Hubungan India dengan Jepang
Hubungan India–Jepang (日印関係 , Nichiinkankei) secara tradisional kuat. Selama berabad-abad, orang-orang India dan Jepang telah mengadakan pertukaran budaya, utamanya sebagai hasil dari Buddhisme yang menyebar secara tak langsung dari India ke Jepang, melalui China dan Korea. India adalah penerima terbesar dari asistensi pengembangan resmi (ODA) Jepang.[1] Hubungan politik antara dua negara masih hangat sejak kemerdekaan India. Perusahaan Jepang, seperti Sony, Toyota, dan Honda, menyediakan fasilitas di India, dan dengan pertumbuhan ekonomi India, India menjadi pasar besar untuk firma-firma Jepang. Pada faktanya, firma-firma Japang adalah salah satu dari firma pertama yang melakukan investasi di India. Perusahaan Jepang paling berpengaruh yang melakukan investasi di India adalah perusahaan multinasional automobil Suzuki, yang berada dalam kemitraan dengan perusahaan automobil India Maruti Suzuki, perusahaan mobil terbesar di pasar India, dan sebuah subsidiari dari perusahaan Jepang. Pada Desember 2006, Perdana Menteri India Manmohan Singh mengunjungi Jepang dalam rangka menandatangani "Perjanjian Bersama Atas Kemitraan Global dan Strategis Jepang-India". Jepang membantu keuangan beberapa proyek infrastruktur di India, yang paling terkenal adalah sistem Delhi Metro. Menurut Jajak Pendapat Pelayanan Dunia BBC 2013, 42% orang Jepang memikirkan dampak internasional India sebagai hal positif, dengan 4% menganggapnya negatif.[2] Hubungan sejarahPertukaran budaya antara India dan Jepang dimulai pada awal abad ke-6 dengan pengenalan Buddhisme di Jepang dari India. Biksu India Bodhisena datang ke Jepang pada 736 untuk menyebarkan Buddhisme dan menampilkan mata terbuka dari Buddha Besar yang dibuat di Tōdai-ji,[1] dan menetap di Jepang sampai kematiannya pada 760. Buddhisme dan hal-hal yang secara intrinsik berhubungan dengan budaya India memiliki dampak yang besar pada budaya Jepang.[3] Hubungan saat iniEkonomi
(Miliar USD) BudayaJapan dan India memiliki ikatan budaya yang kuat, yang utamanya berdasarkan pada Buddhisme Jepang, yang masuk melakukan praktik di Jepang saat ini. Kedua negara mengumumkan pada 2007, tahun ke-50 Perjanjian Budaya Indo-Jepang, sebagai Tahun Promosi Pariwisata dan Persahabatan Indo-Jepang, dengan mengadakan acara-acara budaya di kedua negara tersebut.[5][6] Osamu Tezuka, kamisama manga menulis manga biografi Buddha dari 1972 sampai 1983. Saat ini, Jepang juga mendukung pembangunan kembali Universitas Nalanda, sebuah pusat pengajaran Buddhis kuno.[7] Bollywood telah menjadi lebih populer di kalangan orang Jepang pada dekade saat ini,[8][9] dan yogi dan pasifis India Dhalsim adalah salah satu karakter populer dalam serial permainan video Jepang Street Fighter. Mulai dari 3 Juli 2014 Jepang mengeluarkan visa intri ganda untuk penyinggahan warga negara India jangka pendek.[10] Lihat pula
Referensi
Bacaan tambahan
Pranala luar
Pranala luar
|