lokkar fon tha gerse, tha agene fon there sunna, and tha ble'r'em on thene helga om. And tha scop'er Eva fon sine ribbe, Adames liava. Terjemahan: Tuhan menciptakan manusia pertama, yaitu Adam, dari delapan hal: tulang dari batu, daging dari bumi, darah dari air, hati dari angin, pikiran dari awan, keringat dari embun, kuncir (rambut) dari rumput, mata dari matahari, dan kemudian Dia menghembuskan nafas suci di atasnya, dan kemudian Dia menciptakan Hawa dari tulang rusuknya, kekasih Adam. BuktiAda beberapa nama Frisia awal yang disimpan dalam teks Latin, dan beberapa prasasti Rune (Futhorc) tetapi naskah tertua yang masih ada di Frisia Kuno berasal dari abad ke-13, khususnya dokumen resmi dan hukum. Naskah-naskah itu menunjukkan tingkat keseragaman linguistik yang cukup besar:
Referensi
|