Medan Sunggal, Medan
Medan Sunggal adalah salah satu dari 21 kecamatan yang berada di Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kecamatan Medan Sunggal berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang di sebelah barat, Medan Baru di sebelah timur, Medan Selayang di sebelah selatan, dan Medan Helvetia di sebelah utara.[3] Terminal Pinang Baris dan Penangkaran Buaya Asam Kumbang Medan, terdapat di kecamatan ini. DemografiPada tahun 2020, kecamatan Medan Sunggal mempunyai penduduk sebesar 59.915 jiwa. Luasnya adalah 9,01 km² dan kepadatan penduduknya adalah 6.650 jiwa/km².[2] Sementara pada tahun 2021, jumlah penduduk kecamatan ini sebanyak 135.406 jiwa.[4] EtnisMasyarakat kota Medan dikenal sebagai kota yang memiliki keberagaman Suku, Agama, Ras dan Adat istiadat (SARA), demikian pula di kecamatan Medan Sunggal. Ada empat suku mayoritas di kecamatan ini ialah Melayu Deli, Batak, Jawa, dan Tionghoa. Ada pula pendatang lain seperti India, Aceh, Minangkabau, Bugis, Nias, dan lainnya. AgamaBahasa yang digunakan pada umumnya adalah bahasa Indonesia dengan logat Medan, dan juga bahasa daerah termasuk Melayu, Batak, dan Mandarin. Berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri tahun 2020, penduduk kecamatan Medan Sunggal sangat beragam dalam agama yang dianut. Adapaun persentasi penduduk kecamatan Medan Sunggal berdasarkan agama yang dianut ialah, yang memeluk agama Islam sebanyak 58,05%, kemudian Kristen sebanyak 20,65% dimana Protestan 18,71% dan Katolik 1,94%. Pemeluk agama Buddha dari keturuan Tionghoa yakni 19,84%, Hindu 1,40% dan Konghucu 0,02% dan lainnya 0,04%.[5] Sementara untuk rumah ibadah, terdapat 72 masjid, 28 gereja, dan 20 vihara.[6] Yang terletak di kecamatan iniDi kecamatan ini, tepatnya di Jalan Sunggal, terdapat sebuah lembaga pendidikan bernama "Yayasan Budi Bersubsidi Sunggal". Selain itu tepat di sebelah gedung Yayasan Budi Bersubsidi Sunggal terdapat sebuah bangunan tua, dan diterlantarkan. Bangunan tersebut dahulu merupakan sebuah studio film milik PPFN. Namun seiring merosotnya perfilman nasional, studio film tersebut terbengkalai. Di jalan di Medan Sunggal ke arah Asam Kumbang, tepatnya di Jalan PDAM Tirtanadi, terdapat tempat rekreasi yang berada di samping bangunan pengolahan air minum PDAM Tirtanadi Sunggal. Tempat rekreasi tersebut dikenal dengan nama Bendungan. Pada hari libur dan hari-hari besar lainnya, bendungan ramai dikunjungi oleh orang-orang yang berekreasi. Masih di sebelah PDAM Tirtanadi terdapat sebuah masjid bersejarah bernama Masjid Baddiuzzaman. Diperkirakan bahwa umur masjid ini lebih tua dari Masjid Raya Al-Mashun Medan, yang berada dekat dengan Istana Maimun. Di pekarangan belakang masjid ini terdapat komplek pemakaman para bangsawan Melayu Sunggal. Di ujung Jalan PDAM Tirtanadi ke arah Simpang Melati, Medan Tuntungan, terdapat sebuah peternakan atau penagkaran Buaya. Pusat penangkaran buaya ini memiliki ribuan ekor buaya. Tempat ini juga menjadi tujuan wisata bagi para turis asing maupun domestik. Para pengunjung akan ditarik sejumlah biaya tiket masuk. Berbagai atraksi dipertunjukkan kepada pengunjung, seperti atraksi seekor monyet yang masuk ke mulut seekor buaya dan pemberian makan buaya. Kantor Badan Kepegawaian Negara Regional VI Medan, yakni perwakilan Badan Kepegawaian Negara untuk wilayah kerja Provinsi Sumatera Utara, juga terletak di kecamatan ini. GeografiMedan Sunggal berada di Kota Medan. Kecamatan Medan Sunggal juga berbatasan dengan wilayah administratif kecamatan Sunggal, Deli Serdang. Batas WilayahAdapun mengenai batas administrasi Kecamatan Medan Sunggal adalah sebagai berikut :
Wilayah AdministratifWilayah Medan Sunggal terbagi menjadi 6 kelurahan.[7] Nama-nama kelurahannya yaitu:[8] Referensi
Pranala luar
|