Arafat Nur (lahir 22 Desember 1974) adalah seorang sastrawan berkebangsaan Indonesia. Putra sulung dari pasangan Tgk. H. Jalaluddin bin Tgk. Ahmad Kusyasyi dan Hj. Fatimah binti Tgk. H. Muhammad Ali. Namanya dikenal melalui karyanya berupa puisi, cerita pendek, dan novel yang dipublikasikan ke berbagai media massa. Dia telah memenangi sejumlah penghargaan, antara lain Kusala Sastra Khatulistiwa (2011), Dewan Kesenian Jakarta (2010), Dewan Kesenian Jakarta (2016).[1][2] Selain sebagai penulis, Arafat Nur juga sebagai dosen di STKIP PGRI PONOROGO (2019 - sekarang).
Latar belakang
Arafat Nur lahir di Lubuk Pakam, Sumatera Utara. Sejak muda, dia sudah mengakrabi dunia sastra, terutama puisi dan prosa. Mengawali debutnya sebagai penulis pada tahun 1997. Pada saat itu, karya-karyanya mulai terpublikasikan di sejumlah media massa, baik yang terbit di Sumatera Utara, Nangroe Aceh Darussalam, maupun Jakarta. Produktivitasnya meningkat ketika dia pindah ke Lhokseumawe (NAD). Latar belakang inilah yang akhirnya mempengaruhi tema-tema sejumlah karyanya, mengangkat tentang kehidupan masyarakat Aceh. Selain pernah bekerja sebagai guru honorer, Arafat juga menjalani profesi sebagai jurnalis di harian Waspada (surat kabar). Di bidang kajian, dia aktif di Yayasan Ranub Aceh sebagai Ketua Divisi Sastra. Kemampuannya menghasilkan karya berkualitas, telah mengantarkan Arafat Nur memenangi beberapa penghargaan.[3][4]