Telkomsel
PT Telekomunikasi Selular atau biasa disingkat menjadi Telkomsel, adalah anak usaha Telkom Indonesia yang bergerak di bidang telekomunikasi bagi konsumen individu (hingga tahun 2023 hanya membidangi telekomunikasi seluler). Untuk mendukung kegiatan bisnisnya, hingga akhir tahun 2021, perusahaan ini memiliki 397 gerai GraPARI yang tersebar di seantero Indonesia.[3][5] Perusahaan ini adalah operator telekomunikasi seluler terbesar di Indonesia, dengan mengoperasikan 236.000 unit BTS[6] untuk melayani lebih dari 170 juta pelanggan,[7][8] sehingga perusahaan ini menguasai hampir 60% pangsa pasar telekomunikasi seluler di Indonesia pada tahun 2020.[9] Dengan capaian tersebut, perusahaan ini juga menjadi operator seluler terbesar keenam di dunia. Bekerja sama dengan 575 mitra roaming, layanan perusahaan ini kini dapat digunakan di 200 negara di seluruh dunia.[10] Perusahaan ini beroperasi dengan menggunakan teknologi GSM, 4G LTE, dan 5G di frekuensi 900/1800 MHz, dan sebelumnya juga pernah mengoperasikan jaringan 3G hingga Mei 2023.[11] SejarahPerusahaan ini memulai sejarahnya pada tahun 1993 saat Telkom Indonesia menjajaki pengoperasian teknologi nirkabel GSM.[12] Pada tanggal 1 Januari 1994, Telkom Indonesia berhasil menyelesaikan pembangunan infrastruktur GSM di Batam, Riau, yang kemudian diresmikan pada tanggal 2 September 1994 oleh Menristek B.J. Habibie.[13][14] BTS yang melayani infrastruktur tersebut, yakni BTM001, pun dianggap sebagai BTS Telkomsel pertama di Indonesia.[15] Pada tahun 1995, perusahaan ini resmi didirikan sebagai sebuah usaha patungan (joint venture) antara Telkom Indonesia dan Indosat,[16] dengan masing-masing memegang 51,03% dan 48,97% saham perusahaan ini. Nama perusahaan ini dicetuskan oleh Garuda Sugardo, salah satu petinggi Telkom Indonesia pada saat itu.[17] Pendirian perusahaan ini sebenarnya murni gagasan dari Telkom Indonesia, tetapi karena GSM juga dapat digunakan untuk telekomunikasi internasional dan sebagai "pemanis" menjelang rencana IPO Telkom, Indosat akhirnya ikut dilibatkan dalam pendirian perusahaan ini.[14] Adapun pembagian jumlah saham perusahaan ini yang dipegang oleh Telkom Indonesia dan Indosat baru dapat disepakati setelah negosiasi alot di antara keduanya.[13] Pada tanggal pendiriannya, yakni tanggal 26 Mei 1995, perusahaan ini langsung meluncurkan produk pertamanya, yakni layanan pascabayar kartuHalo.[12] Pada tahun 1996, untuk mengembangkan jaringannya, perusahaan ini memutuskan untuk menggandeng mitra strategis dan pemegang saham baru. Mitra strategis yang kemudian berminat adalah KPN, Telstra, dan Cable & Wireless. Mitra strategis yang akhirnya terpilih adalah KPN (melalui anak usahanya, PTT Telecom Netherlands) dengan total investasi sebesar US$ 352 juta dan tambahan US$ 29 juta yang digunakan untuk menguasai 17,28% saham perusahaan ini. Pada saat yang sama, PT Setdco Megacell Asia milik Setiawan Djody juga resmi memegang 5% saham perusahaan ini. Masuknya dua perusahaan tersebut pun menyebabkan kepemilikan saham Telkom dan Indosat di perusahaan ini masing-masing terdilusi menjadi 42,72% dan 35%. Pada tahun yang sama, perusahaan ini mulai menyediakan layanannya di Medan, Surabaya, Bandung, dan Denpasar, setelah sebelumnya hanya di Batam dan Bintan saja. Pada tanggal 26 Mei 1996, perusahaan ini mulai menyediakan layanannya di Jakarta, dan pada tanggal 29 Desember 1996, perusahaan ini telah dapat menyediakan layanannya di semua provinsi di Indonesia. Hingga akhir tahun 1996, perusahaan ini telah memiliki 180.000 pelanggan, sehingga menguasai 31% pangsa pasar telekomunikasi seluler di Indonesia,[16][13] dengan mengoperasikan 400 unit BTS untuk menjangkau 200 kota di Indonesia.[18] Pada tahun 1997, perusahaan ini menjadi yang pertama di Asia untuk meluncurkan layanan seluler prabayar, yakni dengan nama simPATI Nusantara. Pada tahun 1998, untuk pertama kalinya, perusahaan ini berhasil menguasai lebih dari 50% pangsa pasar telekomunikasi seluler di Indonesia.[19] Pada tahun 2001, perusahaan ini memperkenalkan layanan GSM dual band yang beroperasi di frekuensi 900 dan 1800 MHz. Perusahaan ini dapat menyelenggarakan layanan tersebut setelah Telkom Indonesia mengalihkan izinnya untuk mengelola jaringan 1800 MHz ke perusahaan ini[20] dalam rangka efisiensi.[21] Izin tersebut didapat oleh Telkom Indonesia pada tanggal 16 Agustus 2000 dan awalnya akan diluncurkan dengan merek TelkoMOBILE,[22] tetapi kemudian dibatalkan. Pada tahun yang sama, Indosat melepas semua saham perusahaan ini yang mereka pegang ke Telkom Indonesia, sehingga Telkom Indonesia resmi memegang 77,72% saham perusahaan ini. KPN dan Setdco juga melepas semua saham perusahaan ini yang mereka pegang ke Singtel.[13] Pada tahun 2002, perusahaan ini meluncurkan layanan WAP, web, dan layanan data melalui SMS untuk berselancar daring melalui ponsel. Singtel juga membeli 12,7% saham perusahaan ini yang dipegang oleh Telkom Indonesia, sehingga SingTel resmi memegang 35% saham perusahaan ini.[13] Pada tahun 2003, perusahaan ini menjadi yang pertama di Indonesia untuk meluncurkan layanan roaming internasional untuk pengguna layanan seluler prabayar. Pada tahun 2004, perusahaan ini meluncurkan layanan seluler prabayar dengan nama Kartu As. Perusahaan ini juga bergabung ke Bridge Alliance dan memperkenalkan teknologi EDGE dengan kecepatan jaringan melebihi GPRS. Pada tahun 2006, perusahaan ini meluncurkan layanan 3G. Pada tahun 2007, Setdco Megacell Asia menyatakan bahwa mereka ingin membeli 35% saham perusahaan ini,[23] tetapi kemudian gagal. Pada tahun 2007 juga, perusahaan ini meluncurkan layanan HSDPA dan Telkomsel Flash, serta meluncurkan TCASH untuk memfasilitasi transaksi keuangan seluler. Pada tahun 2008, perusahaan ini menjadi yang pertama di dunia untuk menyediakan layanan seluler di atas kapal, yakni di atas kapal milik Pelni. Pada tahun 2009, perusahaan ini meluncurkan layanan HSUPA dengan kecepatan hingga 21 Mbps. Pada tahun 2010, perusahaan ini meluncurkan layanan periklanan seluler. Pada tahun 2011, perusahaan ini meluncurkan TapIzy, sistem pembayaran nirkontak seluler pertama di Indonesia. Pada tahun 2013, perusahaan ini meluncurkan 450 unit BTS bergerak. Pada tahun 2014, perusahaan ini menjadi yang pertama di Indonesia untuk meluncurkan layanan 4G LTE. Perusahaan ini juga meluncurkan layanan seluler prabayar untuk kalangan muda dengan nama LOOP. Perusahaan ini kemudian juga mengakuisisi layanan Flexi dan memindahkan pelanggannya menjadi pelanggan Kartu As. Tiga tahun kemudian, perusahaan ini telah dapat menyediakan layanan 4G LTE di 490 kota di Indonesia. Pada tahun 2018, perusahaan ini meluncurkan portal video MAXstream dan permainan Shellfire. Perusahaan ini lalu juga memungkinkan TCASH untuk digunakan oleh pengguna dari operator seluler lain. Pada tahun 2019, bersama sejumlah BUMN Indonesia, perusahaan ini mentransformasi TCASH menjadi LinkAja dan meluncurkan layanan seluler digital pertama di Indonesia dengan nama by.U. Pada tahun 2020, perusahaan ini meluncurkan Wi-Fi nirkabel Telkomsel Orbit dan menjual 6.050 unit BTS miliknya ke Mitratel. Perusahaan ini juga memutuskan untuk berinvestasi di Gojek. Pada tahun 2021, perusahaan ini meluncurkan layanan 5G di sembilan kota di Indonesia. Perusahaan ini juga menyatukan merek layanan seluler prabayarnya dari simPATI, Kartu As, dan Loop menjadi hanya Telkomsel PraBayar, sementara nama kartuHalo diubah menjadi Telkomsel Halo. Pada tahun 2021 juga, perusahaan ini meluncurkan platform belajar Kuncie dan aplikasi kesehatan Fita. Perusahaan ini kemudian juga mendirikan PT Telkomsel Ekosistem Digital yang berbisnis dengan nama INDICO untuk mengembangkan bisnis di bidang konektivitas digital, platform digital, dan layanan digital.[3][5] Pada pertengahan 2023, Telkomsel mengakuisisi IndiHome, produk layanan WiFi jaringan fiber optik milik induk perusahaannya sendiri (Telkom Indonesia). Penggabungan unit usaha tersebut dilakukan demi mendorong efisiensi bisnis fixed mobile convergence Telkom yang diharapkan bisa berkontribusi pada 80% pendapatan perusahaan, membangun fokus usaha yang jelas (Telkom ke business-to-business dan Telkomsel business-to-consumer), ditambah membantu penetrasi internet ke masyarakat. Adapun proses ini dimulai lewat penandatanganan Perjanjian Pemisahan Bersyarat pada 6 April 2023, dilanjutkan penandatanganan akta pemisahan pada 27 Juni 2023[24] dan efektif berlaku pada 1 Juli 2023.[25] Pada 21 Juli 2023, Telkomsel resmi memperkenalkan produk pertamanya pasca-integrasi Indihome bernama Telkomsel One[26] yang ditargetkan bisa meraih 600.000-1 juta pelanggan baru.[27] Merger ini juga menghasilkan perubahan komposisi saham Telkomsel, dimana saham Singtel merosot menjadi 30,1% dan Telkom Indonesia naik menjadi 69,9% (awalnya 70,4%).[4] Produk dan layananTelkomsel mempunyai beberapa produk, paket, dan layanan, yaitu:
Gerai-gerai Telkomsel yang melayani pelanggan secara langsung dinamakan "GraPARI", singkatan dari Graha Pari Sraya. Kata dari Bahasa Sansekerta ini diberikan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X, sebagai tanda penghargaan atas diresmikannya kantor pelayanan Telkomsel di Kota Yogyakarta,[33] dan dipilih dari dua alternatif lainnya yaitu Graha Adhi Sraya dan Graha Para Sraya.[13] Sejak saat itu, seluruh pusat layanan pelanggan Telkomsel ditetapkan dengan nama GraPARI Telkomsel. Saat ini, terdapat ratusan gerai GraPARI yang tersebar di berbagai kabupaten/kota dan provinsi di Indonesia, di mana 80 di antaranya sudah mendapatkan sertifikasi ISO.[34] Selain bertindak sebagai pusat layanan pelanggan yang memfokuskan diri untuk melayani para pelanggannya, GraPARI juga menyediakan penjualan produk sendiri seperti Telkomsel Halo dan Telkomsel PraBayar. Telkomsel juga melayani penggunanya lewat "asisten virtual" bernama Veronika yang telah melayani pelanggan sejak 24 Agustus 2017.[35] Telkomsel menjadi perusahaan telekomunikasi pertama di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara, yang memiliki layanan customer service berbasis kecerdasan buatan yang berjalan di aplikasi pesan.[36] Veronika asisten virtual adalah sebuah sistem aplikasi komputer yang dirancang dengan algoritma jaringan syaraf tiruan dan artificial intelligence atau kecerdasan buatan untuk melaksanakan komunikasi dua arah kepada pelanggan dan memberikan informasi yang tepat dan akurat melalui platform perpesanan (messenger) dan mampu melaksanakan tugas untuk mengeksekusi sebuah perintah input seperti mengecek sisa kuota, menukar Telkomsel POIN, menemukan lokasi GraPARI terdekat, membeli paket, dan informasi lain seputar layanan dan produk dari telkomsel.[37] Dalam hal jaringan, Telkomsel merupakan pemilik BTS terbanyak di Indonesia (237.300 pada 2021) yang tersebar di berbagai daerah.[38] Dari ratusan ribu BTS tersebut, ada yang terletak di wilayah perbatasan, seperti dengan Papua Nugini (Merauke dan Jayapura), Australia (Pulau Rote), Timor Leste (Atambua), Filipina (Sangihe), Malaysia (Sebatik-Nunukan), Singapura (Batam), dan Vietnam (Kepulauan Natuna); ada yang terletak di kapal-kapal Pelni menggunakan teknologi BTS Pico via satelit VSAT IP, menjadikannya sebagai operator seluler pertama yang beroperasi di kapal ketika diluncurkan pada 2008; dan ada yang berbentuk COMBAT (Compact Mobile Base Station), yang merupakan BTS yang mudah dipindah-pindah khusus daerah pedalaman maupun untuk keperluan cepat seperti musim liburan. Layanan 5GPada gelaran Asian Games 2018, Telkomsel menghadirkan pengalaman teknologi 5G pertama kali di Jakarta dan Palembang sebagai tuan rumah. Pengalaman merasakan teknologi jaringan super cepat ini merupakan yang pertama di Indonesia.[39] Kemudian di tahun 2019, Telkomsel menjadi operator telekomunikasi seluler pertama yang mencoba uji layanan 5G di Batam dan Jakarta. Kecepatan jaringan internet 5G saat diuji mencapai 1.169 Mbps atau 1,1 Gbps.[40] Memperkuat roadmap menuju teknologi 5G, di tahun 2020 Telkomsel menghadirkan VoLTE (voice over LTE).[41] Dengan layanan VoLTE ini, pelanggan Telkomsel dapat merasakan kualitas panggilan suara kualitas tinggi (high definition) dengan 2 kali waktu setup panggilan lebih cepat, dan secara bersamaan terhubung ke internet selama melakukan panggilan suara. Di tahap awal, Telkomsel memastikan kesiapan infrastrukturnya untuk menunjang layanan ini dengan mengerahkan lebih dari 10.000 BTS VoLTE di Jadetabek (Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi) dan Surabaya. Tahun 2021, Telkomsel mengumumkan kerja sama dengan Huawei dengan meluncurkan antena high-gain narrow beam. Jenis antena ini merupakan hasil pengembangan bersama kedua perusahaan yang dimulai sejak kuartal I-2020. Dengan inovasi tersebut, jangkauan jaringan dalam ruangan diklaim dapat lebih maksimal di area ruangan yang tertutup.[42] Layanan 5G ini akhirnya diluncurkan pada tanggal 27 Mei 2021, yang menjadikannya sebagai operator 5G pertama di Indonesia setelah mendapatkan izin dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Melalui Surat Keterangan Laik Operasi (SKLO) 5G yang dikeluarkan Kominfo, Telkomsel menjadi operator telekomunikasi seluler pertama yang dinyatakan layak untuk mengoperasikan jaringan teknologi 5G di Indonesia secara komersial pada frekuensi spektrum 2,3 GHz.[43][44][45] Layanan 5G perdana Telkomsel ini dapat dinikmati secara terbatas dan bertahap di 6 lokasi residensial di wilayah Jabodetabek, serta 5G hotspot di kota-kota besar seperti Surakarta, Medan, Balikpapan, Denpasar, Batam, Surabaya, Makassar, dan Bandung (dan akan terus bertambah sewaktu-waktu).[46] IdentitasLogo awal Telkomsel yang digunakan sejak pendiriannya, terdiri dari dua bentuk utama - elips dan segi enam - serta tiga warna, yaitu merah, putih dan abu-abu.
Setelah menggunakan logo tersebut selama 25 tahun, pada perayaan ulang tahunnya yang ke-26 tanggal 18 Juni 2021, Telkomsel resmi menyandang logo baru yang lebih sederhana. Peluncuran logo baru tersebut dimaknai sebagai simbol perubahan berupa transformasi digital dan nilai-nilai baru, yang diharapkan bisa berperan bagi kemajuan bangsa. Adapun logo baru Telkomsel yang merupakan hasil desain Deni Anggara dari Degarism Studio Bandung ini disebutkan terinspirasi dari batik, yang tercermin dari nama font yang digunakan yaitu Telkomsel Batik. Inspirasi dari batik juga terlihat dari adanya "portal" dengan guratan, yang bermakna hal-hal baru dan dunia baru yang bisa dijelajahi bersama Telkomsel. Portal itu juga terlihat dikelilingi oleh sinar, yaitu sinar optimisme. Adapun komponen warna logo baru tersebut, yaitu:
Manajemen
Informasi lainnyaTanggung Jawab Sosial PerusahaanSejak tahun 2016, Telkomsel gencar mengkampanyekan #InternetBAIK yang bertujuan sebagai wujud sosialisasi dan edukasi cyber wellness mengenai pemanfaatan internet secara bertanggung jawab, aman, kreatif, dan inspiratif untuk menghindari dampak negatif dari internet seperti pornografi, SARA, cyber bullying, hate speech, dan lain-lain. Sejak kampanye ini diluncurkan, #InternetBAIK telah dilakukan di 27 kota dengan melibatkan 80 sekolah, 6.795 pelajar, 5.897 orangtua, guru, dan komunitas, serta 1.613 duta #InternetBAIK.[51] Tahun 2019, tiga Pemerintah Daerah di Provinsi Gorontalo bekerja sama dengan Telkomsel berkolaborasi mengembangkan konsep smart city, di mana salah satunya menggunakan teknologi berbasis Internet of Things (IoT).[52] Dengan kolaborasi tersebut, Telkomsel sudah bekerja sama dengan 7 pemerintah daerah dalam pemanfaatan IoT di tahun 2019.[53] Telkomsel juga menghadirkan Indonesia Genggam Internet bekerja sama dengan Perpustakaan Daerah Kabupaten Karawang.[54] Di bidang kesehatan, Telkomsel juga berkolaborasi dengan pemerintah daerah Kabupaten Sumedang dengan menghadirkan aplikasi e-Health SIMPATI. Peluncuran aplikasi ini untuk memberikan solusi kepada pemerintah daerah dalam penanganan gizi melalui sistem pencegahan stunting terintegrasi.[55] Penghargaan2020
2019
2018
2017
Penghargaan bagi Telkomsel juga datang dari Direktorat Jenderal Pajak (DJP) atas kontribusinya sebagai penyumbang pajak terbesar pada tahun 2019 di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Wajib Pajak Besar Empat. Menurut laporan dari DJP, Telkomsel telah membayar kewajiban pajaknya pada negara hingga Rp 18 triliun.[56][57] KritikMeskipun diakui merupakan operator seluler dengan jaringan terbesar dan terluas di Indonesia dengan kecepatan terbaik,[58][59] namun banyak pelanggan yang mengeluhkan mahalnya tarif Telkomsel dibanding operator lain. Hal ini tentu menyulitkan, khususnya bagi pengguna di pelosok yang hanya terlayani operator ini. Menurut pihak Telkomsel, layanan mereka bersifat "rasional" dengan mempertimbangkan keberlangsungan usaha, khususnya untuk perluasan jaringan dan layanan prima kepada konsumen.[60][61] Tercatat argumen "mahal"-nya produk Telkomsel ini beberapa kali membuahkan petisi daring yang ditandatangani sejumlah pengguna internet dan adanya upaya peretasan laman web Telkomsel di tahun 2017.[62] Tidak hanya itu, isu tersebut kemudian ikut dimainkan para pesaingnya.[63][64] Referensi
Lihat pulaPranala luar
|