Walangan
Walangan, Walangi, tumbuhan walang sangit, ketumbar jawa[2] atau daun walang sangit[3] (Eryngium foetidum) adalah spesies tumbuhan menahun tropis dalam keluarga Apiaceae. Tumbuhan ini berasal dari Meksiko, Karibia, serta Amerika Tengah dan Selatan, namun dibudidayakan di seluruh dunia. Sebagian besar yang hidup di daerah tropis merupakan tanaman tahunan, namun terkadang yang berasal dari daerah beriklim sedang hidup sebagai tanaman semusim. Kandungan SenyawaHasil analisis secara kualitatif menunjukkan adanya beberapa senyawa metabolit sekunder seperti tanin dan saponin, serta beberapa jenis flavonoid pada daunnya. Belum ada laporan keberadaan alkaloid pada daunnya.[4] Asam kafeat, asam klorogenat (CGA), dan kaempferol merupakan sebagian dari senyawa fenolik yang ditemukan pada daun walangan.[5] KegunaanSebagai Bahan MakananWalangan banyak digunakan dalam bumbu, pengasinan, dan hiasan makanan di Karibia khususnya di Kuba, Republik Dominika, Haiti, Puerto Riko, dan Trinidad dan Tobago), serta di El Salvador, Honduras, Nikaragua, Panama, Kosta Rika, Guyana, Suriname, Ekuador, dan di wilayah Amazon di Brasil dan Peru. Tanaman ini juga digunakan secara luas sebagai ramuan kuliner di Kamboja, Thailand, India, Nepal, Vietnam, Laos, Myanmar, Cina barat daya, dan wilayah Asia tropis lainnya.[6] Terkadang digunakan sebagai pengganti daun ketumbar, namun rasanya lebih kuat. Tidak seperti ketumbar, walangan mengering dengan baik, mempertahankan warna dan rasa yang baik, sehingga membuatnya berharga dalam industri herbal kering. Sebagai Bahan Obat TradisionalWalangan telah digunakan dalam pengobatan tradisional di daerah tropis untuk luka bakar, sakit telinga, demam, hipertensi, sembelit, serangan jantung, asma, sakit perut, cacingan, komplikasi infertilitas, gigitan ular, diare, dan malaria.[4] Tumbuhan ini juga secara tradisional telah digunakan untuk epilepsi,[7] sehingga tumbuhan ini juga dikenal dengan nama latin E. antihystericum.[8] Tumbuhan ini dikatakan dapat menenangkan seseorang sehingga mencegah kejang pada epilepsi. Sifat antikonvulsan tumbuhan ini telah diselidiki secara ilmiah.[9] Rebusan daunnya telah terbukti menunjukkan efek antiinflamasi dan analgesik pada tikus.[10] Referensi
|