Museum Wallacea

Museum Wallacea adalah museum khusus yang menyajikan koleksi berupa flora dan fauna yang pernah hidup di wilayah Wallacea yang terletak di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Koleksi flora dan fauna ini termasuk yang sudah mengalami kepunahan maupun yang dikategorikan sebagai spesies langka. Museum Wallacea mengoleksi berbagai jenis organisme dan mikroorganisme air dan darat di sekitar kawasan Pulau Sulawesi sampai Pulau Papua.[1] Di dalam museum juga terdapat tempat untuk menyimpan jurnal-jurnal ilmiah yang dijadikan sebagai sumber informasi dan pendidikan tentang keanekaragaman hayati dan budaya.[2]

Museum ini bertujuan untuk mendokumentasikan berbagai keanekaragaman hayati dan budaya di sepanjang garis Wallacea, mengawetkan berbagai keanekaragaman hayati dan budaya untuk menunjang Universitas Halu Oleo sebagai universitas riset, membangun kemitraan dengan instansi terkait pada tingkat lokal, regional dan global untuk memperkenalkan Universitas Halu Oleo dan berbagai biodiversitas hayati dan budaya di sepanjang garis Wallacea serta mengembangkan potensinya termasuk potensi wisata yang berorientasi pada peningkatan daya saing global.[3]

Museum Wallacea didukung oleh Pusat Studi Wallacea, Pusat Studi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau kecil, Pusat Studi Budaya dan Pariwisata serta Pusat Studi Lingkungan Hidup dan Mineral.[3]

Akses dan Lokasi

Museum Wallacea beralamat di Jalan Mayjen S. Parman, Gedung Pascasarjana Kampus Lama, Universitas Halu Oleo, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Titik koordinatnya di 4°00’32.0” Lintang Selatan dan 122°31’19.5” Bujur Timur. Akses ke museum dicapai dari Bandar Udara Haluoleo sejauh 24,1 km. Museum ini juga dapat dicapai dari Terminal Baruga (14,5 km) atau dari Pelabuhan Nusantara Kendari (6,5 km).[4]

Museum ini bisa dikunjungi dari hari senin hingga jumat, dari jam 08.00-16.00 WITA. Adapun di hari sabtu, minggu dan hari libur nasional museum akan tutup. Pengunjung tidak dipungut bayaran untuk berkunjung ke museum ini.[5]

Sejarah

Gagasan pendirian museum disampaikan oleh Usman Rianse sejak tahun 2009.[5]

Museum ini diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh pada 5 April 2012[1] dan merupakan museum biologi kedua yang dikelola oleh perguruan tinggi negeri selain Universitas Cenderawasih Papua.[6]

Koleksi

Bangunan museum berada di lantai 5 pada Gedung Pasca Sarjana, Universitas Halu Oleo dan menempati satu lantai. Ruangan museum terdiri dari satu beranda dan lima ruangan dengan koleksi yang berbeda-beda. Adapun koleksi di museum ini berupa koleksi keanekaragaman hayati perairan, koleksi keanekaragaman hayati daratan, keanekaragaman hayati mikoorganisme dan keanekaragaman hayati kawasan Wallacea. Total koleksi saat ini tercatat 230 koleksi berupa foto dan spesimen.[7]

Di dalam museum ini menyimpan tulang satwa endemik dan langka dari Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara, dan pulau kecil di sekitarnya. Selain itu juga terdapat koleksi tanduk anoa, terumbu karang, dan tengkorak babi rusa.[6] Juga ada satu set alat musik tradisional gambus dari Kabupaten Muna yang merupakan sumbangan Mendikbud saat peresmian museum.[8]

Penemu

Penjelajah ahli biologi yang berasal dari Inggris Raya, Alfred Russel Wallace berkunjung ke Nusantara pada tahun 1854-1862 melahirkan garis sebaran satwa yang diberi nama Garis Wallacea. Berbagai tulang satwa endemik di Garis Wallacea mengisi museum pendidikan dimulai dari tulang satwa langka yang berasal dari Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara, dan gugusan pulau kecil di sekitar pulau-pulau besar tersebut. Museum Wallacea akan menjadi ciri khas karena baru pertama berdiri di Indonesia dan akan menjadi kebanggaan bagi masyarakat Sulawesi Tenggara.[9]

Referensi

  1. ^ a b Akuntono, Indra (2012-04-06). "Mendikbud Resmikan Museum Wallacea di Kendari". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2024-05-22. 
  2. ^ "Museum Wallacea, Universitas Halu Oloeo, Kendari". museum.co.id. Diakses tanggal 2024-05-22. 
  3. ^ a b "Museum Wallacea Universitas Halu Oleo" (PDF). UHO.ac. Diakses tanggal 2024-05-22. 
  4. ^ Rusmiyati, dkk. (2018). Katalog Museum Indonesia Jilid II (PDF). Jakarta: Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman. hlm. 348. ISBN 978-979-8250-67-5. 
  5. ^ a b Malik, Abdul. "Museum Wallacea Universitas Haluuleo,Berikut Informasi Alamat, Tiket Masuk, Jam Operasional dan Koleksi". Klik Times. Diakses tanggal 2024-05-22. 
  6. ^ a b Setiawan, M. Hilmi (2012-04-10). "Museum Wallacea Universitas Haluoleo, Kendari, Menuju Pusat Ilmu Satwa Dunia". JPNN.com. Diakses tanggal 2024-05-22. 
  7. ^ Nihala, Khalia (2012-04-07). "Museum Wallacea Tawarkan Keanekaragaman Hayati dan Budaya "Kawasan Wallacea"". Pelita Karawang. Diakses tanggal 2024-05-22. 
  8. ^ Nuraini, Ratna (2012-04-07). "Alat Gambus Disumbangkan ke Museum Wallacea". beritasatu.com. Diakses tanggal 2024-05-22. 
  9. ^ Sarong, Frans (2012-04-06). "Museum Unhalu Bernama Wallacea, Masih Relevankah?". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2024-05-22. 
Kembali kehalaman sebelumnya