Kōsō Abe
Kōsō Abe (阿部 孝壮 , Abe Kōsō, 24 Maret 1892 – 19 Juni 1947) adalah seorang laksamana Angkatan Laut Kekaisaran Jepang pada masa Perang Dunia II. Setelah perang berakhir, ia ditangkap oleh otoritas SCAP (Supreme Commander for the Allied Powers) atau Komandan Tertinggi Sekutu dan diektradisi ke Guam, Pada 19 Juni 147, ia dihukum mati dengan digantung setelah terbukti bersalah sebagai penjahat perang Riwayat HidupKōsō Abe dilahirkan di Prefektur Yamagata, utara Jepang pada 24 Maret 1892. Ia lulus dari angkatan ke-40 Akademi Angkatan Laut Kekaisaran Jepang pada 1912. Dari 144 kadet, ia menduduki posisi rangking ke-73. Selanjutnya ia ditugaskan sebagai kadet di kapal penjelajah Azuma dan Yakumo dari tahun 1912 hingga 1913, dan kapal penjelajah Izumo pada 1915. Ia kemudian kembali ke Sekolah Artileri dan Torpedo Angkatan Laut pada tahun yang sama dan lulus pada 1917, sehingga ia tidak dapat berpartisipasi dalam Perang Dunia I. Ia dipromosikan sebagai letnan pada 1918, sebagai letnan komander pada 1924 dan komander pada 1930, ia bertugas sebagai Kepala meriam di kapal perusak Yamakaze dan Akikaze, kapal penjelajah Asama, Naka dan Ashigara, kapal perang Haruna, Yamashiro dan Hyuga. Dia dipromosikan menjadi kapten pada 15 November 1934. Pada 15 November 1935, ia menjadi komandan kapal penjelajah Jintsu. Kemudian ia menjabat sebagai kapten kapal Naka, Tenryū, Mikuma, Myōkō, dan Hiei pada 1930-an. 5 tahun kemudia, 15 November 1940, ia dipromosikan sebagai laksamana dan menjadi komandan Divisi Transportasi pada Invasi ke Port Moresby selama Operasi Mo, Pertempuran Laut Karang. Dari 5 Februari 1942 hingga 29 November 1943, ia menjadi komandan Pangkalan ke-6 di Kwajalein, Kepulauan Marshall. secara tidak langsung ia juga sebagai Gubernur Militer untuk Kepulauan Marshall, Pulau Gilbert, Nauru, Pulau Ocean dan Pulau Wake di Samudera Pasifik bagian tengah. Pada 17 Agustus dan 19 Agustus 1942, 200 prajurit komando Marinir Amerika serikat mendarat dengan kapal selam melakukan serangan ke Pulau Makin, untuk menghancurkan instalasi Jepang, mengumpulkan data intelijen dan mengalihkan perhatian Jepang dari Guadalcanal. Pasukan Marinir berhasil menghancurkan stasiun radio, depo bahan bakar dan depo pasokan Jepang. Mereka kehilangan 30 orang, sedangkan Jepang kehilangan sekitar 85-160 orang. Setelah serangan, sembilan Marinir Amerika Serikat tertangkap oleh pasukan Jepang dan menjadi tawanan perang di Kwajalein, mereka ditahan selama sekitar satu bulan. Awalnya para tawanan perang Amerika ini akan dikirim ke Jepang, tetapi pada akhirnya Kōsō Abe memerintahkan untuk mengeksekusi mereka. Pada 16 Oktober 1942, mereka dipenggal.[2] Dari tanggal 27 Desember 1943 hingga 25 April 1945, ia menjadi komandan “Tateyama Naval Gunnery School” di Tateyama, Chiba, Jepang. Hingga akhir perang, ia menjabat sebagai komandan unit pangkalan di Pangkalan Angkaytan Laut Sasebo di Kyushu, Jepang. Setelah Perang Dunia II berakhir, ia ditangkap oleh otoritas SCAP (Supreme Commander for the Allied Powers) atau Komandan Tertinggi Sekutu dan dituntut sebagai penjahat perang atas peran sertanya dalam Insiden Makin. Ia diektradisi ke Guam dan dihukum mati dengan digantung pada 19 Juni 1947 di Guam.[3] ReferensiBacaan lebih lanjut
Pranala luar
|