Isoflurana
Isofluran (merek dagang Aerrane, Forane) adalah salah satu jenis obat anestesi (bius) inhalasi dengan rumus kimia C3H2CIF5O dan nama kimia 1-kloro-2,2,2-trifloroetil diflorometil eter, yang digunakan untuk induksi dan pemeliharaan anestesi umum.[1][2][3] Isofluran menyebabkan relaksasi otot dan menurunkan sensitifitas terhadap nyeri. Obat ini menimbulkan efek samping mual dan muntah, menggigil, penurunan tekanan darah, dan gangguan pernapasan. Efek samping yang serius adalah hipertemia maligna dan hiperkalemia.[3][4][5][6] Sifat fisik dan kimiaIsofluran adalah obat anestesi inhalasi cair yang bening, stabil tanpa zat aditif dan penyeimbang kimia, tidak berwarna, tidak mudah terbakar, dan berbau menyengat seperti bau eter. Obat ini memiliki struktur kimia C3H2CIF5O, nama kimia 1-kloro-2,2,2-trifloroetil diflorometil eter berat molekul 184,5 gram/mol, titik didih pada tekanan 760 mmHg adalah 48,5 °C, indeks bias n20D adalah 1,2990-1,3005 dengan berat jenis 1,496 gram/ml, dan tekanan uap 238 mmHg. Dengan penyimpanan yang baik (terhindar dari sinar matahari langsung), isofluran stabil selama 5 tahun. Isofluran tidak terurai atau rusak oleh campuran NaOH dengan CaO (kapur soda) pada suhu normal dan tidak merusak aluminium, timah, kuningan, besi, dan tembaga.[1][2][3][7][8][9] Sifat anestetiknya adalah obat dengan kekuatan sedang (MAC atau minimum alveolar concentration 1,15), daya induksi dan waktu pulih sedang (koefisien darah/gas 1,38 dan koefisien lemak/gas 98), efek pelemas ototnya sedang, dan efek analgesiknya kurang kuat.[7][10] FarmakodinamikaIsofluran digunakan sebagai obat untuk induksi awal maupun untuk mempertahankan kondisi anestesi. Obat ini menyebabkan relaksasi otot dan menurunkan sensitifitas terhadap nyeri dengan cara mengubah eksitabilitas jaringan. Isofluran memberikan efek pada berbagai organ serta memberikan efek sistemik. Isofluran memberikan efek penekanan pada fungsi pernapasan terutama pada anestesi dalam dengan penurunan volume tidal paru. Obat ini memiliki bau menyengat yang dapat menyebabkan iritasi saluran napas. Efek penekanan terhadap sistem kardiovaskularnya menyebabkan penurunan kontraktilitas otot jantung. Namun efek ini bersifat ringan karena isofluran juga menyebabkan vasodilasi pembuluh darah. Pada ginjal, efek oliguria (penurunan produksi urine) timbul akibat dari penurunan aliran darah ke ginjal, yang bersifat reversibel dengan hidrasi yang adekuat. Selain itu, obat ini dapat menyebabkan peningkatan kadar kalium dalam darah yang berakibat terjadinya aritmia. Isofluran memberikan efek penekanan sistem regulasi suhu tubuh sehingga sering timbul efek kedinginan hingga menggigil pascabedah. Pada beberapa individu, seperti umumnya anestesi umum lainnya, isofluran dapat menyebabkan terjadinya hipertemia maligna akibat penurunan aktivitas dan metabolisme otot. Kondisi ini ditandai dengan asidosis metabolik, aritmia, dan takikardia yang akan berlanjut pada peningkatan suhu tubuh yang ekstrim, hiperkapnia, dan ketidakstabilan hemodinamika. Metabolit isofluran yaitu asam trifloroasetat dapat menimbulkan reaksi imunitas dengan cara berikatan dengan protein intraselular.[2][6][11][12][13][14][15] Interaksi dengan obat lainIsofluran berinteraksi dengan berbagai jenis obat, pemberiannya bersamaan dengan adrenalin (epinefrin), norepinefrin, dan beberapa obat β-simpatomimetik selama anestesi akan menyebabkan aritmia supraventrikular atau aritmia ventrikel.[16][17] Pemberiannya bersamaan dengan obat golongan penghambat monoamina oksidase seperti isokarboksazid, fenelzin, selegilin, dan tranilsipromin akan menyebabkan hipotensi atau hipertensi.[18][19][20][21] Pemberian isofluran dengan droperidol akan menyebabkan gambaran pemanjangan interval QT dan gambaran torsade de pointes pada pemeriksaan EKG serta aritmia.[22] Efek hipotensi timbul dengan pemberian isofluran dengan antagonis kalsium terutama dengan golongan dihidropiridin. Penggunaan isofluran bersama dengan inhibitor ACE seperti kaptopril, enalapril, dan lisinopril atau antagonis α1-adrenoreseptor akan memberikan efek sinergis sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Isofluran dan golongan opioid serta obat pelemas otot bekerja sinergis sehingga dosis kedua obat ini (opioid dan pelemas otot) dapat dikurangi saat diberikan bersama dengan isofluran.[3][23][24] Mekanisme kerjaIsofluran menyebabkan penurunan konduksi listrik dengan menurunkan waktu pembukaan saluran sambungan celah atau gap junction dan meningkatkan waktu penutupannya. Isofluran juga mengaktifkan kalsium dependen ATPase di retikulum sarkoplasma dengan cara meningkatkan fluiditas membran lemak saraf. Obat ini juga berikatan dengan subunit D sintase ATP dan NADH dehidrogenase. Agen ini meningkatkan pelepasan neurotransmiter penghambat GABA pada transmisi sinaptik, menghambat N-metil-d-aspartat (NMDA), menghambat transmisi rangsangan glutamat dengan cara meningkatkan re-uptake glutamat, meningkatkan aktivitas reseptor glutamat yang akan menurunkan fungsi motorik, serta berikatan dengan saluran potasium yang mengaktivasi konduksi Ca2+ dalam skala besar dan reseptor glisina.[1][3][9][10][11][12][14] FarmakokinetikaIsofluran adalah anestesi inhalasi yang dipengaruhi oleh solubilitas gas/darah, tekanan gas relatif pada udara pernapasan, kecepatan ventilasi, dan banyaknya aliran darah ke paru-paru. Untuk mendapatkan reaksi yang cepat, dosis awal pemberian diberikan dosis tinggi, lalu diturunkan hingga dalam kadar memelihara keseimbangan antara pemberian dan pengeluarannya. Metabolisme isofluran lebih lambat bila dibandingkan dengan halotan dan enfluran. Solubilitas gas/darahnya lebih tinggi daripada sevofluran dan desfluran sehingga waktu yang dibutuhkan untuk penurunan kadarnya dalam darah juga lebih tinggi. Ini akan mengakibatkan waktu pulih bagi individu yang menjalani anestesi dengan obat ini juga akan lebih lama. Untuk mengurangi persentase MAC-nya (minimum alveolar concentracion), isofluran dikombinasikan dengan gas lain seperti N2O.[13][15][25][26][27] Saat memasuki saluran pernapasan, isofluran akan diabsorbsi di membran alveolus lalu didistribusikan ke berbagai organ. Namun belum diketahui ekskresinya ke dalam ASI. Konsentrasinya di dalam pembuluh darah berbanding lurus dengan konsentrasi gas yang diinspirasi. Isofluran dikeluarkan dari dalam tubuh melalui udara ekspirasi dan sebagian lagi dikeluarkan lewat urine. Isofluran dimetabolisme di hati menjadi asam trifloroasetat.[6][28][29][30] Referensi
|